Dear Imam: Menikahi Dosen

Dear Imam: Menikahi Dosen

Mimpi (Prolog)

...Mimpi itu bisa terjadi karena 3 hal :...

...1. Karena Allah swt...

...2. Karena setan...

...3. Karena hati...

Note: Mungkin awal2 kalian bakal bosan karena bahasanya terlalu kaku dan melow. Tapi yuk, jangan nyerah karena makin lanjut makin seru. Di awal2 juga tentang Nafisha yang masih sekolah ya, jadi wajar terlalu labil.

Selamat Membaca ☘️

Wahai hati...

Apa kamu percaya bahwa setelah redanya hujan akan hadir pelangi?

Orang bilang, badai pasti kan berlalu

Jika biasanya cinta bermula dari benci

Kisahku ini sejatinya juga tak berbeda dengan mereka yang lain..

Yang juga merasakan jatuh cinta

Tapi ragu apakah itu sebenarnya cinta atau hanya nafsu belaka

Dan bukan orang yang terbaik menjadi teman hidup kita

Nafisha Humaira Zafanya.. Mungkinkah hatimu menyimpan dua nama?

"Cinta, benci, luka, dan kembali pada cinta..

Begitulah siklusku

Tapi, pada siapa?"

☘️☘️☘️

...*Dear Imam*...

..."Ketika cinta datang dari dua masa lalu."...

.

.

.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam, ada apa ya?"

"Hmm..bisa ikut sebentar?"

"Kemana? "

"Ikut saja, insyaa allah saya tidak akan berbuat yang aneh-aneh."

"Baiklah." Meski ragu, tapi gadis bermata bening itu tetap mengikuti langkah kaki pemuda asing yang mengajaknya pergi. Dia memakai masker, menyembunyikan wajahnya agar tidak dikenali siapapun.

Siapa dia? Apa aku mengenalnya? Tapi kenapa meski sudah mengenakan masker pun aku seperti mengenalnya? Bahkan lebih dari sekedar mengenal..

Setelah tiba disebuah taman yang sangat indah, mereka duduk dikursi taman dengan jarak yang cukup jauh.

"Ada apa?" Tanya sang gadis langsung. Jelas dia gugup bercampur bingung. Karena laki laki yang berada di sampingnya ini memiliki pesona luar biasa. Tubuh tegap, alis tebal, dan tatapan matanya.

Sungguh, tidak bisa di bohongi. Mahakarya Illahi yang luar biasa.

"Apa kamu tidak mengenal saya lagi?"

Sekian lama hening, pemuda itu mulai bersuara.

"Hmm. Sa-saya tidak tau." Jawab Nafisha, terbata-bata.

Pemuda itu menghela nafas,

"Saya, gurumu."

"Guru?" Gadis berpashmina biru itu menelan salivanya susah payah.

Apa dugaanku benar? Tapi masih samar diingatanku. Bathinnya.

Pemuda yang terpaut usia cukup jauh dari Nafisha membuka maskernya. Tampaklah wajah tampan perpaduan Eropa-Arab.

"Ba-bapak?" Dia, Nafisha Humaira Zafanya. Sangat terkejut saat melihat laki laki yang berbicara dengannya saat ini. Kepalanya seperti berputar sekarang.

"Iya, saya. Masihkah kamu ingat?"

Pemuda itu lalu mengubah panggilannya.

Beruntun kepingan memori memenuhi kepalanya tapi tetap saja samar. Semakin dia coba mengingat, kepalanya terasa seperti mau pecah.

Karena tidak tahan, Nafisha memutuskan pergi.

"Saya harus pergi.." Ujarnya tergesa gesa, tanpa melihat lagi ke arah dia yang dipanggil 'bapak' olehnya.

Sedangkan laki laki itu, menatap cemas perempuan yang saat ini seolah enggan menatapnya. Langkahnya tergesa gesa namun sempoyongan.

Saat melihat Nafisha akan jatuh, dia segera menangkapnya. Seketika Nafisha membeku. Tubuhnya seperti terkena aliran listrik.

Mata mereka bertemu untuk beberapa detik, saling menyelam satu sama lain dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Astaghfirullah, Pak! Kita bukan mahrom.Tolong lepaskan!"

"Kalau begitu, menikahlah dengan saya, lengkapi separuh agama saya, bantu saya menggapai surgaNya, dan temani saya hingga akhir hayat saya. Maukah kamu menjadi bagian dari tulang rusuk saya?"

Kata kata itu, membuat Nafisha tak mampu lagi membendung air matanya. Haruskah ia bahagia atau malah sebaliknya? Ada apa dengannya?

"Pak, kembalilah bersamanya..karena bagaimanapun kita tidak ditakdirkan untuk bersama."

Kata kata itu spontan saja keluar dari mulutnya. Tanpa ia sadari.

"Tapi, ana uhibbuki fillah.."

Nafisha menggeleng.

"Tidak ada lagi yang tersisa diantara dua masa lalu yang sudah menorehkan luka. Bapak tau perumpamaan buku yang sudah robek? Diperbaiki sebagus pun, dia tidak akan pernah seperti semula. Tidak akan sesempurna waktu pertama kali bapak memilikinya. Assalamu'alaikum."

Nafisha benar-benar pergi meninggalkan pria yang baru saja melamarnya tadi.

"Wa'alaikumussalam." Si pemuda itu hanya menatap kepergian Nafisha dengan wajah sendu.

Maafkan aku, yang sudah menjadi bagian dari cerita kelammu, tanpa kamu tau..Gumamnya.

☘️☘️☘️

"Astaghfirullah, kenapa mimpi itu lagi-lagi muncul? Ya Allah, jika memang ini sebuah pertanda bantu aku agar aku mampu menghadapinya, tapi jika ini hanya tipuan belaka, aku mohon beri aku pertolongan dan perlindungan. Karena hanya Engkau lah zat yang maha tahu, aku membenci namun hatiku merindu. Tapi tidak mungkin aku menyimpan dua nama di dalam hatiku. Karena aku tidak sepicik itu."

Ia pun kemudian turun dan bergegas untuk berwudhu. Bermunajat di sepertiga malam, mengadukan semuanya pada Dia sang pemilik cinta..

"Aku mohon, jangan hadir meski hanya dalam mimpi."

Ucapnya lirih.

💜

Ada yang tertarik baca kisah romansa religi? Yuk ikutin perjalanan cinta Nafisha dalam menemukan imam terbaiknya.

☘️☘️☘️

Jangan lupa dukungannya biar author semangat up🥰🥰

Terpopuler

Comments

Jiminshi

Jiminshi

Semangat kak,keren nih... bikin baper kayaknya 🥰🥰

2021-12-02

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!