Di sebuah restoran mewah di dalam ruangan yang berlebel VIP, seorang perempuan sedang terlihat bercermin sembari mengolesi bibirnya dengan sebuah lipstik. Dia mempertebal polesan lipstiknya agar terlihat sexy dan menarik. Ditambah lagi dengan pakaian super ketat yang dia kenakan, sungguh itu tak pantas jika di sebut pakaian kantor. Bagaimana mungkin bisa kerja dikantor dengan menggunakan dress dengan bagian bawah hanya berjarak sekitar sejengkal dari pangkal pahanya dan bagian atas memamerkan bahu mulusnya belum lagi bagian depan tubuhya yang menonjol, seakan dua benda kembar yang hanya terttutup saparuh terasa sedang meronta ingin keluar dari jeratan kain yang menahannya dengan kencang. Dengan bangganya di berkata di depan cermin.
"Aku yakin tuan muda akan tergoda dengan keindahan yang dia lihat di depan matanya hihiihi.."
Dengan bangganya pula dia pun sudah menyiapkan minuman beralkohol dengan kualias terbaik, untuk diminum nanti dengan pria yang sedang dia tunggu.
Dengan santai dan keyakinan penuh dia menunggu seseorang dengan memainkan ponselnya, hingga dia merasa ada yang membuka pintu ruangan dimana dia sedang menunggu. Dia menoleh dan seketika senyumnya bersemi tatkala orang yang dia tunggu muncul dari balik pintu. Dia berdiri dengan semangat untuk menyambutnya.
Tapi senyum itu seketika memudar dan berubah menjadi dengusan sebal tatkala dibelakang orang itu ada seorang perempuan yang muncul.
"Maaf nona Melda, saya sedikit terlambat.." ucap pria itu.
"Oh eh iya tuan muda nggak apa apa, saya juga belum lama datang.." jawab wanita itu gugup dan gusar.
"Sekali lagi saya minta maaf, karena saya harus menunggu istri saya.. " Ucap pria itu lagi sembari mempersilahkan istrinya duduk di sebelahnya.
"Tapi maaf tuan, bukankah ini pertemuan untuk membahas pekerjaan, kenapa anda mengajak istri anda.?" Tanya perempuan bernama Melda itu.
"Apa anda keberatan saya menemani suami saya.?" Tanya perempuan yang duduk disebelah pria tadi.
"Bukannya begitu tapi..."
"Kalau ini masalah kantor, harusnya dibicarakan di kantor, bukan diruangan tertutup seperti ini ini.."
"Tapi disini tempat yang pas untuk membahas kerja sama perusahaan.."
"Jangan mengatasnamakan kerjasama kalau ada maksud tersembunyi di balik kerja sama yang akan anda bicarakan.."
"Maksud anda.?" Tanya Melda seperti terpancing dengan ucapan perempuan itu.
"Apa standar pakaian kantor tempat anda bekerja diwajibkan memakai pakian seperti itu.? kok sama ya seperti perempuan yang..."
Nampak jelas dari sorot matanya, Melda sudah mengeluarkan amarahnya. Tapi sepertinya dia tahan demi supaya dia terlihat baik dimata pria di hadapannya.
"Ini memang standar pakaian saya dalam bekerja.." Jawab Melda dengan nada dibuat senyaman mungkin.
"Yakin.? Atau jangan jangan, anda sengaja memakai pakaian seperti itu untuk menjerat suami saya.?"
Melda terhenyak, perempuan itu sepertinya tahu tujuan lain dari acara pertemuan ini.
"Apa maksud anda nona Mawar.?" Tanya Melda seakan akan terkejut dengan pertanyaan yang Mawar lontarkan.
Mawar tidak langsung menjawab, dia tersenyum dan menoleh kearah suaminya.
"Pah berdiri sebentar dong.?"
"Untuk apa mah.?" tanya sang suami bingung.
"Berdiri saja bentar.." Dan sang suamipun berdiri. dengan senyum manis, Mawar mengarahkan tangannya ke arah suaminya dan
Grepp
"Apa anda sangat penasaran, ingin merasakan barang ini.?" Tanya Mawar dengan memegang sarang belalai gajah suaminya. Melda dan Damar seketika terkejut bersamaan dengan apa yang Mawar lakukan.
"Saya yakin sekali, anda sangat penasaran dengan barang ini bukan.?" kembali Mawar bertanya sambil meremas sarang belalai gajah suami.
"Mah jangan diremas remas gitu dong, nanti bangun dia.." Protes suaminya. Mawar tak peduli. Sedangkan Melda mulutnya seakan terkunci, dia tidak bisa berkata apa apa.
