Bab 3 Penyesalan

Jam 11.50 malam.

Nath menggeliat dan membuka mata saat menyadari tangannya menyentuh rambut panjang yang terasa lembut.

Bukan rambut Nair. Batinnya.

Nath memang sampai saat ini masih tidur sekamar dengan Nair. Keduanya tak ingin dipisahkan padahal usia mereka sudah menginjak dewasa. Huuuh! Mungkin karena mereka kembar.

Nath menatap kesamping, "Astagfirullah." Gumamnya. Nath beringsut kebelakang dan perlahan duduk di atas ranjang empuk itu.

Nath memijat kepalanya yang terasa pusing. Perlahan ia mengingat apa yang telah terjadi. Nath mengingat semuanya. Rasanya, euforianya, dan kenikmatan yang ia rasakan.

Lalu, kenapa aku terkejut tadi sementara sampai detik ini aku mengingat semunya. Ah, mungkin tadi nyawaku belum balik sepenuhnya. Batin Nath.

Nath menatap Tiara yang terlelap dengan dada yang sedikit terbuka. Nath menarik selimut menutupi tubuh putih mulus itu. Sekilas ia melihat tanda merah hasil karyanya.

Kebejatan yang luar biasa Nath!

Nath kembali memijat keningnya. Dia menyadari telah melakukan kesalahan besar. Merenggut kesucian gadis yang ia kenal, dan memanfaatkan keadaannya yang tengah mabuk.

Nath jelas menyesal melakukannya. Bukan takut dimintai pertanggung jawaban, tapi Nath takut ulahnya ini membuat masa depan Tiara hancur.

Nath memunguti semua pakaiannya. Tapi ada satu yang belum ia temukan. Nath coba mengingat. Ah! dia tau.

Nath menyibak selimut dan menemukan kaos putih di samping tubuh Tiara. Dia lagi-lagi melihat tubuh polos itu.

Oke Nath. Bukan saatnya mengulang! Batinnya saat sesuatu di bawah sana kembali siap tempur.

Nath melihat noda darah dan sisa-sia permainannya. Hati Nath teriris, Ini yang pertama untuknya. Eh, untukku juga.

Nath memakai sweater hoodienya dan memasukkan kaos itu di dalam kantongnya. Ia melajukan sepeda motornya pulang ke rumah.

Sepanjang jalan, ia terus memikirkan perbuatannya. Mamanya pasti kecewa, mama pasti marah. Entah bagaimana ia menghadapi amukan orang tuanya, orang tua Tiara, bahkan bang Ezra dan kak Zoya.

"Arrrghhhh!" Nath marah pada dirinya sendiri. Ia memukul tangki motor sportnya.

Nath menambah kecepatan. Tapi hati kecilnya berkata, *j*angan Nath! Kalau kamu mati dan Tiara mengandung anakmu, maka anakmu akan jadi anak yatim sebelum lahir.

"Astagfirullah! Aku harus terus hidup untuk mempertanggung jawabkan perbuatanku."

"Dan sekarang aku seperti bajingan. Lari dari tempat itu, meninggalkan korban di TKP. Harapanku cuma satu. Semoga besok pagi Tiara bangun sebelum kak Zoya dan bang Ezra pulang."

"Kalau tidak. Entahlah! Aku tak tau apa yang akan terjadi."

Nath sampai di rumah. Ia masuk perlahan, mengendap-endap sepeti maling. Sebuah keberuntungan baginya, karena lampu di lantai bawah sudah padam dan itu berarti semua orang sudah tidur.

"Dari mana?" Suara bariton mengejutkannya.

Nath mengedarkan pandangan. Dan siluet pria yang sedang duduk di sofa membuatnya sedikit gugup.

Nath melihat perutnya, lebih tepatnya kantong hoodienya. Jangan sampai papanya curiga dengan kantong hoodie yang sedikit menggembung karena ia menyembunyikan kaos yang ternoda itu di dalamnya.

"Hujan, pa. Jadi baru bisa pulang. Sekalian cari makan tadi."

Nath, kesalahan ke dua. Setelah dosa Zina sekarang kamu menambah dosa dengan membohongi papamu. Batin Nath.

"Masuk kamar! Lain kali kasih kabar kalau pulang terlambat."

Nath menghembuskan nafas, lega. Syukurlah papanya percaya.

Nath masuk ke kamar dan langsung menuju kamar mandi. Ia segera mengguyur tubuhnya serta mencuci kaos putihnya.

Nath meremas rambutnya saat melihat kaos itu perlahan basah karena air kran, dan lama kelamaan noda darah mulai menghilang.

Aku harus bertanggung jawab atas perbuatannku. Aku tidak boleh lari dari masalah ini. Karena lari pun akan percuma. Karena papa, bang Ezra, kak Zoya akan mengejarku meski sampai ke lubang semut. Batin Nath.

***

Suara azan subuh mengusik tidur nyenyak seorang gadis di ranjang empuk di sebuah rumah tipe 36 itu.

Tiara menggeliat dan "sssstthhh," desisnya. Ia merasakan sakit di bawah sana.

Ia membuka matanya dan mencoba mengingat sesuatu. Memijat kening yang terasa berdenyut. Dan satu wajah melintas dalam otaknya. "Bang Nath?" Gumamnya pelan.

Tiara berusaha bangun dan menyibak selimutnya.

"Astaga! Dimana bajuku?" Tiara langsung terduduk di ranjang meski menahan sakit dan perih. Peningnya seketika hilang berganti dengan denyut jantung yang luar biasa cepat.

Dan sedikit noda darah di seprei serta rasa tidak nyaman yang ia rasakan di inti tubuhnya membuatnya menyadari sesuatu.

"Ya Allah. Apa yang ku lakukan? Apa yang sudah terjadi." Ucapnya saat menyadari ia melakukan kesalahan fatal.

Ia bukan gadis bodoh yang tak mengerti semuanya.

"Aku ingat, bang Nath. Ya, aku menatapnya malam tadi." Tiara mencoba kembali mengingat.

Tiara turun dari ranjang dan "Astagfirullah!" Dia terkejut saat melihat dadanya penuh tanda merah.

Tiara merabanya. Tidak terasa sakit atau pedih. Lalu matanya melihat sekeliling dan tak lagi menemukan pria itu ada di kamar ini.

Air matanya perlahan menetes. Bagaimana jika ayah dan ibu tau? Bagaimana kalau bang Ezra dan kak Zoya tau? Bagaimana dengan masa depanku? Hikks... Hikss... aku udah gak gadis lagi.

"Kenapa aku bisa sebodoh ini?" Tiara duduk di pinggir ranjang.

"Kenapa aku tidak bisa melawannya?" Ia merutuki dirinya sendiri. Tiara meremas rambutnya dan sesekali menariknya kasar.

"Kenapa aku seperti tidak sadar? Kenapa aku tidak bisa mengingat semua kejadian malam tadi?" Ia menyeka air matanya. Dadanya naik turun, nafasnya memburu seiring goresan luka di hati yang semakin terasa menyakitkan.

"Kenapa aku seperti orang mabuk?" Tiara terus bertanya-tanya. Ia bergerak membenahi keadaan ranjang yang kacau. Tiara kembali menagis saat melihat noda darah di seprei.

Kemudian ia mengambil handuk dan keluar kamar.

Sreekkk!

Ia menendang kantong plastik dan keluarlah beberapa kaleng kosong. Tiara mengambilnya karena ia mengingat sempat meminum minuman itu.

"Tadi malam aku minum ini, dan aku langsung merasa tenang."

Tiara membaca kemasannya dan tertera bahwa minuman itu mengandung alkohol. "Astaga Tiara! Kamu beg* banget sih?" Ia marah pada dirinya sendiri.

Tubuhnya terasa lemas, ia hampir tumbang jika tidak segera berpegangan di dinding.

