Hari semakin senja. Berat rasanya hari ini. Karena perkuliahan yang super padat. Apalagi tugas menuju akhir semester yang menumpuk. Hari ini selain di kelas, aku menghabiskan waktuku di perpustakaan untuk menyelesaikan sebagian tugas yang akan deadline minggu ini.
Aku berjalan sendiri, kondisi jalanan semakin ramai karena lalu lalang para pekerja dan karyawan yang pulang dari tempatnya mencari rejeki. Aku membuka ponselku. Aku mengetik pesan ke Kayla.
Pangeran kecil lagi pengen apa nih…
mumpung Tante sedang ada di minimarket
Aku send pesan singkat tersebut melalui BBM Kayla. Tapi hanya ceklist saja. Kemudian aku menelponnya dan ternyata nomornya juga tidak aktif.
“Mungkin ponsel Kayla sedang kehabisan baterei,” pikirku.
Aku pun membeli kebutuhanku dan beberapa cokelat untuk Kayla. Aku tahu dia suka sekali cokelat, katanya dengan makan cokelat pikirannya jauh lebih tenang. Aku berjalan melalui gang sempit menuju kamar kosku. Ku dapati kamar Kayla masih gelap. Jam sudah menunjukkan pukul 18.00 WIB. Tapi aku belum menemukan Kayla. Kamarnya masih terkunci rapat. Lampu dari dalam belum dinyalakan.
Aku berusaha menghubunginya tapi tetap saja nomor tidak aktif. Aku menanyakan salah satu penghuni kos bernama Risa yang kamarnya tepat di samping Kayla.
“Ris, kau tadi ketemu Kayla tidak?” nada bicaraku sedikit panik.
“Ketemu Kak, tadi sekitar jam dua siang Kak Kayla pulang ke kos dengan wajah sedih dan mata sembab seperti habis menangis. Setelah itu dia keluar lagi dan aku belum ketemu lagi sejak saat itu,” jelasnya.
Aku hanya diam, kemudian menyalakan lampu kamarku yang sebelumnya gelap gulita. Pikiranku masih kalut. Aku bingung kemana Kayla pergi. Selain kos ini, dia tidak ada tempat tinggal lain kecuali rumah ibunya yang kurang lebih dua jam dari sini.
Aku berusaha menenangkan diri dan masih menghubungi Kayla via BBM, Whatsapp, Line, Instagram, Path, dan akun media sosial lainnya. Tapi semua hasilnya zonk. Aku bebersih diri dan merebahkan badanku di atas tempat tidur. Meraba-raba tempat tidur di mana kita sering bercanda bersama, menangis bersama, seru-seruan nonton drama Korea bersama. Aku menangis lagi.
Baru beberapa jam aku tak berjumpa dengan Kayla, aku sudah sangat merindukannya. Apakah dia baik-baik saja sekarang? Apakah dia sekarang sedang bersama ibunya? Ataukah bersama laki-laki yang dicintainya? Pertanyaan-pertanyaan itu muncul bergantian dari otakku.
Aku membuka akun Facebook-ku berharap menemukan Facebook Kayla. Tapi hasilnya nihil. Facebook Kayla tutup akun. Sebenarnya ada apa dengan Kayla? Kenapa sama sekali dia tidak mengabarkan apa pun? Facebook, BBM, WA, Path, Line semua tidak aktif.
Aku pun membuka grub Facebook, aku terkejut bukan main, membaca post-post yang semakin gila membully Kayla. Bahkan beberapa foto Kayla dibuat karikatur dengan tulisan-tulisan yang menjijikkan.
Ada sebuah post yang berisi bahwa tadi pagi Kayla juga disindir terang-terangan oleh seorang dosen dan disambut bullyan teman-temannya yang lain. Ya ampun, sungguh kasihan Kayla. Beban yang dia terima sekarang sangatlah berat. Dimana dia harus menerima resiko atas kesalahannya yang tak masuk akal.
Aku berdiri hendak berjalan keluar mencari udara segar, karena aku merasa di kamar udara semakin pengap karena otak panasku membaca postingan yang tidak pantas dibaca itu. Saat aku berdiri tak sengaja aku menjatuhkan sebuah bantal. Di sana aku melihat sebuah amplop biru muda bergambar Doaremon tokoh kartun favorit Kayla.
Perlahan aku membuka amplop itu. Berisi secarik kertas dan kunci kamar. Iya, aku selalu memberi kunci cadangan kamarku kepadanya untuk berjaga-jaga jika aku kelupaan sesuatu dan Kayla lah yang akan mengantarkannya ke kampus. Aku seperti tidak berkekuatan membaca surat itu. Aku takut kalau Kayla pergi dan tidak akan kembali menemuiku. Perlahan aku membaca sebait kata dalam secarik kertas biru muda itu.
Ricka sayang, sudah saatnya aku pergi. Mungkin ini merupakan batas kekuatanku untuk bertahan disisimu. Sudah waktunya aku bertemu dengan kehidupanku yang baru. Terimaksih sudah menjagaku dan pangeran kecil ini. Aku ingat janjiku, jika beberapa waktu ke depan kita dipertemukan kembali. Aku janji akan menceritakanmu semuanya. Apa pun yang kau tanyakan padaku, aku akan menjawabnya dengan senang hati. Maaf tidak bisa berpamitan langsung kepadamu. Karena aku takut, akan muncul keraguan untuk bertahan atau kabur dengan semua kenyataan yang ada. Peluk hangat….
Dari sahabatmu
Kayla
Aku menitikkan air mata seakan tak sanggup mengijinkan kepergiannya. Aku merasa sendirian di muka bumi ini. Bahkan aku merasa kehilangan sahabat lebih sakit dari pada kehilangan cinta. Aku memeluk bantal bersama surat dari Kayla. Menangis, dan terus menangis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments