"Ben, siang ini pesankan aku makan siang di restoran tempat Angie bekerja, dan pastikan dia yang mengantarkan lagi ke sini." Ada senyum nakal terbersit di bibir Keanu. Entah apa yang mau dia lakukan kali ini.
"Baik, Tuan. Tuan mau menu apa untuk siang ini?" tanya Ben yang sudah siap menghubungi restoran itu.
"Apa saja. Semua yang dia bawa akan terasa enak untukku," jawab Keanu masih dengan wajah seperti orang yang sedang kasmaran itu.
Hampir saja Ben tertawa mendengar kata-kata tuan mudanya itu. Untung saja masih bisa ia tahan.
"Kenapa? Kamu mau tertawa, ya?" Sepertinya Keanu menangkap signal kalau Ben sedang mengejeknya dalam hati. "Ah, kamu tidak akan mengerti. Kamu belum pernah jatuh cinta, kan?" ejek Keanu mengingatkan kembali kalau pria yang berdiri di hadapannya ini adalah jomblo abadi padahal usia Ben sudah 4 tahun lebih tua darinya.
Kurang ajar bocah ingusan ini. Kalau saja dia bukan tuan muda tempat aku bergantung hidup, sudah aku jitak kepalanya. Sombong sekali mentang-mentang sedang jatuh cinta. Aku ingin tahu seperti apa gadis itu bisa merepotkan tuan muda yang sedang mengejarnya. Aku akan berada di pihak gadis itu kalau ia mau menyiksa tuan muda kurang ajar ini.
Ben ingin sekali melihat bagaimana gadis itu akan membuat tuan mudanya kerepotan mengejar cinta masa kecilnya. Pasti akan seru sekali. Dan ia akan menjadi penonton setia drama percintaan tuan muda dan gadis liar yang berani menampar pipinya.
Bahkan Tuan Muda Keanu tidak marah sama sekali. Entah guna-guna apa yang di gunakan gadis itu sampai membuat tuan muda yang kejam ini bisa bertekuk lutut dan membiarkan gadis itu pergi tanpa menghukumnya. Mungkin Ben harus menanyakan rahasianya agar ia pun bisa ikut memperdaya tuan mudanya ini sekali-sekali.
"Hei! Apa yang sedang kau pikirkan, Ben? Aku merasa kamu sedang merencanakan sesuatu yang jahat untukku," ucap Keanu curiga dengan ekspresi wajah Ben.
"Tidak, Tuan Muda. Mana mungkin saya berani."
Ya, mana mungkin saya berani berkata iya. Saya masih sayang nyawa saya.
Perkataan itu Ben lontarkan di dalam hati.
- Di Restoran AA -
"Kak, perusahaan Kean's Corp memesan makanan lagi." Dennis menutup telepon dan bergegas ke dapur memberitahu Angie yang sedang membereskan bahan yang baru saja ia beli.
"Kamu saja yang mengantar ya, Dennis. Kakak tidak mau ke sana lagi."
Dennis mengangguk. Ia juga tidak akan mengizinkan kakaknya kembali ke sana. Ia mau lihat siapa yang sudah mengganggu kakaknya dan ingin membuat perhitungan dengannya.
"Nanti setelah ayah siapkan, aku akan mengantarkannya. Aku beres-beres dulu sebentar di depan."
Dennis melangkah keluar untuk membersihkan meja-meja yang baru saja di tinggalkan pelanggannya.
Restoran milik keluarga Dennis memang tidak besar, tetapi masakannya cukup terkenal dan sudah memiliki pelanggan sendiri.
Beruntung Dennis menurunkan bakat memasak ayahnya dan Dennis juga tidak keberatan untuk meneruskan usaha ayahnya ini kelak. Saat ini ia masih membantu sambil bersekolah. Dan karena sedang libur kenaikan kelas Dennis bisa membantu penuh waktu di restoran.
- Di gedung Kean’s Corp. -
Suara ketukan terdengar dari balik pintu ruang kerja Keanu. Ben membuka pintunya. Ia sedikit terkejut melihat seorang anak lelaki membawa kotak makanan sama persis seperti yang Angie bawa kemarin.
"Maaf, Anda siapa?" tanya Ben sebelum mengizinkan Dennis masuk. Ia khawatir Keanu akan marah besar ketika melihat orang lain yang membawa pesanannya.
"Saya mengantarkan pesanan dari Restoran AA, Tuan," jawab Dennis sambil mengira-ira apakah lelaki yang sedang berdiri di hadapannya ini adalah lelaki yang sudah berbuat kurang ajar pada kakaknya.
