Disana, Alina mendapat informasi bahwa perusahaan Arsen adalah perusahan yang tergolong besar di Asia. Alina semakin terbeban menghadapi Arsen.
Pukul 3.00, Alina baru bisa tertidur.
Keesokan harinya di sebuah kantor, Arsen sudah menunggu Ezra di ruangan meeting. Ezra adalah staff khusus Arsen di kantor.
Waktu menunjukan pukul tujuh pagi, belum ada kariawan Arsen yang datang. Pagi ini Arsen ingin mengadakan rapat penting bersama staf khususnya itu. Rapat diadakan untuk membicarakan surat perjanjian yang telah di rusak oleh Alina.
" Pagi bos, " sapa Ezra dengan wajah yang berseri.
"Ada apa bos? kok mengadakan meeting mendadak." ucapnya lagi.
" Iya, ada yang ingin saya sampaikan. " jawab Arsen dengan nada tegas." Arsen memang selalu tegas kalau sedang di kantor, tetapi sangat berbeda jika berada di luar kantor. Arsen sangatlah supel dan kalem, tapi untuk urusan pekerjaan ia selalu serius.
Arsen meletakkan sebuah KTP di atas meja.
"Saya mau kamu minta pertanggung jawaban kepada pemilik KTP ini. Tolong minta ganti rugi atas berkas penting perusahaan ini. " Arsen
"Tapi bos, berapa banyak yang harus orang ini pertanggung jawab kan? " Ezra.
"Kamu hitung saja sendiri berapa banyak yang di keluarkan oleh perusahan untuk membayar Tiket dan Akomodasi saya untuk penyelesaian berkas penting ini . Satu lagi atur ulang berkas yang rusak ini, waktu kamu dua hari untuk mengurus ini semua." Ucap Arsen dengan nada tegasnya.
"Iya baik bos. saya permisi dulu" Ezra.
" Ezra, sebentar ini kontak si prempuan itu. Hubungi ia terlebih dulu. " Arsen memberi no telepon Alina kepada Ezra.
" Oke siap bos. " Ezra mengambil selembar kertas yang di berisi angka.
Setelah dari ruangan bos besarnya, Ezra kembali ke lantai bawah dimana kantin berada. Ia belum sempat sarapan sebelum ke kantor tadi.
" Buk, kopi satu dan buat kan saya roti panggang rasa srikaya." ucap Ezra kepala bu nani penjaga kantin tersebut.
Sambil menunggu pesanan nya datang, Ezra mencoba menghubungi kontak yang di beri bosnya.
Di tempat lain, tepatnya di rumah keluarga Alina terlihat ibu dan ayah sudah siap berangkat ke tempat kerja mereka masing-masing. Sedangkan Alina masih asik dengan ritual mandinya yang hampir selesai.
" drttttt.. drttttt...
itu pasti Tiya,"
Alina sangat semangat menghampiri handphone nya.
" Eh, tapi kok nomor tak di kenal?.
ya udah deh gue angkat aja dulu manatau penting. "ujarnya lagi, sambil mengangkat telpon.
" Hallo?" (Alina)
"hallo, ini dengan nona Alina? (Ezra)
" ia saya sendiri, ini siapa ya? " ah paling dari kurir pikirnya, karena memang Alina sedang memesan sesuatu dari toko online.
"Saya dari dari perusahaan X, ingin menanyakan tentang pertanggung jawaban Anda mengenai kerusakan berkas yang Anda lakukan" ujar ezra.
Alina terdiam sejenak.
waduh, gawat nih gue ternyata pak Arsen ngga main-main.
"Hallooo....
masih ada orang disana?
begini saja nona, Anda bisa datang hari ini ke kantor untuk lebih jelasnya saya yang akan menjelaskan berapa kerugian yang harus anda ganti"
"Baik Pak, saya segera kesana. " jawab Alina dengan hati-hati karna takut ibunya mendengar.
"Oke baik, saya tunggu di kantor, saya akan kirim alamatnya."
Ezra menyudahi panggilan tersebut.
" Aduh mati gue, ini gimana kalo kerugiannya banyak." Ucap Alina lemas. Ia melanjutkan pekerjaan yang tadi sempat tertunda, yaitu memakai pakaian karena tadi ia masih menggunakan handuk.
"Nak, ayah sama ibuk berangkat ya, kamu jangan lupa sarapan ya" Ayah
" iya yah, nanti Alina sarapan " teriak Alina dari dalam kamarnya.
Alina menggunakan pakaian rapi seperti yang ia biasa pakai ke kampus. Ia berencana akan secepatnya menyelesaikan masalahnya dengan perusahaan Arsen.
Tidak menghabiskan waktu banyak untuk sampai ke perusahaan Arsen, karena tidak terlalu jauh dari rumah Alina. Hanya lima belas menit dengan menggunakan sepeda motor.
Alina kembali menghubungi nomor yang tadi menghubungi nya.
