"Rin, jadi gimana bisnismu ma Richie?" tanya Vina sambil memutar-mutar sedotan jus nya.
"Lancar Vin, kami lagi ada project yang lumayan nih. Kamu tahu kan Group Xander mau buka mall, nah untuk GO nya kami yang urus. Keren kan? Hahahah.."
Airin bercerita dari A to Z tentang bisnisnya itu. Mereka sengaja janjian makan siang di kafe dekat kantor Airin. Vina adalah sahabat Airin sejak SMA. Dia selalu ada untuk Airin. Bahkan di saat suami Airin meninggal karena kecelakaan tiga tahun lalu, Vina langsung pulang dari liburannya di Bangkok. Ya kata orang, mereka saudara yang tidak sedarah.
"Richie pernah nembak kamu lagi ga Rin?" Vina mencondongkan tubuhnya sedikit ke arah Airin seakan itu adalah misteri besar yang harus dibahas.
"Ya elah itu lagi yang ditanya. Kan uda aku bilang, kalo dia bahas tentang cinta lagi, aku ga mau kerja sama lagi di RAF. Kamu tau ga Vin, sebenarnya dari awal aku takut bisnis bareng ma Richie, takut baper. Entah aku pa dia yang baper. Kan kami pernah cinta monyet dulu pas SMA hahahah..."
"Rin, kamu kan cantik........" sebenarnya Airin sudah menebak apa yang akan diomongin ma Vina. Tapi Airin mencoba stay cool aja sambil mengunyah burger nya.
".....tinggi, putih, makan banyak tapi badan kamu masih bisa diajak nego. Tunggu apa lagi sih Rin? Mumpung kamu baru 26 tahun."
"Kamu tau kan RAF itu Richie Airin Friendship, so come on Vin.. Lagian aku takut untuk mulai hubungan lagi."
"Hah? Friendship? Si Richie bilang RAF itu Richie Airin Forever. Suer dah, dia bilang gitu pas pembukaan RAF tahun lalu." Mata Vina setengah melotot menatap sahabatnya itu.
"Vin, banyak hal yang membuat aku takut untuk move on. Lagian kamu tau kan keluarga nya Richie gimana. Richie itu seorang Andirawan, sulung pula. Duh ga kebayang deh kalau mama nya ampe tahu aku berhubungan ma anaknya." jelas Airin.
"Tapi kan ada banyak alasan juga untuk move on Airin. Richie itu too good to be true. Dia uda terang-terangan bilang suka pula. Sudah tiga tahun sejak kejadian itu. Kasian Lovely. Kamu bisa pelan-pelan membuka diri untuk Richie. Atau kamu sama sekali ga ada perasaan untuk dia?"
"Aku ngerti kok maksud baik kamu Vin. Kadang aku juga mikirin itu untuk kebaikan Vely, tapi aku juga bingung,apakah nanti hubunganku dengan dia itu karena Vely, cinta, ato pelarian doank Vin. Huuft.. Itulah kenapa aku takut untuk memulai. Sudahlah, jalanin aja Vin. Kalau uda jodoh ga lari kemana kok."
"Lah jodoh itu perlu diperjuangin Rin, Indonesia merdeka juga karena perjuangan para pahlawan. Dan kamu adalah pahlawannya Vely. Camkan itu." Vina berkata dengan lantang dan bangga seakan sedang membaca sebuah syair.
"Iya Bu Vina. Saya camkan. Heheheh... Btw, Nico uda mulai sekolah ya? Sekolah apaan baru 2,5 tahun gitu?" Nicholas adalah anak Vina dengan Dokter Wira spesialis anak. Vina bertemu dengan suaminya waktu kuliah kedokteran dulu. Saking bucinnya, Vina memilih menikah sebelum sempat lulus menjadi dokter. Satu tahun menikah, ia masih semangat melanjutkan kuliahnya. Tahun kedua sewaktu dinyatakan hamil, ia menyerah.
Tiga jam ngobrol tidak pernah cukup untuk mereka. Mereka bertemu mungkin hanya sekali dalam satu dua minggu, kecuali ada hal yang cukup mendesak. Mereka menganggap sahabatan tidak perlu dilihat dari kuantitas bertemu, melainkan dari kualitas pertemuan. Tidak perlu ada keegoisan dalam berteman. Hanya memberi tanpa berharap untuk menerima.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments