Kondisi Ibu

" Ya Tuhan Ibu...."

" Kamu cepat kesini ya nak, Bibi akan kirimkan alamatnya." Ujar Bi Rini mematikan telepon.

Tak lama kemudian, Bibi Rini mengirim alamat RS tempat ibu dirawat lewat pesan.

Kalila yang benar-benar dalam kebingungan mencari kendaraan untuk membawanya kerumah sakit. Sebuah ide melintas dibenaknya. Tanpa pikir panjang ia langsung mencegat sebuah mobil yang melaju kearahnya.

Setelah mobil itu berhenti, Kalila langsung masuk kedalam tanpa pikir panjang. Biarlah si pemilik mobil marah atau bagaimana, ia sudah tak peduli. Karena yang utama baginya adalah sampai dirumah sakit dengan cepat.

" Ke rumah sakit PRADIPTA HOSPITAL." Ucapnya tanpa menoleh sang pengemudi disampingnya.

Sang pengemudi yang tak lain adalah Jordi meminta persetujuan Tuannya yang tak lain adalah Keenan.

Ya, mobil yang Kalila cegat adalah mobil Keenan, ia sedang dalam perjalanan ketempat pertemuannya dengan wakil dari PT JAYA GRUP.

Saat ia melihat wanita menghadang mobilnya, ia langsung meminta Jordi berhenti. Ia sangat terkejut saat Kalila tiba tiba masuk kedalam mobilnya tanpa izin.

Ia sempat ingin memaki gadis ceroboh itu, tapi ia menangguhkan ucapannya saat mendengar ucapan Kalila yang akan kerumah sakit. Ini pasti darurat, pikirnya.

Akhirnya Keenan menjawab pertanyaan Jordi dengan anggukkan. Meskipun sempat ragu dengan jawaban Tuannya, Jordi tetap mematuhinya.

Jordi pun melajukan mobil bosnya ke RS PRADIPTA HOSPITAL atau lebih tepatnya, RS milik keluarga Tuannya. Ya, PRADIPTA HOSPITAL adalah salah satu aset milik Angkasa Grup milik keluarga Pradipta.

Kalila yang tak menyadari siapa orang disampingnya merasa orang yang mobilnya ia cegat ini mau mengantarnya ke rumah sakit, buktinya orang itu tidak mendebat sama sekali.

Dalam perjalanan Kalila terus memikirkan ibunya bagaimana keadaannya sekarang. Semoga tak terjadi apapun padanya, karena hanya dialah satu satunya keluarga yang Kalila punya sekarang. Ia sangat berharap Tuhan masih berbaik hati padanya.

Sedangkan sekretaris Jordi hanya fokus mengemudi, sesekali melihat raut wajah cemas Kalila.

Sama halnya dengan Jordi, Keenan pun melihat bagaimana cemasnya si ceroboh itu, ia merasa telah melakukan hal benar dengan mengantarkan si ceroboh terlebih dulu. Meskipun nyatanya karena itu ia akan datang terlambat ketempat meeting.

Setelah mobil terparkir sempurna, Kalila langsung keluar dan berlari masuk kerumah sakit tanpa menghiraukan si pemilik mobil.

" Ceroboh tetap saja ceroboh, dia sampai lupa jika tas nya tertinggal." Gumam Keenan melihat tas lusuh milik Kalila.

Jordi yang masih bisa mendengar perkataan Tuannya pun berniat mengantarkan tas Kalila.

" Kalau begitu, biar saya kembalikan tuan."

" Tidak perlu, aku yang akan melakukannya." Ucapan Keenan membuat Jordi terperangah.

Apa maksud Tuannya ini? Kenapa dia ingin mengantarkan tas pada seorang gadis yang bahkan tak dikenalnya dengan baik? Bukankah itu sebuah sesuatu yang sangat tidak penting? Sebenarnya ada apa dengan tuannya ini?.

Keenan yang tau akan arti wajah yang Jordi tampilkan tak ambil pusing. Ia keluar dari mobilnya dengan tas Kalila ditangannya. Kemudian mengikuti langkah Kalila yang masih terlihat olehnya.

Sedangkan Kalila tengah menunggu jawaban dari resepsionis didepannya.

" Atas nama ibu Nilam ada diruangan Anggrek No. 13." Ucapnya.

Kalila lekas mencari ruangan yang dimaksud, hingga ia sampai didepan sebuah ruangan dengan nama yang sama.

Ia membuka pintu, terlihat beberapa pasien disana, ya maklum saja, mereka yang orang miskin pasti masuk kelas perawatan tiga. Dimana satu ruangan bisa 6 sampai 8 orang.

Ia mengecek satu persatu, hingga tatapannya terhenti pada sosok yang tengah terbaring lemah tak berdaya. Ibunya masih setia memejamkan mata dengan Bibi Rini disampingnya.

" Eh Kalila, kamu sudah datang nak?." Bibi Rini yang melihat Kalila langsung bangun dari duduknya dan membiarkan Kalila duduk dikursi satu satunya itu.

" Bu." Panggilnya lirih kemudian menggenggam erat tangan yang berhias infus itu.

" Aku sayang banget sama ibu, cuma ibu satu satunya yang aku miliki saat ini. Tetap bertahan ya bu...jangan tinggalin Kalila sendiri. Ibu harus kuat, Kalila belum sempat bahagiain ibu..." Ucapannya dengan isakan yang tak tertahankan tanpa melepaskan genggaman tangannya dari sang ibu.

Ia tak bisa membayangkan hidup tanpa ibunya. Jika dulu saat ayahnya meninggalkan mereka, ia masih bisa bertahan karena masih ada ibunya, tapi ia tak bisa membayangkan jika ibunya pergi.

Harus kemana ia pulang setelah pergi. Kemana ia harus mengadu saat sedih, kemana ia harus berbagi rasa jika bahagia...

" Ibu...bertahanlah, izinkan Lila membahagiakan ibu, jangan pergi , tetaplah bersama Lila. Selama ini apa yang Lila lakukan adalah untuk ibu, jika ibu pergi, maka tak ada lagi alasan Lila untuk hidup." Kalila benar benar mengeluarkan segala apa yang ada dalam pikirannya. Ia tak ingin ibunya seperti ini.

" Jangan bicara seperti itu Lila, kamu harus kuat demi ibu kamu, dia pasti sembuh." Ujar Bibi Rini menepuk pelan punggungnya guna menyalurkan ketenangan.

" Aku gak mau ibu pergi." Kalila lekas memeluk Bibi Rini. Satu satunya orang luar yang dekat dengannya dan sang ibu.

Bibi Rinilah yang dulu selalu membeli kuenya disaat tidak laku sama sekali. Bahkan masih banyak lagi pertolongan lainnya yang sering Bibi Rini berikan padanya dan ibu, meski nyatanya keadaan wanita baik itu juga terbilang kurang mampu.

" Iya ibu tahu, makanya kamu harus semangat biar bisa kasih semangat buat ibu kamu untuk sembuh."

" Terus gimana kondisi ibu tadi kata dokter?." Tanya Kalila menengadah guna melihat wajah Bibi Rini.

Bibi Rini terlihat menghela napas, dia terlihat ragu untuk menyampaikannya pada Kalila. Kalila bisa melihat itu, ia yakin sesuatu yang akan dikatakan oleh Bibi Rini adalah hal yang tak ingin ia dengar.

Tapi ia harus kuat, demi ibu, ia harus bisa menghadapi segala cobaan ini. Ia harus siap mendengar apa yang akan bibi Rini katakan.

" Kata dokter penyakit ibumu semakin parah, dia harus secepatnya di operasi. Jika tidak..." Ucapannya terhenti. Kalila tau Bibi Rini paham betul jika ia sudah bisa menebak kalimat selanjutnya.

Air mata yang tadi sempat berhenti , kini kembali mengalir tanpa dapat dicegah. Meski ia sudah menebak ini sebelumnya, tapi ia masih saja tak bisa mengendalikan perasaan sedih ini.

" Bagaimana ini Bi, jika kami punya uang aku tak akan menunda sampai seperti ini. Aku bingung harus mencari uang kemana."

" Maafkan Bibi nak, karena Bibi tak bisa membantu kamu." Ucap Bibi sendu. Ia merasa bersalah karena tak dapat menolong anak baik seperti Kalila.

" Iya Bi, gak papa, aku tau keadaan Bibi." Jawab Kalila agar Bi Rini tak semakin merasa tak enak hati.

Tiba tiba ponsel Bi Rini yang berada disaku rok berbunyi.

" Halo."

" Ah benarkah, kalau begitu ibu akan pulang." Ucapnya kemudian menutup telepon.

***

Maaf ya kalau ada typo, author berharap kalian kasih krisan...

