Tok tok tok.....
Pintu kamar kembali ada yang mengetuk dari luar kan mereka semua sudah tahu jawabannya siapa yang mengetuk itu tidak lain dan tidak bukan adalah kedua orang tua Luna.
Bapak dan ibu Hendriansyah.
" Silakan", apa Abdul Muis mempersilahkan dua orang yang kemarin menjadi besannya kalau hari ini mau seperti Apa hubungan mereka biarlah anak-anak mereka yang menentukan.
" Mamaaaa....", Luna langsung menghambur memeluk erat sang ibu dengan tangis yang memilukan.
" Tenang Luna biarkan mamah dan bapak mu duduk dulu", ujar Pak Abdul Muis dengan nada yang sangat sopan dan mempersilahkan bisanya untuk duduk kembali.
" Tolong ceritakan kejadiannya seperti apa?", Pak Hendriansyah pun merasa penasaran kok bisa kejadian yang sangat fatal ini terjadi.
" aduh kita minta bantuan langsung saja dengan pihak hotel untuk meminta rekaman CCTV", Bu Hera memberikan usulannya.
" Baik ya, ini memang sebaiknya kita selesaikan secepatnya jangan sampai terdengar keluar dulu, biarkan ini menjadi PR keluarga pengantin saja aku harap semuanya untuk bisa mengerti", ujar Ayah Aldiano bijak.
" Justru kita semua harus merahasiakannya, di jaman seperti ini siapa saja bisa menjadi wartawan dadakan, kejadian ini harus kita simpan rapat-rapat kalaupun kita minta bantuan dari pihak hotel kita pun juga harus hati-hati", ucap pak Hendriansyah yang jelas sangat ingin melindungi privasi Luna, bagaimanapun putrinya adalah pihak yang paling dirugikan menurutnya.
" Jangan sampai ada orang tahu lu nama lu jangankan sampai orang lain di sini aja Luna udah sangat malu", Luna masih terisak dalam dekapan Arjuna.
" Saya yang akan melihat rekaman CCTV itu langsung ke ruangannya sekarang", Pak Abdul Muis berdiri dan hendak keluar dari kamar tersebut.
" Jangan sendiri Mas saya temani", gambar pun ikut bergegas berdiri dan menyusul Pak Abdul Muis.
" Mah, saya mau ikut dengan mereka", Pak Hendriansyah pun juga tidak mau ketinggalan, sementara itu Aldiano juga ikut menyusul kemudian.
Di kamar itu seluruh laki-laki pergi untuk ke ruangan CCTV kecuali Arjuna yang masih setia mendekap Luna kekasih hatinya yang masih saja menangis, sementara itu Aini duduk di lantai bersandarkan tembok pikirannya kosong hatinya sangat hancur dan sedih tapi dia merasa sendirian tidak punya siapa-siapa.
Bu Hera yang kemudian menyadari keberadaan ini kemudian mendekat dan mengusap punggung Aini.
" kamu yang kuat ya Aini, ini bukan kesalahan kamu tidak ada satu orang pun yang menyalahkan kamu namun juga bukan kesalahan Aldiano atau yang lainnya mungkin ini takdir, jadi nanti apapun yang akan menjadi keputusan kami Mama harap kamu bisa ikhlas menjalaninya", Bu Hera mencoba menguatkan ini yang terisak sendirian.
Ini pun menganggur suara tangisnya hanya pelan lebih deras air matanya daripada isaknya menandakan jika Aini adalah wanita yang cukup kuat.
Sekitar setengah jam jam para lelaki sudah kembali lagi ke kamar tersebut dan semuanya penampakan wajah yang sangat lesu terutama Aldiano.
" kok kalian sedih semua, bagaimana yang sebenarnya terjadi?", Bu Aryanti merasa sudah tidak sabar untuk mengetahui dari hasil rekaman CCTV.
" ini harus kita bicarakan dengan kepala dingin, ini semua murni karena kesalahan dua lelaki itu", Pak Bahar menunjuk Arjuna dan juga Aldiano.
" Kesalahan anak kita maksudnya gimana Pak? Apa yang terjadi?", Hera pun mengerti rasanya penasaran ingin segera tahu kejadian yang sebenarnya.
" Tidak ada yang aneh atau mencurigakan ini semua kesalahan Arjuna dan juga Aldiano yang salah menarik pasangan mereka, dari hasil rekaman CCTV saat mereka selesai berdansa dan pamit sama kita hendak menuju ke kamar semuanya masih baik-baik saja namun butuh waktu 10 menit mereka untuk menuju ke lift karena mereka menemui dulu Raka sahabat mereka yang datang terlambat karena baru pulang dari luar kota dan ikut penerbangan yang terakhir, mereka mengobrol dengan rasa kurang lebih 10 menit sampai seperempat jam dan barulah mereka melanjutkan menuju kamar, namun rupanya mereka sudah dalam kondisi yang pusing berat ditambah begitu memasuki lift dan lift itu bergerak mereka benar-benar pusing dan itu yang lebih parahnya terjadi pada kedua pengantin laki-laki ini, sedangkan dua pengantin cewek ini mereka juga linglung saat di dalam lift pegangan tangan mereka terlepas sehingga begitu lift terbuka Mereka salah memegang tangan dari pasangan masing-masing alias mereka menjadi pengantin yang tertukar, Aldo menonton Luna dan Arjuna menonton Aini, benar kamar yang dimasuki Luna memang ini kamar untuk Luna dan yang dimasuki oleh Eh ini betul itu milik ini namun yang masuk pengantin lelakinya salah", Pak Bahar mencoba menjelaskan tentang hasil tangkapan layar CCTV yang bisa saya simpulkan menurut pengamatannya.
" Astaghfirullahaladzim.... ", serentak ibu-ibu yang berada di ruangan itu beristighfar seraya mengelus dadanya rasa lemas pun langsung menghampiri kaki mereka.
" Bagaimana ini pak?", Bu Hera yang sudah sangat menyayangi Aini dan menggadang-gadang Nya untuk menjadikan menantu di rumahnya kemungkinan akan gagal dan itu membuat hatinya sangat sedih.
" kalau menurut saya sebaiknya ditunggu 1 bulan dulu jangan ada yang ngambil keputusan apapun bentuknya termasuk pengantin ini tidak boleh tidur bersama dulu, jika pengantin wanita hamil maka pengantin lelaki harus menceraikan istrinya masing-masing, dan jika Luna hamil berarti itu anak dari Aldiano begitupun sebaliknya, Nah setelah nanti ketahuan hamil atau tidaknya biarkan mereka berdua yang mengambil keputusan, apakah pernikahan ini akan lanjut seperti semestinya atuk di sudahi sampai disini dan kalian menikahi pasangan satu malam kalian", Pak Hendri memberikan solusinya untuk Putrinya dan tentunya suaminya.
" Atau sekarang aja kita langsung putuskan bagaimana Jun, Al?", Pak Abdul Muis meminta pendapat pada pengantin lelaki.
" Saya akan bicara di sini boleh?", aldiano dengan pelan-pelan mencoba untuk berbicara dulu kepada para orang tua.
Setelah semuanya terlihat menyetujui akan memberikan dukungan serta kesempatan untuk bicara barulah Aldi menarik nafas panjang dan kemudian memulai berbicara.
" Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh... sebelumnya saya atas nama pribadi meminta maaf yang sebesar-besarnya atas kejadian ini, sungguh ini di luar dari kesadaran saya... permintaan maaf saya terutama saya tujukan kepada sahabat terbaik saya yakni Arjuna maafkan saya Jun, maaf.... juga untuk seluruh keluarganya dan juga untuk keluarga Luna, sedikitpun Saya tidak ada niatan untuk berbuat seperti ini apalagi ini terhadap sahabat saya karena saya tahu Luna adalah cinta sejati sahabat saya Arjuna, disini saya tidak bisa mengambil keputusan ini secara sepihak saya mohon bantuan dari seluruh keluarga orang tua kami untuk membantu menyelesaikan masalah ini dengan sebaik-baiknya, terima kasih", Aldiano masih dengan menundukkan kepala dan juga mata yang terlihat merah karena menahan tangis.
-
-
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Aira💕
suka dengan sikap bertanggungjawab Aldi
2022-05-18
1
Make Up Irda
msh nyimak
2022-02-05
1
💗sakura💓
ini kisah sih bagus cuma tutur kata nya kurang bajus jangan terlalu pormal banget ama kebayak kan taipo nya...
2022-01-02
4