4. Mencarinya

Aku tak bisa berhenti tersenyum, sejuta kupu - kupu seperti menggelitik hatiku. Bahagia .., itu yang aku rasakan saat ini. Dion ,nama itu sudah melekat di kepalaku. Sorotan matanya yang teduh tak bisa aku lupakan. Mataku menatap papan tulis tapi pikiranku melayang entah kemana. Aku tak peduli dengan penjelasan guru di depan kelas.

" Kamu kenapa, dari tadi tersenyum terus," Sarah menatapku curiga.

Aku hanya tersenyum menanggapinya, rasanya terlalu malu untuk menceritakan pada Sarah. Takut dia akan menertawakan ku. Aku sendiri belum yakin dengan perasaan ku saat ini. Apa benar seperti ini yang dinamakan jatuh cinta?

Sarah menyikut lenganku karena aku tak menjawab.

" Hei,,, kenapa diam saja. Ada hal baik yang terjadi padamu??

" Sssttt, nanti kita dimarahi guru," Aku berbisik.

" Ih, kenapa kau membuatku jadi penasaran," Sarah terus saja menyikut lenganku.

" Sudah, lihatlah ke depan" Aku menjauhkan tangan Sarah dariku.

Kelakukan kami ternyata mencuri perhatian guru yang sedang mengajar. 

" Kalian berdua, kalau tidak ingin belajar silahkan keluar,!!" Dari tadi mengobrol terus." Suara lantang guru Matematika mengagetkan kami.

Kami berdua tertunduk malu. Semua mata melirik pada kami. Untung saja penghapus papan tulis tak melayang.

" Maaf pak," jawab kami serentak.

Sarah tak lagi bertanya dan kembali fokus belajar . Guru matematika menyelamatkan ku dari interogasi Sarah.

Bel panjang berbunyi, tanda waktunya jam istirahat. Semua murid berhamburan keluar kelas. Seperti ayam yang lepas dari kandangnya. Aku harus mencari alasan untuk menghindari Sarah. Aku ingin mencari Dion.

" Kenapa masih duduk, kau tak ingin ke kantin,?" Sarah bertanya.

" Sepertinya tidak, aku tak lapar.kau saja," jawabku diiringi senyum lebar.

" Kenapa??" Aku akan mentraktirmu,"

Ternyata Alasan ini tak berguna. Mungkin Sarah fikir aku tak punya uang jajan. Biasanya itu salah satu alasan yang aku gunakan kalau aku tak punya uang.

" Aku punya uang kok, aku lagi diet" Aku menyeringai.

" Sejak kapan kau peduli dengan bentuk tubuhmu,?" ucap Sarah.

" Sejak kapan ya,?  Pokoknya aku ingin sedikit kurus,"

"Cih...!" Bukan nya kau sangat membanggakan body montok mu itu.?"

" Sekarang tidak lagi. Sudah sana pergi," aku mengibaskan tangan mengusirnya.

" Baiklah,"jawab Sarah. Kemudian ia melangkah ke luar kelas.

Akhirnya aku bisa menghindar dari Sarah. Aku mengintip Sarah dari balik pintu kelas, memastikan ia tak berbalik ke kelas. Ketika Sarah sudah tak terlihat, aku pun keluar kelas.Baiklah ini saatnya aku akan menjalankan misi ku. Mencari Dion, laki - laki yang sudah berani mengusik hatiku.

Tapi dari mana aku harus mencari. Kantin satu - satunya tempat yang paling banyak didatangi siswa saat jam istirahat. Ku putuskan untuk memulai dari sana tentu tanpa sepengetahuan Sarah.

Aku melihat Sarah sedang duduk mengobrol dengan beberapa anak dari kelasku. Posisinya yang membelakangi pintu masuk kantin menguntungkanku. Ku perhatikan semua murid laki - laki yang sedang makan di kantin, tentu saja yang duduk menghadap pintu kantin yang bisa kulihat. Mata teduh itu tak aku temukan.

Aku memutuskan mencari ke perpustakaan. Berlanjut ke lapangan basket, ruang musik bahkan aku sampai melewati toilet pria. Aku malah mendapatkan tatapan aneh murid laki - laki. Aku lelah, sekolah ini sangat luas tak akan mudah bagiku menemukan nya. Apalagi aku tak tau bagaimana wajahnya secara keseluruhan. Untuk bertanya pun rasanya malu.

Tenggorokanku sangat kering, aku haus sekali. Tapi sudah terlambat untuk ke kantin karena sebentar lagi bel berbunyi. Saat akan kembali ke kelas, seseorang mencegatku.

" Ini untukmu," Seorang siswa laki - laki menyerahkan sebotol air mineral untukku.

" Hah,, untukku??

