Seperti yang dikatakan oleh Frans, sekitar 10 menit berlalu, sebuah mobil sedan berwarna biru masuk ke parkiran yang berada didepan kafe hitam putih. Tidak berapa lama, seorang laki-laki berwajah tampan dan berkulit putih turun dari atas mobil. Begitu melihat wajah laki-laki itu, Pak Budi langsung terkejut melihatnya.
"Itu Dia Frans! Tapi kok mobilnya beda dari yang kemarin?" Tanyanya dalam hati.
Frans pun berjalan kedalam kafe tersebut. Ketika ia baru saja menginjakkan kakinya didalam kafe itu, Pak Budi bergegas memanggilnya.
"Frans!" Serunya. Mendengar seseorang memanggilnya, Frans langsung menengok kearah kiri. Ia melihat kawan lamanya itu, tengah melambaikan tangan kanannya keatas. Frans pun tersenyum dan bergegas menghampirinya.
"Sorry ya Bud, sudah nunggu lama!" Ucapnya. Frans pun bersalaman dengan Pak Budi.
"Santai aja Frans!" Ucap Pak Budi sambil melepaskan tangannya. Ia pun kembali duduk. Sedangkan Frans duduk dihadapannya.
"Kamu mau makan apa Bud?" Tanyanya.
"Ngikut aja!" Balasnya.
"Mba!" Seru Frans memanggil pelayan kafe.
"Ada yang bisa dibantu Pak?" Tanyanya.
"Saya mau pesan beef steak dua! Minumnya orange jus dua." Balasnya.
"Baik Pak. Mohon ditunggu ya." Ucapnya. Pelayan itu pun pergi meninggalkan Frans.
"Jadi Kamu barusan dipecat Bud?" Tanyanya.
"Iya Frans. Sebenarnya Aku sudah tahu pabrik tempat Aku kerja sudah bangkrut sekitar tiga bulan terakhir. Tapi Aku pikir Aku nggak akan dikeluarkan karena Aku sudah cukup lama kerja disitu." Balasnya.
"Tapi untung Kamu sebelum dipecat, kemarin nggak sengaja bertemu denganku. Itu artinya Kamu ditakdirkan untuk bekerja denganku." Ucapnya.
"Aku penasaran sebenarnya apa bisnis yang sedang Kamu geluti, Frans? Kulihat tadi Kamu pakai mobil sedan biru. Kemarin pakai SUV merah." Tanyanya.
"Tapi Kamu jangan kaget ya, kalau Aku mengatakan apa pekerjaanku." Balasnya.
"Iya!" Serunya.
"Aku menjadi seorang gigolo." Bisik Frans dengan sangat perlahan.
"Apa??? Yang benar Frans???" Tanya Pak Budi dengan keras. Membuat beberapa pengunjung yang lain melihat kearahnya.
"Buat apa Aku bohong sama Kamu, Bud. Gimana, Kamu mau kan ikut kerja seperti diriku?" Tanyanya.
"Aku nggak mau mencari uang dengan cara seperti itu, Frans. Aku masih bisa mencari pekerjaan yang halal." Balasnya.
"Pekerjaan apa Bud? Kamu mau kerja sama orang, yang gajinya tidak mampu merubah nasibmu Bud? Contohnya Kamu sudah mengalami sendiri. Lebih dari lima tahun Kamu mengabdi kepada perusahaan tempatmu kerja. Tapi apa balasan perusahaan kepadamu sekarang? Mereka membuangmu seperti sampah tidak berguna. Mereka tidak ingat pengabdianmu selama ini." Ucap Frans berusaha mempengaruhi sahabatnya itu.
"Iya memang benar yang Kamu katakan Frans. Tapi Aku masih takut dosa, Frans!" Balasnya.
"Bukankah Tuhan Maha Pengampun dosa-dosa hambaNya? Kamu kan masih muda, tampan, dan gagah! Sayang sekali kalau tidak dimanfaatkan kelebihan yang ada pada dirimu Bud. Kalau sudah tua dan keadaan tidak seperti sekarang lagi, baru deh Kamu bertobat dan mencari rizki yang halal." Ucapnya meyakinkan Pak Budi.
"Terus bagaimana kalau istriku tahu?" Tanya Pak Budi dengan cemas.
"Ya jangan sampai tahu dong Bud! Bilang aja kalau Kamu sekarang kerjanya shift malam terus." Balasnya.
"Oke deh! Aku mau ikut kerja bareng Kamu!" Ucapnya.
"Begitu dong dari tadi! Besok malam Kita ketemuan di diskotik bintang-bintang di daerah Menteng. Kalau shift malam, Kamu biasa berangkat kerja jam berapa Bud?" Tanyanya.
"Jam tujuh." Balasnya.
"Ya sudah besok Kita ketemuan jam tujuh! Tenang aja Bud! Ak punya banyak kenalan pelanggan. Entar Kamu Aku kenalin deh sama mereka." Ucapnya.
"Oke. Makasih ya Frans. Kamu sudah mau membantuku mendapatkan pekerjaan." Katanya.
"Nggak usah dipikirkan Bud! Sebagai kawan lamamu, Aku nggak akan tega membiarkanmu menderita." Balasnya. Tiba-tiba seorang waiters datang membawa pesanan Frans.
"Ayo Kita makan dulu Bud!" Pintanya. Mereka pun menikmati makan malam bersama.
Selesai menghabiskan makanan dan minumannya, Frans dan Pak Budi beranjak dari tempat duduknya menuju kasir.
"Jadi total berapa Mba? Sama sekalian yang teman Saya pesan." Ucap Frans ketika berdiri didepan kasir.
"Total 117 ribu Pak." Jawabnya. Frans pun mengeluarkan dua lembar uang sebanyak 120 ribu.
"Kembaliannya ambil aja Mba." Ucap Frans sambil memberikan uangnya kepada kasir.
"Terima kasih banyak Pak." Ucapnya. Setelah selesai membayar, mereka berdua pun berjalan menuju parkiran.
"Sampai ketemu lagi besok malam ya Bud!" Ucapnya.
"Iya Frans." Balasnya. Budi pun berjalan menuju motornya. Setelah membayar jasa parkirnya, Ia bergegas pulang ke rumahnya.
"Assalamu'alaikum." Salamnya.
"Wa'alaikumsalam. Baru pulang Mas?" Tanyanya.
"Iya, tadi macet! Terus tadi ditraktir makan, sama Frans temanku yang kemarin bayarin ayam bakar. Anak-anak sudah tidur Bu?" Tanyanya.
"Sudah Pak. Oh jadi teman Bapak ngajak makan malam bareng?" Tanyanya.
"Iya Bu. Dari dulu memang Dia baik banget! Nggak pernah itung-itungan sama teman. Apalagi Aku sama Dia dulu akrab banget!" Jawabnya.
"Ibu bersyukur Bapak punya teman seperti Pak Frans. Kapan-kapan suruh main kesini Pak!" Pintanya.
"Iya. Kapan-kapan pasti akan Aku ajak kesini." Balasnya sambil berjalan menuju kamarnya.
Didalam kamarnya, Pak Budi melepaskan pakaian seragam satpam yang melekat ditubuhnya. Hanya memakai celana kolor, Pak Budi berjalan menuju kamar mandi. Terlihat dadanya yang besar walaupun belum berotot sepenuhnya.
Disaat Pak Budi sedang membasahi tubuhnya, istrinya membuatkan secangkir teh hangat dan menaruhnya diatas meja yang berada di ruang tamu.
"Minum teh dulu Pak! Biar badannya hangat." Ucap istrinya Pak Budi yang sedang berada di dapur, ketika ia melihat suaminya keluar dari dalam kamar mandi.
"Iya Bu." Balasnya. Pak Budi pun berjalan menuju kamarnya hanya menggunakan handuk berwarna merah.
Selesai berpakaian, Pak Budi menuju ruang tamu. Ia pun meminum teh hangat buatan istrinya. Tidak berapa lama istrinya datang membawa piring berisi pisang goreng dan menaruhnya diatas meja.
"Makan Pisang goreng Pak." Ucapnya.
"Pisang dari mana Bu?" Tanyanya.
"Tadi dikasih Bu Astuti." Jawabnya.
"Oh ya Bu! Tadi Bapak dipanggil oleh atasan. Katanya gajiku mau dinaikkan. Tapi mulai besok Bapak harus masuk malam terus!" Ucapnya. Lalu ia mengambil pisang goreng yang berada diatas piring.
"Alhamdulillah kalau begitu. Ibu sangat bersyukur dan senang sekali mendengarnya. Mungkin ini rizki calon anak Kita yang sebentar lagi akan lahir. Kalau masalah Bapak harus masuk malam terus, Ibu ikhlas Pak. Kan pagi sampai malam Bapak jadi di rumah juga." Balasnya tersenyum bahagia.
"Tapi kalau malam kan Ibu jadi tidur sendirian!" Ucapnya dengan perlahan.
"Nggak apa-apa Pak. Nggak usah dipikirkan. Kan ada calon anak Kita yang akan menemani Ibu." Jawabnya.
