Bab 2 : Hujan Yang Dingin

(Bel istirahat berbunyi)

Sesaat setelah Bel istirahat berbunyi, Daffa menuju ke kantin untuk memesan makanan dan minuman.

Sesampainya di kantin.

"Enaknya pesan makanan dan minuman apa yah," ucap Daffa yang sedang bingung memilih.

"Bu, saya pesan burger dan air putih."

"Oke."

Daffa membawa burger dan air putih, lalu ia mencari tempat duduk yang belum ditempati.

Setelah mencari-cari tempat duduk yang belum ditempati Daffa melihat ada satu yang kosong.

Daffa pun duduk dan memakannya.

"Enaknya...," ucap Daffa sambil memakan burger.

Saat Daffa meminum air putih, ia melihat si cewek tadi berjalan dengan anggun menuju ke kantin. Tapi kali ini tidak bersama kedua temannya.

Banyak murid yang berbisik-bisik setelah cewek itu datang ke kantin. Daffa mendengar salah satu bisikan mereka.

"Oi lihat itu dia Syifa, sudah pintar, imut, cantik lagi," ucap salah satu bisikan mereka

"Iya itu benar, dia murid terpintar di SMP nya, dan juga salah satu aktris pemula yang cukup terkenal." ucap salah satu bisikan mereka.

Daffa kaget mendengar bisikan mereka.

"Oh... Jadi namanya Syifa, mana mungkin orang pemarah sepertinya bisa jadi murid terpintar dan aktris terkenal." ucap Daffa yang tidak percaya dengan bisikan mereka.

Daffa melihat Syifa yang sedang tengok sana-sini mencari tempat duduk sambil membawa makanannya.

Daffa kaget karena lupa, kalau tempat duduk yang tersisa hanya ada di depannya.

"Semoga gak kesini, semoga, semoga, semoga..." ucap Daffa dengan berdoa.

Daffa menghela napas karena melihat Syifa berjalan menuju ke arahnya dengan memasang raut wajah kesal.

"Kamu sudah kan, cepat gantian aku mau makan," ucap Syifa sambil menaruh makannya di mejaku.

"Aku masih belum menghabiskan semuanya," ucap Daffa.

Dengan terpaksa Syifa duduk di depan Daffa dan memakan makanannya dengan elegan.

Seketika semua murid yang ada di kantin melihat ke arah Daffa dengan tatapan seram bagaikan kucing melihat tikus.

Daffa hanya bisa berdiam diri menerima nasibnya yang dimusuhi satu sekolah di hari pertamanya.

"Namamu siapa," tanya Syifa

"Namaku Daffa Pratama, kalau kamu?" ucap Daffa yang tanpa disengaja menyebut nama lengkapnya.

"Namaku Syifa Fauziah," ucap syifa

"Biasanya selalu bersama kedua temanmu, mereka kemana?" tanya Daffa agar suasana tidak canggung.

"Udah kepo, sok akrab lagi,"jawab Syifa.

"Ehh..."

Aku pun bergegas menghabiskan makananku, supaya bisa cepat kembali ke kelas.

"Wajahmu kok memerah, kenapa yah?" tanya Daffa.

"Eh... eenggaaakk kok, siapa juga yang wajahnya memerah, cuma murid-murid lainnya lihat ke arah kita semua," jawab Syifa dengan malu-malu.

"Dia baru sadar haha..," ucap Daffa dalam hatinya sambil menahan tawa.

(Bel masuk kelas berbunyi)

Daffa meninggalkan Syifa yang sedang menghabiskan makanannya, lalu menuju ke ruang kelas dan melanjutkan pelajaran.

Setelah beberapa jam pelajaran.

Hujan turun dan Daffa mulai mengantuk karena suara gemercik air hujan yang tak begitu keras dan suasana kelas yang begitu dingin.

Dengan matanya yang mengantuk, Daffa tidak sengaja memandang ke arah Syifa yang sedang merapikan rambutnya karena tertiup angin.

Dak, dig, dug....

Jantungnya berdetak begitu kencang, tangannya ingin menggapainya, matanya tidak bisa beralih darinya. Daffa merasa aneh karena tidak pernah merasakan ini sebelumnya.