Dirasa cukup, Damar kembali duduk tapi tangan Mawar masih tetap menempel disana dan dia sama sekali tak melarangnya.
"Bagaimana nona Melda.? Apa kita bisa membahas kerja sama kita sekarang.?" Tanya Damar dengan santainya tanpa peduli tangan istrinya masih bermain main di tempat sensitifnya.
"Maaf tuan, sepertinya pembicaraan kita saat ini lebih baik ditunda di pertemuan berikutnya bagaimana.?" Tanya Melda dengan perasaan berkecamuk namun dia menutupinya seakan akan dia baik baik saja.
"Ya terserah anda. tapi maaf, untuk pertemuan berikutnya, saya juga akan mengajak istri saya." Ucap Damar.
"Loh.? Kenapa bisa begitu.?" Tanya Melda tak percaya dengan apa yang tuan muda katakan.
"Ya itu sudah jadi keputusan saya, mulai saat ini setiap saya menemui rekan kerja saya yang berjenis kelamin perempuan, saya akan selalu mengajak istri saya."
"Apa itu tidak akan mengganngu kelancaran bisnis anda tuan.?"
"Istri saya bukan pengganggu, justru saya hanya mencegah orang lain mengganggu rumah tangga saya. Lagian, yang membutuhkan kerja sama kan perusahaan anda. Kalau istri saya menginginkan kerja sama ini berakhir ya apa boleh buat, saya harus menurutinya."
"Ya tidak bisa seperti itu dong Tuan.." Protes melda dengan nada setengah meninggi.
"Bagi saya apa sih yang nggak bisa, saya lebih baik kehilangan ratusan juta tiap bulan daripada harus kehilangan istri saya.."
"Kenapa anda merasa tak terima.? Jangan bilang anda kecewa karena rencana anda untuk menjerat suami saya gagal, dan anda seperti tak memiliki kesempatan lain gitu.?" Tanya Mawar yang salah satu tangannya tak lepas sedikitpun dari sarang itu.
"Maaf nona, saya tidak serendah apa yang anda pikirkan.!!" Ucap Melda penuh penekanan.
"Maka dari itu, setujui saja usul suami saya, daripada anda disalahkan oleh pihak perusahaan kerena kelakuan terselubung anda. Maaf ya, selain melindungi rumah tangganya, suami saya secara tak langsung melindungi anda loh ya. Jika anda melakukan kesalahan, apa tidak mungkin karir yang anda banggakan tidak akan hancur.? Sedangkan anda yang sudah berusia diatas kepala tiga sama sekali tak memiliki sandaran hidup, mau dibawa kemana hidup anda.? dan apa artinya kekayaan yang anda miliki jika tak ada yang ikut menikmati selain anda sendiri.?"
Ucapan Mawar benar benar menampar halus relung hati Melda. Tak dipungkiri dia memang sengaja melajang demi karirnya dan dia sering menggunakan jasa pria bayaran untuk memuaskan hasratnya. Dia memang kesepian. Dia berpikir karir yang cemerlang akan bisa dia banggakan, tapi nyatanya, tidak ada seorangpun yang membanggakan karir suksesnya.
Karena perasaan yang sudah tak karuan, di tambah lagi dengan gagalnya menarik laki laki tampan berstatus suami orang, dengan berat hati Melda akhirnya memutuskan pamit dan undur diri dari acara yang gagal total itu dengan amarah yang membara.
Sementara suami istri yang masih berada diruang itu saling melempar senyum satu sama lain.
"Duh istri siapa sih ini.? hebat bener.? kasih papah cium dong.? Yang banyak ya.??"
Dengan senang hati sang istri pun langsung melingkarkan tangan di leher suaminya dan dengan segera bibir mereka bersatu untuk merayakan keberhasilan mereka melumpuhkan bibit perusak rumah tangga.
@@@@
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
⸙ᵍᵏKᵝ⃟ᴸ🦎ᵏᵉʸ
mawar...bukan hanya Melda yg pengin remes...aku malah geli wkwkwk
2022-04-27
0
Winarti 151
duhhhhhh, mawar drimu ko parno Pisan wkwkwk begitu toh caranya mengusir hama ngegat pelakor 😀😀 waaaaa..perlu di contoh nich 😀😀😀😀👍👍👍😍😍😍
2022-01-09
1
Leli Leli
aduh g tahan tu Melda lihat sarang burung yng diremes 🤣🤣🤣
2021-12-13
1