Dalam keseharian Alan dia mulai kewalahan antara jadwal sekolah dan juga kerjaannya karna dia mulai mendalami dunia bisnis yang mengharuskan dia untuk selalu ada disetiap keperluan dan pertemuan.
Selama 1 bulan Alan merasa kewalahan, akhirnya dia memutuskan keluar sekolah dan mengambil jaluar khusus untuk bisa taman sekolah dengan cepat. Dan Adit pun mengikuti jejal Alan, sehingga mereka berdua bisa menamatkan sekolahnya dengan lebih cepat bersamaan.
"Bagaimana kalo menurut anda pak Alan, apakah kita harus mengambil semua yang kembali ataukah kita akan membuangnya begitu saja." tanya seorang kepala marketing pada Alan.
"Sambil semua aku ingin tau kenapa prodak itu dikembalikan." kata Alan dengan santai.
"Jika terus seperti ini kita bisa rugi pak." kata orang yang tadi lagi menimpali.
"Tak masalah, biarkan kita kehilangan yang satu ini. Setelah itu kita habisi semuanya." jawab Alan lagi dengan nada dingin, seilah dia tau semua itu ulah siapa.
"Baiklah rapat kali ini sampai sini saja. Dan jangan lupa bawah semua barang yang dikembalikan. Biarkan mereka menang kali ini." kata Alan dengan penuh percaya diri dan diikuti oleh orang - orang yang mendukungnya. Walo Alan masih sangat mudah tapi semua pegawe dan bawahan Alan sangat percaya padanya.
"Lan?" panggil kak Lea pada Alan yang baru aaja nyampek rumah dan merebahkan tubuhnya di sofa.
"Hem." jawab Alan dengan menutup matanya.
"Kenapa kamu jadi tak lucu belakangan ini, apa beban pekerjaan sangat membebanimu?" Tanya kak Lea yang duduk di setelah kepala Alan.
"Tidak sama sekali, tapi aku jadi semakin sibuk belakangan ini." jawab Alan sambil merangkak dan meletakkan kepalanya dipangkuan kakaknya.
"Jangan dipaksakan, jika lelah maka lepaskanlah." kata kakak Alan sambil mengusap kepala Alan.
"Iya mama." jawab Alan sambil menikmati belaian kakaknya.
Sore itu barubsaja Alan selesai mandi, tiba - tiba Adit menerobos masuk ke dalam kamarnya dan menubruk tubuh Alan sampai mereka terjungkal jatuh di lantai.
"Masya Allah, tak bisakah kau berjalan dengan benar Dit.?!" teriak Alan kesal karna ditimpah oleh tubuh Adit.
"Hahaha... Maaf, habis mama memaksa aku untuk ikut kencan buta. Aku hanya ingin sembunyi di sini." jawab Adit sambil cengengesan 😅
"Ikutin saja kenapa harus sembunyi." jawab Alan dengan mengenakan bajunya.
"Kenapa kakak tak membelaku, aku kan sudah punya pacarku sendiri." jelas Adit kesal pada Alan.
"Terserah kau saja." jawab Alan dan keluar kamar meninggalkan Adit.
Sesuai dengan yang Alan perkirakan, barang - barang yang telah dikembalikan ternyata sudah dioplos dengan prodak lain dan itu ada campur tangan dengan orang dalam.
Pagi itu juga seletalah Alan melihat dan meneliti semua barang itu, dia turun tangan sendiri untuk mengifestigasi ke tempat yang bersangkutan dengan ditemani oleh Adit.
Tanpa sepengetahuan orang lain bahkan para pegawenya juga tak menyangka kalo bos mereka akan turun tangan sendiri dalam masalah perusahaan.
"Cih, apa - apaan ini? Kenapa mereka memakai perodak ini." kata Adit yang menyadari kalo prodaknya diganti.
"Tenanglah, kita akan melakukan sesuai dengan keinginan mereka. Kita ikuti saja jalan mereka." kata Alan pada Adit yang saat itu menyamar sebagai pegawe dari sebuah pabrik pahan baku yang selalu mensuplai bahan mentah pada hotel - hotel Alan.
Selama 2 minggu Alan dan Adit bekerja sebagai pegawe dipabrik itu dan juga sudah mengumpulkan banyak barang bukti kecurangan mereka.
Setelah mengetahui semuanya Alan menggerakkan kemampuannya untuk membalikkan keadaan, dan dalam seketika semua yang awalnya adalah kegagalan dan kekalahan berbalik menjadi sebuah kemenangan.
