Penemuan bayi

5 tahun telah berlalu, kini alan dan adit telah menjadi dua orang yang sangat mematikan bagi para orang - orang dikalangan pengusaha.

Adit yang selalu mengikuti alan, jadi memiliki prawakan watak sama dengan alan, dingin dan tegas, namun dua orang yang selalu menundukkan banyak orang ini justru tak bisa melawan perintah dan juga omongan kakaknya. Alan dan adit selalu tunduk dihadapan kakaknya yang selalu ada buat mereka.

Ya untuk mendapatkan ijasah kelulusan dari sekolahnya alan dan adit menempuh jalur cepat, dan selama prosesnya mereka dalam pengawasan sang kaka aleana yang berprofesi sebagai seorang guru dan juga dosen di bidang seni dan management.

...🌴🌴🌴...

Alan yang mengambil kuliah lagi di jurusan hukum membuat dia jadi semakin menakutkan dalam bisnisnya, sebab selain dia tau cara menangani bisnis dia juga bisa mengatasi segala masalahnya dengan muda, karna pengetahuannya tentang hukum membuat dia mampu manjatuhkan orang dengan sangat mudah.

Sore itu setelah alan menghadiri sebuah pertemuan dan juga makan bersama dengan relasinya, dia lanjut ke kampusnya untuk menghadiri perkuliahan pada jam malam di sebuah fakultas hukum ternama di ibu kota.

"Kak, mau langsung pulang saja? Karna besok kita masih ada janji temu dengan pihak investor."

Sambil menyupiri alan adit membicarakan jadwal alan untuk besok pagi. Dan ya, saat dalam situasi tidak ditempat kerja atau kantor adit selalu memanggil alan dengan sebutan kakak.

"Ya kita langsung pulang saja dari oada nangi kak Lea ngomel, karna dari tadi dia sudah terus menghubungiku."

Alan menjawab dengan menutup matanya sambil bersandar disandaran kursi disamping adit yang sedang menyupirinya.

Hujan dari sore tak juga kunjung reda, walo sekarang tinggal gerimis saja itu membuat orang - orang jadi malas beraktifitas di luar rumah, yang mengakibatkan jalanan jadi sepi.

Alan melihat keluar jendela dan mengeluarkan tangannya merasakan tetesan air hujan menyentuh tangannya.

"Kenapa dari sore hujan masih saja setia menemani perjalanku, seakan dia tak mau pergi meninggalkan diriku."

"Sok meloh loh kak, emangnya hujan hanya akan menemanimu saja? Dia juga menemaniku." adit menjawab gumaman alan tentang hujan.

"Sialan loh."

Alan memercikkkan aira hujan yang dia tampung dengan telapak tangannya pada muka adit.

"Kak kita lewat jalan belokan aja ya biar cepat sampek rumah. Karna aku sudah lapar dan ingin makan maskan kak Lea, tadi kak Lea masak di rumah kakak."

Muka adit sudah sangat sumringah jika membahas soal makan, karna dia orangnya emang suka makan.

"Eh, ada suara tangisan bayi Dit?"

Samar alan dan adit mendengar suara bayi yang sedang menagis ditengah rintik aira hujan.

Pandangan alan dan juga adit terfokus pada sebuah kardus tanggung yang sesekali Bergerak, serta suara tangisan bayi semakin terdengar lebih jelas lagi.

"Apa jangan - jangan kardus diatas tong itu kak ada bayinya."

Adit mencobak turun dan mendekati kardus itu dengan pelan serta membukanya.

"Aaaah.! Apa ini?"

Adit yang teriak setelah melihat isi dalam kardus itu membuat alan yang duduk mengawasinya dari dalam mobil jadi terkejud.

"Apa Dit? Kenapa kau teriak kencang begitu?"

Alan penasaran dan bertanya - tanya melihat eksperesi adit yang mematung dan tak bergerak dari tempatnya.

