Masa Lalu 4

Waktu terus bergulir tak terasa kini kandungan ku sudah memasuki usia ke 6 bulan dan perut ku sudah mulai membuncit. banyak hal yang kini ku rasakan. Selama tiga bulan terakhir aku di rumah keluarga om Andi dan mbak Tasya. Aku memang di kelilingi kemewahan namun ada rasa bosan juga karena aku tidak boleh keluar dari rumah. Bagaimana tidak mbak Tasya sedang berpura-pura hamil dan jika nanti anak ku lahir maka mbak Tasya juga akan pura-pura melahirkan.

Jadi agar tidak ada yang curiga keberadaan ku tidak boleh di ketahui siapapun selain kami satu rumah. Bahkan para pegawai di rumah ini juga harus tutup mulut.

Semua nya memang berjalan lancar, namun beberapa kali aku menangkap kalau om Andi selalu curi-curi pandang kepada ku. Bahkan dia sangat perhatian kepada ku dengan alasan membantu agar kandungan ku sehat karena itu adalah anak dia dan mbak Tasya. Aku melihat mbak Tasya begitu mempercayai semua kata-kata om Andi.

Aku yang awalnya risih dengan perhatian dan pandangan om Andi lama-lama terbiasa dan nyaman. Bahkan aku kini merasa punya suami yang sigap siaya untuk anak nya.

Benar kata orang rasa itu bisa muncul karena terbiasa. Tak dapat ku pungkiri bahwa di lubuk hati ku yang paling dalam terbentuk cinta untuk om Andi.

Sore ini mbak Tasya harus berangkat ke luar kota demi urusan pekerjaan. Aku benar-benar kagum melihat mbak Tasya meskipun suami nya pengusaha sukses dia tetap mau bekerja dan mau jadi wanita karir dan tidak suka foya-foya.

Setelah berpamitan mbak Tasya pun segera berangkat ke luar kota. Dia meninggal kan aku dan om Andi di rumah dengan rasa penuh percaya.

"Adeli, kamu pasti bosan kan tiga bulan ini di rumah terus." Tiba-tiba om Andi memulai percakapan di antara kami.

"Hehehe begitu lah om, tapi mau bagaimana lagi semua nya demi kebaikan bersama kan." Jawab ku sambil cengengesan.

"Kamu mau tidak om ajak ke puncak, sekalian menghirup udara segar?" Tanya om Andi lagi.

"Hah ke puncak? Ini kan sudah sore om lagian mbak Tasya tidak ada di rumah." Jawab ku yang belum mudeng.

"Iya kita berangkat sekarang, ngapain cariin mbak mu om niat nya kita berangkat berdua kok." Jelas om Andi.

"Tapi om,.."

"Tenaga saja, yang lain nya ambil libur hari ini. Setelah mereka pulang kita berangkat." Potong om Andi.

"Yasudah kamu siap-siap gih, om juga mau mandi dulu."titah om Andi yang berlalu meninggalkan aku tanpa menunggu persetujuan ku.

"Hah, maksud nya bagaimana sih?" Tanya ku kepada diriku sendiri yang masih kebingungan.

Namun aku juga tetap menurut aku masuk ke kamar dan madi lalu ber pakaian, lalu merias diri karena sudah lama tidak pernah lagi berdandan.

Saat aku sedang asyik memoles bedak di wajah ku tiba-tiba pintu kamar ku yang tidak di kunci di buka dari luar.

"Kamu sudah siap?" Tanya om Andi yang masuk ke kamar ku.

"Se... sedikit lagi om." Jawab ku yang merasa gugup karena om Andi masuk ke kamar ku sementara di rumah ini tidak ada lagi orang Selain satpam di pos satpam.

"Bawakan sepasang baju saja, besok pagi kita pulang ke Jakarta." Titah nya.

"Hah besok pagi, jadi maksudnya kami berdua akan menginap di sana?" Batin ku.

"Kami tenang saja Adeli, saya tidak akan macam-macam sama kamu, saya hanya tidak mau kamu stress dan berakibat ke kandung an kamu makanya saya ajak kamu ke puncak. Dan alasan saya memilih menginap karena saya takut kalau kita nanti balik nya kemalaman bisa terjadi hal yang tidak di inginkan." Jelas om Andi.

"Astaghfirullah Adeli kenapa kamu suudzon Mulu sih." Batin ku yang merasa malu sendiri dengan pikiran ku.

"Baik om." Jawab ku yang langsung menyelesaikan ritual dandan ku.

Setelah semua nya selesai kamu pun segera keluar rumah dan masuk ke dalam mobil dan mobil pun segera melaju ke puncak.

Di jalan om Andi banyak bicara untuk mengusir kebosanan di antara kami dan hal itu berhasil membuat ku merasa nyaman.

Tak terasa kami pun tiba salah satu penginapan di puncak.

"Apa kamu menyukai nya Adeli?" Tanya om Andi saat aku menarik nafas dalam dan menikmati udara yang dingin dan segar masuk melalui hidung ku.

"Sangat om, ini sangat indah." Jawab ku yang merasa takjub dengan kerlab-kerlib lampu kota yang terlihat indah dari ketinggian.

"Yasudah yuk masuk, kita beresin barang-barang dulu lalu makan malam." Ajak om Andi yang menggandeng tangan ku.

"Deg..." Jantung ku tiba-tiba berdegup kencang tapi aku hanya bisa mengikuti langkah kaki om Andi.

Kami pun masuk ke penginapan yang memang sudah di booking oleh om Andi dan kebetulan kamar ku dan kamar om Andi bersebelahan.

Setelah menyimpan barang aku dan om Andi pun keluar dari kamar lalu makan malam lalu mulai jalan-jalan di puncak, om Andi banyak menjelaskan tempat-tempat dan aku hanya sebagai pendengar yang baik.

Waktu pun terus berlalu sudah banyak tempat yang kami jalani dan kini waktunya untuk pulang. Lalu saat ingin pulang om Andi membelikan dua minuman untuk ku dan dirinya namu setelah meminum minuman itu aku merasa kantuk yang sangat besar menyerang diriku sehingga aku tertidur di mobil.

.

.

.

.

Namu saat aku terbangun aku sudah berada di atas ranjang ku dan ada om Andi yang sudah tidur di sebelah ku.

Awalnya aku kaget dan rasanya ingin teriak namun aku tidak tega membangunkan om Andi yang tertidur pulas di sebelah ku sambil memeluk ku dengan erat. Entah Kenapa ada perasaan hangat di hatiku mendapatkan pelukan dari om Andi. Bahkan saat kak Kevin menggauli ku dulu tidak ada rasa se hangat ini.

Aku hanya diam saja sambil menatap wajah tenang om Andi. Wajah yang terlihat begitu tampan, aku mentoel hidung nya karena gemes. Namun dia mempererat pelukannya di perut ku yang sudah mulai membuncit.

Aku tidak perduli dengan alasan apapun dia bisa berada di kamar ini, aku hanya bisa menikmati moment ini.

Entah setan apa yang datang kepada ku tiba-tiba aku mengecup pipi om Andi. Dan hal itu berhasil membuat nya terbangun padahal aku melakukan nya se pelan mungkin.

"Kok cuman sebelah doang sih yang di cium?" Tiba-tiba suara nya mengagetkan ku padahal matanya masih terpejam.

Aku hanya diam saja, tapi bisa ku pastikan pipi kini sudah memerah seperti kepiting rebus.

"Ahh om." Hanya itu yang keluar dari mulut ku.

"Maafkan om Adeli." Sambung nya.

"Untuk apa?" Tanya ku.

"Karena om telah menyukai dan mencintai mu." Jawab om Andi sambil membuka matanya.

Aku hanya terdiam, rasanya jantung ku tiba-tiba berhenti berdetak.

"Om tau ini salah, tapi Adeli om sudah menyukai dan jatuh cinta kepada mu dari saat pertama kali kita bertemu. Bahkan om menahan rasa ini selama tiga bulan ini dan kian hari rasa om ke pada Adeli semakin besar. Dan karena itu adalah salah satu alasan om bisa dekat dengan kamu." Jelas om Andi.

"Jadi om tidak tulus ingin menerima anak Adeli?" Tanya ku yang Langsung memikirkan kandungan ku.

"Om mencintai kamu Adeli, dan semua yang ada pada diri kamu bahkan anak kamu ini adalah anak om. Percaya sama om." Sambung om Andi dengan tatapan penuh ketulusan.

"Tapi om."

"Tapi apa Adeli? Tapi Adeli tidak menyukai om dan Adeli tidak percaya sama om?" Tanya nya lagi.

"Bukan begitu om,"

"Ohh jadi Adeli juga menyukai om?"

"Bukan om.."

"Sekarang om tanya deh kepada Adeli, jawab jujur ya apa ads sedikit saja rasa di hati Adeli untuk om sedikit saja?" Tanya nya sambil menatap ku dalam.

Aku diam beberapa saat, lalu mengangguk pelan. Karena aku juga tidak dapat membohongi perasaanku.

"Benarkah, ahh om semakin mencintai mu Adeli." Tiba-tiba satu kecupan mendarat di pipi ku.

"Tapi om bagaimana dengan Tante Tasya?" Tanya ku.

"Kamu tenang saja, semua akan baik-baik saja. Om mengetahui perasaan mu untuk om saja rasanya sudah lebih dari cukup kok." Jawab om Andi sambil memeluk ku semakin erat.

"Ya udah kita tidur yuk, maaf ya om mencampurkan obat tidur di minuman kamu tadi, soalnya sudah sejak lama om ingin tidur sambil memeluk kamu." Ucap om Andi.

"Iya om tidak apa-apa kok." Jawab ku.

Entah kenapa semua nya tiba-tiba berputar di kepalaku dan ada rasa campur aduk di hatiku tapi aku juga bingung harus berbuat apa. Sedangkan om Andi terlihat tenang dan bahagia melanjutkan tidur nya. Karena kelelahan berkelahi dengan pikiran ku akhirnya aku juga ikut tidur dengan om Andi.

Terpopuler

Comments

Erloviana Messakh Dethan

Erloviana Messakh Dethan

semakin seru

2022-10-19

0

Eka ELissa

Eka ELissa

ada cinta....😘😘💖💖💖💓💓💓

2022-01-13

0

Anonymous

Anonymous

Aaaah ada rasa ternyata

2022-01-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!