Alan telah berhasil menaikkan pemasaran menjadii 10% pwrsen dari target yang telah ditentukan dan ditetapkan oleh perusahaan. Semua orang yang tetap mendukung alm. Mexca sebagai ayah Alan telah mendapatkan keuntungan mereka, dan semuanya mempercayakan kepada Alan.
Ganas, licik, cerdik, dan penuh siasat itulah yang dikenal oleh mereka pada diri Alan saat ini. Orang - orang yang ada dipihak Alan telah menyerahkan semuanya pada Alan dan mereka telah berjanji akan berjuang dan mengabdikan diri pada Alan, sebagai bentuk kepercayaan mereka pada Alan merekanpun telah menyerahkan semua kendali pada Alan.
"Baiklah dalam rapat kali ini aku tak akan mengulanginya lagi, bagi semua nama yang ada dalam kertas itu aku tak ingin melihat mereka lagi dan tak mau berurusan dengan mereka semua." kata Alan dalam sebuah rapat yang diadakan untuk menentukan target utama pemasaran.
"Tapi bos, semua ini adalah toko yang selama ini kita suplai." jawab seorang pegawe dalam rapat itu.
"Aku tau, mulai saat ini target kita berubah. Dan nama yang dulu kita ganti semuanya, bagi yang setujuh silakan tetap menjalankan semua yang sudah ku tetapkan, dan bagi yang tidak setuju silakan mundur aku tak memaksa." kata Alan pada semua orang, dan mereka pun mulai berkasak kusuk.
"Adit, lakukan sesuai dengan rencana, data mereka yang mau bekerjasama dan yang tidak." kata Alan sebelum dia pergi meninggalkan ruang rapat.
Melihat Alan beranjak dan pergi semua orang yang ada dalam ruang rapat semakin bising, mereka bingung antara ikut rencana Alan sama hal yang sudah ada sejak dulu.
"Kak, sepertinya mereka masih ragu dengan keputusan yang kakak ambil." kata Adit yang berjalan mengikuti Alan dibelakangnya.
"Biarkan saja, aku tak butuh orang - orang yang ragu dalam mengambil keputusan." jawab Alan sambil terus berjalan ke arah ruangannya.
"Hem, sesui dengan kakak. Dan sama persis dengan om Mexca yang selalu diceritakan oleh papa padaku." kata Adit sambil manggut - manggut.
Sesuai dengan perintah Alan, dalam waktu 2 hari Adit mengambil keputusan atas semua orang yang bersedia menjalankan rencana sesuai dengan yang dikatakan oleh Alan dalam rapat waktu itu.
Ada sekitar 50% dari semua yang bersedia mengikuti rencana Alan, dan yang lain memilih jalan aman dengan mengikuti hal yang sudah ada dan sudah ditetapkan dari awal.
*************************************
*************************************
"Bagaimana ini bisa terjadi? Semuanya seperti tidak masuk akal, bagaimana aku bisa kalah dari anak ingusan yang tak punya pengalaman dan tak atau apapun.!?" teriak seseorang yang mencobak melawan Alan.
"Bos bagaimana sekarang? Kita telah kalah sekitar 10% dari angka penjualan awal." kata asisten dari orang itu.
"Aaaah. Sial.!" teriak orang itu marah, dan membanting jam meja yang ada di atas meja kerjanya.
Braaak.!
"Aku tak boleh kalah darinya, tidak boleh.?!" teriaknya lagi.
*************************************
*************************************
"Yeeee... Tos.! Kita rayakan keberhasilan kita." teriak bahagia semua orang yang berada dipihak Alan, mereka sedang berpesta disebuah bar untuk merayakan kemenangan mereka dan keberhasilan dari penjualan yang meningkat hingga 20% dari penjualan tahun kemaren.
"Hidup bos Alan.! Hidup asisten Adit.!" teriak mereka semua menyerukan nama Alan dan Adit sebagai pimpinan mereka yang hebat.
"Hahaha... Kalian tak boleh bersenang - senang sebaik ini, karna di suatu tempat pasti ada orang yang mungkin sedang marah." kata Adit mengingatkan mereka semua yang sedang merayakan kemenangan mereka.
"Heh, mencobak melawan sebelum melihat kemampuan lawan adalah kesalahan fatal." gumam Alan sambil meminum minumannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Defi
Alan ide kamu benar2 keren
2022-12-04
0
🌼 Micky Miienar 🌼
lanjut yah Thor 🤗
2022-01-17
1