"Bapak bersyukur mempunyai istri sepertimu Bu. Kamu bukan cuma cantik, tapi Kamu begitu patuh dan taat kepada suami." Puji Pak Budi dengan berlinang air mata.
"Ibu juga sangat bersyukur mempunyai suami sepertimu Pak! Suami yang sangat mencintai dan menyayangi istri dan anak-anaknya, serta pekerja keras untuk menafkahi keluarganya." Balasnya.
"Sampai kapanpun Bapak selalu mencintaimu Bu!" Ucap Pak Budi. Air matanya seketika langsung menetes dipipinya.
"Ibu juga sampai kapanpun akan mencintai Bapak! Semoga Kita menjadi pasangan dunia akhirat ya Pak." Balasnya.
"Aamiin." Ucapnya.
"Tapi kok tumben Bapak bilang seserius dan seromantis ini? Biasanya nggak pernah! Terakhir kayaknya waktu Kita jadi pengantin baru." Katanya.
"Ya mungkin gara-gara tadi baru ketemu Frans. Jadi Bapak ketularan ingin gombalin Ibu. Soalnya Frans itu sewaktu sekolah dulu, Dia orangnya playboy." Ucapnya.
"Oh bisa jadi Bapak ketularan." Balas Ibu tertawa. Pak Budi pun ikut tersenyum kecut.
"Tidur yuk Bu! Bapak sudah ngantuk nih!" Ajaknya.
"Ya Pak. Ibu juga sudah ngantuk." Balasnya.
Kemudian Pak Budi bangkit berdiri dan berjalan menuju kamarnya. Sedangkan istrinya membawa cangkir kotor dan piring berisi pisang goreng ke dapur. Tidak berapa lama, ia berjalan menuju kamarnya menyusul suaminya.
Seperti kesepakatan Pak Budi dan Frans, malam itu mereka mengendarai kendaraan masing-masing menuju diskotik bintang-bintang. Terlihat Pak Budi mengendarai motornya memakai seragam seorang satpam seperti hendak bekerja di perusahaan tempat ia kemarin bekerja. Hal itu ia lakukan untuk mengelabuhi istrinya.
Pada sebuah SPBU, Pak Budi menghentikan laju motornya. Ia pun bergegas menuju toilet. Didalam toilet ia berganti pakaian. Selesai berpakaian ia keluar dari dalam toilet. Terlihat Pak Budi kin memakai kemeja bermotif kotak-kotak. Sedangkan bagian bawahnya ia memakai celana jeans panjang berwarna biru. Setelah membayar jasa toilet, Pak Budi kembali menuju motornya dan bergegas menuju tempat yang menjadi tujuannya.
Sekitar 40 menit berlalu, akhirnya Pak Budi sampai didepan diskotik bintang-bintang. Sebuah tempat yang sangat asing bagi dirinya. Seumur hidupnya Dia baru pertama kali menginjakkan kakinya ditempat seperti itu. Setelah memarkirkan motornya, Pak Budi pun menelpon Frans. Frans pun langsung mengangkatnya.
"Hallo Bud! Kamu sudah sampai mana?" Tanyanya.
"Aku sudah diparkirkan nih! Kamu dimana Frans?" Budi tanya balik.
"Aku sudah sejak tadi didalam Bud! Kamu langsung masuk aja ya!" Balasnya.
"Iya Frans." Ucapnya. Pak Budi pun memutuskan panggilan teleponnya. Dengan sedikit ragu-ragu, ia berjalan menuju pintu bagian depan diskotik yang berukuran tidak begitu lebar.
Begitu menginjakkan kakinya didalam diskotik, Pak Budi seperti katak baru keluar dari tempurung. Dia melihat pemandangan yang belum pernah dilihatnya dengan mata kepala sendiri.
Pak Budi melihat didalam diskotik suasananya sangat ramai. Banyak sekali pengunjung yang datang. Banyak yang sedang duduk diatas kursi sambil menikmati minuman alkohol. Banyak pula yang tengah berjoget dibagian tengah diskotik, diiringi dengan musik yang asyik untuk berjoget dan lampu kelap-kelip. Semua terlihat gembira seperti tanpa masalah menyelimuti dirinya.
Pak Budi terus berjalan dengan perlahan sambil matanya melihat kearah kanan dan kiri. Sekitar 15 meter ia berjalan, tiba-tiba seseorang memanggilnya.
"Budi...!"
Mendengar seseorang memanggilnya dari sebelah kiri, Pak Budi pun bergegas menengok kearah kiri. Ia melihat Frans sedang duduk didepan meja barista sambil tersenyum dan melambaikan tangannya. Pak Budi pun langsung menghampirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments