3. Namanya Dion

Rutinitasku setiap pagi selesai lebih awal jadi aku punya banyak waktu bersiap - siap ke sekolah. Ku rebahkan badan ku sebentar di sofa, tanpa sadar aku terlelap.

" Dea.. Dea,, bangun, apa kau tak sekolah," suara yang terdengar sangat jauh seperti aku sedang bermimpi.

Percikan air membasahi muka ku, seketika aku bangun. Aku masih setengah sadar ,ku lihat Sifa melambai - lambaikan tangan nya di depan mata ku.

Setelah nyawa ku terkumpul semua aku baru teringat tadi aku rebahan di sofa dan aku tertidur.

" Jam berapa sekarang," Tanyaku

" Jam setengah 8,"

" Apa,???? Mata ku membesar. Kulihat jam di dinding dan benar sudah jam setengah 8.

Aku berlari ke kamar mandi, ku cuci muka dan ku gosok gigi. Aku bergegas ke kamar memakai seragamku.  Saat hendak keluar aku lihat Sifa masih santai duduk di sofa.

" Apa kau nggak sekolah, "

" Iya, " jawabnya singkat

" Kenapa masih duduk,?" Aku kebingungan dengan sikap Sifa.

" Karena masih jam setengah 7," dia menunjuk ke jam dinding.

Aku pun ikut melirik, benar masih jam setengah 7. Tapi tadi aku melihat jam setengah 8. Kenapa sekarang berubah.

" Hahahahahahahaha," tawa Sifa pecah.

Setelah mencerna semua yang terjadi baru aku mengerti. Kalau aku dikerjai habis - habisan.

" Kamu, !!!! kurang ajar, aku bahkan tidak mandi saking takut nya terlambat,"

Sifa mencibirku dan dia lari ke kamarnya. Aku duduk sebentar menenangkan jantungku yang berdetak 2 kali lebih cepat. Sial...bisa - bisanya aku tertipu oleh Sifa.

Ku buka kembali seragamku dan ku sempat diri untuk mandi. Setelah semua selesai aku menyusul Sifa ke depan rumah untuk menunggu angkot.

Tiba - tiba,  laki - laki misterius itu terlintas di benakku. Apa aku naik angkot nya di jalan besar aja. Siapa tau bertemu lagi kan,?

" Hei mau kemana kau," tanya Sifa saat melihat ku melangkah pergi.

" Aku mau naik di jalan depan aja"

" Dasar bodoh, ngapain kau capek - capek jalan kesana kalau ada yang lewat sini,"

" Aku hanya ingin jalan - jalan sebentar, lihat lah langit yang biru dan udara yang segar bagus kan dinikmati sambil jalan kaki?"

" Terserah, kau memang aneh,"

Dengan riang gembira aku berjalan ke jalan besar. Saat sampai di tepi jalan besar aku berdiri persis dimana aku berdiri kemarin. Aku terus memperhatikan kendaraan yang datang dari arah utara.

Sudah dua angkot yang menuju ke sekolah aku lewatkan. Kenapa dia tidak terlihat juga dari tadi?? Sudah hampir 10 menit aku menunggu tapi yang ditunggu tak kunjung datang. Apa yang sedang aku lakukan sekarang? Apa aku sudah gila,?

Benar kata Sifa kalau aku ini aneh. Kenapa aku berharap akan bertemu dia lagi disini. Dia itu siapa? Bukan teman apalagi pacar. Tapi aku dengan sukarela berdiri di tepi jalan ini menunggunya.

Aku melihat sebuah angkot jurusan sekolah ku. Sudah aku putuskan aku tak akan menunggu lagi. Ku lambaikan tangan, dan angkot itu pun berhenti.

Saat kaki kiri ku sudah menaiki angkot, seseorang menyerukan namaku. Reflek aku menoleh dan ternyata dia. Orang yang aku tunggu.

" Hei neng, jadi naik nggak, " hardik sopir angkot itu karena aku masih bengong di pintu.

" Ngaak bang, aku dijemput teman" jawabku.

" Dasar, kenapa kau se stop tadi, menyusahkan saja," sopir itu memaki - maki ku.

" Maaf bang,"

Sopir itu tak berhenti mengomel, dan kemudian dia kembali menjalankan angkotnya, lalu pergi.

Dengan langkah ragu - ragu aku mendekati laki - laki itu.

" Hai, " sapaku saat sudah di dekatnya.

Kali ini dia membuka kaca helm nya. Sayang nya dia memakai masker . Jadi aku hanya bisa melihat sorot matanya yang teduh. Ada perasaan aneh yang kurasakan saat mata kami beradu.

" Kenapa tak jadi naik," katanya.

" Haah, apa?" Aku pikir...." Aku tak melanjutkan kata - kataku, terlalu aneh rasanya kalau aku bilang dia kan menjemputku.

" Kamu pikir apa,?" Kenapa tak diteruskan,"

Dia tersenyum, terlihat dari sudut matanya yang berkerut. Hampir saja jantungku meledak. Apa ini, apa aku jatuh cinta padanya???

" Hahahaha, kenapa diam saja,?

Tawanya sangat renyah terdengar di telingaku. Aku benar - benar mabuk karena nya. Bagaimana aku bisa menyukai seseorang yang baru sekali kutemui. Tidak..dua kali dengan hari ini.

" Aku pikir kamu memanggilku karena ingin pergi bersama" jawabku malu - malu. Dia hanya tertawa melihat aku yang salah tingkah.

" Tapi kau tau dari mana namaku," tanya ku saat menyadari tadi dia memanggil namaku. Bukan nya kita belum berkenalan.

" Itu, dari situ," Dia menunjuk ke name tag di seragam ku.

" Owh, "  Aku kehabisan kata - kata.

" Jadi gimana, mau bareng,?" Kelamaan ngobrol nanti kita telat. Aku nggak mau dibilang kurang ajar lagi sama satpam"

Aku mengangguk pelan. Dengan jantung yang masih saja berdebar aku naik ke motor nya. Dia melajukan motornya dengan santai tidak seperti kemarin.

Benar, aku lupa menanyakan nama nya. Sudahlah nanti saja di sekolah. Aku takut dia tak konsentrasi mengemudi kalau aku ajak bicara. Hari ini aku tak memeluknya seperti kemarin.

Tapi kenapa dia pakai masker. Apa hanya untuk anti debu atau ada yang disembunyikan nya di balik masker itu. Misalnya kumis yang lebat atau gigi yang tonggos.

Astaga aku jadi teringat bapak - bapak kemarin yang aku kira dia.

Kami sampai di sekolah 10 menit sebelum bel. Dia memarkir motornya, dan aku masih berdiri menunggu nya. Menunggu dia melepaskan helm itu.  Tapi dia tak kunjung membuka nya. Apa dia akan masuk kelas dengan helm itu. Oh iya aku harus tanyakan nama nya.

" kenapa masih berdiri, sebentar lagi bel loh," Dia lebih dulu bertanya.

" Hah, iya sebentar lagi,"

" Hah,"  Kamu nunggu apa,? Dia menatap intens ke bola mataku.  Aku jadi salah tingkah lagi. Tangan ku sampai berkeringat dibuat olehnya.

" Nunggu teman," Aku beralasan.

" Disini, " katanya

" Iya, eh mungkin tidak,"

" Hahahahahaha," Kenapa kikuk begitu,"

Astaga kenapa dia banyak tertawa, apa dia tau aku sedang berperang dengan detak jantungku sendiri.

Apa dia tau tawanya itu membuat ku deg - degan.

Aku melihat jaket nya tidak dikancingkan. Aku berusaha mengintip nama di seragam nya. Tidak kelihatan , hanya dua huruf terakhir O dan N.

" Kamu lihat apa," dia heran melihatku terus menatap ke arah dadanya.

Aku ketahuan, jangan - jangan dia berpikir aku ini perempuan mesum. Usaha yang sia - sia. Apa susah nya menanyakan nama. Tinggal bilang siapa namamu?

" Siapa namamu, kemarin aku tak mendengar dengan jelas." Aku bertanya secepat kilat.

" Jadi itu yang tadi kau intip,"

Muka ku memerah, aku bisa merasakan hawa panas di wajahku. Aku mengangguk, tak mungkin mengelak lagi.

"Namaku Dion,"  D - I - O - N , Dion"

" Sudah jelas terdengar? Atau perlu aku ulangi?

" Tidak , Dion, namamu Dion."

Satu misteri terpecahkan. Sekarang aku tau namanya.

Kami berpisah di situ. Dia pergi dengan helm masih di kepalanya. Masih banyak pertanyaan yang ingin kutanyakan. Mungkin lain waktu

Terpopuler

Comments

Lady Meilina (Ig:lady_meilina)

Lady Meilina (Ig:lady_meilina)

seruu kk😍

2022-03-07

0

Lavinka

Lavinka

kakak nitip like dulu yah. Jujur suka banget sama cara penulisan kakak. Keren dan halus banget. Jadi suka banget baca cerita kakak.

2022-01-26

1

MAY.s

MAY.s

Hai tor, ceritanya benar² seruuuu😍
Sudah aq favorit yaa...

2022-01-13

1

lihat semua
Episodes
1 1. Pertemuan pertama
2 2. Ternyata Bukan Dia
3 3. Namanya Dion
4 4. Mencarinya
5 5. Panti Asuhan
6 6. Kenapa kabur dariku.
7 7. Senyum yang indah.
8 8. Aku manusia Bodoh
9 9. Kejadian Tak Terduga.
10 10. Bertemu Ayah
11 11.Permintaan Maaf
12 12. Kejadian di masa lalu.
13 13. Malaikat Penolong
14 14. Pengakuan
15 15. Aku menerimamu
16 16. Sahabat atau Pacar?
17 17. Gloomy Holiday
18 18. Diluar Ekspektasi
19 19. Jatuh Sakit
20 20. Kembali ke Sekolah
21 21. Jealous
22 22. Jealous part 2
23 23. Kejadian di Halte
24 24. Kedatangan Mas Rangga
25 25. Tragedi noda merah
26 26. Mencurigakan
27 27. Terkunci
28 28. Salah Paham
29 29. Obat mujarab
30 30. Nostalgia
31 31. Akal - akalan Tiara
32 32. Putus dengan Dion?
33 33. Se pucuk Surat
34 34. Ternoda
35 35. Kabar Dari Rumah.
36 36. Pertengkaran
37 37. Suara paling merdu.
38 38. Mencari Solusi
39 39. Dion Dan Tiara
40 40. Titik Terang.
41 41. Adu jotos.
42 42. Berbaikan
43 43. Ngeprank Dion
44 44. Bakat Luar Biasa Boby
45 45. About Si Jangkung
46 46. Melihatnya lagi.
47 47. Ponsel baru
48 48. Berita heboh.
49 49. Tertekan.
50 50. Pengakuan Boby.
51 51. Penyesalan selalu belakangan.
52 52. Dikeluarkan.
53 53. Putus sekolah,?
54 54. Berkunjung
55 55. Mimpi Ibu
56 56. Kejutan
57 57. Roti lapis dari Boby.
58 58. Babak belur
59 59. Tiara tidak masuk sekolah.
60 60. Gelagat aneh Rey.
61 61. Kisah Pertemuan Tiara dan Gilang.
62 62. Kebenaran akan menemukan jalannya.
63 63. Karena Sebuah Alasan
64 64. Tiara yang terancam.
65 65. Kembali masuk Ruang BK
66 66. Tuduhan
67 67. Musuh dalam selimut.
68 68. Cara Yang Salah untuk Memiliki.
69 69. Melupakan.
70 70. Ada apa dengan mereka.
71 71. Kembang api
72 72. Permintaan Tiara.
73 73. Akhir masa SMA
74 Bab. 74
75 Bab. 75
76 Bab. 76
77 Bab. 77
78 Bab. 78
79 Bab. 79
80 Bab. 80
81 Bab. 81
82 Bab. 82
83 Bab. 83
84 Bab. 84
85 Bab. 85
86 Bab. 86
87 Bab. 87
88 Bab. 88
89 Bab. 89
90 Bab. 90
91 Bab. 91
92 Bab. 92
93 Bab. 93
94 Bab. 94
95 Bab. 95
96 Bab 96
97 Bab. 97
98 Bab. 98
99 Bab. 99
100 Epilog
101 Pengumuman
Episodes