"Daffa! Daffa! Jangan melamun terus," bentak Bu Fitri kepadaku.

"Maaf bu," ucap Daffa yang kaget karena Bu Fitri membentaknya.

Semua orang melihat Daffa termasuk Syifa, setelah Bu Fitri membentaknya.

Daffa berhasil mengalihkan perhatian darinya karena bentakan dari Bu Fitri.

"Hadehh... Aku ini kenapa sih, bisa-bisanya aku melamun karena dia." ucap Daffa dalam hatinya.

Hujan semakin deras.

Pelajaran terus berlanjut dengan iringan hujan deras yang turun dari langit.

Setelah beberapa jam Daffa mengikuti pembelajaran dan waktu menunjukkan pukul 14:00, bel berbunyi tanda pelajaran hari ini telah usai.

Daffa memandang ke luar jendela, ia melihat pelangi yang indah dan cuaca yang begitu cerah, yang berarti hujan telah berhenti.

Daffa mengemas buku-buku dan memasukkannya ke dalam tas.

"Sampai jumpa di Minggu depan, anak-anak," ucap guru sambil keluar kelas.

"Baik bu." ucap murid bersamaan.

Murid-murid pun keluar kelas.

Di kelas hanya tinggal Daffa seorang, karena murid lainnya sudah pergi.

Daffa beranjak dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan kelas.

Setelah sampai di depan sekolah. Daffa melihat pemandangan yang indah dengan angin yang sejuk dan jalanan yang dipenuhi genangan air.

Pohon-pohon basah yang tertiup angin, burung-burung berkicauan di langit yang biru, dan pelangi yang membuat semuanya menjadi lebih indah.

"Waahhh..." ucap Daffa dengan tersenyum bahagia.

Daffa berasa tidak bisa mengedipkan mata saat melihatnya.

Karena merasa senang sekali, Daffa berlari melewati genangan air dan menuju ke gerbang sekolah.

Celepak, celepak, celepak....

Saat Daffa hampir sampai di gerbang sekolah, tiba-tiba Syifa muncul di balik gerbang tersebut yang ternyata sudah menunggu untuk mengagetkannya.

"Ehh... Awasss." Ucap Daffa yang kaget melihat Syifa tiba-tiba muncul.

Daffa mencoba menghindarinya.

Namun celaka, Daffa tersandung lalu terjatuh tepat di sampingnya.

Bruukk....

Suara Daffa terjatuh di genangan air.

"Hahaha..." semua orang menertawaiku termasuk Syifa dan temannya.

Baju dan celana Daffa basah, ia berdiri kembali dan menanyakan apa yang terjadi kepada Syifa.

"Kenapa kamu melakukan ini?" tanya Daffa sambil memeras pakaiannya.

"Itu balasan karena kamu sudah menabrak aku tadi pagi, dan sok akrab denganku" jawab Syifa sambil tertawa.

"Bukan cuman itu, tapi juga karena kamu melihat ke arahku terus-menerus saat pembelajaran sedang berlangsung," ucap Syifa dengan nada pelan.

"Eh... Tapikan, nggak gini juga," ucap Daffa dengan ekspresi kesal.

"Itulah jika kamu berurusan denganku," ucap Syifa.

Mereka pun berdebat, sampai-sampai jadi tontonan para murid lainnya.

"Syifa yang pintar dan cantik itu, kalau sekali ngejahilin orang bisa segitunya, ngerii!" ucap salah seorang murid.

"Dia pasti apes banget." Ucap salah seorang murid."

Syifa pergi meninggalkan Daffa yang basah kuyup dan menghampiri temannya, lalu mereka menaiki mobil entah milik siapa.

"Apa kamu gak berlebihan Syif?" ucap Vira di dalam mobil tersebut.

"Tapi Rencana kita berhasil kan?" ucap Bella sambil tertawa terbahak-bahak.

"Iya, biar tau rasa dia," ucap Syifa.

Sesaat setelah mereka pergi.

Ada seorang murid yang menyuruh murid lainnya untuk pergi, lalu dia berjalan menuju ke arahku.

ternyata dia adalah sekretaris kelasku yaitu Farrel.

"lo gapapa Daf?" ucap Farrel dengan raut wajah seperti menertawaiku.

"Udah biasa diginiin jadi gapapa kok," ucap Daffa.

"Karena lo itu tampan, mungkin itu sebabnya lo dijahilin terus haha...." Ucap Farrel.

"Eh... Mana ada, yang ada malahan dari dulu aku selalu kena sial di hari pertama masuk sekolah." ucap Daffa.

"Jujur saja, dari dulu setiap aku masuk sekolah di hari pertama, pasti selalu kena sial."

"Contohnya saja pada saat hari pertama masuk SD, aku menahan pipis karena tidak tahu toiletnya di mana, sampai-sampai mengompol di celana. Saat hari pertama masuk SMP, aku salah masuk ruangan kelas dan baru sadar saat jam istirahat pertama."

"Entah apa yang akan terjadi saat aku masuk kuliah nantinya."

"Aku pulang duluan ya Rel," ucap Daffa.

"Oke, hati-hati di jalan, jangan sampai tersandung lagi." ucap Farrel dengan nada mengejekku.

Yang tadinya Daffa berniat untuk jalan-jalan di sekitar sekolah, dengan terpaksa ia harus pulang ke rumah.

Daffa berjalan pulang menuju rumah dengan pakaian yang basah kuyup.

"Aaarghh... Hari ini sial banget." ucap Daffa lirih dengan nada kesal.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Jati Gemilang

Jati Gemilang

keren dah cerita nya👍

2022-05-04

1

Martua Raja Siregar

Martua Raja Siregar

lanjut thor

2022-01-07

1

fafao

fafao

bagus ceritanya,

2021-12-09

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Prolog (Fix)
2 Bab 2 : Hujan Yang Dingin
3 Bab 3 : Kucing Pengganggu
4 Bab 4 : Ridho & Vira
5 Bab 5 : Nomor Handphone
6 Bab 6 : Pura-Pura Sakit Perut
7 Bab 7 : Pakaian Olahraga
8 Bab 8 : Mendapat Hukuman
9 Bab 9 : Menunjukkan Kemampuan
10 Bab 10 : Mimpi Buruk?
11 Bab 11 : Telat Pulang
12 Bab 12 : Diculik
13 Bab 13 : Pergi Ke Rumah Vira
14 Bab 14 : Mamah Muda
15 Bab 15 : Dinner Bareng
16 Bab 16 : Terjebak Di Kamar
17 Bab 17 : Perjanjian
18 Bab 18 : Pergi Bersama
19 Bab 19 : Saling Sindir
20 Bab 20 : Mendadak Sakit
21 Bab 21 : Masa Lalu Yang Kelam
22 Bab 22 : Kamar Menjadi Berantakan
23 Bab 23 : Kelakuan Tiga Gadis
24 Bab 24 : Terbangun
25 Bab 25 : Menemukan Komik
26 Bab 26 : Terjatuh Dengannya
27 Bab 27 : Telat Masuk Sekolah
28 Bab 28 : Gadis Berkacamata
29 Bab 29 : Polisi Muda
30 Bab 30 : Kekesalan
31 Bab 31 : Nomor Tak Dikenal
32 Bab 32 : Calon Pacarnya
33 Bab 33 : Anak Kecil Yang Pintar
34 Bab 34 : Kain Pertemanan
35 Bab 35 : Pagi Yang Amat Ramai
36 Bab 36 : Perasaan Yang Sebenarnya
37 Bab 37 : Tertolak
38 Bab 38 : Andai Waktu Bisa Terulang
39 Bab 39 : Penghapus Terbang
40 Bab 40 : Permintaan Maaf
41 Bab 41 : Suasana Kantin Sekolah
42 Bab 42 : Ekstrakurikuler
43 Bab 43 : Ekstrakurikuler 2
44 Bab 44 : Kapten
45 Bab 45 : Keseharian Daffa
46 Bab 46 : Hari Yang Mendung
47 Bab 47 : Kelupaan
48 Bab 48 : Perempuan Aneh
49 Bab 49 : Perasaan Yang Mendalam
50 Bab 50 : Kebohongan Belaka
51 Bab 51 : Nasihat Dari Sang Ibu
52 Bab 52 : Seseorang Tak Diundang
53 Bab 53 : Dia Menghilang?
54 Bab 54 : Seorang Pecundang
55 Bab 55 : Jalan Yang Dipilih
56 Bab 56 : Merasa Kehilangan
57 Bab 57 : Momen Berdua
58 Bab 58 : Bercerita Dengan Si Kembar
59 Bab 59 : Siapa Yang Merencanakannya?
60 [PENGUMUMAN]
61 Bab 60 : Akhir Yang Melelahkan
62 Bab 61 : Gadis Yang Tertidur
63 Bab 62 : Suasana Yang Tak Biasa
64 Bab 63 : Saling Menguntungkan
65 Bab 64 : Aturan Yang Merepotkan
66 Bab 65 : Pedesaan
67 Bab 66 : Dua Jagoan Kampung
68 Bab 67 : Membalas Dendam
69 Bab 68 : Teman Lama
70 Bab 69 : Bertemu Dengan Sang Nenek
71 Bab 70 : Pura-pura Berpacaran
72 Bab 71 : Joging Di Sore Hari
73 Bab 72 : Di Kala Senja
74 Bab 73 : Masalah Yang Dihadapi Syifa
75 Bab 74 : Kehadiran Yang Tak Terduga
76 Bab 75 : Perdebatan Yang Cukup Alot
77 Bab 76 : Penyesalan Tante Intan
78 Bab 77 : Merasakan Rasa Pedih
79 Bab 78 : Sangat Gelisah
80 Bab 79 : Dipenuhi Tatapan Yang Aneh
81 Bab 80 : Kedatangan Murid Baru
82 Bab 81 : Tak Lagi Dipandang Rendah
83 Bab 82 : Daffa Sangatlah Serius
84 Bab 83 : Di Ruangan Kelas Yang Nyaman
85 Bab 84 : Menjadi Pusat Perhatian
86 Bab 85 : Perasaan Yang Terpendam
87 Bab 86 : Berdiskusi Mengenai Akhir Pekan
88 Bab 87 : Ungkapan Sang Putri
89 Bab 88 : Teman Tapi Mesra!
90 Bab 89 : Hanya Sekadar Gurauan
91 Bab 90 : Mendapat Undangan Berpesta
92 Bab 91 : Sahabat Atau Pengkhianat?
93 Bab 92 : Tebak-menebak
94 Bab 93 : Mengutarakan Berbagai Pendapat
95 Bab 94 : Cahaya Di Antara Kegelapan
96 Bab 95 : Mata Yang Bergerak Sendiri
97 Bab 96 : Sebuah Sepeda Keranjang
98 Bab 97 : Anda Salah Orang
99 Bab 98 : Tak Ada Batasan
100 Bab 99 : Teman
101 Bab 100 : Pengakuan Syifa
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Bab 1 : Prolog (Fix)
2
Bab 2 : Hujan Yang Dingin
3
Bab 3 : Kucing Pengganggu
4
Bab 4 : Ridho & Vira
5
Bab 5 : Nomor Handphone
6
Bab 6 : Pura-Pura Sakit Perut
7
Bab 7 : Pakaian Olahraga
8
Bab 8 : Mendapat Hukuman
9
Bab 9 : Menunjukkan Kemampuan
10
Bab 10 : Mimpi Buruk?
11
Bab 11 : Telat Pulang
12
Bab 12 : Diculik
13
Bab 13 : Pergi Ke Rumah Vira
14
Bab 14 : Mamah Muda
15
Bab 15 : Dinner Bareng
16
Bab 16 : Terjebak Di Kamar
17
Bab 17 : Perjanjian
18
Bab 18 : Pergi Bersama
19
Bab 19 : Saling Sindir
20
Bab 20 : Mendadak Sakit
21
Bab 21 : Masa Lalu Yang Kelam
22
Bab 22 : Kamar Menjadi Berantakan
23
Bab 23 : Kelakuan Tiga Gadis
24
Bab 24 : Terbangun
25
Bab 25 : Menemukan Komik
26
Bab 26 : Terjatuh Dengannya
27
Bab 27 : Telat Masuk Sekolah
28
Bab 28 : Gadis Berkacamata
29
Bab 29 : Polisi Muda
30
Bab 30 : Kekesalan
31
Bab 31 : Nomor Tak Dikenal
32
Bab 32 : Calon Pacarnya
33
Bab 33 : Anak Kecil Yang Pintar
34
Bab 34 : Kain Pertemanan
35
Bab 35 : Pagi Yang Amat Ramai
36
Bab 36 : Perasaan Yang Sebenarnya
37
Bab 37 : Tertolak
38
Bab 38 : Andai Waktu Bisa Terulang
39
Bab 39 : Penghapus Terbang
40
Bab 40 : Permintaan Maaf
41
Bab 41 : Suasana Kantin Sekolah
42
Bab 42 : Ekstrakurikuler
43
Bab 43 : Ekstrakurikuler 2
44
Bab 44 : Kapten
45
Bab 45 : Keseharian Daffa
46
Bab 46 : Hari Yang Mendung
47
Bab 47 : Kelupaan
48
Bab 48 : Perempuan Aneh
49
Bab 49 : Perasaan Yang Mendalam
50
Bab 50 : Kebohongan Belaka
51
Bab 51 : Nasihat Dari Sang Ibu
52
Bab 52 : Seseorang Tak Diundang
53
Bab 53 : Dia Menghilang?
54
Bab 54 : Seorang Pecundang
55
Bab 55 : Jalan Yang Dipilih
56
Bab 56 : Merasa Kehilangan
57
Bab 57 : Momen Berdua
58
Bab 58 : Bercerita Dengan Si Kembar
59
Bab 59 : Siapa Yang Merencanakannya?
60
[PENGUMUMAN]
61
Bab 60 : Akhir Yang Melelahkan
62
Bab 61 : Gadis Yang Tertidur
63
Bab 62 : Suasana Yang Tak Biasa
64
Bab 63 : Saling Menguntungkan
65
Bab 64 : Aturan Yang Merepotkan
66
Bab 65 : Pedesaan
67
Bab 66 : Dua Jagoan Kampung
68
Bab 67 : Membalas Dendam
69
Bab 68 : Teman Lama
70
Bab 69 : Bertemu Dengan Sang Nenek
71
Bab 70 : Pura-pura Berpacaran
72
Bab 71 : Joging Di Sore Hari
73
Bab 72 : Di Kala Senja
74
Bab 73 : Masalah Yang Dihadapi Syifa
75
Bab 74 : Kehadiran Yang Tak Terduga
76
Bab 75 : Perdebatan Yang Cukup Alot
77
Bab 76 : Penyesalan Tante Intan
78
Bab 77 : Merasakan Rasa Pedih
79
Bab 78 : Sangat Gelisah
80
Bab 79 : Dipenuhi Tatapan Yang Aneh
81
Bab 80 : Kedatangan Murid Baru
82
Bab 81 : Tak Lagi Dipandang Rendah
83
Bab 82 : Daffa Sangatlah Serius
84
Bab 83 : Di Ruangan Kelas Yang Nyaman
85
Bab 84 : Menjadi Pusat Perhatian
86
Bab 85 : Perasaan Yang Terpendam
87
Bab 86 : Berdiskusi Mengenai Akhir Pekan
88
Bab 87 : Ungkapan Sang Putri
89
Bab 88 : Teman Tapi Mesra!
90
Bab 89 : Hanya Sekadar Gurauan
91
Bab 90 : Mendapat Undangan Berpesta
92
Bab 91 : Sahabat Atau Pengkhianat?
93
Bab 92 : Tebak-menebak
94
Bab 93 : Mengutarakan Berbagai Pendapat
95
Bab 94 : Cahaya Di Antara Kegelapan
96
Bab 95 : Mata Yang Bergerak Sendiri
97
Bab 96 : Sebuah Sepeda Keranjang
98
Bab 97 : Anda Salah Orang
99
Bab 98 : Tak Ada Batasan
100
Bab 99 : Teman
101
Bab 100 : Pengakuan Syifa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!