Ini bukan sepenuhnya salah bang Nath. Aku yang mabuk. Tapi kan gak seharusnya dia memanfaatkan keadaan? Terus, dia main kabur gitu aja. Aku harus bagaimana? Minta pertanggung jawaban darinya? Hiks... hiks... Yang ada aku dicap murahan, yang ada aku di cap sebagai gadis penggoda yang menggoda anak orang kaya dan menjebaknya. Hiks... hiks... ayah, ibu, maafkan Tiara. Batin gadis itu menangis pilu.

Tiara masuk ke dalam kamar mandi dan mengguyur tubuhnya di bawah shower. Dia kembali menangis.

Pria mana yang mau menikah denganku kelak? Pria mana yang mau dengan wanita yang sudah tidak perawan lagi. Hiks... hiks... harapanku punya keluarga bahagia seperti kak Bi dan bang Rion sudah hancur.

Kalau saja bukan karena pesan singkat yang ia terima dari seseorang, ini semua tidak akan terjadi.

Terpopuler

Comments

sintesa destania

sintesa destania

mau kecewa tp...aku terserah authors dech...
kadung cinta sama semua mantan duda high class 😰knp kau kejam thors hiks hiks hiks

2021-12-03

2

Isabella

Isabella

siapa yg kirim pesan singkat yaaa

2021-12-02

1

Andi Muh.taufik Andi sayyid

Andi Muh.taufik Andi sayyid

lanjut

2021-12-02

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Perkenalan
2 Bab 2 Melewati batas
3 Bab 3 Penyesalan
4 Bab 4 Dibalik Tragedi
5 Bab 5 Butuh Waktu
6 Bab 6 R Cafe
7 Bab 7 Ciri-ciri
8 Bab 8 Tespack
9 Bab 9 Hamil
10 Bab 10 Kereta api
11 Bab 11 Hotel
12 Bab 12 Belum siap
13 Bab 13 Menanggung resiko
14 Bab 14 Malioboro
15 Bab 15 Pulang
16 Bab 16 Suatu Saat
17 Bab 17 Musibah
18 Bab 18 Itu adalah anakku
19 Bab 19 Pulang, Nath!
20 Bab 20 Tidak disini
21 Bab 21 Mama Izinkan
22 Bab 22 Kehilangan
23 Bab 23 Keluarga Rumit
24 Bab 24 Perjaka Joss
25 Bab 25 Reyfan belum menyerah
26 Bab 26 Melamar
27 Bab 27 Naura dan Tiara
28 Bab 28 Lamaran dadakan 1
29 Bab 29 Lamaran dadakan 2
30 Bab 30 Awas tertukar
31 Bab 31 Paswordnya beda
32 Bab 32 Cincin sederhana
33 Bab 33 Baju Pengantin
34 Bab 34 Seminggu menjelang pernikahan
35 Bab 35 Dipingit
36 Bab 36 Seorang Alvarendra
37 Bab 37 Dekorasi serba putih
38 Bab 38 Sah
39 Bab 39 Tertidur
40 Bab 40 Suami gak jelas
41 Bab 41 Sepolos ini?
42 Bab 42 Masih belum?
43 Bab 43 Private dadakan
44 Bab 44 Halal
45 Bab 45 Tarzan
46 Bab 46 Siang yang panas
47 Bab 47 Reka Ulang
48 Bab 48 Baby Queen
49 Bab 49 Noda lipstik
50 Bab 50 Jangan salah faham dulu
51 Bab 51 Pulang
52 Bab 52 Curhat
53 Bab 53 Bertemu Bela
54 Bab 54 Manekin Butik
55 Bab 55 Tiara kalang kabut
56 Bab 56 Rumah Ezra
57 Bab 57 Menginap
58 Bab 58 Tidak ingin
59 Bab 59 Diculik
60 Bab 60 Pencarian
61 Bab 61 Suara itu
62 Bab 62 Penyelamatan
63 Bab 63 Aku mencintaimu
64 Bab 64 Dari Tahun ke Tahun
65 Bab 65 Queen Vs Zidane
66 Bab 66 El Nath?
67 Bab 67 Tentang Cloudy
68 Bab 68 Kembali bertemu Cloudy
69 Bab 69 Kejutan
70 Bab 70 Pesta kejutan
71 Bab 71 Membongkar aib
72 Bab 72 Honeymoon
73 Bab 73 Kolam renang
74 74 Gak mau rugi
75 Bab 75 Rumah ayah
76 Bab 76 Apa aku salah?
77 Bab 77 Nastar
78 Bab 78 Dua lagi menyusul
79 Bab 79 Tertular
80 Bab 80 Positif
81 Bab 81 Alvarendra season 4
82 Bab 82 Tentang Nair
83 Bab 83 Reyfan dan Cloudy
84 Bab 84 Reyfan dan Cloudy (2)
85 Bab 85 Bertemu Reyfan
86 Bab 86 Meminjam uang
87 Bab 87 Minta maaf
88 Bab 88 Pasangan Norak
89 Bab 89 Slowly
90 Bab 90 Aqiqah Baby Prince
91 Bab 91 Kumpul bareng
92 Bab 92 Tiara jatuh
93 Bab 93 Baik-baik saja
94 Bab 94 Beban berkurang
95 Bab 95 Time Passed so quickly
96 Bab 96 El Nara Putri Alvarendra
97 Bab 97 Bahagia
98 BonChap -Nair (1)
99 BonChap- Nair (2)
100 BonChap- Nair (3)
101 BonChap- Nair (4)
102 BonChap-Nair (5)
103 BonChap- Nair (6)
104 BonChap -Nair (7)
105 BonChap-Nair (8)
106 BonChap- Nair (9)
107 BonChap - Nair (10)
108 BonChap-Nair (11)
109 BonChap-Nair (12)
110 BonChap-Nair (13)
111 BonChap-Nair (14)
112 BonChap -Nair (15)
113 BonChap-Nair (16)
114 BonChap- Nair (17)
115 BonChap-Nair (18)
116 BonChap-Nair (19)
117 BonChap - Nair (20)
118 BonChap- Nair (21)
119 BonChap-Nair (22)
120 BonChap-Nair (23)
121 PENGUMUMAN
122 BonChap Nair (24)
123 BonChap Nair (25)
124 BonChap Nair (26)
125 BonChap Nair (27)
126 BonChap Nair (28)
127 BonChap Nair (29)
128 BonChap Nair (30)
129 BonChap Nair (31)
130 BonChap Nair (32)
131 BonChap Nair (33)
132 BonChap Nair (34)
133 Pengumuman
134 Novel Caraka dan Chiara
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Bab 1 Perkenalan
2
Bab 2 Melewati batas
3
Bab 3 Penyesalan
4
Bab 4 Dibalik Tragedi
5
Bab 5 Butuh Waktu
6
Bab 6 R Cafe
7
Bab 7 Ciri-ciri
8
Bab 8 Tespack
9
Bab 9 Hamil
10
Bab 10 Kereta api
11
Bab 11 Hotel
12
Bab 12 Belum siap
13
Bab 13 Menanggung resiko
14
Bab 14 Malioboro
15
Bab 15 Pulang
16
Bab 16 Suatu Saat
17
Bab 17 Musibah
18
Bab 18 Itu adalah anakku
19
Bab 19 Pulang, Nath!
20
Bab 20 Tidak disini
21
Bab 21 Mama Izinkan
22
Bab 22 Kehilangan
23
Bab 23 Keluarga Rumit
24
Bab 24 Perjaka Joss
25
Bab 25 Reyfan belum menyerah
26
Bab 26 Melamar
27
Bab 27 Naura dan Tiara
28
Bab 28 Lamaran dadakan 1
29
Bab 29 Lamaran dadakan 2
30
Bab 30 Awas tertukar
31
Bab 31 Paswordnya beda
32
Bab 32 Cincin sederhana
33
Bab 33 Baju Pengantin
34
Bab 34 Seminggu menjelang pernikahan
35
Bab 35 Dipingit
36
Bab 36 Seorang Alvarendra
37
Bab 37 Dekorasi serba putih
38
Bab 38 Sah
39
Bab 39 Tertidur
40
Bab 40 Suami gak jelas
41
Bab 41 Sepolos ini?
42
Bab 42 Masih belum?
43
Bab 43 Private dadakan
44
Bab 44 Halal
45
Bab 45 Tarzan
46
Bab 46 Siang yang panas
47
Bab 47 Reka Ulang
48
Bab 48 Baby Queen
49
Bab 49 Noda lipstik
50
Bab 50 Jangan salah faham dulu
51
Bab 51 Pulang
52
Bab 52 Curhat
53
Bab 53 Bertemu Bela
54
Bab 54 Manekin Butik
55
Bab 55 Tiara kalang kabut
56
Bab 56 Rumah Ezra
57
Bab 57 Menginap
58
Bab 58 Tidak ingin
59
Bab 59 Diculik
60
Bab 60 Pencarian
61
Bab 61 Suara itu
62
Bab 62 Penyelamatan
63
Bab 63 Aku mencintaimu
64
Bab 64 Dari Tahun ke Tahun
65
Bab 65 Queen Vs Zidane
66
Bab 66 El Nath?
67
Bab 67 Tentang Cloudy
68
Bab 68 Kembali bertemu Cloudy
69
Bab 69 Kejutan
70
Bab 70 Pesta kejutan
71
Bab 71 Membongkar aib
72
Bab 72 Honeymoon
73
Bab 73 Kolam renang
74
74 Gak mau rugi
75
Bab 75 Rumah ayah
76
Bab 76 Apa aku salah?
77
Bab 77 Nastar
78
Bab 78 Dua lagi menyusul
79
Bab 79 Tertular
80
Bab 80 Positif
81
Bab 81 Alvarendra season 4
82
Bab 82 Tentang Nair
83
Bab 83 Reyfan dan Cloudy
84
Bab 84 Reyfan dan Cloudy (2)
85
Bab 85 Bertemu Reyfan
86
Bab 86 Meminjam uang
87
Bab 87 Minta maaf
88
Bab 88 Pasangan Norak
89
Bab 89 Slowly
90
Bab 90 Aqiqah Baby Prince
91
Bab 91 Kumpul bareng
92
Bab 92 Tiara jatuh
93
Bab 93 Baik-baik saja
94
Bab 94 Beban berkurang
95
Bab 95 Time Passed so quickly
96
Bab 96 El Nara Putri Alvarendra
97
Bab 97 Bahagia
98
BonChap -Nair (1)
99
BonChap- Nair (2)
100
BonChap- Nair (3)
101
BonChap- Nair (4)
102
BonChap-Nair (5)
103
BonChap- Nair (6)
104
BonChap -Nair (7)
105
BonChap-Nair (8)
106
BonChap- Nair (9)
107
BonChap - Nair (10)
108
BonChap-Nair (11)
109
BonChap-Nair (12)
110
BonChap-Nair (13)
111
BonChap-Nair (14)
112
BonChap -Nair (15)
113
BonChap-Nair (16)
114
BonChap- Nair (17)
115
BonChap-Nair (18)
116
BonChap-Nair (19)
117
BonChap - Nair (20)
118
BonChap- Nair (21)
119
BonChap-Nair (22)
120
BonChap-Nair (23)
121
PENGUMUMAN
122
BonChap Nair (24)
123
BonChap Nair (25)
124
BonChap Nair (26)
125
BonChap Nair (27)
126
BonChap Nair (28)
127
BonChap Nair (29)
128
BonChap Nair (30)
129
BonChap Nair (31)
130
BonChap Nair (32)
131
BonChap Nair (33)
132
BonChap Nair (34)
133
Pengumuman
134
Novel Caraka dan Chiara

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!