" Cepatlah ke kamar mandi, aku akan buka pintunya, pasti itu Juna!", Aldiano menyuruh Luna untuk segera ke kamar mandi dan juga membantunya untuk berjalan menuju kamar mandi tersebut.
" Al Tolong jelasin padanya.... Kita tidak sengaja hiks!", Hati Luna bergetar berharap semua ini hanya mimpi buruk saja dan bukan nyata.
" iya ya ya ya itu sudah pasti.... aku juga menginginkan istriku bukan kamu Lun, aku juga tidak akan pernah tega menyakiti Arjuna seperti ini", Aldiano menganggukkan kepala seakan meyakinkan bahwa dia pun tidak menginginkan semuanya terjadi.
Setelah Luna memasuki kamar mandi dan menutup pintunya barulah Aldi membuka pintu.
Begitu daun pintu terbuka nampaklah Juna dengan keadaan yang sama menyedihkannya dengan dirinya hanya saja Juna sudah terlihat mandi dan kini sedang memakai kimono handuk berwarna putih yang cukup pangjang hingga dibawah lututnya.
" Al ", Hanya kata itu yang keluar dari bibir Juna, matanya menatap tajam pada Aldi entah dengan pikiran yang bagaimana yang jelas disana tampak kesedihan, kekecewaan serta tangisan yang dalam tak berbeda jauh dengan sorot mata Al sendiri, sorot mata Al suga mengisyaratkan banya penyesalsn dan permintaan maaf yang sangat dalam.
" Masuklah, aku mau mengabari keluarga kita", Al membuka pintu kamarnya lebih lebar supaya Juna bisa masuk ke dalam kamarnya dengan leluasa.
Begitu masuk Juna langsung mengarah menuju sofa dan duduk disana, matanya mengitari seluruh ruangan kamar dan mencari keberadaan Luna.
" Dia sedang dikamar mandi", Jawab Al yang tahu Al pasti tengah menyelidik tentang keberadaan Luna, Juna hanya mengangguk pelan kemudian wajahnya tertunduk memandangi lantai kamar hotel yang dilapisi karpet tebal.
" Jun..... Maafkan Gue, sungguh ini semua diluar kesadaran gue, gue rela Lo apain juga, gue minta maaf", Aldi tak bisa lagi menahan rasa bersalahnya pada Arjuna teman sejatinya itu.
Aldi tergugu dan bersimpuh dikaki Arjuna yang membuat Arjuna reflek menarik kakinya mundur dan melihat kearah kepala Aldi yang tertunduk mencium kakinya.
Tangan Arjuna terulur untuk mengangkat bahu Aldi.
" Bangun, kita bicarakan bersama keluarga besar kita dulu", Suara Juna terdengar datar dan dingin seperti tak ada nyawa.
Aldipun mengangkat tubuhnya, " Maaf !".
Juna hanya mengangguk lemah, mau marah juga dirinya pun sama hal dengan Aldi, bahkan dirinya lebih parah tak sepatah kata maaf yang terucap dari bibirnya.
Setelah beberapa saat akhirnya Luna keluar kamar mandi dengan baju kimono juga serta rambut yang dibalut handuk. Namun sebelum kakinya melangkah Aldi sudah menunggunya fi depan pintu kamar mandi dan memberikannya sisir serta jepit rambut besar yang sedari tadi sudah Aldi siapkan dengan mencari di tas luna yang berada di atas meja nakas.
" Terima kasih ", Luna menerima sisir dan jeput rambut itu dari tangan Aldi dengan wajah yang tertunduk.
" Sisirin dulu, baru kita duduk disana menunggu keluarga besar", Aldi membantu Luna dengan menerima handuk yang tadi digunakan dikepala Luna.
Setelah selesai menyisir dan menjeit rambut Luna berdiri dengan tegak dan meraba dadanya, mulutnya komat kamit seperti membaca doa, kakinya terlihat bergetar begitupun dengan bibirnya, bahkan matanya sudah memerah.
" Huffffhhh.....", Luna menarik nafas panjang, ada ketakutan yang luar biasa bercokol dihatinya, hingga rasanya saat ini jika boleh memilih dia ingin mati saja agar tidakharus bertemu dengan Arjuna.
" Harus kuat, sama aku juga rasanya pingin mati saat ini juga Lun!", Aldi tahu apa yang dirasakan Luna diapun meraih tangan Luna dan berniat menuntunnnya untuk berjalan mendekati Juna, tetapi dengan cepat Luna menepiskan tangan Aldi, bagaimanapun Luna tidak mau
membuat rasa sakit Juna makin bertambah.
Luna berjalan pelan pada awalnya tetapi saat melihatJuna kini menatapnya Luna pun dengan cepat dan setengah berlari menghampiri Juna sang kekasih yang kemarin telah menghalalkan dirinya menjadi istrinya.
" Hiks hiks hiks.... Maafkan aku Juna suamiku, aku tidak tahu dan tidak sadar telah melakukan kesalahan yang termat besar.... Aku mau mati saja, aku mau mati saja Jun.... Hiks hiks hiks...", Luna langsung bersimpuh ditutut Juna dan menangis histeris begitupun dengan Juna, dia juga langsung mengangkat bahu dan memeluk kekasih hatinya itu sangat erat dan tergugu di ceruk leher sang istri.
" Jangan.... jangan mati ", Juna sakin erat memeluk Luna.
" Aku kotor Jun, aku menjijikan... hiks hiks...", Luna semakin histeris dalam dekapan Juna.
Aldi hanya melihat dan ikut meneteskan air matanya, " Maafkan hamba ya Alloh... Astaghfirullohal'adziiimmm...", Aldi duduk bersandar didinding tembok kamar dengan tangis yang sama juga mengiris hatinya.
" kita akan bertemu keluarga besar dan membicarakan masalah ini kemungkinan besar kita akan menonton hotel ini", ujar Arjuna.
" kenapa bisa kalian salah kamar?", Luna berteriak penuh penyesalan dan juga pertanyaan yang ada dalam hatinya kenapa bisa suami dan temannya ini bertukar kamar.
" Semalam kan habis dansa itu diberi minuman oleh panitia sehingga kami berdua mabuk dan aku tidak ingat apa-apa lagi kepalaku langsung pening", Arjuna mencoba mengingat kejadian semalam.
" Aku juga pusing sehingga tidak bisa membedakan antara dirimu dan juga Aldy", jawab Luna sama halnya dengan Arjuna, Luna pun mengingat-ingat kejadian semalam saat masih di tempat pesta dan mereka berdansa.
" Bagaimana ini?? Hiks hiks hiks....", Luna masih terisak diperlukan Arjuna.
Tok tok tok
suara ketukan pintu memborbardir kamar inap yang merupakan kamar Arjuna seharusnya namun karena kesalahan mereka sehingga yang menempati kamar itu adalah Aldiano sejak semalam tadi.
Aldiano yang masih lemas terduduk bersandarkan tembok kemudian beranjak berdiri untuk membukakan pintu.
" Oh kalian sudah pada berada di sini? Lho mana Aini, kenapa dia belum berada di kamar ini juga?", ayah dari Aldiano yakni Bapak Bahar mengedarkan pandangannya untuk mencari Aini menantunya.
Arjuna tergagap mendengar pertanyaan dari Pak Bahar, saking kalutnya sehingga dia ke kamar ini tidak bersama Aini, wanita yang telah ia tidur malam tadi.
" Biar aku yang Panggil Pak, kamar 404 kan?", Bu Vira meyakinkan lagi tentang nomor kamar yang seharusnya ditempati oleh putranya bersama istrinya tadi malam.
" Iya itu mah", jawab Aldiano dirinya kembali terduduk namun kali ini bukan di lantai seperti halnya tadi yang bersandar di tembok deh sekarang berada di sofa bersama dengan bapaknya serta kedua orang tua Arjuna.
Tak berapa lama Bu Hera masuk kamar hotel itu bersama dengan ini yang sudah berpakaian rapih.
" silakan kalian berembuk dulu aku mau pesan makanan untuk sarapan kita sambil berbicara di sini", ujar Bu Hera sambil menekan nomor yang menuju ke pantry hotel dengan intercom yang berada di kamar tersebut.
" coba ingat-ingat kejadian semalam itu seperti apa kenapa sampai terjadi hal yang sangat fatal seperti ini", ujar dari Pak Bahar.
-
-
-
-
-
-
BERSAMBUNG.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Aira💕
sudah mulai kelihatan sikap Al dan Juna.. aq hanya merasa kasihan dgn Aini 🥺
2022-05-18
1
Make Up Irda
ceritax menarik
2022-02-05
1
Dama Yanti
poor you aini semoga kebaikan berpihak padamu....
2021-12-29
1