"Fakhri ...."
Fakhri berjingkat pelan, karena sebuah tepukan lembut di sebelah bahunya.
"Kamu kenapa sih sayang?" tanya Naira, manja. Tangannya asyik bergelayut manja di lengan kekar Fakhri.
Fakhri berusaha tersenyum tenang. Sebisa mungkin berusaha menutupi kegundahan hatinya.
Lelaki yang baru saja mempersunting Naira itu tengah dilanda bimbang. Lantaran Erna baru saja memberitahukan sebuah kabar untuknya.
Aila akan turut datang menghadiri pestanya.
Fakhri takut, jika hal ini nantinya akan mempengaruhi perasaan Naira yang tengah berbahagia.
Awalnya Ia sempat protes, namun ucapannya sama sekali tak digubris oleh orang tuanya. Dengan dalih Aila berhak untuk datang karena kelak Ia juga akan menjadi bagian dari keluarganya.
"Kamu sedang tidak sehat?" tanya Naira, yang lagi-lagi melihat Fakhri melamun tak jelas.
"Aku hanya sedikit lelah ...."
Naira berdecih lirih setelah mendengar alasan Fakhri. Sedetik kemudian kembali tersenyum dengan tetap bergelayut manja di lengan Fakhri.
Aila yang baru datang segera memalingkan muka melihat kemesraan Naira dan Fakhri.
Ada rasa risih dan tak nyaman dalam hatinya. Ia memang tidak mencintai Fakhri, tapi tetap saja ... Ada rasa tak nyaman ketika berada di tengah-tengah mereka.
Lantaran Ia sadar, jika Ia akan benar-benar menjadi pihak ketiga di antara mereka suatu hari nanti.
Hal yang sebenarnya sangat bertolak belakang dengan keinginan hatinya.
"Aila, kenapa berhenti ... Ayo masuk!"
Fakhri dan Naira refleks menoleh ketika mendengar Erna menyebut nama Aila.
Naira yang sedari tadi asyik bermanja pada Fakhri pun sontak melepaskan rangkulan tangannya di lengan Fakhri dengan perasaan tak nyaman.
Canggung!
Baik Aila, Naira dan Fakhri. Ketiganya dilanda perasaan canggung dan tak nyaman.
Hanya Erna yang terus berbicara dengan binar di matanya ketika menyambut Aila yang baru datang.
"Oh ya, kita ambil foto kalian bertiga ya?"
"Ayo Aila cepat mendekat, kita ambil foto untuk kalian bertiga ya,"
Aila tergagap menanggapi permintaan Erna, begitupun dengan Naira dan Fakhri yang sama terkejutnya.
Mereka hanya diam mematung tak merespon permintaan Erna.
"Ayolah Aila, Fakhri, Naira ... Memangnya apa salahnya,"
"Kalian hanya akan mengambil foto bersama bukan hal lainnya!"
Erna terus memaksa mereka bertiga berdiri sejajar. Hingga detik kemudian Aila berdiri canggung di sebelah kanan Fakhri dan Naira.
"Aila ... Berdirinya jangan ada jarak gitu dong,"
"Ayo semakin merapat, jangan malu-malu Aila ... Ayo gandeng lengan Fakhri juga dong."
Kini bukan hanya Aila, namun Fakhri dan Naira pun terlihat tak nyaman.
Aila hanya tersenyum canggung sembari mengambil jarak lebih dekat. Namun tak menggandeng lengan Fakhri seperti keinginan Erna.
Sejujurnya Aila berniat untuk tidak datang. Ia tak ingin merusak hari bahagia Naira atau pun Fakhri.
Namun Ia sama sekali tak berdaya ketika Erna selalu mendesaknya agar datang. Dengan mengingatkan semua kebaikan Erna padanya dulu, yang jelas membuat Aila merasa sungkan jika menolak.
Suasana berubah canggung dan tegang ketika sesi foto antara Aila, Naira dan Fakhri telah dimulai.
Entah menguap kemana kemesraan dan sifat manja yang ditunjukkan Naira tadi. Ia turut berdiri canggung dan mengikuti setiap pose arahan Ibu mertuanya. Erna.
Bahkan sesekali secara diam-diam Naira mengusap sudut matanya ketika Erna meminta Aila dan Fakhri hanya berpose berdua, tanpa dirinya.
"Fakhri, Mama harap setelah ini kamu segera menikahi Aila ... Mama sudah gak sabar pengen gendong cucu." bisik Erna tepat di telinga Fakhri, putranya. Pelan namun masih bisa terdengar jelas.
Fakhri terdiam, tak ada jawaban yang meluncur dari bibirnya. Desakan Mama nya semakin membuat pikirannya semakin gelisah.
Naira yang berdiri tak jauh dari mereka pun turut mendengar bisikan Ibu mertuanya itu. Begitu pun Aila yang refleks menoleh ke arah Naira, takut jika wanita itu akan terluka oleh ucapan Erna pada Fakhri.
Hancur sudah!
Perlahan pertahanan Naira mulai luruh, bulir bening meluncur dari pelupuk matanya tanpa bisa dicegah.
Naira berjalan menjauh dari keramaian pesta demi menutupi matanya yang basah. Ia tak ingin terlihat menyedihkan di acara bahagianya sendiri.
Aila yang melihat Naira meninggalkan acara pesta sembari menangis pun. Berlari mengejarnya.