Beberapa detik kemudian adit mengangkat seorang bayi kecil yang dibungkus dengan selimut bayi lengkap dengan baju - bajunya.

"Kak ini seekor bayi kak.!"

Adit teriak dengan membawa bayi itu mendekat ke arah alan dengan berjalan cepat.

"Terus, kenapa kau malah berdiri dihadapanku?"

Alan bingung dengan tingkah adit yang langsung berdiri di depannya dan menyodorkan bayi itu dihadapan alan.

"Ya bawah kak, gendong dia karna dia kedinginan."

Adit memintak pada alan untuk menggendong bayi mungil itu, yang terus menangis karna kedinginan.

"Kenapa harus aku? Kau gendong sendiri."

Alan merasa takut karna dia tak pernah menggendong bayi, apa lagi yang masih sangat kecil.

"Ya sudah, kalo gitu kakak yang nyetir."

Adit membuka pintu mobil, menyuruh alan untuk pindah posisi.

"Ogah, aku malas."

Alan menjawab dan menyandarkan tubuhnya lagi. disandaran mobil.

"Ya sudah kakak pegang aku yang nyetir."

"Eh. Dit.!"

Adit berjalan kearah setelah dan masuk kedalam mobil.

"Pegangin kita ke rumah sakit sekarang, atau kalo gak dia dia akan meti kedinginan."

Adinda berkata dengan menatap alan tajam, kemudia dia menyalakan mobil dan melajukan mobilnya dengan cepat ke sebuah rumah sakit.

"Dit kenapa dia terus menangis?"

Alan yang memegang bayi itu menatap terus pada wajah bayi mungil yang tak berdosa itu, dan dia bingung karna bayi itu masih saja menangis.

"Ya kak karna dia masih bayi, dan mungkin karna dia kedinginan atau lapar makanya menangis, kalo dia bicara kan akan menakutkan."😁

Adit menjawab asal dengan senyum kuda melihat alan yang menampakkan gigi - giginya.

...🌴🌴🌴...

"Suster, Dokter dimana kalian semua? Tolongin."

Adit berteriak dan lari - lari dikoridor rumah sakit dengan menggendong bayi yang terus menangais.

"Bawah kemari tuan, kenapa dengan anaknya?"

Seorang perawat datang menghampiri adit dan mengambil bayi dari gendongan adit.

"Tidak tau dia kehujanan dan terus menangis."

Adit menjawab asal apa yang ditanyakan oleh perawat itu padanya.

Setelah dilakukan pemeriksaan bayi itu masih sehat dia hanya lapar serta kedinginan karna sudah kehujanan diluar begitu lama.

"Keluarga bayi ini mana?"

Salah seorang perawat keluar dari ruang periksa menanyakan keluarga dari bayi yang tadi di bawah oleh adit ke rumah sakit ini.

"Ini adalah daddy-nya"

Tunjuk adit pada alan sambil berdiri disamping alan dengan pandangan memohon pada alan.

"Haaaah.!"

Melihat tingkah adit alan hanya bisa bernafas panjang, tak bisa berfikir kenapa adit mengatakan kalo dirinya adalah dady dari bayi yang mereka temukan.

"Baiklah pak mari ikuti saya keruangan dokter, biar nanti dokter yang menjelaskan pada bapak mengenai kondisi anak bapak."

Perawat itu memintak pada alan untuk mengikutinya pergi keruangan dokter agar alan tau dengan kondisi anaknya pada saat ini.

Ceklek

"Dokter ini ayah dari sang bayi."

Ucap prawat itu pada dokter saat dia mengantar alan masuk untuk menemainya.

Dokter "Baik, silakan duduk pak."

Alan duduk didepan dokter, dan adit. yang tadi diseret oleh alan juga ikut masuk kedalam ruangan itu

Dokter "Apa anak bapak ini masih asi?"

Alan "Hah? Maksudnya?"

Adit "Tidak dokter mereka sudah berpisa"

Dokter "Berapa usianya sekarang?"

