"Tiara?" Gumamnya pelan saat ia menduga itu adalah suara gadis di kamar yang berada tepat di sebelah ruang keluarga.
Nath bangun dan berjalan menuju pintu berwarna putih itu. Nath mengetuk pintu kamar Tiara. "Tok... tok... tok..."
"Tiara... kamu kenapa?"
Tak ada jawaban, malah isak tangis yang semakin terdengar jelas saat Nath menempelkan telinganya di pintu.
"Dia gak kesurupan, kan?" Nath bergidik ngerih. "Masa iya Lampir kesurupan setan?" Nath berusaha meyakinkan dirinya.
Nath memegang handle pintu. Masuk... enggak... masuk... enggak. Kalau di kunci? Masa iya harus ku dobrak. Batinnya.
Nath menarik handle pintu dan terbuka. Ternyata Tiara tidak mengunci pintu kamarnya.
Nath masuk ke dalam dan melihat gadis itu duduk di lantai. Tiara bersandar pada sisi ranjang. Kepalanya menengadah ke atas dengan mata terpejam, dadanya naik turun seiring isakan tangisnya.
"Ra..." Nath berjongkok di depan gadis itu.
Tiara bergeming.
"Kamu kenapa? Sakit?" Tanya Nath khawatir. Nath melihat minuman kaleng di tangan Tiara dan mengambilnya.
"Astaga!" Nath terkejut saat melihat minuman itu ternyata mengandung alkohol.
"Kamu mabuk!" Nath memperhatikan sekitar dan menemukan kantong plastik yang Tiara bawa tadi.
Nath memeriksa isinya dan pria muda itu semakin tercengang saat menemukan beberapa kaleng minuman serupa. Bahkan ada 2 botol yang sudah kosong.
Itu berarti, Tiara sudah menenggak kaleng ke tiga. Dan di kantong plastik masih ada 2 kaleng lagi.
"Kamu dapat minuman ini dari mana, Ra?" Tanya Nath frustasi karena sedari tadi Tiara tak meresponnya.
Tiara kembali mengambil minuman kaleng itu dan membukanya. Saat Tiara hampir meneguknya, "Cukup Tiara!" Nath merebut minuman itu.
Tiara menatapnya dengan mata sayu dan tampak merah itu. Membuat bulu kuduk Nath tegak berdiri.
Ini Tiara atau setan yang merasukinya? Kok serem banget.
"Siniin bang!" Tiara berusaha merebut kembali namun gagal.
"Bang Nath!" Ucapnya kesal dengan suara paraunya.
Huuft! Dia mengenaliku. Berarti ini bukan setan dan dia belum mabuk berat. Batin Nath.
Nath berdiri dan Tiara yang sempoyongan ikut berdiri. Gadis itu berjinjit berusaha mengambil minumannya.
"Gak boleh Ra. Kalau kak Zoya sama bang Ezra tau, mereka bakalan marah." Nath mencoba mengangkat tinggi-tinggi kaleng minuman itu.
Tiara terus berusaha merebutnya meski dengan kepala pusing dan tubuh yang terasa ringan. Bahkan Tiara sampai menarik sweater Nath.
Nath berdiri agak jauh dan menenggak minuman itu sampai kandas. "Udah habis." Nath melempar sembarangan kaleng kosong itu.
Terpaksa ku minum, aku gak akan mabuk kalau cuma sekaleng. Batin Nath.
Tiara kembali beralih pada kantong plastik yang teronggok di bawah, dengan cepat ia mengambil sekaleng minuman yang tersisa.
"Nih anak belum nyerah juga." Gumam Nath. Dengan gerakan cepat, Nath merebutnya dari tangan Tiara dan menenggaknya hingga kandas.
"Isssshhh!" Tiara yang kesal mendorong tubuh Nath lalu ia naik ke atas ranjangnya. Membuat Nath bernafas lega.
Nath membereskan kaleng yang berserakan di lantai. Memasukkan ke dalam kantong plastik untuk segera dibuang karena akan sangat bahaya jika Zoya dan Ezra melihat sampah ini.
Setelah selesai, Nath berjalan kearah pintu.
Puk!
Sesuatu mendarat di kepala Nath. Pria itu mengambilnya dan membentangkan kain yang lumayan lebar itu.
Gambar hello kitty? Sedikit lebar dan seperti... Astaga! Ini baju si Lampir! Batin Nath.
Nath berbalik. Apa yang dia lihat berhasil membuat jantungnya berdetak cepat. Di atas ranjang, gadis setengah mabuk itu sedang duduk dan berusaha membuka kait penutup dadanya.
"Tiara, stop!" teriak Nath.
Bukannya keluar, pria jomblo rupawan yang tengah kebingungan itu malah mendekat dan berusaha menutup tubuh Tiara. Nath menutup tubuh Tiara dengan selimut dan membaringkannya dengan hati-hati.
Huuuft! Nath menghembuskan nafas lega. Akhirnya pemandangan yang tak layak ia lihat sudah tertutup sempurna.
Sementara itu di dalam selimut Tiara terus bergerak. Tanpa sadar gadis itu berhasil membuka br*nya dan melemparkan sembarangan.
Puk!
Benda berwarna hitam itu mendarat sempurna di wajah Nath. Membuat pria itu kehilangan kesabarannya.
"Kurang asem! Dia fikir mukaku ini keranjang pakaian kotor apa!" Nath melemparkan benda yang dianggapnya keramat itu ke lantai.
Punya dua kakak, membuat Nath terbiasa melihat kain seperti itu. Kadang di jemuran, kadang juga di tas belanjaan sang kakak yang tak sengaja ia lihat jika ia mencari barang titipannya.
Nath merasa tubuhnya mulai panas, mungkin efek minuman yang ia tenggak langsung 2 kaleng itu.
Bahaya kalau aku disini lama-lama. Aku minun dua kaleng aja udah begini, gimana lagi dia? Batin Nath.
Nath berjalan menjauh. Dia takut sesuatu yang buruk terjadi. Bisa saja Tiara memperkos*nya, kira-kira itu yang ada dalam otak Nath saat ini.
"Eehhm... panas." Gumam Tiara yang terus mengeliat di dalam selimut tebal itu. Ternyata efek alkohol juga sudah mempengaruhi tubuh gadis itu.
"Eehhm... gerah." Gumam Tiara lagi.
Nath berbalik, ia tidak tega. Nath mencari remot Ac dan ternyata ada di atas nakas di sebelah Tiara. Nath bimbang harus berbalik atau tidak.
Huuuft! Dengan menghembuskan nafas kasar, Nath berbalik meraih remot Ac dan mengatur suhu agar lebih dingin.
"Eegghh." Lengu*han Tiara justru membuatnya menoleh dan alangkah terkejutnya Nath saat melihat selimut sudah tersibak dan Tiara dengan tubuh setengah nakednya memeluk guling. Dan itu membangkitkan sesuatu di balik celananya.
Nath menggeleng pelan, berusaha membuang fikiran kotornya. Segera keluar dari sini adalah pilihan tepat dan harus segera ia lakukan.
Greep.
Tiara menarik tangan Nath, dan sentuhan sekecil itu berhasil membuat darahnya berdesir hebat. Hasrat menggelora membakar tubuhnya. Nath perlahan menatap wajah damai yang terlelap itu.
"Reyga, jangan pergi, Ga!" Gumam Tiara.
"****!" Nath membuang muka. Bukan tak ingin melihat pemandangan indah yang tersaji di depan mata. Tapi ada rasa kecewa dalam benaknya, ada rasa marah dalam hatinya.
"Lagi-lagi kamu menyebut nama pria itu, Ra!"
Nath tahu, Reyga adalah orang yang penting dalam hidup Tiara. Reyga adalah pria yang bertahta di hatinya. Namun sayang, pria itu telah tiada.
Nath menunduk, sedikit memejamkan mata untuk memperbaiki letak selimut dengan satu tangannya agar menutupi tubuh Tiara.
Nath berusaha melepaskan tangan Tiara, namun sulit. "Ga!" Lengu*han Tiara yang lagi-lagi menyebut nama berhasil membuat akal sehat Nath hilang.
Nath semakin mendekat dan menatap wajah Tiara. Jarak mereka hanya beberapa senti. "Aku El Nath, bukan Reyga." Nath berbisik pelan.
Tiara bergerak semakin mendekat, deru nafas gadis itu menyapu wajah Nath. Mata indah itu sudah terpejam. Dan bibir tipis itu membuat jiwa kelaki-lakian Nath bangkit dan leher putih itu membuat Nath hilang akal.
Nath, pria tampan tanpa pengalaman itu bertindak di luar batas. Merenggut sesuatu yang bukan haknya. Merusak masa depan gadis yang saat ini ada dalam kukungannya.
Sakit yang mendera seiring gerakan Nath yang berusaha menembus dinding pertahanan terakhirnya membuat Tiara membuka matanya.
"Bang Nath!" Gumam gadis itu antara sadar dan tidak karena setelahnya Tiara tak bersuara lagi.
Bukannya berhenti, Nath yang sudah kepalang tanggung kembali melesakkan diri dalam tubuh gadis di bawahnya.
"Ya, aku Nath, Ra. Bukan Reyga. Hapus ingatanmu tentang pria itu." Bisik Nath sambil memandangi wajah gadis yang meringis menahan sakit itu.
Tiara memang sering membuat emosi Nath memuncak karena gadis itu selalu mengingat Reyga saat bersama Nath hanya karena aroma parfum yang Nath pakai. Ya, parfum Nath sama seperti yang Reyga pakai dulu.
Rasa cinta yang begitu dalam pada Reyga membuat Tiara sulit untuk melupakannya. Bahkan hal sekecil itu, hanya aroma parfum membuat Tiara kembali mengingatnya.
Suhu Ac yang dingin tak mengurangi panas di tubuh mereka. Nath yang entah kerasukan setan apa terus terbuai dalam hasrat menggelora hingga akhirnya ia meledak di ujung permainan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Nur Denis
menarik ceritanya😘
2021-12-13
1
sintesa destania
lah kok nath gitu🙈 wah ga bener nih bocah...
se tengilnya orion aja ga sampe gt 😭😭😭
2021-12-02
3
Isabella
waduh gak nyangka
2021-12-01
1