" Iya, cepatlah ambil,"

" Kenapa kau memberi ku minum"tanyaku heran. Aku tak mengenalnya kenapa dia memberi ku minum.

" Cepatlah ambil, kenapa harus ada alasannya,??" jawabnya sedikit ketus.

Aku diam saja tanpa ada niat mengambil botol itu darinya ,lalu dia meraih tanganku dan meletakkan botol itu di telapak tanganku.

" Diminum ya,kelihatannya kamu haus,"

" Hah?" 

Setelah itu dia pergi begitu saja, aku hanya bengong menatap punggungnya sampai menghilang dibelokan koridor. Melihat air dalam botol itu rasa haus ku meningkat dua kali lipat. Aku ragu untuk menimunya,bisa saja air ini beracun atau bukan air mineral. Setelah memastikan kalau itu air biasa aku pun mulai meminumnya.

Lega...tenggorokan ku sudah basah. Ku buang botol itu setelah lebih dari separoh isi nya berpindah ke perutku.

Bel telah berbunyi pertanda jam istirahat sudah usai. Aku bergegas menuju kelas. Tanpa aku sadari sepasang mata sedang memperhatikanku dari kejauhan.

" Kau dari mana saja," tanya Sarah saat aku sampai di kelas.

" Aku.. aku dari toilet," jawabku berbohong.

" Kenapa kau  tampak begitu mencurigakan,?" Sarah bertanya penuh selidik.

" Apa yang kau pikirkan,? Sudahlah, fokus belajar aku tak mau dimarahi guru lagi."ujarku mengalihkan pembicaraan

" Kau pintar sekali mencari alasan."sungutnya.

Aku menghela nafas panjang kemudian mengeluarkan buku pelajaran dan mulai membacanya.Maafkan aku Sarah. Aku akan menceritakan semua nya jika semua sudah terlihat jelas. Saat ini semuanya hanya semu. Kulirik Sarah sekilas, dia juga mulai membuka bukunya.

" Dea, kau di suruh wali kelas menemuinya di kantor," Kata ketua kelas saat aku membereskan buku dan alat tulis ku ke dalam tas saat jam pulang sekolah.

" Sekarang,?"

" Iya, jangan lupa ya,!!"

" Kenapa wali kelas mencarimu? Tanya Sarah.

" Entahlah, kau pulang saja duluan,aku mau ke ruang guru dulu."

Aku menyandang tas dan pergi meninggalkan Sarah yang masih mengemasi tasnya. Saat sampai di ruang guru ku lihat Pak Reza wali kelas kami sedang memeriksa kertas ulangan.

" Selamat siang pak,"sapaku ramah.

" Duduklah Dea, Ini tinggal sedikit lagi,"

" Baik pak,"

Pak Reza melanjutkan pekerjaan nya. Setelah menunggu sekitar 10 menit pak Reza pun selesai. Pak Reza membereskan kertas - kertas itu lalu melepas kacamatanya. Dia menatapku. Dari tatapan nya seperti ada yang sangat penting untuk dikatakan. Apa aku membuat kesalahan?.

" Dea,"panggilnya pelan.

" Ya pak,"sahutku. Perasaanku mendadak tak enak.

" Sebentar lagi kita akan ujian tengah semester.Kamu tau kan syarat untuk mendapatkan nomor ujian,?" tanyanya penuh penegasan.

Sekarang aku baru paham apa alasan aku dipanggil ke sini. Aku melupakan hal penting itu.

Pak Reza menghela nafas dalam - dalam, seolah ia merasa terbebani  untuk mengatakannya padaku.

" Uang komite kamu masih belum di bayar, di tambah uang SPP sudah 2 bulan menunggak."lanjutnya.

" Ya , saya tau pak.Saya akan melunasi segera," jawabku dengan kepala menunduk meremas jariku di bawah meja.

" Bapak tau keadaanmu, tapi kalau bapak memberi kamu keringanan nanti murid - murid lain juga mengikut karena di sekolah ini banyak murid dari kalangan ekonomi menengah ke bawah," suara Pak Reza begitu lembut, sepertinya dia berusaha untuk tak membuatku tertekan.

Aku meremas jari jemariku. Kata - kata pak Reza cukup membuat pikiranku tersiksa.

" Saya akan usahakan pak," ucapku meyakinkan.

" Ya sudah, bapak hanya ingin mengatakan itu," Pak Reza melemparkan senyum padaku.

" Baik pak, saya permisi"

" Hati - hati di jalan, langsung pulang ya" ujar pak Reza ramah, seolah beban di pundaknya sudah hilang.

" Iya pak," jawabku datar dengan senyum dipaksakan.

Langkahku gontai, uangku belum cukup. Bagaimana aku akan melunasi dalam waktu dekat ini.  Aku juga tak mungkin menaikan harga kue - kue daganganku . Haruskah aku hubungi ayah,?.Tapi aku terlalu takut untuk kecewa. Sudah lama kami tak berkomunikasi. Kadang aku merasa marah pada Ayah, aku seperti ditelantarkan olehnya.

Andai aku jadi Sifa, mungkin aku tak perlu pusing seperti ini. Sifa  lebih beruntung dari pada aku. Dia mendapatkan beasiswa, karena kami sepupu dan tinggal serumah hanya salah satu dari kami yang mendapatkan beasiswa ditambah lagi dia anak yang pintar. Guru lebih memprioritaskan dia ketimbang aku.

Pikiran ku yang sebelumnya hanya dipenuhi oleh laki - laki yang bernama Dion itu seketika digantikan oleh permasalahan hidup yang tak kunjung usai. Aku yang tadinya berniat ingin menunggu nya di parkiran sekolah terlupakan sudah.

Tin...tiinnn….

Aku kaget, sebuah sepeda motor tiba - tiba berhenti di sampingku.

Laki - laki yang aku cari selama jam istirahat sekarang memperlihatkan batang hidungnya. Tentu masih dengan helm dan masker yang seperti tidak bisa dipisahkan dengan kepalanya.

" Astaga, mengagetkan saja,"ucapku kesal.

" Kenapa melamun, aku memanggil mu dari tadi," ucapnya dengan suaranya yang khas.

" Siapa yang melamun," Aku menyangkal.

" Mau pulang bareng,?"

" Aku pulang sendiri saja," jawabku.

Aku meneruskan langkah ku. Dion mengikutiku, dia menjalankan motor nya sangat pelan menyeimbangi langkah kaki ku.

" Kenapa tak mau,?" tanya Dion.

Aku diam saja dan meneruskan langkahku keluar pekarangan sekolah.

" Kalau tidak ada alasan cepat buruan naik," Perintahnya.

Sebenarnya aku sangat ingin diboncengi oleh nya. Tapi perasaan ku sedang tak karuan. Aku tak ingin menunjukan sisi lemahku kepadanya. Sebelum dia merayuku lagi aku mempercepat langkah kaki . Sampai di tepi jalan di depan sekolah aku melambaikan tangan pada sebuah angkot.

" Aku duluan," kataku.

Aku tak berani menatap matanya. Maaf kan aku, saat ini pikiranku sangat kacau.

...----------------...

Mohon dukungnnya...

Terpopuler

Comments

zahra

zahra

niat banget ya nyarinya sampai mutar sekolah

2022-01-12

0

AlongPee

AlongPee

hadir lagi kak

2021-12-24

2

Jans🍒

Jans🍒

masa2 genting prekenomian d skolah

2021-12-24

1

lihat semua
Episodes
1 1. Pertemuan pertama
2 2. Ternyata Bukan Dia
3 3. Namanya Dion
4 4. Mencarinya
5 5. Panti Asuhan
6 6. Kenapa kabur dariku.
7 7. Senyum yang indah.
8 8. Aku manusia Bodoh
9 9. Kejadian Tak Terduga.
10 10. Bertemu Ayah
11 11.Permintaan Maaf
12 12. Kejadian di masa lalu.
13 13. Malaikat Penolong
14 14. Pengakuan
15 15. Aku menerimamu
16 16. Sahabat atau Pacar?
17 17. Gloomy Holiday
18 18. Diluar Ekspektasi
19 19. Jatuh Sakit
20 20. Kembali ke Sekolah
21 21. Jealous
22 22. Jealous part 2
23 23. Kejadian di Halte
24 24. Kedatangan Mas Rangga
25 25. Tragedi noda merah
26 26. Mencurigakan
27 27. Terkunci
28 28. Salah Paham
29 29. Obat mujarab
30 30. Nostalgia
31 31. Akal - akalan Tiara
32 32. Putus dengan Dion?
33 33. Se pucuk Surat
34 34. Ternoda
35 35. Kabar Dari Rumah.
36 36. Pertengkaran
37 37. Suara paling merdu.
38 38. Mencari Solusi
39 39. Dion Dan Tiara
40 40. Titik Terang.
41 41. Adu jotos.
42 42. Berbaikan
43 43. Ngeprank Dion
44 44. Bakat Luar Biasa Boby
45 45. About Si Jangkung
46 46. Melihatnya lagi.
47 47. Ponsel baru
48 48. Berita heboh.
49 49. Tertekan.
50 50. Pengakuan Boby.
51 51. Penyesalan selalu belakangan.
52 52. Dikeluarkan.
53 53. Putus sekolah,?
54 54. Berkunjung
55 55. Mimpi Ibu
56 56. Kejutan
57 57. Roti lapis dari Boby.
58 58. Babak belur
59 59. Tiara tidak masuk sekolah.
60 60. Gelagat aneh Rey.
61 61. Kisah Pertemuan Tiara dan Gilang.
62 62. Kebenaran akan menemukan jalannya.
63 63. Karena Sebuah Alasan
64 64. Tiara yang terancam.
65 65. Kembali masuk Ruang BK
66 66. Tuduhan
67 67. Musuh dalam selimut.
68 68. Cara Yang Salah untuk Memiliki.
69 69. Melupakan.
70 70. Ada apa dengan mereka.
71 71. Kembang api
72 72. Permintaan Tiara.
73 73. Akhir masa SMA
74 Bab. 74
75 Bab. 75
76 Bab. 76
77 Bab. 77
78 Bab. 78
79 Bab. 79
80 Bab. 80
81 Bab. 81
82 Bab. 82
83 Bab. 83
84 Bab. 84
85 Bab. 85
86 Bab. 86
87 Bab. 87
88 Bab. 88
89 Bab. 89
90 Bab. 90
91 Bab. 91
92 Bab. 92
93 Bab. 93
94 Bab. 94
95 Bab. 95
96 Bab 96
97 Bab. 97
98 Bab. 98
99 Bab. 99
100 Epilog
101 Pengumuman
Episodes

Updated 101 Episodes

1
1. Pertemuan pertama
2
2. Ternyata Bukan Dia
3
3. Namanya Dion
4
4. Mencarinya
5
5. Panti Asuhan
6
6. Kenapa kabur dariku.
7
7. Senyum yang indah.
8
8. Aku manusia Bodoh
9
9. Kejadian Tak Terduga.
10
10. Bertemu Ayah
11
11.Permintaan Maaf
12
12. Kejadian di masa lalu.
13
13. Malaikat Penolong
14
14. Pengakuan
15
15. Aku menerimamu
16
16. Sahabat atau Pacar?
17
17. Gloomy Holiday
18
18. Diluar Ekspektasi
19
19. Jatuh Sakit
20
20. Kembali ke Sekolah
21
21. Jealous
22
22. Jealous part 2
23
23. Kejadian di Halte
24
24. Kedatangan Mas Rangga
25
25. Tragedi noda merah
26
26. Mencurigakan
27
27. Terkunci
28
28. Salah Paham
29
29. Obat mujarab
30
30. Nostalgia
31
31. Akal - akalan Tiara
32
32. Putus dengan Dion?
33
33. Se pucuk Surat
34
34. Ternoda
35
35. Kabar Dari Rumah.
36
36. Pertengkaran
37
37. Suara paling merdu.
38
38. Mencari Solusi
39
39. Dion Dan Tiara
40
40. Titik Terang.
41
41. Adu jotos.
42
42. Berbaikan
43
43. Ngeprank Dion
44
44. Bakat Luar Biasa Boby
45
45. About Si Jangkung
46
46. Melihatnya lagi.
47
47. Ponsel baru
48
48. Berita heboh.
49
49. Tertekan.
50
50. Pengakuan Boby.
51
51. Penyesalan selalu belakangan.
52
52. Dikeluarkan.
53
53. Putus sekolah,?
54
54. Berkunjung
55
55. Mimpi Ibu
56
56. Kejutan
57
57. Roti lapis dari Boby.
58
58. Babak belur
59
59. Tiara tidak masuk sekolah.
60
60. Gelagat aneh Rey.
61
61. Kisah Pertemuan Tiara dan Gilang.
62
62. Kebenaran akan menemukan jalannya.
63
63. Karena Sebuah Alasan
64
64. Tiara yang terancam.
65
65. Kembali masuk Ruang BK
66
66. Tuduhan
67
67. Musuh dalam selimut.
68
68. Cara Yang Salah untuk Memiliki.
69
69. Melupakan.
70
70. Ada apa dengan mereka.
71
71. Kembang api
72
72. Permintaan Tiara.
73
73. Akhir masa SMA
74
Bab. 74
75
Bab. 75
76
Bab. 76
77
Bab. 77
78
Bab. 78
79
Bab. 79
80
Bab. 80
81
Bab. 81
82
Bab. 82
83
Bab. 83
84
Bab. 84
85
Bab. 85
86
Bab. 86
87
Bab. 87
88
Bab. 88
89
Bab. 89
90
Bab. 90
91
Bab. 91
92
Bab. 92
93
Bab. 93
94
Bab. 94
95
Bab. 95
96
Bab 96
97
Bab. 97
98
Bab. 98
99
Bab. 99
100
Epilog
101
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!