Episodes
1 Prolog
2 Pertemuan
3 Kondisi Ibu
4 Memberikan Bantuan
5 Pingsan
6 Ruang VIP
7 Malaikat Penolong
8 Pergi Untuk Selamanya
9 Pingsan Lagi
10 Rasa Bersalah
11 Cemburu
12 Hari Pertunangan
13 Mabuk
14 Kesalah Pahaman
15 Fatal
16 Kedatangan Alin
17 Obat Perangsang
18 Dipecat
19 Mencari Pekerjaan
20 Diculik?
21 Bukan Pernikahan Impian
22 Dukungan Mertua
23 Menjadi Pelayan
24 Jamur Saus Tiram
25 Kuah Panas
26 Surat Perjanjian
27 Phobia Tuan Muda
28 Keluar Kota
29 Sekretaris Sialan
30 Pulang Bersama Alin
31 Kembali Bekerja
32 Pamer Kemesraan
33 Bertemu Eko
34 Sebuah Permintaan
35 Ciuman Pertama [ 21+ ]
36 Awal Yang Baik
37 Makan Bakso
38 Sakit Perut
39 Membuat Bubur
40 Bantu Aku Mandi!
41 Teman Tapi Mesra
42 Rio Sialan
43 Cinta Pertama
44 Berangkat Bersama
45 Ada Apa Denganku?
46 Kalila Menghilang
47 Dendam Masa Lalu
48 Apa Yang Terjadi?
49 Hukuman
50 Hanya Kejutan Kecil
51 Kejutan Sesungguhnya
52 Rencana Yang Berakhir Kacau
53 Perjanjian, Lagi
54 Malam Pertama
55 Pertolongan Eko
56 Foto-foto Sialan!
57 Kebenaran
58 Aku Sudah Menikah
59 Rencana Alin
60 Surat Cerai
61 Fotoku Dan Kekasihku
62 Dia Bukan Wanita Murahan
63 Tidak Akan Pernah Bercerai
64 Kemana Kau Pergi?
65 Berharap Keajaiban
66 Mencintaiku?
67 Dia Putriku
68 Penyesalan
69 Cerita Dari Indah
70 Memaafkan
71 Rencana Pembunuhan
72 Sandiwara
73 Mengikuti Eko
74 Menemukan istriku
75 Aku Mencintaimu
76 Siapa Lila Sebenarnya?
77 Suara itu...?
78 Berbadan Dua
79 Lila-ku Hamil
80 Siapa Ayah dari Cucuku?
81 Koki Handal
82 Pulang
83 Calon Ibu dari Anakku
84 Aku Mencintaimu, Suamiku
85 Devan Itu Siapa?
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 My Husband, I Love You
91 EPILOG
92 Promo novel baru ' Antara Dendam dan Cinta '
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Prolog
2
Pertemuan
3
Kondisi Ibu
4
Memberikan Bantuan
5
Pingsan
6
Ruang VIP
7
Malaikat Penolong
8
Pergi Untuk Selamanya
9
Pingsan Lagi
10
Rasa Bersalah
11
Cemburu
12
Hari Pertunangan
13
Mabuk
14
Kesalah Pahaman
15
Fatal
16
Kedatangan Alin
17
Obat Perangsang
18
Dipecat
19
Mencari Pekerjaan
20
Diculik?
21
Bukan Pernikahan Impian
22
Dukungan Mertua
23
Menjadi Pelayan
24
Jamur Saus Tiram
25
Kuah Panas
26
Surat Perjanjian
27
Phobia Tuan Muda
28
Keluar Kota
29
Sekretaris Sialan
30
Pulang Bersama Alin
31
Kembali Bekerja
32
Pamer Kemesraan
33
Bertemu Eko
34
Sebuah Permintaan
35
Ciuman Pertama [ 21+ ]
36
Awal Yang Baik
37
Makan Bakso
38
Sakit Perut
39
Membuat Bubur
40
Bantu Aku Mandi!
41
Teman Tapi Mesra
42
Rio Sialan
43
Cinta Pertama
44
Berangkat Bersama
45
Ada Apa Denganku?
46
Kalila Menghilang
47
Dendam Masa Lalu
48
Apa Yang Terjadi?
49
Hukuman
50
Hanya Kejutan Kecil
51
Kejutan Sesungguhnya
52
Rencana Yang Berakhir Kacau
53
Perjanjian, Lagi
54
Malam Pertama
55
Pertolongan Eko
56
Foto-foto Sialan!
57
Kebenaran
58
Aku Sudah Menikah
59
Rencana Alin
60
Surat Cerai
61
Fotoku Dan Kekasihku
62
Dia Bukan Wanita Murahan
63
Tidak Akan Pernah Bercerai
64
Kemana Kau Pergi?
65
Berharap Keajaiban
66
Mencintaiku?
67
Dia Putriku
68
Penyesalan
69
Cerita Dari Indah
70
Memaafkan
71
Rencana Pembunuhan
72
Sandiwara
73
Mengikuti Eko
74
Menemukan istriku
75
Aku Mencintaimu
76
Siapa Lila Sebenarnya?
77
Suara itu...?
78
Berbadan Dua
79
Lila-ku Hamil
80
Siapa Ayah dari Cucuku?
81
Koki Handal
82
Pulang
83
Calon Ibu dari Anakku
84
Aku Mencintaimu, Suamiku
85
Devan Itu Siapa?
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
My Husband, I Love You
91
EPILOG
92
Promo novel baru ' Antara Dendam dan Cinta '

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!