CINTAKU BERSEMI DI KOREA...!!
Pagi yang indah, burung gereja yang sedari tadi berkicau ria menambah riangnya pagi ini. Aku melirik jam bekerku yang terletak di atas meja kecil samping tempat tidur. Jam sudah bergerak menuju pukul 05.30 WIB. Aku merenggangkan seluruh otot tubuhku. Dari luar seluruh penghuni kos sudah terdengar sibuk dengan aktivitas masing-masing. Kebanyakan dari mereka akan bersiap-siap jogging di alun-alun atau ada yang sekedar ingin wifi-an gratis dan lain sebagainya.
“Ricka… belum bangun?” teriak seseorang dengan suara super nyaring. Suara yang sangat aku kenal. Kayla, sahabat terbaikku selama ini. Persahabatan kami sudah terjalin sejak SMP hingga kita kuliah dan kos di tempat yang sama.
“Iya… sudah, aku sikat gigi dulu ya?” Aku menyahut dari dalam kamar kemudian langsung menuju ke kamar mandi. Lima belas menit kemudian kami sudah bersiap menuju alun-alun kota yang tidak jauh dari tempat kos.
“Hari ini kau bahagia banget, ada apa gerangan?” tanya Kayla sambil berlari kecil mengiringiku.
“Hmmm… biasa!”
“Wah… jangan bilang, kau lagi-lagi bermimpi ‘Mr. Dream’?”
“Kay, kenapa sih? Apaan pula ‘Mr. Dream’? Dia itu punya nama!”
“Ricka sayang, pangeran mimpimu itu membuat kamu menjadi gadis jomblo selama hampir 22 tahun!” Kayla melihatku dengan sedikit menggertakkan giginya.
Aku hanya memberinya sebuah senyuman. Kami berdua duduk di kursi taman samping alun-alun. Terdengar lebih bising suara kendaraan lalu lalang yang menandakan hari semakin siang. Kayla melemparkan sebuah botol air mineral ke arahku dan langsung aku teguk perlahan.
“Ricka, apa kau tidak bosan? Memuja sosok yang sama sekali kau tidak tahu perasaannya kepadamu? Apa tidak ada sosok laki-laki lain yang lebih baik darinya? Apa Kak Seno sang ketua BEM pangeran mimpi seluruh mahasiswi di kampus kita tidak mampu membuKakan hatimu? Atau…,” ia menghentikan kalimatnya beberapa detik. “atau… Kak Wisnu sang putra tunggal rektor kita super cool ramah dan baik hati itu tidak mampu mendebarkan jantungmu? Mereka bergantian mendekatimu, tapi ketika mereka ada kesempatan menyatakan perasaannya, cut! Kau memutuskan harapan mereka, oh… betapa beruntungnya dirimu,” kata Kayla panjang lebar dengan ekspresi yang menurutku sangat menyebalkan.
Aku kembali tersenyum. Memang beberapa waktu lalu pria-pria populer di kampus banyak yang mendekatiku. Entah ada angin apa membuat mereka berbuat seperti itu. Namun di hatiku saat ini, hanya satu sosok yang selalu aku harapkan akan datang dalam hidupku. Sosok laki-laki yang hangat, sedikit lebih hangat dari sinar mentari. Namanya Andra. Laki-laki yang aku kenal sejak kelas dua SMP dulu. Dia adalah anak pindahan dari sekolah lain saat itu. Pertama kali bertemu dengannya, membuat jantungku berdegup tak berirama. Sorot matanya yang lebih indah dari warna pelangi. Suaranya yang lebih merdu dari suara paling merdu di dunia. Membayangkannya saja jantungku seakan mau berhenti.
“Andra, Kay. Namanya Andra.” Aku tersenyum tipis.
“Iya, aku tahu, dia, kan juga teman sekelasku dulu. Mana mungkin aku tak mengenalnya. Dia baik, tapi dia tidak populer di sekolah. Kerjaannya kalau tidak baca buku di perpustakaan, ya latihan basket di ruang olah raga. Yang aku kenal dari SMA dia juga tidak punya pacar. Tapi kau tahu, awal-awal kita masuk kuliah dia sudah menjalin hubungan dengan teman sekelasnya.” Kayla melihat mataku dengan sedikit emosi.
“Aku tahu lebih banyak dari yang kau tahu, Kay. Biarkan perasaan ini hilang dengan sendirinya. Karena semakin aku ingin menghilangkan perasaan ini, perasaan ini semakin kuat menghampiriku,” jawabku perlahan.
“Kayaknya bener deh, Rick!” Kayla kembali menegak air mineralnya, “kau terkena kutukkan cinta seperti yang dikatakan Dewi si pawang cinta yang sudah tidak diragukan keakuratan datanya,” Kayla mulai mengkhayal tak jelas.
“Haisssh… mulai lagi. Stop it…!” Aku mulai gemas.
“Kau tidak akan bisa melupakan Andra sebelum kau jatuh cinta dengan laki-laki lain,” suara Kayla terdengar horor di telingaku.
“Kalau itu, aku juga tahu. Mana mungkin aku menerima laki-laki lain kalau aku masih mencintai Andra! Aneh deh kamu!” Aku berlari kecil kembali menuju ke kos karena hari sudah semakin siang. Dalam perjalanan pulang Kayla masih saja ceramah tentang pendapatnya yang tak masuk akal. Kadang diiringi dengan candaannya yang menyenangkan.
Selama ini, hanya Kayla yang mampu dan kuat mendengarkan curhatanku mengenai Andra. Kadang aku menangis sesunggukan ketika Andra meng-upload foto bersama kekasihnya, atau tertawa riang bahagia melihat status kekasih Andra yang ngomel-ngomel tak jelas menandakan keduanya sedang bertengkar.
Itulah hidupku, sang pangeran mimpi yang sering hadir dalam mimpiku. Di dalam mimpi itu seakan aku menjadi ratu baginya. Dia membelai lembut rambutku dalam pelukannya. Bahkan aku sering bermimpi, Andra menjadi aktor drama Korea yang sedang aku tonton sedangkan aku menjadi tokoh wanita utamanya. Hal itu membuatku lebih semangat untuk menjalani hidup. Selama 22 tahun kehidupanku, aku sama sekali belum pernah berpacaran. Bukan karena mereka yang menyukaiku adalah laki-laki yang tidak baik, tapi karena aku masih belum sanggup menerima pangeran lain di dalam hatiku.
Kami dulunya memang teman sekelas, tapi sepatah kata pun aku tidak pernah bicara padanya. Jangankan untuk berbicara, mendekatinya saja aku tak mampu. Aku hanya seperti pengagum rahasianya. Melihatnya dari jauh, mengkhawatirkannya dari jauh, semuanya serba dari jauh. Sampai sekarang pun aku tidak pernah menghubunginya, sungguh tidak ada kekuatan sedikit pun untuk mendekatinya. Apalagi sekarang ada seseorang yang selalu di sampingnya. Aku hanya menunggu kapan perasaan ini berhenti dengan sendirinya. Dengan mendapat kabar dari Facebook pun sudah cukup membuat hatiku tenang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Raini Sidarra aceh
hy KK aku sudah mampir nih..
mampir juga kekarya ku ya..
yang berjudul
" Hidup ini indah bila bersama mu"
terima kasih kk
2020-06-19
0
Kadek Tristan
kisahku wktu SMA
2020-06-19
0
akung Mas
. .
2020-06-18
0