"Naira?"
Aila berjalan menghampiri Naira, kemudian menjulurkan tangannya untuk mengusap lembut punggung Naira yang tergunjang karena isakan.
"Untuk apa kamu datang kesini Aila?"
"Pasti kamu ingin menertawakanku bukan?"
"Kamu pasti merasa sangat bahagia karena Mama Erna lebih menyukaimu!"
Ucap Naira di sela isak tangisnya sembari menepis usapan lembut Aila di bahunya.
"Jangan berbicara seperti itu Nai ... Bukankah sudah sangat jelas terlihat, Mas Fakhri sangat mencintaimu."
Naira membalikkan badannya. Menatap Aila dengan wajah penuh tanya. Setelah mendengar ucapan Aila tadi.
"Kamu tahu betapa Fakhri sangat mencintaiku?"
" ... Lalu mengapa kamu masih ingin hadir di antara kami?"
"Mengapa Aila?"
Desak Naira. Menuntut jawaban dari mulut wanita yang kemungkinan besar akan menjadi madunya itu.
" ... Karena Aku tak memiliki pilihan lain Nai. Aku terlalu banyak berhutang budi pada keluarga ini dan Aku tak mampu menolak keinginan mereka,"
"Maaf ... Aku sama sekali tak berniat untuk merusak kebahagiaanmu dan Mas Fakhri,"
Naira terhenyak mendengar penuturan Aila. Baru diketahuinya jika Aila melakukannya bukan karena tertarik pada Fakhri. Melainkan karena terpaksa.
"Jadi kamu tidak mencintai Fakhri?" tanya Naira.
"Mas Fakhri hanyalah seperti orang asing bagiku ... Meski dulu semasa kecil kami sempat berteman." jawab Aila. Yakin.
Naira menghela nafas lega. Kemudian tersenyum simpul setelah mengetahui kenyataannya.
"Berjanjilah padaku Ai, kamu tidak akan merebut Fakhri dariku,"
"Berjanjilah jika Fakhri tetap adalah milikku,"
"Bukankah kamu sendiri yang bilang jika kamu tidak mencintai Fakhri?"
"Kalau begitu berjanjilah ... Jika kamu tidak akan menjauhkan Fakhri dariku, bahkan setelah nanti kamu telah dinikahi olehnya."
Aila mengangguk pelan. Mengiyakan ucapan Naira. Meski Ia sendiri gamang dengan keputusannya. Sejujurnya Ia takut dengan janjinya...
Aila takut dengan perasaannya. Karena hati dan perasaan manusia selalu berubah-ubah.
Bagaimana jika kelak Ia justru menaruh hati pada Fakhri?
Bukan tak mungkin hal itu dapat terjadi jika kelak Ia akan benar-benar dipersunting oleh Fakhri.
*-*-*
Semua rantaian acara telah usai digelar. Semua tamu undangan pun telah kembali pulang.
Namun tak begitu dengan Aila, Ia tetap berada di kediaman Fakhri karena paksaan dari Erna.
"Tante senang kamu bersedia menginap di sini malam ini,"
"Bagaimanapun kamu seorang wanita, tidak baik menempuh perjalanan panjang larut malam begini, seorang diri,"
"Oh ya, Aila ... Apa tidak seharusnya kamu pindah ke kota ini, agar lebih dekat?"
Aila terdiam. Bingung harus menjawab apa atas permintaan Erna.
Sedangkan untuk menolak pun pasti percuma. Karena wanita itu pasti akan kembali memaksanya, dengan mengingatkan semua kebaikannya di masalalu yang membiayai seluruh hidup Aila.
"Tidak bisa Tante, kerjaan Aila kan di sana ...."
"Jadi Aila tak mungkin bisa pindah sekarang."
Erna berdecak kesal mendengar alasan yang dibuat Aila. Lantaran niatnya meminta Aila pindah agar gadis itu secepatnya bisa dekat dengan Fakhri.
"Kalau begitu kamu bisa berhenti bekerja ... Atau mungkin pindah ke perusahaan keluarga kami,"
"Pokoknya kamu harus secepatnya pinda Aila,"
"Kamu harus berusaha mendekatkan diri dengan Fakhri, karena bagaimana pun juga nantinya kalian akan menikah."
Naira memegang dadanya yang berdenyut nyeri. Setelah tak sengaja mendengar pembicaraan Erna dan Aila.
Air matanya kembali luruh, baru beberapa jam yang lalu Ia resmi menjadi istri Fakhri. Namun Ibu Mertuanya telah membicarakan mengenai pernikahan kedua untuk suaminya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Citra Rama
dari awal cerita yg judulnya dua ranjang aku tidak suka sama Naira sampai berganti judul dan karakter pun ttp tidak suka sama Naira 🤣🤣
2020-05-16
1
Dina Purwasih
ak harus ngulang baca cerita nu dari eps 1 lg sma hal ny dengan author yg harus merasa lelah dgn merubah alur cerita ny semngat thor
2020-05-15
3
D'illah @ NS
entahlah ya,,,sebab gmn jg ntar kl ai nikah ma Fachri,bagaimana pun istri pst punya rasa cemburu,,,dan itu akan sakit bgt karena yg dicemburui jg punya hak ats diri suaminya,,,hadeuh🤦♀️
baca ulang tetep nyesek loh thor.
2020-05-14
0