Leo, membawa Alina dengan sedikit menarik tangannya. Ia tidak ingin ada orang yang tau kalo ia bertemu dengan Alina.
"Al, aku minta maaf ya. Aku terpaksa menikahi nya karna di jodohkan mama. Aku ngga mau jadi anak durhaka Al."
" Lalu bagiamana dengan aku kak? hah...
aku sakit, apalagi kita udah lama dan aku juga sudah menyerahkan sebagian jiwaku untukmu. Apa tanggung jawabmu." Alina terisak.
Alina memang sudah melakukan hubungan lebih dengan Leo, karena itulah Alina sangat terpuruk saat mengetahui Leo menikah. Alina tidak tau bagaimana cara hidup untuk kedepan.
"Al.. kamu tenang kamu bisa melakukan oprasi keperawanan jika kamu mau. Aku akan menanggung semua biayanya" Ucap Leo , ia berusaha memberi semangat kepada Alina.
"Apa kamu bilang kak?
Semudah itu ya kamu memberiku jalan itu. Lalu bagaimana dengan hatiku kak? hah...!!! "
Alina sangat sakit hati. Ia keluar meninggalkan Leo.
Tidak mereka sadari bahwa Arsen mendengar semua percakapan mereka.
"Huhh..
dasar perempuan lebay...
baru kehilangan keperawanan saja pun sudah sangat histeris. " Arsen.
Arsen yang sudah terbiasa tinggal di luar negeri membuatnya tidak terlalu masalah jika wanita sudah tidak perawan. Itu sudah biasa menurutnya.
***
Alina sudah sangat sakit dengan perlakuan Leo. Ia membanting semua barang yang ia dapat di kamarnya. Ia merasakan sakit yang amat dalam.
"Leo....bajingan banget lo.
udah buat gue kayak gini.
awas aja ya lo, gue akan kerja keras untuk menghancurkan mu.'' Alina masih terbawa emosi.
Kini matahari sudah mulai tenggelam, terlihat Arsen sudah bersiap untuk pulang kerumah ayahnya. Semenjak perjalan bisnis dari Italia ia belum menemui keluarganya.
Ia menusuri jalan yang agak padat sore ini. Hari ini ia menyetir sendiri karna Ezra sedang ada urusan.
"Huhh capek juga ya menyetir di tengah macat begini." Gumam Arsen.
Butuh waktu satu jam untuk ia sampai di rumah.
Kini terlihat suasana sibuk di rumah mewah milik keluarga Arsen.
Para koki di perintahkan untuk memasak makanan kesukaan Arsen sang pewaris tunggal kekayaan mereka.
"sayang, kamu sudah pulang nak?
kenapa kamu tidak mengabari kalo pulang hari ini?
Kan mama bisa jemput di bandara. " Reni adalah ibu sambung Arsen. Namun Reni sangat menyayangi nya dengan tulus. Begitupun Arsen sudah mengangap Reni ibunya sendiri. Semenjak kematian ibu kandungnya sepuluh tahun yang lalu karna terkena kangker payudara.
"mama tidak usah repot-repot, Arsen ini sudah dewasa mam." Arsen berlalu menuju kamarnya.
Ia lalu menyiapkan air hangatnya sendiri lalu mandi. Arsen memang sangat mandiri setelah kepergian ibunya. Dulu ia sangat manja kepada ibunya, tetapi sekarang sudah tidak ada lagi tempatnya bermanja.
Arsen jarang pulang ke rumah, ia biasa menginap di kantor. Kalau weekend ia menghabiskan waktu untuk bersenang-senang dengan wanita diskotik. Biasanya ia pergi ke hotel atau ke apartemennya yang tidak jauh dari kantor.
Tidak berapa lama seorang ART memanggilnya untuk turun.
" Tuan muda makan malam sudah siap"
" Ia mbok saya turun jawabnya"
Di meja makan semua telah berkumpul,
Ada eyang, Mama Reni, papa Arsen juga.
"Ayo sayang, keburu makanannya dingin. Malam ini, koki khusus memasak untuk mu sayang" mama Reni mempersilahkan anaknya makan.
"Iya maa"
jawab Arsen
Makan malam berlangsung dengan tenang.
"Nak, apa kamu belum kepikiran untuk menikah?" tanya papa Aditia.
" Belum ada yang tepat pah...
Arsen menjawab dengan ketus.
" Papa mau menjodohkan kamu dengan anak teman papa, besok akan papa undang makan malam." Aditia
" Tapi Arsen belum mau menikah pa, mengertilah.
"Kenalan aja dulu, mana tau cocok jawab papa Arsen.
Arsen hanya diam saja sambil memakan makanannya.
Setelah selesai makan malam Arsen naik ke atas, ia langsung masuk ke kamarnya.
Arsen membuka handphone miliknya.
" Harusnya Ezra sudah sampai, aku telpon dulu" gumamnya
Setelah berbicara dengan Ezra dan memastikan semua baik- baik saja, ia teringat dengan kejadian tadi siang di kantin kantor.
" Ahh sekretaris baru itu sangat mencintai Leo, padahal Leo sudah mecampakkannya." Arsen sedikit geli mendengar pembicaraan mereka.
Bagi Arsen cinta itu hanya bagi orang-orang yang beruntung saja. Menurutnya sangat jarang ada orang yang tulus mencinta.
Arsen mengingat kembali masa lalunya bersama Mutiara, mantan kekasihnya.
Wanita itu sangat cantik, Arsen begitu mencintai dia. Tapi di kala itu Arsen kalah saing dengan laki" yang lebih kaya dari dia. Di masa itu Arsen masih kuliah dan masih di biayai oleh ayahnya.
Sampai sekarang hati Arsen masih enggan untuk mencintai. Masih terukir indah nama Mutiara di hati Arsen. Itulah mengapa Arsen menjadi dingin sampai saat ini.
Ia membuka kontak di handphone nya, disana masi jelas tersimpan kontak Mutiara, tetapi ia tidak berani menghubunginya karna kini Mutiara sudah menikah. Arsen hanya berharap suatu saat Mutiara bisa dimilikinya kembali.
Di sana ada sebuah nama, Trouble maker. Arsen tersenyum sinis. "Wanita ini gumamnya"
Arsen mengirim whatsapp kepada pemilik kontak itu, tak lain adalah Alina.
"BESOK PAGI HARUS TEPAT WAKTU"
Arsen menekan tombol send.
Ditempat lain, Alina masi belum mau keluar kamar. Matanya sembab habis menangis. Sudah berapa kali ibunya memanggil untuk makan malam masuk
a menolak dengan alasan sudah makan di luar.
ting...
terdengar suara pesan whatsapp. Alina membuka aplikasi whatsapp nya. Ia membaca pesan yang baru.
" No baru, siapa ini ya" gumamnya
ini pasti orang kantor pak Arsen pikirnya.
Alina segera memejamkan mata, karna ia sadar besok ia harus mulai membayar Utang kepada perusahaan Arsen.
***
Pagi ini, mentari telah menyapa. Tampak Alina sudah bersiap untuk berangkat. Ia memakai pakaian kantor yang sebelumnya sudah ada.
"Lohh.. anak e ibuk mau kemana, rapi amat" ibu Alina sedikit menggoda.
" Alin hari ini mulai bekerja buk, do'ain ya.. "
Alina mencium kening ibunya.
"Iya sayang pasti"
jawab ibunya.
"Eh, sayang kamu ngga sarapan dulu."ibu
"ngga buk, nanti aja di kantor "Alina
***
Alina tiba di kantor, ia sangat gugup untuk memulai kerja hari ini. Apalagi saat bekerja untuk Arsen, orang yang terkenal arogan. Sangat tidak sebanding dengan wajah tampannya.
Alina sudah menunggu di depan pintu ruangan Arsen. Tidak lama kemudian Arsen pun datang.
" Selamat pagi pak" sapa Alina
"Pagi.!!
masuk!!"
Arsen terlihat sangat serius.
Alina lalu masuk mengekor Arsen dari belakang.
Alina dipersilahkan duduk oleh Arsen. lalu ia menjelaskan apa saja yang harus di kerjakan oleh Alina.
Setelah semua jelas, Arsen menyuruh pak Jono menyiapkan meja kerja Alina, tepat di luar ruangan Arsen.
Ada sebuah tempat di depan pintu yang cukup untuk sebuah meja kerja. Meja kerja Alina sengaja di taruh di luar karna ada kalanya Arsen ingin menyendiri atau kadang kala ada tamu pribadi yang datang.
" ehh satu lagi, setelah makan siang kita ada pertemuan dengan pak Leo. Ini bahan yang akan dipresentasikan. Coba kamu pelajari, agar nanti kamu mudah untuk memaparkan." Arsen
deg..
Jantung Alina bedetak lebih cepat dari biasanya saat mendengar nama Leo.
" Baba baik Pak" jawab Alina dengan sedikit gugup.
"Kamu harus profesional, walaupun kamu ada masalah dengan Leo " Arsen memperingati Alina.
Meja kerja Alina telah terpasang dengan baik di luar ruangan Arsen.
Alina mulai fokus membuka laptopnya, ia mulai membuat jadwal untuk Arsen.
Dertttt.... dertttt..
Posel Alina bergetar, ternyata sahabatnya tiya melakukan pangilan video.
"Hai...apa kabar Ti, maaf ya gue ngga sempat ngabari lo.. Alina.
"Haii Al, lo dimana ko kayak di kantor." Tiya
"Ia nih sekarang gue udah mulai kerja, ohh ia nanti jam makan siang gue telpon ya, soalnya bos gue galak banget." Alina
"Emm, oke oke, gue tunggu ya.." Tiya
"Oke bye tii" Alina
"Bye " Tiya
Alina pun menyiapkan diri untuk presentasi siang ini, ini tidak mudah untuknya.
bersambung..
Hai haii readers..
tetap ikuti kisah nya yaa..
gmna ya nanti Alina presentasi di depan sang mantan... 😆😆😆
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
yuce
makanya kalau oacaran jangan terlalu aerous sampai menyerahakan keperwanan segala belum tentu nanti dia menikahi kita. sebagai seorang eanoa kehormatan itu paling penting.
2023-03-16
0