Bab 4.

Lita mengerutkan keningnya. Namun ia lalu tersenyum.

“Tidak buk. Eh Ma. gak perlu dijodohkan. Aku juga gak mau main jodoh-jodohkan. Maaf ya Ma”

Jihan kecewa. Maksud hatinya ingin dapat mantu kaya, seorang dokter punya rumah sakit terkenal lagi. Malah harus menelan kecewa.

“Ada perlu lagi buk?”

“Gak ada. Lain kali aja kita ketemuan ya nak. Mama permisi dahulu hendak pulang.”

Jihan bangkit dan pergi keluar untuk pulang. Sedangkan Lita hanya tersenyum.

Waktu berganti malam.

Lita menelepon bengkel servisnya. Tapi mobilnya masih rusak. Lita pun berjalan dan menuju halte bus yang ada didekat simpang rumah sakit.

Saat menunggu, hujan turun dengan derasnya.

Sebuah bus berhenti, Lita pun naik ke bus tersebut. Tanpa ia sadari, ternyata bus tersebut adalah bus Hadi.

Saat ia menatap ke Hadi, ia pun tersenyum ramah. Dan Hadi juga tersenyum ramah.

Penumpang tak banyak. Hanya tinggal kra-kira 5 orang lagi.

Bus pun jalan. Di tengah hujan yang terus deras.

Setelah beberapa halte di singgahi. Turunlah para penumpang lainnya. Dan tinggallah hanya Lita seorang. Hadi menatap Lita

“Mau turun dimana?”

“Dekat jalan M aja bisa Mas. Rumah ku dekat situ”

Hadi pun menganggukkan kepalanya.

Setelah sejam kemudian sampailah di jalan M. Bus berhenti. Dan Lita pun turun sambil menyerahkan ongkosnya.

Setelah turun. Lita kebasahan. Karena saat ini emang lagi hujan deras. Dan anehnya busnya Hadi sama sekali tak bisa jalan. Sepertinya mogok. Lita mencari tempat berteduh. Ia menatap aneh ke bus Hadi. Hadi pun turun dari bus dan memeriksa busnya.

Kemudian Hadi menatap Lita. Ia pun berlari ke arah Lita dan berteduh.

“Kok gak jalan busnya Mas?”

“Mogok”

“Waduh. Susah juga ya.”

“Ya udah, kau masuk saja ke dalam rumahmu. Aku akan menunggu taksi lewat saja. Nanti biar orang bengkel yang ambil busnya. Sudah ku kunci busnya jadi aman dipinggir jalan ini”

“Wah... kalau gitu susah Mas. Soalnya taksi lewat sini susah. Makanya tadi pulang pakai bus. karena kalau cuaca hujan gini taksi susah”

“Waduh?” Hadi bingung. Ia menatap ponselnya dan mengirim pesan chat ke istrinya. Ia mengatakan bus mogok dan terjebak hujan deras. Maka akan lama pulang. Begitulah pesan chat dari Hadi ke istrinya.

“Mas, ikut masuk aja ke rumah ku. Sambil nunggu hujan”

Karena memang hujan deras, Hadi pun akhirnya mengikuti perkataan dan ajakan Lita.

Keduanya berlari bersisian karena hujan.

Masuklah ke sebuah gedung. Ternyata Lita tinggal disebuah apartemen. Apartemennya sungguh mewah.

Masuklah Hadi dan Lita.

Didalamnya, Lita langsung berganti pakaian karena bajunya basah kuyup. Ia berganti baju kering yang bersih. Kemudian Lita membawa handuk untuk Hadi.

“Ini Mas Hadi” handuk di serahkan Lita ke Hadi.

“Makasih” Hadi menerimanya dan mulai mengeringkan rambutnya. Bajunya juga basah.

Lita ke dapur dan membuat teh panas. Kemudian membawa dua gelas teh panas dan duduk di sofa.

“Silahkan Mas. Ini teh untuk agar hangat”

Hadi pun duduk dan meminum tehnya. Rasanya lebih hangat.

“Terima kasih ya”

“Sama-sama”

Keduanya tersenyum dan menikmati teh panasnya.

Hujan deras masih saja belum berhenti. Hadi menjadi gelisah. Ia jadi kuatir pada istrinya. Ia melihat hapenya. Ternyata hapenya telah mati. Low baterai. Lita memperhatikan.

“Habis baterai Mas. Kalau mau biar ku cas kan.”

“Oh iya. Makasih”

Lita ke kamarnya. Ia mengambil charger untuk cas hape. Dan ternyata cargernya pas untuk hape Hadi.

Hadi memperhatikan sekitar.

“Kau tinggal sendiri?”

“Iya. Mama dan Papa meminta ku untuk tinggal bersama saja. Tapi aku mau mandiri dan tinggal di rumahku sendiri”

“Kau hebat. Seorang wanita yang sukses. Beda dengan ku, yang hanya supir bus. Papa hanya sayang pada adikku sehingga menyerahkan semua bisnis pada adikku” Hadi merasa kecewa dan kesal.

“Bersabarlah. Nanti kau akan sukses”

“Terima kasih”

“Oh iya. Bajumu masih basah ya. Mau berganti pakaian kering?”

