Pertemuan

Serentak mereka bertiga menoleh kearah yang dia tunjuk, bisa ia lihat sekretaris Jordi yang sebelumnya menjadi sekretaris pak Haris berjalan dibelakang seorang pria yang asing dimatanya. Mungkin itu adalah presdir baru itu, dan sekretaris Jordi sekarang menjadi sekretarisnya.

Pria berusia sekitar 30 tahunan dengan setelan jas berwarna navi dengan kemeja abu-abu yang membalut tubuh kekarnya membuat pria dengan bulu mata tebal itu terlihat gagah.

Oh tidak...sepertinya Kalila harus mereset pemikirannya tadi. Ia bukan biasa saja , tapi ia sangat sangat luar biasa dengan kedatangan presdir tampan mereka itu.

Berjalan penuh wibawa sesekali tersenyum pada karyawan yang menyapa. Ternyata selain tampan, presdir itu juga murah senyum, tidak kaku seperti presdir kebanyakan dinovel yang sering Kalila baca. Ia rasa, kekagumannya semakin bertambah pada sang presdir.

Langkah pria gagah itu semakin dekat, semakin dekat, membuat jantungnya berdetak kencang tanpa aba aba, hingga...

" Kalila!." Panggil Eva dengan menarik tangannya.

Ia baru sadar, ternyata posisinya berada didepan lift, tentu Eva menarik tangannya agar tak menghalangi jalan mereka.

Sedangkan sang presdir Keenan dan sekretaris Jordi terus masuk kedalam lift tanpa menghiraukan wanita yang menghalangi jalan mereka, karena merasa itu tidak terlalu penting.

" Gimana? Tampan banget kan dia, kalian aja liatinnya sampe bengong gitu." Goda Eva padanya dan Siska.

" Dan Lila, katanya tadi biasa aja, kok sampe gak sadar lagi ngalangin jalannya." Goda Eva padanya membuat Kalila salah tingkah. Bagaimana ia sampai tak menyadari itu.

" Iya dia ganteng banget, ya udah yuk, kita mulai lagi kerjanya, kan belum selesai." Ujar Siska.

Merekapun kembali melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda.

Pikirannya terus terbayang wajah tuan Keenan, wajah tampan nan gagah itu berhasil mengalihkan dunia seorang Kalila.

Tanpa sadar senyum terbit dibibirnya. Selama ini, ia belum pernah merasakan perasaan ini, perasaan berdebar saat melihat seorang pria.

Apakah mungkin karena ketampanan pria itu, ya...mungkin saja begitu, sangat wajar bagi orang seperti tuan Keenan mendapat perasaan kagum dari seorang wanita.

Apalagi melihatnya tersenyum pada karyawannya sendiri meyakinkan Kalila satu hal, selain menawan, tuan Keenan juga baik hati. Benar benar pria idaman setiap wanita.

Tapi ia masih sadar diri, ia tidak lebih dari seorang office girl, jabatan yang rendah pada sebuah perusahaan.

Ia harus mengendalikan dirinya, agar perasaan kagum itu tidak menjadi perasaan yang lebih. Perasaan yang akan membuatnya sakit hati nantinya.

Bagaimana mungkin seorang office girl berharap bisa bersama seorang presdir. Tak mungkin!!!.

Bagai pungguk merindukan bulan, itulah gambaran yang tepat untuknya. Takkan bisa menjadi nyata.

.

Meski begitu, tak apakan jika ia mengagumi pria itu dalam diam? Setidaknya dengan itu ia semakin bersemangat jika berangkat bekerja.

Bukan hanya untuk mencari nafkah, tapi juga bertemu dengan presdir tampan, Keenan Alvaro Pradipta.

Sedangkan didalam lift, Keenan terbayang wajah gadis tadi. Gadis yang dengan cerobohnya menghalangi jalannya.

Meskipun ia bisa menebak jika wanita itu bertindak ceroboh karena melihat ketampanannya, tetap saja ia tak suka akan tindakan ceroboh seperti tadi.

" Jordi!." Panggilnya tanpa menoleh pada sang sekretaris.

" Iya Tuan?."

" Siapa gadis tadi?." Tanyanya.

" Maksud Tuan?."

" Gadis yang menghalangi jalanku."

" Ooh, kalau tidak salah namanya Kalila Tuan. Office Girl yang sudah bekerja kurang lebih satu tahun." Jawab Jordi sigap, meski ia tak paham kenapa Tuannya menanyakan itu.

" Kenapa dia ceroboh sekali, aku berjalan ketempat nya, tapi tidak sadar juga." Kesal Keenan.

" Mungkin dia terlalu terpesona dengan ketampanan Tuan." Jawab Jordi sekenanya, walau ia merasa memang begitu adanya.

Jawaban Jordi membuat Keenan merasa puas, dia semakin percaya diri akan wajah tampannya. Tanpa sadar dia melupakan rasa kesalnya.

' Ada apa dengan Tuan muda, tadi dia bertanya dengan wajah kesal. Setelah mendapat jawaban dariku dia langsung senyam-senyum sendiri.' Batin Jordi yang melihat raut wajah tuannya berubah drastis.

Setelah lift terbuka, Keenan masuk kedalam ruangannya diikuti oleh Jordi sang sekretaris.

" Apa jadwal hari ini?."

" Tidak ada jadwal yang mendesak Tuan, hanya ada pertemuan dengan PT JAYA GRUP pukul 5 sore untuk pembahasan pembangunan proyek rumah sakit di kota X." Sekretaris Jordi menjelaskan.

" Baiklah kalau begitu, kau boleh keluar." Ucap Keenan yang sudah mengerti.

' Dasar ceroboh.' Batin Keenan dengan senyum diwajahnya mengingat ekspresi Kalila saat memandangnya tanpa berkedip.

...

Kalila pulang dengan hati bahagia, sungguh melihat pria tampan itu membuat suasana hatinya secerah matahari sore ini.

Seperti biasa, ia berjalan ketepi jalan menunggu angkot lewat. Dijam pulang kantor seperti ini, angkot akan lewat disini, karena selain OB sepertinya, para karyawan juga banyak yang naik angkot.

Yang ditunggu tunggu, akhirnya datang juga. Namun saat ia akan naik, tiba tiba para karyawan menyerobot mendahului, sehingga ia menjadi paling akhir. Tapi yang paling mengecewakan ternyata angkutannya penuh, ia sudah tak bisa naik.

" OB kaya kamu terlalu mewah kalau naik angkot, naik becak atau kek yang lebih murah, kalau gak punya duit, jalan kaki!." Teriak salah seorang karyawati pada Kalila dengan kasarnya.

" Jalan pak!." Titahnya pada sang sopir angkot.

Angkot itu melaju meninggalkan Kalila dalam kebingungan, biasanya ia selalu naik angkot itu. Bahkan pak sopirnya saja sudah sangat hafal wajahnya. Tapi mungkin karena angkutannya benar benar penuh, pak sopir tidak memanggil untuk naik.

Kalila terpikir ucapan karyawati tadi, apa ia serendah itu? Hingga naik angkot saja terlalu mewah untuknya. Padahal ia masih mampu membayarnya.

Dan soal naik becak yang lebih murah, itu memang benar adanya. Kalila sebenarnya tak masalah kalau naik becak, tapi itu kalau becaknya ada. Sedangkan becak sangat jarang lewat jalan kantor.

Dengan langkah gontai, Kalila menyusuri jalan menuju rumah. Mungkin ia akan terlambat nanti, tapi daripada tak jalan sama sekali, justru akan semakin telat sampai rumah.

Sebenarnya bisa saja ia memesan ojek online, tapi biasanya ojol akan lebih mahal dari pada angkot. Lebih baik uangnya dipakai untuk membeli obat ibunya, meski ia harus berjalan kaki sejauh 4 KM, itu lebih baik dari pada ibunya telat minum obat.

Dalam perjalanan, Kalila merasa sesuatu di tas selempang lusuhnya bergetar. Lekas ia meraih HP jadul itu dan mengangkat panggilan dari sang ibu.

" Halo bu." Sapanya.

" Halo Kalila, ini Bibi, Bibi mau ngabarin kalau sakit ibu kamu kambuh lagi. Warga bawa ibu kamu kerumah sakit." Jelas Bibi Rini tetangganya membuat Kalila shock.

Ibunya memang sering kambuh kambuhan, tapi tidak pernah dibawa kerumah sakit, jika para warga sampai membawanya kerumah sakit, itu artinya sakit ibunya semakin parah, karena warga tau betul kondisi ibunya dan kondisi perekonomian mereka yang tak memungkinkan untuk selalu dibawa kerumah sakit jika kambuh.

***

Mohon krisan dan komentar penyemangatnya ya...

Terpopuler

Comments

Dewi Dewisya

Dewi Dewisya

baru mampir

2023-01-14

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Pertemuan
3 Kondisi Ibu
4 Memberikan Bantuan
5 Pingsan
6 Ruang VIP
7 Malaikat Penolong
8 Pergi Untuk Selamanya
9 Pingsan Lagi
10 Rasa Bersalah
11 Cemburu
12 Hari Pertunangan
13 Mabuk
14 Kesalah Pahaman
15 Fatal
16 Kedatangan Alin
17 Obat Perangsang
18 Dipecat
19 Mencari Pekerjaan
20 Diculik?
21 Bukan Pernikahan Impian
22 Dukungan Mertua
23 Menjadi Pelayan
24 Jamur Saus Tiram
25 Kuah Panas
26 Surat Perjanjian
27 Phobia Tuan Muda
28 Keluar Kota
29 Sekretaris Sialan
30 Pulang Bersama Alin
31 Kembali Bekerja
32 Pamer Kemesraan
33 Bertemu Eko
34 Sebuah Permintaan
35 Ciuman Pertama [ 21+ ]
36 Awal Yang Baik
37 Makan Bakso
38 Sakit Perut
39 Membuat Bubur
40 Bantu Aku Mandi!
41 Teman Tapi Mesra
42 Rio Sialan
43 Cinta Pertama
44 Berangkat Bersama
45 Ada Apa Denganku?
46 Kalila Menghilang
47 Dendam Masa Lalu
48 Apa Yang Terjadi?
49 Hukuman
50 Hanya Kejutan Kecil
51 Kejutan Sesungguhnya
52 Rencana Yang Berakhir Kacau
53 Perjanjian, Lagi
54 Malam Pertama
55 Pertolongan Eko
56 Foto-foto Sialan!
57 Kebenaran
58 Aku Sudah Menikah
59 Rencana Alin
60 Surat Cerai
61 Fotoku Dan Kekasihku
62 Dia Bukan Wanita Murahan
63 Tidak Akan Pernah Bercerai
64 Kemana Kau Pergi?
65 Berharap Keajaiban
66 Mencintaiku?
67 Dia Putriku
68 Penyesalan
69 Cerita Dari Indah
70 Memaafkan
71 Rencana Pembunuhan
72 Sandiwara
73 Mengikuti Eko
74 Menemukan istriku
75 Aku Mencintaimu
76 Siapa Lila Sebenarnya?
77 Suara itu...?
78 Berbadan Dua
79 Lila-ku Hamil
80 Siapa Ayah dari Cucuku?
81 Koki Handal
82 Pulang
83 Calon Ibu dari Anakku
84 Aku Mencintaimu, Suamiku
85 Devan Itu Siapa?
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 My Husband, I Love You
91 EPILOG
92 Promo novel baru ' Antara Dendam dan Cinta '
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Prolog
2
Pertemuan
3
Kondisi Ibu
4
Memberikan Bantuan
5
Pingsan
6
Ruang VIP
7
Malaikat Penolong
8
Pergi Untuk Selamanya
9
Pingsan Lagi
10
Rasa Bersalah
11
Cemburu
12
Hari Pertunangan
13
Mabuk
14
Kesalah Pahaman
15
Fatal
16
Kedatangan Alin
17
Obat Perangsang
18
Dipecat
19
Mencari Pekerjaan
20
Diculik?
21
Bukan Pernikahan Impian
22
Dukungan Mertua
23
Menjadi Pelayan
24
Jamur Saus Tiram
25
Kuah Panas
26
Surat Perjanjian
27
Phobia Tuan Muda
28
Keluar Kota
29
Sekretaris Sialan
30
Pulang Bersama Alin
31
Kembali Bekerja
32
Pamer Kemesraan
33
Bertemu Eko
34
Sebuah Permintaan
35
Ciuman Pertama [ 21+ ]
36
Awal Yang Baik
37
Makan Bakso
38
Sakit Perut
39
Membuat Bubur
40
Bantu Aku Mandi!
41
Teman Tapi Mesra
42
Rio Sialan
43
Cinta Pertama
44
Berangkat Bersama
45
Ada Apa Denganku?
46
Kalila Menghilang
47
Dendam Masa Lalu
48
Apa Yang Terjadi?
49
Hukuman
50
Hanya Kejutan Kecil
51
Kejutan Sesungguhnya
52
Rencana Yang Berakhir Kacau
53
Perjanjian, Lagi
54
Malam Pertama
55
Pertolongan Eko
56
Foto-foto Sialan!
57
Kebenaran
58
Aku Sudah Menikah
59
Rencana Alin
60
Surat Cerai
61
Fotoku Dan Kekasihku
62
Dia Bukan Wanita Murahan
63
Tidak Akan Pernah Bercerai
64
Kemana Kau Pergi?
65
Berharap Keajaiban
66
Mencintaiku?
67
Dia Putriku
68
Penyesalan
69
Cerita Dari Indah
70
Memaafkan
71
Rencana Pembunuhan
72
Sandiwara
73
Mengikuti Eko
74
Menemukan istriku
75
Aku Mencintaimu
76
Siapa Lila Sebenarnya?
77
Suara itu...?
78
Berbadan Dua
79
Lila-ku Hamil
80
Siapa Ayah dari Cucuku?
81
Koki Handal
82
Pulang
83
Calon Ibu dari Anakku
84
Aku Mencintaimu, Suamiku
85
Devan Itu Siapa?
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
My Husband, I Love You
91
EPILOG
92
Promo novel baru ' Antara Dendam dan Cinta '

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!