" Kok gue sampe lupa ya, nanya sama dia, tadi dengan siapa gue harus bertemu disini. " gumam Alina sambil membuka handphonenya.
" tutttt.... tutt.. "
"Hallo pak, ini saya sudah sampai di depan gedung yang bapak maksud, lalu saya harus kemana ya? "Alina.
" Oh langsung saja nona ke bagian pos satpam di depan, dan katakan ingin bertemu dengan Ezra" Ezra.
Alina langsung berjalan ke arah pos satpam, seperti yang di maksud Ezra.
" Ada yang bisa saya bantu mbak? " tanya satpam tersebut.
" Emm..
iya Pak saya mau bertemu dengan pak Ezra, bisa di antar?"
jawab Alina dengan nada sopan.
"Oh boleh mbak mari saya antar"
Alina berjalan mengikuti arah si satpam.
Setelah sampai di lantai 12 gedung itu, pak satpam langsung mengarahkan Alina ke ruangan Ezra.
" Ini mbak ruangan pak Ezra, saya permisi. "
" Ohh iya pak, terimakasih" jawab Alina.
"tokk tokkk tokk"
Alina langsung mengetuk pintu ruangan itu.
"Masuk...."
Ezra mempersilahkan Alina untuk masuk.
Alina pun masuk. Ia menatap ruangan tersebut terlihat seperti ruangan yang sangat bagus, padahal Alina tau bahwa bukan Ezra yang memiliki perusahaan itu.
"Maaf Pak saya Alina, yang sebelumnya sudah membuat janji dengan bapak."
"Mbak Alina, kemarin anda sudah melakukan sebuah hal yang sangat merugikan perusahaan. Jumah kerugian yang Anda perbuat sekitar seratus lima puluh juta. Harus anda bayar, itu untuk biaya tiket pulang balik dan akomodasi selama di sana." Ezra menjelaskan dengan tegas.
" Kasih saya waktu pak, saya baru menyelesaikan pendidikan saya. Jadi saya belum bekerja dan kalaupun saya minta kepada orang tua saya, mereka tidak memiliki uang sebanyak itu pak. "Alina sedikit menjelaskan tentang dirinya.
" Ya sudah, tunggu sebentar saya akan memanggil pak Arsen untuk meminta pendapat. " Ezra berjalan menuju ruangan Arsen yang tidak jauh dari ruangannya.
Tookkk tokkk
"Masuk.. " Terlihat Arsen sedang fokus bekerja di laptopnya.
" Maaf bos saya sudah menemui nona Alina, tetapi ia tidak memiliki uang untuk menggantikan kerugian perusahaan. "(Ezra)
"Lalu apa yang ia miliki, sita saja semua." Jawab Arsen sambil serius mengerjakan pekerjaannya.
"Tapi bos, dia hanya seorang wanita yang baru saja lulus kuliah" jawab Ezra.
"Kalo begitu pekerjakan saya dia, lalu potong gaji setiap bulannya." Arsen menjawab dengan nada datar.
" Baik lah bos saya akan menyerahkan nona itu ke bagian HRD, sekalian saya pamit bos untuk mengurus surat kontrak itu. Saya sudah memesan tiket dan langsung berangkat sore ini."Ezra
Ezra kembali ke ruangannya, ia masih menemukan Alina yang tengah duduk.
"Mbak Alina, tadi pak Arsen menawarkan jika anda bekerja di sini saja, bagaimana apakah anda mau?
Hutang anda akan potong gaji setiap bulannya."
"Kalau gaji yang di berikan tidak terlalu kecil, saya akan menerima pekerjaan ini pak" jawab Alina
"Oke baiklah mbak, saya antar anda ke bagian HRD ya."
Ezra mengantarkan Alina ke bagian HRD yang letaknya di lantai satu.
Setelah berkonsultasi dengan bagian HRD dan setuju dengan gaji, maka Alina akan mulai bekerja besok sebagai sekretaris Arsen.
Sebelumnya Arsen tidak pernah memiliki sekretaris perempuan. Semua pekerjaannya selalu di bantu oleh Ezra. Namun belakangan ini ia agak sedikit kelelahan karena semua di pegang olehnya. Apalagi usahanya kini semakin bertambah, bergerak di bidang perhotelan juga.
Alina keluar dari kantor itu dengan sedikit lega, karena sudah menemukan jalan keluar dari masalahnya.
Di seberang sana ada sosok yang sedang memperhatikan Alina, yaitu Leo. Tadinya Leo memang ada urusan di kantor ini karena memang ia memiliki kerjasama dengan Arsen.
Leo berjalan menghampiri Alina.
"Al, kamu bekerja disini?
" Eh iya kak, ada apa? Alina menjawab
"Al, aku ingin menjelaskan sesuatu kamu ikut aku yaa"
"Oke, Alina pun ikut dengan Leo menuju kantin di kantor Arsen.
bersambung..
apa ya yang Leo bicarakan dengan Alina 😁😁
ikuti terus ya kisahnya..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments