...Salah satu kebohongan terbesar laki-laki adalah "Aku akan selalu bersamamu"...
☘️☘️☘️
Nafisha's Pov
"Sa!! Sasa!!"
Teriak seseorang yang membuat gendang telingaku hampir saja pecah. Masih pagi udah dibikin senam jantung aja!
Aku menoleh lalu mencopot headsetku sembari menatapnya kesal.
"Apa?"
"Dingin amat sih mbak, orang mau tanya juga."
"Tanya apa?"
Dia pun duduk di sampingku.
"Kamu kemaren kenapa sih, habis liat sesuatu gitu kok langsung nangis? "
Deg..
Kenapa Hilya bisa tahu.
"Maksud kamu apa? Aku gak ngerti." Tanyaku pura pura kalem.
"Jangan bohong. Aku tahu kemaren kamu liat dia sama perempuan lain kan.."
"Kalau udah tahu, kenapa tanya?" Ungkapku kesal.
"Yah kan cuman mastiin aja. Lagian, kamu kapan move on nya sih dari dia, padahal udah hampir setahun lho!"
"Aku gak pernah pacaran sama dia, ya. Dekat doang" Kilahku, emang benar itu faktanya.
Tapi.. Teman rasa pacar. Duh, kok bisa dulu aku mau.
"Iya aku tahu, tapi kamunya yang terlalu berharap sama dia."
Mati aku.
"Mending kamu diam. Lagian siapa bilang aku belum move on, udah lama kok aku gak lagi mikirin dia. Gak guna juga mikirin orang yang sama sekali gak mikirin kita. Terlebih dia itu ikhwan, apalagi bukan mahromku."
"Terus? Kalau belum move on, kenapa sering curi-curi pandang sama dia? Liat dari kejauhan segala lagi. Pokoknya aku ga setuju kamu balikan lagi sama cowok nyebelin itu."
"Udah dibilangin kita gak pacaran."
Hilya cuma mesem-mesem.
Mulut dan hati memang kadang berbeda.
Entahlah, aku pun tidak tau seperti apa perasaanku padanya sekarang.
Ditambah dengan mimpi anehku belakangan ini yang selalu menghadirkan guruku semasa SMP.
"Melihat bukan berarti ada rasa, kan? Aku punya mata ya digunain buat ngeliat."
Elakku.
"Alasen...kamu itu mah..Lah, terus kenapa kamu gak mau natap dia secara langsung?
"Zina mata, Hilyaa."
"Kenapa gak mau bicara sama dia? Gak mau nyapa dia? Kenapa kalian kayak orang asing gak jelas gitu? Dulu aja sedekat nadi, sekarang sejauh langit dan bumi. Kenapa juga kamu selalu menghindar dari dia? Gimana kalau nanti kamu sekelas ama dia?" Sosornya dengan serentetan pertanyaan.
Ingin rasanya aku tenggelamkan dia dikolam dekat rumahku. Untung dia sobat baikku..
"Terkadang menjauh adalah cara terbaik untuk mengekspresikan rasa yang belum halal. Lebih baik kita seperti ini, saling menjaga jarak, kan antara perempuan dan laki laki itu punya batasannya."
"Tapi kan sama aja kamu mutusin silaturrahmi dengan menjauh gitu."
"Salah kalau aku ingin membentengi diri dari fitnah? Lagian, berbicara dan bersikaplah seperlunya. Dia itu ikhwan. Dan tidak baik bersikap berlebihan pada yang bukan muhrim. Aku tidak memutuskan silaturrahmi karena aku rasa tidak ada masalah dengannya, selain itu diam adalah cara terbaik dan menjaga jarak pun juga langkah yang baik agar kita bisa menata hati."
Jelasku lagi.
"Kamu ngomongnya kaku banget, bingung aku. Terserah kamu deh ya,"
"Ya." Jawabku datar.
Kemudian dia pergi. Aku hanya menghela nafas.
Apa benar hidupku terlalu kaku?
Dia adalah sahabatku dan akupun tidak bisa menyalahkan dia atas pertanyaannya yang kadang sering menyudutkanku plus membuatku kesal.
Bel pelajaran pertama sudah berbunyi dan saatnya aku fokus belajar. Sebentar lagi kami akan menghadapi ujian kelulusan.
Aku kembali melamun.
Jika aku bisa memutar waktu,
aku enggan untuk bertemu denganmu
Namun aku juga tidak ingin menyalahkan takdir
Karena aku juga sempat merasakan kebahagiaan semu itu hingga akhirnya aku terhempas, sangat kuat.
Mataku kembali menerawang pada kejadian beberapa waktu lalu dimana aku menemukan fakta bahwa ternyata dia sudah menemukan penggantiku dan disitu aku tahu bahwa cinta yang ia katakan palsu.
Lagipula, aku yang terlalu bodoh mempercayai ucapan seorang remaja yang masih labil.
Flasback on
"Juan, boleh pinjam hp bentar?"
"Boleh, Ra.Nih.."
"Oke, thanks." Dia pun pergi.
"Nulis puisi waktu itu udah, liat-liat lagu tapi gak ada yang bagus. Dosa gak ya kalau aku liat chattnya?
Gak papa kali ya..WA nya mana nih, moga aja gak dikunci."
Mataku mencari kontak dia, melihat percakapan Juan dan dia, siapa tau aku bisa mendapatkan petunjuk dari yang kutemui beberapa waktu lalu. Dan ternyata, takdir berpihak kepadaku.
Ketika melihat layar chatnya, membuat dadaku sesak, serasa ada tusukan yang tepat mengenai jantungku.
Bulir bulir air mata sudah lolos membasahi pipiku.
"Jadi dia sudah menyukai orang lain.
Dan orang itu, adalah temanku sendiri yang akhlaknya bahkan pun jauh diatasku. Dari segi apapun dia lebih sempurna ketimbang aku yang bukan siapa siapa.
Ya Allah, jika hatinya memang lagi bukan untukku bantu aku melupakannya.
Izinkan aku kembali padaMu, maafkan aku yang sudah hampir meruntuhkan prinsipku dulu."
Terisak.
Menangis tanpa suara.
Itulah yang bisa aku lakukan.
Flashback off
Duniaku tak lagi sama, semenjak fakta bertubi tubi yang kuterima
Semuanya nyata, setelah tampak didepan mata
Kini jelas dengan bukti yang ada
Bahwa hatimu tak lagi sama
Kenapa dulu begitu mudah aku percaya?
Hingga aku terlena akan cinta
Tapi jika kutelusuri lebih jauh
Aku yang salah dalam hal ini
Aku sendiri yang memutuskan untuk pergi meski masih ada rasa dihati
Rupanya kau juga memilih pergi,
bahkan benar benar pergi
Hingga akhirnya runtuh sudah pertahananku.
Aku benci.
ig: efansi_world
Jangan lupa follow akun author yaaa😙😙
Sampai ketemu di part selanjutnya 🥳🥳🥳
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Jiminshi
Baper thorrrr😭😭😭😭🥰🔥🔥 semangat uppppp
2021-12-02
0