Riiiinnnggg...
Suara alarm dari jam Weker Reva terdengar begitu nyaring, sehingga mengusik mimpi indah Reva. Dengan mata terpejam tangan Reva meraih jam weker. Reva membuka sedikit matanya untuk melihat jam berapa. Dengan mata yang masih kantuk Reva berjalan menuju kamar mandi. setelah menyelesaikan ritual mandinya Reva segera keluar dari kamarnya dan sudah berpakaian seragam.
"Nek! ", sapa Reva yang sudah mengenakan seragam sekolah.
" Sarapan dulu sayang, nenek buat nasi goreng! ", ucap Lastri.
" Iya nek! ", Reva menyantap sepiring nasi goreng buatan neneknya dengan lahap.
" Kamu belum memakai liontin itu Va? ", tanya Lastri yang melihat tak ada kalung yang menghiasi leher Reva.
Reva menggelengkan kepalanya.
" Belum nek! Reva takut jika nanti hilang. ", sahut Reva.
" Ya sudah kamu simpan saja. "
"Jangan lupa nanti sepulang sekolah kamu antar surat itu. ", Lastri mengingatkan cucunya.
" Iya nek! Doakan Reva bisa secepatnya menemukan alamat rumah itu. ", ucap Reva.
" Pasti sayang! ", sahut Lastri.
" Nek nanti berangkat nya bareng Reva ya! ", ucap Reva dengan mulut yang penuh nasi goreng.
" Enggak usah sayang! nenek berangkat sendri saja! nanti kamu bisa terlambat, jarak dari rumah ke sekolah kamu kan tidak dekat. ", jelas Lastri.
" Enggak papa nek! kan satu arah juga! ", sahut Reva.
" Nenek berangkat sendiri saja ya! nenek mau ngantar bajunya bu Rurin dulu. ", jelas Lastri.
" Seharusnya nenek gak perlu ambil cucian dari tetangga! nenek kan sudah kerja di rumah bu Weni. ",ucap Reva.
" Nenek enggak papa sayang! ", sahut Lastri.
" Tapi nenek janji ya nenek gak boleh kecapekan ! ", tatih Reva.
" iya sayang! ", sahut Lastri.
Setelah menyelesaikan sarapannya Reva berpamitan. Reva berangkat ke sekolah dengan sepedanya , karena hanya itu kendaran yang ia punya. Saat hampir tiba di gedung sekolah tiba-tiba ada mobil yang mendahului Reva.
BIYURRRR...
" Aaaa.. ", Reva menjerit kesal saat terkena cipratan air yang menggenang di jalan.
Rafi melirik ke spion mobilnya. Rafi tersenyum puas melihat Reva yang setengah basah.
" Siapa sih itu orang gak lihat apa kalau ada genangan air. Gue sumpahin dia dapat karmanya nanti. ", umpat Reva yang kesal.
" Hay... Bary! ", sapa Dimas dan Roky menyambut kedatangan Rafi. Mereka bertiga bertos riya.
"Seperti nya lu lagi heppy banget? ", tanya Roky.
" Iya nih ada apa? ", timpal Dimas.
Tanpa menjawab pertanyaan dari kedua temannya , Rafi menoleh kebelakang dimana Reva sedang masuk ke halaman sekolah.
" Tuh lihat! ", ucap Rafi menunjuk Reva dengan dagunya. Kedua temannya mengikuti arah mata Rafi.
" Dia terlihat seperti kucing terjebur got! jangan bilang lu melakukan itu semua?",ucap Dimas yang melirik Rafi.
" Wah...parah sih lu! tapi oke juga tu sebagai ucapan selamat pagi.", timpal Roky yang di ikuti gelak tawa dari Dimas.
Rafi tak berniat menjawab, ia melenggang pergi dan menampilkan senyum devil nya. Kedua temannya segera menyusul langkah Rafi yang mulai menjauh.
Reva terlihat bingung ingin memarkir dimana sepedanya. Ia tak ingin kejadian kemarin menimpa dirinya lagi. Reva mendekati tukang kebun sekolah yang sedang menyapu .
"Permisi pak! ", ucap Reva .
" Ada apa neng? ", ucap tukang kebun itu.
" Emm... Saya mau tanya parkiran khusus untuk sepeda di mana ya pak? ", tanya Reva sambil celingak celinguk.
" Hahaha... Neng ini bercanda ya? "
"Mana ada neng sekolah elit seperti ini mempunyai parkiran khusus untuk sepeda. Noh neng lihat hanya ada mobil dan sepeda motor saja yang terparkir rapi. ", tukang kebun itu menunjuk ke arah parkiran yang hanya di penuhi oleh mobil dan motor saja. Reva menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
Iya juga sih! batin Reva.
" Dimana saya bisa menaruh sepada saya pak? ", tanya Reva lagi.
" Tuh... Neng taruh saja di belang pos satpam!", tukang kebon itu menunjuk ke arah pos satpam.
"Terimakasih ya pak! ", ucap Reva deng senyum manisnya. Setelah itu Reva langsung menggiring sepeda ke belakang pos satpam.
Bel masuk pun berbunyi, semua siswa berlari masuk ke dalam kelas masing-masing. Reva mempercepat langkahnya dengan berlari kecil. Saking terburu-burunya Reva tak memperhatikan jalannya.
BRUKK..
Reva jatuh tersungkur saat kakinya sengaja di jegal oleh Dimas. Semua anak menertawakan melihat Reva jatuh . Saat Reva bangkit pandangan yang pertama ia lihat adalah wajah tampan Rafi. Kedua mata mereka saling beradu hingga beberapa detik.
"Kalau jalan itu pakai mata . ", kedua jari Rafi menunjuk mata Reva yang di hiasi kaca mata besar.
" Maaf! ", ucap Reva sambil tertunduk! Setelah mengucapkan maaf Reva melangkah menuju kelasnya.
Baru satu kaki yang melangkah Rafi menarik tangan Reva. Sehingga tubuhnya Reva terhuyung karena kaget. Tubuh Reva menempel di dada Rafi. Iris mata mereka bertemu kembali.
Deg...
Jantung Reva seakan berhenti berdetak saat melihat wajah Rafi dari jarak yang sangat dekat. Begitu pula dengan Rafi yang mendadak gugup. Dengan cepat Reva memundurkan dirinya.
Ehemm..
Rafi berdehem untuk menghilangkan rasa gugupnya.
"Bersihin sepatu gue! ", tatih Rafi sambil menunjuk sepatunya.
" Tapi kak? ", ucap Reva.
" Lihat gara-gara lu sepatu gue jadi kotor. ", lanjut Rafi.
Tak ingin lama-lama berurusan dengan kakak kelasnya , Reva mengambil posisi jongkok untuk mengelap sepatu Rafi.
Cekrek...
Reva mendongak saat suara kamera mengusiknya. Ternyata Dimas dan Roky lah yang memotret nya.
" Sudah kak! " , ucap Reva sambil berdiri.
"Pergi sono! ", Dimas mendorong Reva.
Reva lari agar tidak terlambat masuk kelas. Dan benar saja saat Reva di ambang pintu, gurunya sudah berada di belangnya.
" Tumben lu siangan datangnya? ", tanya sisil.
" Iya tadi gue ada urusan. ", sahut Reva berbohong.
Di gedung perkantoran.
" Permisi Nyonya ada tamu untuk anda! ", ucap weni.
" Suruh masuk! ", tatih Maya.
" Ada informasi apa yang kamu bawa? ", tanya Maya.
" Maaf Nyonya! Kami sudah mencari keseluruhan kota B. Tapi kami tak mendapatkan apa pun. ", jawab laki-laki itu.
Kemana lagi aku harus mencari mu Elisa?
" Pergilah! Dan tetap cari keberadaan nya! ", ucap Maya.
" Baik Nyonya! Saya permisi! ", pamit laki-laki itu.
Maya meraih ponsel nya, ia langsung menghubungi suami nya.
Maya: halo mas!
Guntur: halo sayang ada apa?
Maya: mas Guntur jadi pulang hari ini?
Guntur: tentu sayang! Ada apa? Apa kau sudah tak bisa menahan rindumu dengan suami mu ini?
Maya: mas aku serius! Orang-orang yang kita suruh untuk mencari Elis dan Bayu tidak mendapatkan hasil apapun.
Guntur: iya sayang kamu yang sabar ya ? Pasti kita akan menemukan Elis. Aku akan pulang kita bahas masalah ini saat aku sampai ya?
Maya: baiklah..! Mas hati-hati di jalan. I love you .
Guntur: l love you to sayang.
Pasangan suami istri itu masih terlihat mesra walaupun umur mekar sudah berkepala empat.
Maya meletakan ponsel nya, tangannya terulur membuka laci meja kerjanya. Maya meraih bingkai foto yang terdapat foto dirinya dan Elis .
"Elis..! Kamu di mana? "
"Kemana lagi aku harus mencari mu? "
"Elis..! Jika kamu tau keberadaan ku datanglah untuk menemui ku! ", Maya mengusap bingkai foto itu dengan meneteskan air mata. Banyangan masa remaja Maya dan Elis menari-nari di otak nya.
" Aku mempunyai banyak hutang terhadap mu Lis. "
"Saat aku bertemu dengan mu nanti aku akan bayar semuanya. ", ucap Maya yang terisak mengingat kejadian enam belas tahun yang lalu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
afi
😍😍😍😍
2022-05-10
0
IG : @thatya0316
jahat bener Rafi
2022-03-24
0
🐰Far Choinice🐰
Dih Rafi.. jahat bet.
2022-03-12
1