Memberikan Bantuan

" Maaf ya Kalila, anak ibu yang dari perantauan baru sampai, ibu harus pulang dulu." Ucapnya membuat Kalila teringat pada mas Eko, anak bibi satu satunya yang berada diperantauan. Pasti Bibi sangat senang dengan kepulangan anaknya, apalagi mereka hanya tinggal berdua. Sedangkan suami Bibi sudah berpulang lebih dulu.

" Iya Bi, makasih ya untuk semuanya." Ucap Kalila tulus.

" Sama sama nak, kalau begitu ibu pulang dulu ya." Pamit Bi Rini padanya, kemudian iapun menyalami wanita penolong itu kemudian Bibi Rinipun berlalu pergi.

Setelah kepergian Bi Rini, Kalila kembali teringat mengapa berada disini. Ditempat yang tidak akan membuat seorangpun ingin tinggal.

" Harus kemana aku mencari uang." Gumamnya.

Ia berharap akan ada keajaiban. Ia benar benar bingung harus mencari kemana biaya perobatan ibu, sedangkan untuk sehari hari saja hanya pas pasan, karena gajinya sebagai OB selalu habis untuk beli obat ibunya.

Sedangkan didepan ruang rawat itu, Keenan tengah termenung. Ia yang tadinya ingin mengembalikan tas Kalila mengurungkan niatnya saat melihat Kalila masuk keruang rawat itu.

Ia benar benar trenyuh melihatnya, seorang putri yang sedang menemani ibunya yang sakit. Ditambah lagi tak adanya biaya perawatan karena keadaan ekonomi.

Ia merasa RS keluarganya masih kurang baik, bagaimana bisa rumah sakit sebesar ini masih mengharapkan uang dari orang orang miskin seperti si ceroboh itu. Sampai sampai tindakan tidak dilakukan karena alasan klasik itu.

" Eh tuan muda." Panggil seorang dokter membuat Keenan menoleh.

Ya, pasti dokter itu mengenali siapa dirinya, karena rumah sakit itu milik keluarganya.

" Tunjukkan ruangan anda, ada hal yang ingin saya bicarakan!." Titahnya tanpa menjawab sapaan sang dokter.

Pria berjas putih itu pun cukup terkejut dengan reaksi dari putra sulung pemilik rumah sakit ini. Namun melihat dari tatapan mengintimidasi Keenan, membuatnya menurut tanpa berkutik sedikitpun.

...

" Aku ingin pasien di ruang anggrek no. 13 atas nama ibu..." Keenan mencoba mengingat nama pasien yang tadi ia dengar dari suster saat Kalila bertanya.

" Atas nama siapa tuan?."

" Ah ya, atas nama ibu Nilam, aku ingin ibu Nilam dipindahkan keruangan VIP. Dan ya, lakukan tindakan operasi yang tertunda karena administrasi."

" Maksudnya?."

" Intinya berikan perawatan terbaik untuk ibu Nilam dari RS ini, anggap saja aku yang menanggung biayanya." Keenan menjawab dengan tajam. Ia tak terima bantahan atau terlalu banyak pertanyaan atas tindakannya.

" Baiklah tuan, kami akan melaksanakan apa yang tuan perintahkan." Jawab sang dokter patuh. Meskipun ia bingung mengapa tuan Keenan melakukan hal seperti ini.

" Bagus." Balas Keenan penuh senyum kepuasan.

" Dan ingat!!! Jangan sampai ada yang tau hal ini, termasuk keluarga dari pasien.!"

Dokter Dito mengangguk patuh.

Setelah urusan selesai, Keenan keluar dari ruangan kepala rumah sakit itu dengan hati lega.

Saat kembali berada didepan ruang rawat ibu Kalila, Keenan teringat tujuannya kemari. Ia kemudian memanggil salah satu perawat yang berlalu lalang dan menyuruh perawat itu mengembalikan tas Kalila.

Ia merasa tak terlalu penting bagi Kalila siapa yang memberikan tasnya, karena hal yang lebih penting telah ia lakukan untuk gadis itu. Lagipula, dia juga sudah terlambat untuk menghadiri pertemuan dengan kliennya.

Sekelebat pikiran menyadarkannya, mengapa ia melakukan semua ini? Ia baru saja memberikan pertolongan pada gadis yang baru beberapa kali bertemu dengannya, itupun tanpa sepatah kata.

Apa sebenarnya yang terjadi padanya? Ah pasti hanya karena ia merasa kasihan pada si ceroboh. Sebagai manusia, wajar bukan memiliki sifat kepedulian?.

Seperti yang diperintahkan Keenan, seorang perawat mengembalikan tas Kalila.

" Permisi mba, ini saya mengantarkan tas milik mba, tadi ada yang menitipkan pada saya, katanya ini milik mba." Ujar sang perawat pada Kalila.

' Mungkin dari pemilik mobil yang aku tumpangi tadi.' Pikir Kalila sembari menerima tas itu tak lupa berterima kasih pada perawat.

" Ya ampun, tadi aku main nyrobot mobil orang ya." Gumam Kalila menepuk dahinya. Ia baru teringat akan tingkah konyolnya tadi.

Tapi tunggu, kenapa orang itu tak meminta bayaran padanya. Atau...mungkin saja itu orang kaya yang baik hati, yang mau memberinya tumpangan secara gratis.

Sudahlah, tak usah dipikiran, anggap saja itu adalah bagian dari pertolongan Tuhan untuk membawanya ke Rumah Sakit.

....

Kalila berjalan memasuki kantor dengan langkah gontai. Ya, hari ini ia tetap bekerja, bagaimanapun ia tetap harus melaksanakan pekerjaannya, meskipun ia harus meninggalkan ibunya hanya dengan dokter dan perawat. Lagipula mungkin nanti ia akan mengajukan pinjaman keperusahaan.

Ya, itulah cara yang terpikirkan olehnya saat ini, ia akan meminta pinjaman ditempatnya mengais rezeki selama ini. Entah bagaimana hasilnya nanti, berhasil...atau gagal, Kalila hanya bisa mencobanya.

" Lila, kok dateng dateng mukanya kusut gitu?." Ujar Eva melihat Kalila yang baru datang dengan wajah kusutnya.

" Hmm, gak papa kok." Jawabnya berusaha tersenyum.

Ia tak ingin kedua sahabatnya tau apa yang sedang ia alami saat ini. Ia tak ingin menjadi beban bagi kedua sahabatnya. Karena ia sangat yakin, jika Eva dan Siska tau masalahnya, keduanya pasti akan melakukan apapun untuk membantunya. Dan Kalila sangat yakin akan hal itu.

" Kamu ada masalah ya, kalau ada cerita sama kita, siapa tau kita bisa bantu kamu?." Ujar Siska memdekat pada Kalila yang sudah duduk.

" Enggak kok, lagi kurang enak badan aja." Ujarnya sembari memijit pelipis, bukan pura pura, tapi sungguh ia merasa agak pusing. Mungkin karena sedari semalam belum makan, apalagi terus memikirkan kondisi ibunya.

" Eh, kalau kurang enak badan kenapa masuk kerja, harusnya kamu telpon aku biar aku mintain izin." Ucap Siska lagi, Eva terlihat mengangguk setuju dengan perkataan Siska.

" Cuma sedikit pusing aja, buat kerja juga masih bisa." Jawab Kalila berusaha membuat kedua temannya tak terlalu mengkhawatirkannya.

" Beneran?." Tanya Eva masih ragu.

" Iya." Jawab Kalila meyakinkan.

" Tapi kalau kamu merasa makin pusing atau apa, cepet bilang kita ya, biar kita minta izin pulang duluan." Ucap Siska. Kemudian ia dan Eva berlalu pergi untuk memulai pekerjaan.

Kalila hanya bisa tersenyum menanggapi segala kepedulian dua sahabatnya. Rasanya ia benar-benar bersyukur mendapat sahabat seperti mereka. Mungkin jika ia tak mengenal Eva dan Siska, segala masalah yang ia lalui akan terasa semakin berat.

...

" Wah cantik banget ya."

" Iya iya, dia siapa ya, kok aku gak pernah liat."

" Udah cantik, bodynya aduh...kaya gitar spanyol aja, apa jangan jangan dia model."

" Iya iya kali, model buat perusahaan."

" Aku aja yang sesama perempuan bener bener iri sama kecantikannya."

Itulah bisik-bisik para karyawan yang terdengar ditelinga Kalila. Ia yang penasaran menoleh kearah pandangan para ahli rumpi itu, ternyata seorang wanita cantik dengan tinggi semampai dengan sepatu hak tinggi ditambah lagi pakaian modis yang digunakannya, benar benar sesempurna-sempurnanya seorang wanita. Dia bagaikan bidadari yang baru turun dari surga.

***

Episodes
1 Prolog
2 Pertemuan
3 Kondisi Ibu
4 Memberikan Bantuan
5 Pingsan
6 Ruang VIP
7 Malaikat Penolong
8 Pergi Untuk Selamanya
9 Pingsan Lagi
10 Rasa Bersalah
11 Cemburu
12 Hari Pertunangan
13 Mabuk
14 Kesalah Pahaman
15 Fatal
16 Kedatangan Alin
17 Obat Perangsang
18 Dipecat
19 Mencari Pekerjaan
20 Diculik?
21 Bukan Pernikahan Impian
22 Dukungan Mertua
23 Menjadi Pelayan
24 Jamur Saus Tiram
25 Kuah Panas
26 Surat Perjanjian
27 Phobia Tuan Muda
28 Keluar Kota
29 Sekretaris Sialan
30 Pulang Bersama Alin
31 Kembali Bekerja
32 Pamer Kemesraan
33 Bertemu Eko
34 Sebuah Permintaan
35 Ciuman Pertama [ 21+ ]
36 Awal Yang Baik
37 Makan Bakso
38 Sakit Perut
39 Membuat Bubur
40 Bantu Aku Mandi!
41 Teman Tapi Mesra
42 Rio Sialan
43 Cinta Pertama
44 Berangkat Bersama
45 Ada Apa Denganku?
46 Kalila Menghilang
47 Dendam Masa Lalu
48 Apa Yang Terjadi?
49 Hukuman
50 Hanya Kejutan Kecil
51 Kejutan Sesungguhnya
52 Rencana Yang Berakhir Kacau
53 Perjanjian, Lagi
54 Malam Pertama
55 Pertolongan Eko
56 Foto-foto Sialan!
57 Kebenaran
58 Aku Sudah Menikah
59 Rencana Alin
60 Surat Cerai
61 Fotoku Dan Kekasihku
62 Dia Bukan Wanita Murahan
63 Tidak Akan Pernah Bercerai
64 Kemana Kau Pergi?
65 Berharap Keajaiban
66 Mencintaiku?
67 Dia Putriku
68 Penyesalan
69 Cerita Dari Indah
70 Memaafkan
71 Rencana Pembunuhan
72 Sandiwara
73 Mengikuti Eko
74 Menemukan istriku
75 Aku Mencintaimu
76 Siapa Lila Sebenarnya?
77 Suara itu...?
78 Berbadan Dua
79 Lila-ku Hamil
80 Siapa Ayah dari Cucuku?
81 Koki Handal
82 Pulang
83 Calon Ibu dari Anakku
84 Aku Mencintaimu, Suamiku
85 Devan Itu Siapa?
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 My Husband, I Love You
91 EPILOG
92 Promo novel baru ' Antara Dendam dan Cinta '
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Prolog
2
Pertemuan
3
Kondisi Ibu
4
Memberikan Bantuan
5
Pingsan
6
Ruang VIP
7
Malaikat Penolong
8
Pergi Untuk Selamanya
9
Pingsan Lagi
10
Rasa Bersalah
11
Cemburu
12
Hari Pertunangan
13
Mabuk
14
Kesalah Pahaman
15
Fatal
16
Kedatangan Alin
17
Obat Perangsang
18
Dipecat
19
Mencari Pekerjaan
20
Diculik?
21
Bukan Pernikahan Impian
22
Dukungan Mertua
23
Menjadi Pelayan
24
Jamur Saus Tiram
25
Kuah Panas
26
Surat Perjanjian
27
Phobia Tuan Muda
28
Keluar Kota
29
Sekretaris Sialan
30
Pulang Bersama Alin
31
Kembali Bekerja
32
Pamer Kemesraan
33
Bertemu Eko
34
Sebuah Permintaan
35
Ciuman Pertama [ 21+ ]
36
Awal Yang Baik
37
Makan Bakso
38
Sakit Perut
39
Membuat Bubur
40
Bantu Aku Mandi!
41
Teman Tapi Mesra
42
Rio Sialan
43
Cinta Pertama
44
Berangkat Bersama
45
Ada Apa Denganku?
46
Kalila Menghilang
47
Dendam Masa Lalu
48
Apa Yang Terjadi?
49
Hukuman
50
Hanya Kejutan Kecil
51
Kejutan Sesungguhnya
52
Rencana Yang Berakhir Kacau
53
Perjanjian, Lagi
54
Malam Pertama
55
Pertolongan Eko
56
Foto-foto Sialan!
57
Kebenaran
58
Aku Sudah Menikah
59
Rencana Alin
60
Surat Cerai
61
Fotoku Dan Kekasihku
62
Dia Bukan Wanita Murahan
63
Tidak Akan Pernah Bercerai
64
Kemana Kau Pergi?
65
Berharap Keajaiban
66
Mencintaiku?
67
Dia Putriku
68
Penyesalan
69
Cerita Dari Indah
70
Memaafkan
71
Rencana Pembunuhan
72
Sandiwara
73
Mengikuti Eko
74
Menemukan istriku
75
Aku Mencintaimu
76
Siapa Lila Sebenarnya?
77
Suara itu...?
78
Berbadan Dua
79
Lila-ku Hamil
80
Siapa Ayah dari Cucuku?
81
Koki Handal
82
Pulang
83
Calon Ibu dari Anakku
84
Aku Mencintaimu, Suamiku
85
Devan Itu Siapa?
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
My Husband, I Love You
91
EPILOG
92
Promo novel baru ' Antara Dendam dan Cinta '

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!