Dan pagi ini pun masih sama. Istri yang begitu dia cintai, masih terlelap dengan tangan menempel di belalai gajahnya.
"Mah..?" Panggilnya pelan, namun sepertinya tak ada respon.
"Mamah sayang.?" Ucapnya sekali lagi sambil menepuk pelan bahu istrinya.
"Eughhh..." Terdengar lenguhan suara khas orang bangun tidur.
"Bangun sayang, sudah pagi ini..?"
"Bentar lagi sih pah.." Jawab Sang istri dengan mata masih terpejam namun tangan sudah mengusap benda kesayangannya.
"Kan papah harus ngantor, anak anak juga pasti nungguin.?"
"Kalau udah meluk papah kaya gini, bawaannya malas pah, penginnya nempel terus.."
"Hehhe bisa aja mamah, ayo bangun kasihan anak anak, nanti nungguin."
Dengan malas, sang istripun bangkit dari dada suaminya. Kemudian dia hendak turun dari ranjang namun tiba tiba
"Eh ntar dulu mah, cium dulu, sini." sang istri menoleh seraya tersenyum, kemudian sang suami mendekat dan mereka mengecup bibir masing masing..
"Papah mau mandi, mamah nggak cium ketiak papah dulu.?" Lagi lagi sang istri tersenyum dan langsung mengarahkan hidungnya pada ketiak berbulu milik suaminya. Dia menghirup dalam aroma asam tubuh suaminya. bukan hanya sebelah, tapi kedua sisinya, kanan dan kiri.
"Makasih ya pah, mamah turun dulu.."
"Iya sayang, turunnya yang pelan." Sang istri hanya mengangguk dan meninggalkan suaminya yang masih menatapnya hingga dia menghilang dibalik pintu.
"Ya Tuhan, semoga istriku selalu bisa tersenyum karenaku.." Gumam sang suami, kemudian dia beranjak ke kamar mandi dengan belalai gajah yang berlenggak lenggok bebas kekiri dan ke kanan.
"Mamah..!!!" Terdengar teriakan riang dari bocah bocah lucu begitu melihat mamahnya menuruni tangga.
"Loh kalian sudah siap.?" Tanya sang mamah heran.
"Sudah dong mah.." Jawab sang adik.
"Siapa yang bantuin kalian.?"
"Mbak sum War.." Mawar menoleh ke arah yang menjawab pertanyaannya." Tadi anak anak katanya mau berlatih mandiri, begitu mereka tahu kamu mengandung adik mereka kemarin. "
"Wahh, anak anak mamah hebat sekarang yah.? Udah pada gede, udah pinter, oh iya mamah lupa, sekarang kalian sudah kelas satu yah.?"
"Iya dong mah, kan kita mau jadi kakak, berarti adek akan dipanggil kakak ya mah.?" Ucap Dian dengan mata membulat dan kedua telapak tangan menempel dipipi.
"Iya dong, adek akan dipanggil kakak nanti, dan buat kakak nanti adeknya jadi banyak, kakak suka.?"
"Kakak suka mah, kakak sudah nggak sabar.." Jawab Dion sangat antusias.
"Ya sabar sayang, kan perlu waktu."
"Kamu nggak ngidam apa apa War.?"
"Enggak Mih, cuma ketagihan bau keringatnya mas Damar aja mih.."
"Ada ada aja kamu War, emang pas pertama tidur bareng, kamu nggak suka sama bau tubuhnya.?"
"Ya suka sih mih, cuma kalau sekarang malah makin suka, tapi kalau mas Damar bau wangi malah pusing.."
"Mending kamu War, ngidam nggak susah susah, dulu mamih pas ngidam Damar, behh, susahnya ampun deh.." Ujar papih kusuma yang tiba tiba muncul dari arah kamarnya.
"Masa pih.?"
"Dulu mamih ngidam mangga.."
"Mangga.? apa susahnya pih.? kan tinggal beli.?"
"Mintanya mangga yang tumbuh ditengah tengah kuburan War, bayangkan War malam malam nyari kuburan yang ada pohon mangganya. sekarang enak tinggal nyari di internet cepet ketemu, nah dulu."
"Ahhaha masa sih pih.? Ya ampun.."
"Iya, makanya kamu beruntung, ngidamnya nggak susah.."
"Oh iya pih, kata mas Damar, selama Mawar hamil kamarnya minta pindah pih, gimana.?"
"Ya pindah saja War, emang harusnya gitu sih, biar kamu nggak naik turun. maunya kamar yang mana War.?"
"Belum tau sih pih, nanti nunggu mas Damar saja turun.."
"Ya sudah ayok kita sarapan.? Mita sama Sinta mana.? udah berangkat.?"
"Itu mereka.." Tunjuk Mawar ke arah dua gadis adik angkatnya.
"Nungguin kita ya mba.?"
"Tadi papih tanyain, kirain kalian sudah berangkat.?"
"Oh, lagi bersiap siap kok.."
Dan merekapun beranjak ke meja makan menyusul tuan besar yang lebih dulu berada disana.
Tak lama kemudian Damar pun sudah nampak gagah dengan setelan jas kerjanya. Meski sudah terlihat rapi, dia tak langsung memakai parfum. Karena sejak beberapa terakhir ini, istrinya tidak menyukai baru parfum yang dia pakai. Awalnya sih dia tidak terima, tapi begitu dai tahu itu karena bawaan bayi yang dikandungnya dengan senang hati dia lebih memilih memakao parfum saat sudah dalam perjalanan ke kantor.
Dia pun bergegas keluar kamar dan menyusul keluarganya yang sudah menunggunya di meja makan.
"Pagi semuanya.." Sapa Damar begitu sampai di meja makan. Hal pertama yang dia lakukan adalah mencium pipi si kembar sebelum duduk.
Mawar pun dengan segera mengambilkan beberapa makanan untuk suaminya.
"Mamah sarapan sekalian."
"Gampang pah, ntar kalau anak anak sudah selesai."
"Jangan telat makan loh."
"Kamu nggak beli susu hamil War.?" Tanya Mamih.
"Belum sempet mih, rencananya hari ini mau beli."
"Kenapa nggak beli sekalian kemarin pas dari dokter.?"
"Gimana mau beli mih, selama pulang dari rumah sakit ada yang ngambek.." Ucap Mawar sambil menyuapi si kembar.
Damar sempat tersedak ketika mendengar istrinya mengadu. Dan dia langsung tersenyum menatap istrinya.
"Maaf mah, abisnya papah kan masih kesel gara gara mamih.."
"Lah kok mamih kena lagi, kirain malah selama udah nikah Mawar udah cerita eh malah belum.."
"Hmm, lagian mamih hal kaya gituan buat ngerjain anak segala. ya jelas syok lah.."
"Ya sudah sih jangan diperpanjang, kan mamih sudah minta maaf, tapi seenggaknya berkat ide mamih, kamu jadi punya istri yang kamu inginkan Mar.."
"Lagian berkat ide mamih juga, kamu berhenti jadi anak yang bandel, punya tanggung jawab, pekerja keras.." Ujar Tuan Kusuma ikut bersuara.
"Papih kok dulu setuju sih sama ide mamih.?"
"Awalnya papih nggak setujulah, tapi kan semua juga demi kamu. Demi nama baik keluarga kita juga. coba kalau kamu dulu nanam benih diberbagai tempat.? berapa anakmu sekarang.?"
"Hmm, ujung ujungnya tetap aku yang jadi tersangka."
"Tapi bang Damar beruntung loh dapat mba Mawar.." Ucap Sinta.
"Ya iya dong, sangat beruntung.."
"Dan bang Damar juga harus menjaga mba Mawar baik baik.."
"Ya iya sin, itu kan memang sudah tugas aku sebagai suaminya.."
"Ya kerena sekali abang lengah, akan ada banyak laki laki yang siap merebut mba Mawar bang.."
"Maksudmu Sin.? Merebut Mawar.?"
Semua yang berada dimeja makan nampak mengernyitkan dahinya dengan tatapan tertuju ke arah Sinta. Gadis itu mengambil ponselnya dan nampak mencari sesuatu. Setelah ketemu.
"Nih bang, baca.." Tunjuk Sinta sambil menyerahkan ponsel ke Damar.
Damar menerima ponsel tersebut dan membaca apa yang di maksud Sinta. Awalnya Dahinya mengernyit, kemudian matanya membelalak membangkitkan emosi dalam diri Damar. di akun media terdapat berita.
Alika Mawar Tantri, menduduki peringkat pertama sebagai wanita yang paling diinginkan seluruh pria untuk di jadikan istri..
@@@@@
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
M 🐼
Mau nanyak thor, trs anak kembar nya itu anak kandung mawar atau intan nya itu bersama damar?
2023-02-24
0
inayah machmud
bang damar jgn lengah jagain mama mawar biar gak di ambil orang. ..🤭🤣🤣🤣
2023-01-27
0
Watik Yd
ingat itu damar😀
2022-01-21
0