...****************...
Sementara itu Paman dan Bibinya Vanny ternyata tengah menikmati uang hasil menjual keponakan sendiri kepada pria hidung belang itu. Mereka sedang menikmati sarapan disalah satu restoran yang cukup mahal.
“Sayang! Bagaimana dengan Vanny sekarang? Apakah Rentenir itu akan menjualnya jadi pelacur?” tanya istrinya penasaran dengan nasib Vanny saat ini.
“Jangan pedulikan dia lagi yang penting kita nikmati saja uang ini! Hahaha....!” jawab Yatno yang malah tertawa tanpa ada rasa bersalah sedikitpun setelah menjual Vanny.
“Baiklah sayangku, kau memang terbaik!” jawab istrinya lalu mencium pipi suaminya itu.
“A-apaa….tega sekali mereka menjual Vanny!” ucap Ira yang secara kebetulan sedang berada di restoran itu bersama dengan Eka.
Dan tak sengaja mendengarnya, Ira pun menangis mendengar keadaan temannya yang begitu menyedihkan.
“Ada apa, Ir? Kenapa kau menangis?” tanya Eka bingung yang baru kembali dari toilet dan melihat Ira menangis tersedu-sedu.
“Vanny…hiks ..... kiks…mereka menjual Vanny pada pria hidung belang!” jelas Ira masih terus menangis.
“Tega sekali mereka!” ucap Eka langsung mengambil hanphonenya dan berusaha menghubungi Vanny, namun sia-sia saja. Melihat ekspresi Eka, Ira langsung menariknya pergi.
“Kita cari dirumahnya dan di hotel K saja! Percuma kau menelponnya!” ucap Ira menghapus air matanya dan pergi.
...****************...
Disisi lain, Vanny sepertinya sudah berada di Alam lain yang dirinya sendiri pun tidak tau Alam apakah itu. Apakah itu Alam Baka ataupun Surga yang jelas tempat itu sangat indah, tempat terindah yang pernah Vanny lihat.
Sejauh mata Vanny melihat hanya dipenuhi hamparan bunga yang sangat indah. Namun ia melihat ada sebuah rumah kecil berwarna putih ditengah-tengah hamparan bunga itu. Karena penasaran, Vanny mendekati rumah itu perlahan-lahan.
Ketika Vanny sudah cukup dekat, ia melihat Papa dan Mama yang sedang duduk sambil meminum teh. Vanny hendak mendekati mereka, namun ia tiba-tiba teringat akan dirinya yang menjijikan.
Ia pun menangis pedih merasa tidak pantas untuk bertemu orang tua yang sangat ia rindukan. Vanny memutuskan hanya akan melihatnya saja dari tempatnya berdiri saat ini sambil menangis.
“Sayang, kenapa kamu hanya berdiri saja disini? Kau tidak ingin menemui Papamu ini, Kah?” ucap Papa Vanny dan menghampiri putrinya yang berdiri mematung.
“Sayang, apa kau juga tidak merinduan Mamamu ini? Hmm, kemarilah !” ucap Mama Vanny ikut menghampiri Vanny dan berdiri disamping suaminya, merentangkan tangannya untuk dapat pelukan dari anaknya yang tercinta Vanny.
Vanny sudah tidak dapat menahan kerinduannya lagi, ia langsung menangis dan melempar tubuhnya pada Mama dan Papanya yang sangat ia rindukan itu.
“Papa, Mama ! Maafkan Vanny, tolong maafkan Vanny .... Hiks .... hiks ...hiks..!” ucap Vanny sambil menangis dipelukan orang tuanya itu.
“Sayang, sudah tidak apa-apa !” ucap Mamanya sambil mengelus rambut panjang Vanny untuk menenangkannya.
“Sayang, bisa ikut papa sebentar ?” pinta Papanya ketika melihat Vanny sudah mulai merasa tenang dan Vanny pun melepas pelukan Mamanya.
“Ada apa, Pah ?” tanya Vanny penasaran dengan apa yang akan ditunjukan oleh sang Papa.
“Ikutlah masuk ke dalam !” ucap Papanya sambil menggandeng tangan Vanny masuk ke dalam rumah, diikuti oleh Mamanya yang selalu berada disampingnya.
“Sayang, lihatlah ke dalam cermin itu !” pinta Papanya yang sekarang berdiri tepat didepan sebuah cermin berukuran besar.
“Iya, Pah ! disana ada Mama, Vanny dan keluarga lengkap kita yang dulu !” ucap Vanny tulus tersirat sebuah senyuman manis dibibir Vanny ketika mengingat masa bahagia itu.
“Kau benar, Sayang! Dan lihatlah lagi apa yang terjadi ?” pinta Papanya lagi pada Vanny sambil terus membelai rambut Vanny dengan lembut.
“Bukankah itu Paman ? Apa yang Paman lakukan pada mobil Papa ? Apa Paman yang….....?”
Vanny tidak percaya bahwa Pamannya yang membuat orang tuanya meninggal hanya karena perusahaan kecil milik ayahnya dan juga uang asuransi, mereka tega menghilangkan nyawa keluarganya sendiri dan juga menjual Vanny kepada para hidung belang hanya karena uang.
“Iya, Sayang! Apa yang kamu lihat adalah kebenarannya dan juga apa yang mereka lakukan padamu, Papa dan Mama sudah tahu semuanya. Jadi jangan pernah merasa bersalah seperti itu lagi, Sayang?” pinta Papanya yang berhasil membuat Vanny merasa semakin tidak percaya.
“Tapi kenapa Paman begitu tega pada keluarga kita, Pah?” tanya Vanny yang mulai menangis lagi.
“Sudahlah, Sayang! Jangan menangis lagi, hmm! (Mamanya mengusap air mata Vanny) Mama dan Papa juga tidak tahu alasan Pamanmu berbuat begitu!” jelas Mamanya lagi dan Vanny pun mulai menghentikan tangisnya.
“Sayang, Papa ingin menunjukkan sesuatu lagi padamu!” ucap Papanya sambil terus menggandeng tangan Vanny keluar dari rumah itu.
“Sayang, kau lihat jembatan yang indah itu?Dan lihatlah di ujung jembatan itu? (menunjukkannya pada Vanny) Disana adalah tujuan kami, tapi untuk sekarang belum bisa!” jelas Mamanya yang tertunduk sedih.
“Kenapa, Ma? Bukankah sekarang kita semua sudah berkumpul lagi? Kenapa tidak bisa?” tanya Vanny dengan wajah polos.
“Sayang, bukankah meminta kehidupan yang bahagia kapada Tuhan?” tanya Papanya mengalihkan pertanyaan Vanny.
“Pa! Dengan bersama Papa dan Mama, Vanny sudah sangat bahagia sekarang!” ucap Vanny jujur berusaha menyakinkan kedua orang tuanya itu.
“Tidak, Sayang! Kau belum memiliki kehidupan bahagiamu sendiri. Jadi kau harus kembali ke sana!” jelas Papanya menyuruh Vanny untuk kembali ke kehidupannya yang belum selesai.
“Enggak, Pa! Vanny tidak mau kembali! Vanny ingin bersama Mama dan Papa seperti ini selamanya! Vanny tidak mau kembali kalau tidak bersama dengan kalian .... Huuuu... huhuhuuu...” ucap Vanny yang mulai menangis.
“Sayang, Tuhan telah mengabulkan Doa-mu yang tulus! Jadi kembalilah! Dan raih kehidupan bahagiamu sendiri seperti yang kau inginkan, Mama dan Papa akan selalu mendoakanmu!” ucap Mamanya sambil tersenyum, menghapus sisa airmata dipipi Vanny.
“Enggak, Mah! Vanny ngga mau kembali ke tempat itu tanpa Mama dan Papa! Vanny ngga mau...Huuuu...huhuhuuu...!” ucap Vanny tangisannya semakin pecah.
“Kembalilah sekarang! Ingatlah kau tidak pernah sendirian, kau selalu mempunyai orang yang mencintai dan menyayangi disisimu!” ucap Mamanya, lalu melepaskan pelukannya pada Vanny.
“Kami akan menunggumu disini, Sayang!” ucap Papanya yang juga melepas pelukannya.
“Tidak, Pah! Vanny tidak mau pergi! Huhuuuu...Mah, tolong Vanny! Vanny tidak mau pergi! Huuuuu...huhuhu....” pinta Vanny menangis pilu ketika melihat tubuhnya mulai menghilang bersamaan dengan hembusan angin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 232 Episodes
Comments
Fahmi Ardiansyah
iya akhirnya Vanny kembali n berubahlah menjadi wanita kuat agar bisa bls kematian kedua orang tuanya bahkan dirinya.
2025-01-09
0
Febita Wijaya
aku sedih beneran apa yg akan di lakukan Vany klu hidup hayo balas dendam 😭
2022-10-11
0
Ani Tiara°°☆^☂⃝⃞⃟ᶜᶠ ♡~~
gimana nanti Vanny memulai kehidupan barunya?
2022-09-12
0