Alan "Apa? Saya sekarang 20 tahun"

Dokter "Bukan pak, maksud saya putri bapak."

Alan "Saya tidak tau"

Dokter 🙄

Alan "Bagaimana kondisinya dia sekarang. Saya tidak butuh usianya"

Adit 🤦‍♂️

Dokter "Dia orang tua yang aneh" (bergumam dalam hati).

Setelah dokter menjelaskan tentang kondisi bayi yang tadi dibawah ke rumah sakit ini dan dia harus opname dua hari di rumah sakit ini alan langsung menghubungi kakaknya dan menceritakan semuanya lewat telpon.

Terpopuler

Comments

Defi

Defi

Alan auto jadi Daddy dadakan gara2 Adit dan bayi yang mereka temui 😂

2022-12-04

1

lihat semua
Episodes
1 Hari kematian
2 Pulang kerumah
3 Terjun ke dunia bisnis
4 Mengenali semua orang
5 Penemuan bayi
6 Sang penguasa
7 Lelahnya merawat bayi
8 Gadis kecil yang cantik
9 Sebuah debaran
10 Perasaan yang aneh
11 Salah masuk
12 Perasaan terlarang
13 Alan mabuk
14 First kiss
15 Hari pengakuan
16 Pesta ulang tahun di Hotel mewah
17 Teragedi malam
18 Salah mengenali orang
19 Wanita pengganggu
20 Penghalang yang tak mudah
21 Perayu yang terayu
22 Siasat yang sudah ketahuan
23 Asrama putri
24 Kemenangan yang luar biasa
25 Kabar yang mengejudkan
26 Kehamilan syafira
27 Hukuman Alan
28 Nikah siri
29 Kabur dari rumah
30 Pencarian yang sulit
31 Hari kelahiran
32 Kenyataan yang sebenarnya
33 Bintang klab
34 Pesta perusahaan
35 Calon menantu
36 Pertemuan di klab malam
37 Pesta tunangan
38 Penari latar
39 Pertemuan Kedua
40 Rasa kesal dan keraguan
41 Kemiripan Alga dan Alan
42 Tes DNA
43 Dia putraku
44 Rasa bersalah yang dalam
45 Permohonan maaf
46 Putra yang pintar
47 Perasaan yang lebih jelas
48 Alasan kabur
49 Gadis yang menarik
50 Ungkapan cinta 1
51 Ungkapan cinta 2
52 Pulang ke rumah
53 Tinggal bersama lagi
54 Salah mengenali
55 Wajah baru
56 Tempat kerja
57 Pertemuan
58 Panggilan baru
59 Keputusan
60 Pertunjukan
61 Teman Pria
62 Cerita lama
63 Cinta yang tak sampai
64 Wanita yang menggoda
65 Tidur bersama
66 Sentuhan Syafira
67 Canggung
68 Penampilan Syafira
69 Permainan Syafira
70 Tragedi Kamar mandi
71 Sampo atau sabun
72 Alan dan Daren
73 Salah Faham
74 Memberi setatus yang nyata
75 Tempat melepas lelah
76 Penari khusus
77 Penari khusus 2
78 Perjamuan Makan
79 Pengaruh obat
80 Malam yang panjang
81 Kewajiban suami istri
82 Suara yang Merdu
83 Gadis Impian
84 Bermain dengan Tegang
85 Perasaan yang menggebuh
86 Gunjingan
87 Keraguan
88 Penilaian Orang
89 Jarak yang Jauh
90 Kerinduan
91 Wanita Penggoda
92 Perasaan yang Rumit
93 Mengingat Malam Kelabu
94 Hilang
95 Perubahan Sikap
96 Gadis Kecil
97 Kemunculan Kembali
98 Wanita Elegan
99 Ibu Hebat
100 Pertemuan
101 Konferensi pers
102 Lamaran kedua
103 Janji Suci
104 Alasan
105 Buka Puasa
106 Idola Kafe
107 Pesaing
108 Bukan Mainan
109 Ingin Memilikinya
110 Gagal Mencium
111 Si dingin adalah Suamiku
112 Kemunculan Orang Asing
113 Si Kecil yang Hebat
114 Kebersamaan
115 Akhir Permainan
116 Penggagalan Rencana
117 Wajah Pimpinan
118 Rasa Bangga
119 Rencana Liburan
120 Kebahagiaan
121 Black Rose
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Hari kematian
2
Pulang kerumah
3
Terjun ke dunia bisnis
4
Mengenali semua orang
5
Penemuan bayi
6
Sang penguasa
7
Lelahnya merawat bayi
8
Gadis kecil yang cantik
9
Sebuah debaran
10
Perasaan yang aneh
11
Salah masuk
12
Perasaan terlarang
13
Alan mabuk
14
First kiss
15
Hari pengakuan
16
Pesta ulang tahun di Hotel mewah
17
Teragedi malam
18
Salah mengenali orang
19
Wanita pengganggu
20
Penghalang yang tak mudah
21
Perayu yang terayu
22
Siasat yang sudah ketahuan
23
Asrama putri
24
Kemenangan yang luar biasa
25
Kabar yang mengejudkan
26
Kehamilan syafira
27
Hukuman Alan
28
Nikah siri
29
Kabur dari rumah
30
Pencarian yang sulit
31
Hari kelahiran
32
Kenyataan yang sebenarnya
33
Bintang klab
34
Pesta perusahaan
35
Calon menantu
36
Pertemuan di klab malam
37
Pesta tunangan
38
Penari latar
39
Pertemuan Kedua
40
Rasa kesal dan keraguan
41
Kemiripan Alga dan Alan
42
Tes DNA
43
Dia putraku
44
Rasa bersalah yang dalam
45
Permohonan maaf
46
Putra yang pintar
47
Perasaan yang lebih jelas
48
Alasan kabur
49
Gadis yang menarik
50
Ungkapan cinta 1
51
Ungkapan cinta 2
52
Pulang ke rumah
53
Tinggal bersama lagi
54
Salah mengenali
55
Wajah baru
56
Tempat kerja
57
Pertemuan
58
Panggilan baru
59
Keputusan
60
Pertunjukan
61
Teman Pria
62
Cerita lama
63
Cinta yang tak sampai
64
Wanita yang menggoda
65
Tidur bersama
66
Sentuhan Syafira
67
Canggung
68
Penampilan Syafira
69
Permainan Syafira
70
Tragedi Kamar mandi
71
Sampo atau sabun
72
Alan dan Daren
73
Salah Faham
74
Memberi setatus yang nyata
75
Tempat melepas lelah
76
Penari khusus
77
Penari khusus 2
78
Perjamuan Makan
79
Pengaruh obat
80
Malam yang panjang
81
Kewajiban suami istri
82
Suara yang Merdu
83
Gadis Impian
84
Bermain dengan Tegang
85
Perasaan yang menggebuh
86
Gunjingan
87
Keraguan
88
Penilaian Orang
89
Jarak yang Jauh
90
Kerinduan
91
Wanita Penggoda
92
Perasaan yang Rumit
93
Mengingat Malam Kelabu
94
Hilang
95
Perubahan Sikap
96
Gadis Kecil
97
Kemunculan Kembali
98
Wanita Elegan
99
Ibu Hebat
100
Pertemuan
101
Konferensi pers
102
Lamaran kedua
103
Janji Suci
104
Alasan
105
Buka Puasa
106
Idola Kafe
107
Pesaing
108
Bukan Mainan
109
Ingin Memilikinya
110
Gagal Mencium
111
Si dingin adalah Suamiku
112
Kemunculan Orang Asing
113
Si Kecil yang Hebat
114
Kebersamaan
115
Akhir Permainan
116
Penggagalan Rencana
117
Wajah Pimpinan
118
Rasa Bangga
119
Rencana Liburan
120
Kebahagiaan
121
Black Rose

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!