Updated 101 Episodes

1
1. Pertemuan pertama
2
2. Ternyata Bukan Dia
3
3. Namanya Dion
4
4. Mencarinya
5
5. Panti Asuhan
6
6. Kenapa kabur dariku.
7
7. Senyum yang indah.
8
8. Aku manusia Bodoh
9
9. Kejadian Tak Terduga.
10
10. Bertemu Ayah
11
11.Permintaan Maaf
12
12. Kejadian di masa lalu.
13
13. Malaikat Penolong
14
14. Pengakuan
15
15. Aku menerimamu
16
16. Sahabat atau Pacar?
17
17. Gloomy Holiday
18
18. Diluar Ekspektasi
19
19. Jatuh Sakit
20
20. Kembali ke Sekolah
21
21. Jealous
22
22. Jealous part 2
23
23. Kejadian di Halte
24
24. Kedatangan Mas Rangga
25
25. Tragedi noda merah
26
26. Mencurigakan
27
27. Terkunci
28
28. Salah Paham
29
29. Obat mujarab
30
30. Nostalgia
31
31. Akal - akalan Tiara
32
32. Putus dengan Dion?
33
33. Se pucuk Surat
34
34. Ternoda
35
35. Kabar Dari Rumah.
36
36. Pertengkaran
37
37. Suara paling merdu.
38
38. Mencari Solusi
39
39. Dion Dan Tiara
40
40. Titik Terang.
41
41. Adu jotos.
42
42. Berbaikan
43
43. Ngeprank Dion
44
44. Bakat Luar Biasa Boby
45
45. About Si Jangkung
46
46. Melihatnya lagi.
47
47. Ponsel baru
48
48. Berita heboh.
49
49. Tertekan.
50
50. Pengakuan Boby.
51
51. Penyesalan selalu belakangan.
52
52. Dikeluarkan.
53
53. Putus sekolah,?
54
54. Berkunjung
55
55. Mimpi Ibu
56
56. Kejutan
57
57. Roti lapis dari Boby.
58
58. Babak belur
59
59. Tiara tidak masuk sekolah.
60
60. Gelagat aneh Rey.
61
61. Kisah Pertemuan Tiara dan Gilang.
62
62. Kebenaran akan menemukan jalannya.
63
63. Karena Sebuah Alasan
64
64. Tiara yang terancam.
65
65. Kembali masuk Ruang BK
66
66. Tuduhan
67
67. Musuh dalam selimut.
68
68. Cara Yang Salah untuk Memiliki.
69
69. Melupakan.
70
70. Ada apa dengan mereka.
71
71. Kembang api
72
72. Permintaan Tiara.
73
73. Akhir masa SMA
74
Bab. 74
75
Bab. 75
76
Bab. 76
77
Bab. 77
78
Bab. 78
79
Bab. 79
80
Bab. 80
81
Bab. 81
82
Bab. 82
83
Bab. 83
84
Bab. 84
85
Bab. 85
86
Bab. 86
87
Bab. 87
88
Bab. 88
89
Bab. 89
90
Bab. 90
91
Bab. 91
92
Bab. 92
93
Bab. 93
94
Bab. 94
95
Bab. 95
96
Bab 96
97
Bab. 97
98
Bab. 98
99
Bab. 99
100
Epilog
101
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!