"Kenapa kamu yang mengantarkannya?" tanya Ben lagi belum mengizinkan Dennis masuk.
"Ben. Apa yang kau lakukan? Apakah itu makan siangku?" Keanu penasaran mengapa Ben begitu lama berdiri di balik pintu.
"Maaf, Tuan. Makan siang Tuan sudah datang, tetapi bukan Nona Angie yang mengantarkannya." Ben berbalik menghadap ke arah Keanu dan sudah membayangkan kalau Keanu akan tidak senang dengan berita itu.
Mendengar hal itu Keanu langsung berdiri dari kursinya. Ia sudah menantikan saat bertemu kembali dengan gadis pujaannya dan harapan itu pupus seketika. "Suruh dia masuk!" Keanu mau melihat siapa yang berani menggantikan gadisnya mengantarkan makan siang padanya.
Keanu berjalan mendekati Dennis yang berdiri dan masih memegang kotak makanan di tangannya. Bulu kuduk Dennis berdiri. Hanya dengan tatapan tajam dari mata Keanu ia sudah merasa terintimidasi.
Kenapa orang ini sangat menakutkan? Apakah pria ini yang berlaku kurang ajar pada kakak? Aarrggh!! kenapa ruangan ini terasa dingin sekali.
Dennis berbicara dalam hatinya. Sosok pria di hadapannya ini memang terlihat bukan pria biasa. Keinginan Dennis yang semula ingin membuat perhitungan pun hilang seketika.
"Kamu siapa?" tanya Keanu sambil melihat Dennis dari ujung kaki hingga ujung kepala dengan tatapan menusuk.
"Sa—saya ditugaskan u—untuk mengantarkan pesanan ke kantor i—ini ,Tuan." Dennis menjawab dengan terbata-bata seakan-akan ada pisau yang mengancam nyawanya.
"Saya sudah meminta secara spesifik siapa yang harus mengantarkan makanan itu." Keanu masih menatap tajam kepada Dennis.
"Ma—maaf, Tuan. Kakak saya sedang tidak enak badan. Jadi saya yang mengantarkan makanan ini." Dennis mencoba mencari alasan yang masuk akal agar tidak membuat orang mengerikan di hadapannya ini meledak.
"Apa?!! Angie sakit???" Keanu langsung panik mendengar berita itu. Dennis malah bengong mendengar reaksi berlebihan dari orang yang semula mengerikan ini. "Angie sakit apa?" Keanu meremas bahu Dennis dengan tatapan khawatir. "Ben! Segera telepon dokter Sissy! Minta dia datang untuk memeriksa Angie," perintah Keanu.
Dennis dan Ben saling berpandangan. Seperti sama-sama mengisyaratkan kalau perintah Keanu barusan tidak perlu di lakukan.
“Ben! Kenapa kamu diam saja!” hardik Keanu yang membuat Ben dan Dennis terperanjat karena terkejut.
"Maaf, Tuan. Tidak perlu. Kak Angie hanya flu biasa. Hanya pilek. Iya, hanya pilek. Dia tidak mau menularkan pada Tuan makanya dia minta saya yang datang ke sini." Dennis mencoba mencari alasan lagi agar perintah gila itu tidak perlu di lakukan.
Kalimat asal yang diucapkan oleh Dennis diterima berbeda oleh Keanu.
"Angie takut aku tertular? Benar dia bilang begitu? Ben, sudah kuduga Angie pasti jatuh cinta padaku. Kemarin dia marah karena aku menciumnya. Ya, dia marah pasti karena dia malu. Dia malu karena dia punya perasaan padaku." Keanu tampak girang dengan pemikirannya sendiri. Tidak memedulikan dua orang di hadapannya yang sedang menatapnya bingung.
Tuan, dari mana Tuan bisa mengambil kesimpulan sejauh itu? Kenapa Tuan membiarkan diri Tuan terlihat bodoh di depan calon ipar Tuan, itu pun kalau mereka mau menerima Tuan sebagai calon suami Nona Angie.
Dennis dan Ben masih terus memandangi tingkah aneh Keanu. Keanu masih terlihat senyum-senyum sendiri dengan pikiran yang ia karang bebas tadi. Jauh dari kenyataan yang sebenarnya.
Ya, mereka membiarkan Keanu berpikir semaunya asal dia senang dan membatalkan rencana gilanya untuk mengirim dokter kepercayaan keluarganya ke restoran.
to be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
IG: malfarobis
awikwok sekali dennis😂
2022-09-16
1
Johan Prasetyo Listinio
harta karun yang ketemu
2022-01-20
0
vera rusman
kesian si Dennis
2021-12-17
0