"Hello, Papa, Mama, dan Lo Deon, surprise..!"
Sapa tamu yang baru datang dari luar negeri ini.
"Hai, Fian, kok gak ngomong-ngomong kalau mau balik hari ini!"
"Namanya juga kejutan, Ma, emang ada gitu, kejutan yang bilang-bilang duluan!"
"Hahaha, yaudah, tuh sarapan dulu!"
"Em, tadi Fian udah makan kok di bandara sambil nunggu mobil temen ma!"
"Oh, ya sudah!" Sambung mamanya.
"Eh, dah rapi aja lo Deon?" Tanya Fian
"Iya kak, kan hari ini mau ujian Akhir!"
"Eh, gue pakai motor lo dong. Biar gue antar lo sekolah. Ntar lo pulang gue jemput lagi boleh, Hem atau lo minta jemput sama supir, gih. Gue ada urusan, boleh ya!"
"Oke, tapi lo gak capek, kak, baru aja nyampai?"
"Gak, namanya juga usaha!"
"Emang usaha apa sih?" tanya Deon lalu menyuapkan makanan ke mulutnya.
"Lagi ngeusahain masa depan!"
"Calon kakak ipar?" Tanya Deon.
"Ah lo, nanya mulu, ntar gue kenalin" sahut Fian.
"Cari pacar itu jangan yang gak ada kelas, mama gak akan setuju, atau kalian siap-siap mama jodohin!" Potong mama Deon.
"Udahlah kak, yok pergi. Kelamaan dengar yang kayak gitu, buat hilang semangat saja!"
"Oke, ma, Fian ma Deon pergi dulu ya!"
***
Perjalanan ke sekolah Deon hanya membutuhkan waktu sekitar dua puluh menitan. Deon duduk dibelakang Fian.
"Yon, lo kenal buk Nia gak?" Tanya Fian
"Gak tau, emang dia guru apa?"
"Hem, guru apa ya, kalau gak salah guru sastra Inggris!"
"Gak ada kok, yang namanya buk Nia, salah orang lo kali?"
"Kabarnya sih, dia mengajar di Garda Bangsa kok!" Ujar Fian memastikan.
"Ah, lu tanya aja deh nanti di sekolah, gue mau ujian!"
"Nah, itu dia!" Fian mendadak mengerem motornya melihat Miss Re yang baru memarkirkan motornya.
"Hati-hati dong kak!" Deon yang terkejut melihat orang yang dimaksud kakaknya itu adalah Miss Re.
"Nia, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu!" Sapa Fian.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatu, Fian, apa kabar? Lho, kok barengan sama Deon!" balas Resa yang penasaran.
"Oo, ah lo Deon, Lo bilang gak kenal sama buk Nia, rupanya buk Nia duluan yang nyapa lo!"
"Hem, disini dia dipanggil Miss Re, Kak, jadi ya gak familiar kalau dipanggil Nia!"
"Kak, Miss Re, aku ke kelas dulu ya, bentar lagi bel!"
Deon berlalu dengan hati bertanya-tanya. Bukan sebab apa, Deon melihat bagaimana kakaknya yang begitu semangat mengantarnya, rupanya dia memang berencana datang ke sekolahnya. Demi menjaga mood yang ada, Deon mencoba berpikiran positif terhadap kejadian pagi ini.
***
"Hem, Nia, heem Miss Re!" Sapa Fian memulai pembicaraan setelah Deon pergi ke kelasnya.
"Ada waktu gak, kangen nih sama kawan lama, dah makin sukses aja nampaknya?"
"Ah, biasa aja, hemm, kalau pagi ini sih, aku gak ngawas, bisalah ntar duduk di morning cafe di depan sekolah, tapi gak lama ya, soal nya takut lo bosan!"
"Asli gak bakalan bosan, oke aku tunggu di depan ya!"
***
"Nih, aku pesankan nasi goreng spesial buat lo, makan ya!" Tawar Fian ke Resa. Mereka duduk di bangku yang menghadap kejalan dengan hanya dibatasi kaca cafe tersebut.
"Oke, makasih ya, padahal gue dah sarapan lho!"
"Rezeki pantang ditolak, musuh pantang dicari, hehehe!" Canda Fian.
"Eh, jadi kalian katak beradik ya, eh maksudnya kakak beradik, Hem, kamu sama Deon?"
"Lo ya, selera humornya masih banyak, itu yang buat gue kangen, dan bela-belain kesini." ujar Fian.
"Ah, kamu, gombalnya gak hilang-hilang!"
"Iya, Deon itu adek gue. Kami dua bersaudara. Hanya saja, waktu gue SMA, dia masih di pondok. Itu benar yang dia mau., Hem gimana studi kampus lo?"
"Alhamdulilah, sudah tinggal nunggu wisuda sih."
"Ah, ternyata kita sama!"
"Hem, tanda-tanda jodoh memang begitu". sambung Fian.
Resa yang sedang makan, langsung keselek mendengar kata-kata Fian. Ngak adek, gak kakak sama saja.
"Pelan-pelan dong, makannya, Miss Re!, panggilan yang bagus ya, cocok buat cewek manis kayak lo?"
"Ah, lo datang-datang ngerayu mulu, ntar kalau gue terlena, gimana?"
Merekapun tertawa bersama. Ya, Resa dan Fian merupakan teman sekelas di Garda Bangsa. Mereka sama-sama kocak, cerita demi cerita merek kisahkan di cafe. Bahkan mereka menceritakan tentang Deon yang belajar dengan Resa.
Hingga dua jam berlalu, Resa izin kembali untuk ke sekolah. Ada administrasi buang harus diselesaikannya. Tanpa mereka sadari sepasang mata melihat mereka dari kejauhan.
Deon melihat mereka berbincang dengan akrab. "ah, entahlah" batinnya.
Rasanya ada yang beda, melihat Miss Re tertawa lepas dengan orang lain selain dirinya. Karena seingat Deon, sudah tiga bulan ini dia selalu bersama Miss Re. Rasanya Miss Re gak ada waktu lagi untuk bersama orang lain. Hingga benih-benih rindu itu muncul. Cemburu, ya, pasti. Deon yang sudah akrab dengan keluarga Miss Re, tak habis pikir, sekiranya Miss Re mempunyai perasaan pada kakaknya. Bukankah tadi Fian mengatakan dia pulang ingin membawa masa depannya. Sementara Deon, arah perjalannya saja masih diatur oleh Papa nya.
Ah, sungguh pikiran yang di persimpangan jalan.
***
"Ei, gue nunggu lo dari tadi, gak ada. ditelpon gak diangkat, di chat gak dibalas, apa sih maumu, tuh kan mendangdut gue jadinya!"
"Hahaha, bisa aja lo, kak!, trus kemana lo, habis jam pulang sekolah tadi?" selidik Deon.
"Muter-muter, cari lo, ternyata udah sampe rumah aja, lain kali jangan diulangi ya!"
"'siap bos!"
Mereka pun tertawa bersama…
"Eh, Lo dah lama ya, belajar dengan Miss Re?"
"Iya, sekitar tiga bulan lah!"
"Hem, apa lo sengaja gak mau belajar, biar diajarin sama Miss Re lo?"
"Kakak kan tau sendiri, aku tu gak mau masuk praja kak, tapi terus dipaksa papa!"
"Lagian lo, yang lain pada rebutan masuk tu kampus, lo, punya kemampuan, punya jalan, eh malah mau disia-siakan!" Ucap Fian meyakinkan adiknya.
"Kenapa bukan kakak saja yang disuruh papa jadi praja!"
"Lah, ini kan papa juga yang nyuruh jadi bisnisman, sampai kakak di kuliahkan di luar negeri, takut terpengaruh sama teman-teman kakak disini alasannya, lah kamu tau sendiri kan, kakak itu suka dengan dunia perhutanan atau pertanian. Nah, Insyaallah suatu saat akan ada jalan untuk kakak suatu hari untuk mencapai mimpi-mimpi kakak!"
"Trus, apa kakak enjoy dengan keadaan ini!"
"Dulunya kakak sempat protes, tapi ada seseorang yang berkata pada kakak, selagi orang tua kita masih ada, cobalah untuk mewujudkan mimpi-mimpinya, karena kita gak akan tau, kapan waktu kita terakhir membuat dia tersenyum. Dan satu lagi kalimat yang paling kakak ingat, akan ada keadaan dimana, suka tidak suka, mau tidak mau, tidak ada pilihan lain untuk kita tidak menerimanya, jalankan, karena yang kamu suka, belum tentu baik bagimu, dan yang kamu benci, justru itu yang terbaik bagimu!"
Deon menyeringai, ia tau persis siapa yang mengatakan itu. Miss Re. Dia juga pernah dinasehati dengan kata yang serupa.
"Dan kakak mengingatnya hingga keluar negeri, tak berjumpa dengannya dalam waktu yang lama, bisa gitu ya!"
"Ya, seperti yang kamu lihat!"
Deon menyeringai.
"Percayalah, jika sesuatu itu sudah ditakdirkan untukmu, maka tidak ada satupun makhluk Tuhan yang akan mengambilnya darimu!" Sambung kak Fian.
Deon pun berlalu ke kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Tarsiah🎯™
Wah, Fian akan menjadi saingan Deon kah untuk mendapatkan hati Miss Re 😁
2022-03-01
0
Leli Leli
sekolah kali pke kelas😆
2022-02-24
0
Nonny
nyicil like ya ka krn sinyal susah di kampung
2022-02-19
0