Aiden Leo Alexander, sedang memimpin rapat proyek pengembangan mall yang telah dibangun mulai setahun lalu. Sebulan lagi, Xander Park yang didirikan oleh Xander's Group tersebut akan Grand Opening.
"Gimana Pak Tomy, sudah ketemu dengan EO yang bakal ngatur GO nya nanti?" tanya Aiden kepada seorang pria paruh baya bagian Humas di perusahaannya.
"Sudah ada tiga calon Pak, nanti saya berikan proposalnya ke Mba Valen." Valencia adalah sekretaris Aiden sejak dua tahun lalu.
"Ok baik, pagi ini juga ya. Karena uda mepet date line nya."
Aiden meninggalkan ruangan itu menuju ruang kerjanya diikuti oleh Valen.
"Pak Aiden, ini proposal titipan Pak Tomy."
"Ok, tarok aja di meja, kamu boleh keluar. Makasih."
Aiden membaca satu per satu dari tiga map tersebut. Setelah mempertimbangkan rundown acara dan budget yang ditawarkan, akhirnya Aiden memutuskan memilih RAF Event Organizer. Aiden sempat ragu memilih RAF yang baru berdiri setahun, namun ia melihat RAF memiliki konsep acara yang lebih modern dibandingkan dua saingannya yang agak terlihat kuno. Aiden memang tipikal orang yang cepat dalam mengambil keputusan. Straight to the point. Ia lalu menghubungi Valen untuk mengatur pertemuannya dengan RAF. "Minta Pak Tomy juga ikut saya nanti." sambungnya.
Sekitar pukul 1 siang Aiden sampai di sebuah restoran dengan ruangan VIP tertutup. Valen menyerahkan dokumen yang diperlukan ke Aiden, sedangkan Pak Tomy sibuk dengan laptop yang akan digunakan bos nya tersebut.
Tok..tok..
"Selamat siang, dengan Pak Aiden?" sapa seorang pria muda tinggi dan tampan, berkulit putih, pakaian rapi dan...bermerk sepertinya. Pemuda yang pintar dan kaya, batin Aiden.
"Siang, saya Aiden. Anda Pak Richie?" tanyanya sambil berjabat tangan.
"Iya Pak, panggil saja saya Richie."
Tok..tok..tok.. Bunyi ketukan pintu lagi.
Kali ini muncul seorang gadis manis dengan rambut terkuncir rapi, blazer putih, rok abu yang sedikit ketat, dengan high heels hitam 7 cm. Perfect. 'Kita ketemu lagi', senyum Aiden di dalam hati.
"Ini teman saya, pengurus RAF juga, Airin. Airin, ini Pak Aiden." Richie memperkenalkan mereka.
"Siang Pak Aiden, sepertinya kita pernah ketemu ya."
"Tiga minggu lalu di Diamond Mall. Ya Anda benar, tapi kita belum sempat berkenalan." jawab Aiden sambil menjabat tangan Airin. "Kita lanjut meeting nya ya." sambung Aiden.
Pembicaraan berlangsung sekitar 2 jam lebih hingga mencapai kesepakatan.
"Terima kasih untuk kepercayaan yang diberikan kepada kami Pak Aiden. Kami akan berusaha sebaik mungkin agar acara ini sukses, jika ada hal-hal yang ingin ditambahkan jangan segan untuk dibicarakan dengan kami Pak."
"Sama-sama Richie, saya melihat ada kompetensi yang luar biasa di diri kalian." ujarnya sambil melirik ke Airin.
"Mau ngopi dulu?" sambung Aiden.
"Mmmh.. Maaf, saya ga suka kopi Pak. Lagian saya harus jemput anak saya di tempat les" jawab Airin sambil melihat jam tangannya. "Saya permisi dulu Pak Aiden." Airin mendekat ke Richie,"Kamu temenin Pak Aiden dulu ya, ga enak" bisik Airin ke Richie. Airin menuju ke mobilnya, dipandangi oleh dua pria tampan yang semakin menjauh.
Sesampainya di mobil Airin menelepon seseorang, "Sebentar ya Ma, Airin baru mau jemput mama, nanti kita jemput Vely." Ia melajukan mobil new Yaris white yang dibelinya dari uang warisan asuransi jiwa suaminya. Mobil yang sederhana dikarenakan ia harus menabung untuk biaya sekolah Vely nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments