bab 5

selamat membaca 💝💝💝

.

.

.

Alina sangat berusaha untuk melakukan yang terbaik untuk tugas pertamanya. Apalagi ia akan presentasi di depan Leo, orang yang sangat di bencinya untuk sekarang ini.

Jam makan siang sebentar lagi akan dimulai, perut Alina sudah keroncongan sejak tadi pagi ia belum sarapan.

Ia lupa sarapan karena terlalu gugup menghadapi hari pertama nya kerja.

Di dalam ruangan terlihat Arsen masih sangat serius dengan laptopnya. Arsen tidak mendengar pintunya di ketuk Alina.

" Pak Arsen... "

Alina sudah ada di depan meja kerja Arsen.

" Ada apa? " Arsen

"Ini sudah jam makan siang Pak, apa bapak mau saya pesan kan sesuatu? "Alina

"Tidak, kamu istirahat aja dulu" Arsen

" Baik Pak" Alina berjalan keluar dari ruangan Arsen.

"Gue nggak sabar ngeliat Alina presentasi di depan Leo."

Arsen sangat menanti rapat siang ini, karena ia ngin tau sampai dimana Alina dapat menahan perasaannya kepada Leo.

Di kantin, Alina memuaskan rasa laparnya. Ia tau untuk presentasi sehabis makan siang ini, ia butuh energi lebih."

Sekali ini gue harus berhasil, ngga boleh terlihat lemah di depan Leo" gumamnya.

Jam makan siang segera berakhir. Namun, Arsen baru keluar dari ruangannya. Arsen memilih memesan makanan online, karena ia malas untuk keluar.

***

Arsen dan teamnya sudah berada di ruangan meeting, termasuk Alina.

"Maaf saya terlambat" ucap Leo

yang datang bersama sekretarisnya.

Alina menatap sinis kearah Leo.

Alina berdiri dan memulai meeting.

Dengan nada yang tegas ia melakukan presentasi dengan baik. Setiap ia berkata-kata ia mengingat setiap penghianatan Leo. Itulah yang membuat semangat Alina bangkit.

"Oke baiklah semuanya, sekian presentasi dari saya, jika ada yang kurang jelas bisa di tanyakan" Ucap Alina

"Jika tidak, saya akhiri presentasi ini. Sekian dan terimakasih" Ucapnya lagi dan kembali duduk tepat di samping Arsen.

Semua orang di ruangan itu memberi apresiasi terhadap Alina, termasuk Arsen. Ia tidak menyangka kalau Alina bisa profesional, walau di depan Leo.

Meeting pun berakhir dengan baik. Alina langsung keluar ruangan menuju toilet.

"Awas ya Leo, gue mau lo hancur seperti gue sekarang ini. Alina berbicara kepada cermin yang ada di toilet.

****

Dirumah keluarga Arsen para pembantu telah menyiapkan acara makan malam. Malam ini keluarga Arsen akan kedatangan tamu, yaitu sahabat lama papa Aditia.

Aditia dan Rama bersahabat sudah lama, bahkan sebelum mereka menikah.

Rama memiliki sebuah rumah sakit yang terkenal di Jakarta dan memiliki cabang di seluruh Indonesia. Ia memiliki seorang putri yang bernama Riska, seorang dokter spesialis kandungan.

Riska masih berumur 25 tahun, tidak jauh dengan umur Arsen yang kini sudah menginjak 28. Orang tua Arsen memang berniat menjodohkan mereka.

"Maa, ini kok Arsen belum pulang ya" tanya Aditia kepada Reni istrinya.

"Mungkin masih kerja pa, Arsen pasti tepat janji kok" jawab Reni sembari membantu menyiapkan meja makan.

****

Jam kantor sebentar lagi selesai, Alina masih menyiapkan Laporan hasil meeting mereka tadi.

Di dalam ruangannya Arsen sudah bersiap untuk pulang karna lima belas menit lagi sudah pukul empat sore.

"Alina, kamu bisa menyetir? "

Tanya Arsen kepada sekretaris nya itu. Arsen sangat malas menyetir mobil sendiri di tengah padatnya jalanan.

"Bisa pak.. "

Jawab Alina. Dulu waktu masih berpacaran dengan Leo Alina pernah diajari menyetir. Dan kalau Leo lelah Alina biasa disuruhnya menyetir mobilnya.

"Ya sudah kamu antar saya pulang ya, dan besok pagi kamu jemput saya. Sementara ini kamu gantikan tugasnya Ezra"

Arsen berjalan keluar menuju parkiran dan di ikuti Alina.

Alina kanget saat Arsen duduk di sampingnya. Alina berusaha menurunkan rok pendek miliknya.

Arsen tidak mengomentari tindakan Alina. Dipikirannya kini hanya terlintas bagaimana cara untuk menolak perjodohan yang akan dilakukan Ayahnya malam ini.

Arsen tidak menyukai keterikatan, ia masih ingin bebas untuk melakukan keinginan hatinya.

Diliriknya wanita yang ada di sebelah nya.

Arsen berfikir sejenak.

"Alina....

" Ia pak? "Jawab Alina sembari fokus untuk menyetir.

" Kamu bisa bantuin saya tidak? " Arsen

" Ya bisa lah pak, kerjaan saya kan memang pembantu pak Arsen " Alina

"Tapi kali ini beda" ucap Arsen tanpa ekspresi.

" Ya nggak masalah pak, asal jangan yang aneh-aneh, semampu saya akan saya bantu Pak " Jawab Alina.

" Ya sudah, berhenti di depan." Arsen

"Baik Pak" Alina mengikuti perkataan Arsen.

Mereka berhenti di mall yang tidak terlalu jauh dengan kantor.

Arsen mencari tempat yang cocok untuk menjelaskan sesuatu dengan Alina.

Arsen mengajak Alina masuk ke sebuah Resto di mall tersebut.

"Begini Al, saya sedang di jodohkan ayah saya karena sampai sekarang saya belum menemukan kekasih." Ujar Arsen.

"Lalu? " Alina sedikit mengerutkan keningnya karena tidak mengerti apa yang di maksud oleh Arsen.

"Kamu mau tidak pura-pura menjadi pacar saya satu malam ini aja. Setelah ini saya janji akan mencari pacar" Ucap Arsen.

Alina sedikit mencoba mengerti keadaan Arsen.

"Hemm.... "

"Bayarannya Apa pak, Bapak kan tau sendiri jaman sekarang ke toilet aja bayar... "

"Emang kamu mau bayarannya berapa"

Jawab Arsen

T**ernyata ini cewek mata duitan juga ya fikirnya.

"emmmm...

Gimana kalo utang saya seratus lima puluh juta di lunas kan"

"Oke tidak masalah..

berarti deal ya"

Arsen

"Ia oke deal, sekarang saya harus apa nih" Alina

"Kamu cukup akting aja di depan keluarga aku, dan bilang kita pacaran. Arsen

" Baik Pak, sekarang saya mau nelpon ibuk dulu biar ngga di tungguin." Ucap Alina yang sedang menggunakan ponsel nya.

Alina memberi tau kepada ibunya kalo hari ini akan lembur.

Setelah selesai menelpon ibunya, Arsen mengajak Alina kembali ke mobil.

"Sini biar saya saja yang menyetir, biar cepat. Arsen mengambil kunci mobil yang dipegang Alina.

Matahari kini sudah menyembunyikan sinarnya. Tepat pukul tujuh Arsen dan Alina sampai di tujuan.

Arsen memang sengaja sampai secepatnya agar keluarga Rama tidak mendahuluinya. Ia ingin menjelaskan kepada keluarganya, bahwa kini ia membawa kekasihnya dan tidak perlu melanjutkan acara perjodohan ini.

Tampaknya kakek Yos juga ikut dalam acara makan malam ini. Biasanya kakek jarang sekali berkunjung kalo tidak kerena hal penting.

Kakek Yos adalah Ayah dari papa Arsen, ia tinggal pulau Sumatera untuk mengurus perkebunan Sawit miliknya.

Arsen berjalan menuju meja makan yang diikuti Alina dari belakang.

"Hai kakek, apakabar?

kakek sehat?"

Tanya Arsen sambil memeluk kakeknya yang sudah lama tidak ia jumpai.

"Sehat nak, silahkan duduk dulu"

Kakek Yos menyuruh Arsen untuk duduk di tempat.

"Al, kamu duduk di sini ya.. "

ucap Arsen sembari menarik kursi untuk Alina.

Arsen duduk tepat diantara Kakek Yos dan Alina.

Terlihat papanya Arsen memandang ke arah Alina.

" Pah, ma..

dan Kakek...

perkenalkan ini Alina pacarnya Arsen.. "

Arsen

"Salam om, tante, kakek.. "

Alina mencium punggung tangan mereka satu persatu.

"Jadi pa, gak usah repot-repot buat cari pendamping yaa" Arsen memberi penjelasan.

" Pas banget kakek juga mau meminta sesuatu kepada Arsen..

Kakek ingin hubungan kalian ini langsung saja ke jenjang pernikahan. Kakek sekarang sudah tua dan ingin melihat kamu menikah Sen. "

Kakek Yos, menyampaikan keinginannya dengan nada yang memohon.

"Apa?!! ..... "

Arsen dan Alina serempak menjawab...

bersambung....

Terpopuler

Comments

yuce

yuce

woalah pura2 paaran malah disuruh kepelaminan nah loh kena bagunya kan.

2023-03-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!