“Apa ada yang ukuran untuk ku?”

“Ada. Terkadang Papa dan Mama ku main dan menginap jika kangen padaku. Beberapa bajunya ditinggal. Pakailah”

“Apa tak apa-apa”

“Iya. Tak apa-apa”

Lita kembali ke kamar. Ia mengambil sebuah kemeja putih lengan panjang untuk Hadi. Dan sebuah celana panjang hitam untuk Hadi juga.

Lita menyerahkannya.

“Nah pakailah. Ganti lah didalam kamarku”

Hadi pun menganggukkan kepalanya. Ia lalu masuk dan berganti pakaian. Celana hitam dipakainya. Kemudian baru kemeja putihnya, ia pakai. Lita masuk dan melihat Hadi yang baru selesai berganti pakaian.

“Sudah selesai? Karena hujan masih lama, mau makan bersama? aku akan siapkan”

“Tak perlu”

“Ayolah...” Ajak Lita. Dan ia berjalan mendekati Hadi, namun kakinya tersandung dan jatuh tepat mengenai Hadi. Hadi yang belum bersiaga malah ikut jatuh sambil memeluk Lita. Keduanya jatuh ke atas ranjang Lita.

Masih saling berpelukan. Keduanya saling tatap. Dan ada rasa aneh yang dirasakan. Jantung Hadi berdegup kencang. Ia melihat wajah Lita dalam jarak yang sangat dekat dengannya. Wajah keduanya sangat dekat. Hadi pun lalu mencium bibir merah Lita. Lita awalnya kaget. Namun akhirnya mengikuti permainan Hadi.

Jiwa playboy Hadi telah bangun kembali. ia tak bisa menahan godaan didepan mata. Hadi pun mencumbui Lita hingga akhirnya keduanya melakukan hubungan suami istri. Terjadilah penyatuan diantara keduanya. Padahal mereka bukan sepasang suami istri, tapi malah melakukannya.

Namun nasi telah menjadi bubur.

Yang sudah terjadi tak bisa di kembali kan.

Kini keduanya berada di atas ranjang dengan tubuh polos tanpa ada sehelai benang pun. Lita menangis di sisi ranjang. Dan Hadi menyesalinya. Kesucian Lita telah hilang direbut Hadi. Sekarang Lita tak perawan lagi.

“Maafkan aku. Aku janji akan bertanggung jawab” Ucap Hadi di hadapan Lita.

Di lain tempat. Di rumah Iva sedang duduk termenung sambil menatap hapenya.

“Kenapa Mas gak bisa dihubungi? Hatiku kok gak enak gini ya?” Gumam Iva sendirian.

Pas larut malam barulah Hadi sampai di rumah. Ia masuk ke rumah. Dilihatnya istrinya ketiduran di sofa.

“Pasti menungguku” Hadi bersedih.

“Maafkan aku Iva” Gumam Hadi.

Ia menggendong istrinya dan membawa kedalam kamar. Di kamar ia baring kan istrinya yang sudah terlelap.

***

Semenjak kejadian tersebut. Hadi dan Lita jadi sering bertemu. Bahkan berkali-kali makan siang bersama. Dan malam hari Hadi malah bermain ke tempat Lita.

Perasaan pun tumbuh di hati keduanya. Lita dan Hadi pun makin sering melakukan hubungan tersebut. Hubungan yang melewati batas. Padahal mereka bukan suami istri. Namun malah sering melakukannya.

Lama-lama Iva merasa curiga. Karena suaminya bertingkah aneh. Biasanya Iva akan membawakan bekal makan siang tapi sudah lama Hadi meminta Iva untuk tak usah membawakan lagi. Katanya Hadi makan diluar saja dengan teman.

Karena merasa aneh dan lain, pada malam hari saat keduanya sedang dikamar hendak tidur. Iva berbaring di samping suaminya. Ia mulai bertanya ke Hadi.

“Mas kok akhir-akhir ini beda? Kenapa Mas?”

“Perasaan mu saja itu”

“Enggak kok Mas. Mas emang nampak lain. Selalu pulang lama sekarang. Makan siang gak mau lagi Iva hantarkan.”

“Udah ya Iva, aku capek. Lelah.”

“Mas...” Suara lembut Iva di abaikan Hadi.

Tengah malam. Hape Hadi keluar notifnya. Isinya Lita lagi ke luar kota mungkin agak lama baru bisa bertemu. Ada tugas dinas keluar kota. Begitulah pesannya.

Tapi notif itu baru esoknya Hadi baca. Saat esoknya ia baca, Hadi merasa kecewa. Pasalnya Hadi dan Lita berencana untuk pergi jalan-jalan berdua. Ia jadi kangen pada Lita. Ah... hubungan terlarang itu telah terus berlanjut rupanya.

Selesai sarapan, Hadi malah tak pergi kerja. Iva menatap suaminya.

“Loh Mas... Gak kerja?”

“Gak. Lagi malas sayang”

Hadi lalu memeluk istrinya.

“Sayang. Aku mau dirimu”

“Iya Mas”

Lita pun menuruti kemauan suaminya. Mereka ke kamar dan melakukan hubungan suami istri di atas ranjang.

Tapi kebahagian itu pun telah sirna. Beberapa hari kemudian.

Pulang dari dinasnya, Lita langsung minta Hadi bertemu.

Mereka ketemu di sebuah cafe.

“Sayang. Aku kangen” Hadi memeluk Lita.

“Aku juga” Lita membalas kecupan Hadi.

Keduanya duduk bersebelahan.

“Ada apa sayang kok minta ketemuan? Aku tadi masih narik bus loh”

“Maaf ya. Aku mau kasi berita penting”

“Apa itu?”

“Aku hamil Mas. Anak mu Mas” Lita menjawab dengan bingung.

Hadi kaget tentunya, namun ia pun senang. Akhirnya ia bisa punya anak lagi.

“Makasih Lita. Aku bahagia”

“Tapi..” Lita gelisah.

“Tapi kenapa?”

“Kita kan belum menikah. Nanti apa kata orang kalau aku hamil di luar nikah. Papa ku pasti marah besar padaku. Dan citraku sebagai dokter pasti tercoreng”

“Tenang saja sayang. Aku pasti akan menikahi mu. Aku kan sudah berjanji. Aku pasti bertanggung jawab” Ucap Hadi.

Lita pun tenang mendengar ucapan Hadi.

“Aku akan memberitahukan pada istriku juga”

Lita kaget.

“Apa!!! Istri?? Kau sudah menikah kah Mas?” bola mata Lita membulat.

“Sudah. Aku sudah punya istri. Namanya Iva. Bukankah kau pernah bertemu dengannya. Saat kita bertemu di cafe ya kalau gak salah. Kau wanita yang tak sengaja menabrak kami waktu itu” Hadi mengingatkan.

Lita baru menyadarinya. Ia baru teringat wanita itu. Jadi itu istrinya Hadi. Lita tak tahu sebelumnya. Tapi semuanya sudah terjadi. Ia pun perlu Hadi bertanggung jawab padanya. Jadi ia terpaksa menerimanya. Menikah dengan Hadi menjadi istri kedua.

Namun ternyata menjadi pasangan suami istri tak lah mudah. Karena jika Lita dan hadi hendak menikah, maka surat ijin dari istri pertama diperlukan. Awalnya Hadi hendak menyembunyikan dahulu dari Iva. Tapi karena diperlukan tanda tangan istrinya, terpaksalah Hadi mengaku pada istrinya.

Hadi menceritakan semuanya pada Mamanya terlebih dahulu. Mama Hadi senang bukan main. Ternyata tanpa bantuan tangannya, ternyata Hadi dan Lita berjodoh.

Kemudian ketiganya pergi ke rumah yang ditempatin Hadi dan Iva.

Pintu di ketuk.

Iva membukakan pintu. Dilihatnya Hadi dan Mamanya datang. Dan ada seorang wanita lagi. Kok kayak pernah lihat. Gitu pikir Iva saat melihat Lita. Seketika perasaan Iva menjadi tak enak hati. Ia seakan merasakan firasat buruk.

“Masuk Mas...Mama...” Iva mencium tangan suaminya dan tangan Mama mertuanya. Jihan ogah-ogahan rasanya dengan Iva.

Hanya Hadi yang merasa sedih dan tak tega untuk mengatakannya ke Iva. Karena itu ia meminta bantuan Mamanya.

Lita duduk disebelah Jihan. Dan Iva duduk disebelah Hadi.

“Ada apa ini? Kok rame Mas?” Iva merasa aneh. Ntah kenapa hatinya rasanya tak enak.”

“Iva... maafkan Mas ya” Hadi menundukkan kepalanya.

Iva mengerutkan keningnya.

“Maaf? Kok minta Maaf? Kenapa?”

Lita tak berani menatap ke arah Iva. Sedangkan Hadi menundukkan kepalanya. Hanya Jihan Mamanya Hadi yang nampak senang.

“Iva.. Hadi akan menikah lagi. Jadi kau tanda tanganin surat persetujuan dari istri pertama. Lita lagi hamil saat ini, anaknya Hadi. Jadi Lita dan Hadi harus segera menikah” Jihan mengatakan dengan terus terang.

Dan Iva sungguh kaget luar biasa. Ia mematung dan seakan sulit bernafas.

Bersambung....

Klik Like, Vote, Favorit dan Komennya ya Kak reader semua.

Sertakan juga kasi dukungan dan hadiahnya ya. Kasi juga bintang/rate 5 ya kak.

Thanks. Love you all. :) :D

Terpopuler

Comments

Lisa aulia

Lisa aulia

wow...😱😱😱..kejam sekali anda ibu mertua...

2024-04-24

0

Rafel

Rafel

thor bisakah via di kasih jodoh yg kaya dan tampan melebihi hadi ,nyesek aku thor

2022-04-09

1

Mira kader Mira

Mira kader Mira

laki laki tak punya perasan dan ibu mertua tak punya hati dan lita sebagai seorang dokter ko bodok mau jadi istri kedua kasihan iva perasanya sama sama kamu sama sama wanita

2022-03-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!