Bianca segera ke toilet untuk membersihkan bajunya yang ketumpahan minuman dan setelah bersih dia kembali lagi ke mejanya yang ternyata masih ada Aldi dan Revan di situ.
"Bima mana belum balik juga? lagian ngapain sih ngurusin pelayan yang gak penting itu" kata Bianca yang sudah duduk di depan Aldi.
"Udah lah Bi lagian kamu juga keterlaluan sampai pakai acara di gampar segala, kan kasian" kata Revan dengan Geram sama kelakuan Bianca.
"Iya lagian kayaknya Bima kenal sama pelayan itu, bisa jadi pelayan itu temen adiknya Bima" sahut Aldi menimpali.
"Masak sih, gak mungkin ah kalau itu temennya sena" balas Bianca tak percaya masak Sena mau temenan sama seorang pelayan gitu fikirnya.
"Seharusya tadi kamu itu tahan emosi kamu Bi, jadikan acara kita gak berantakan gini" Revan sangat kesal sama Bianca gara gara dia acaranya malah jadi kacau.
"Kok kalian malah pada ngebelain pelayan itu sih" ujar Bianca yang sangat kesal dengan teman temannya yang malah ngebelain Dara.
"Bener kata Revan Bi, dari dulu kamu gak pernah berubah, buanglah sedikit sifat emosionalmu itu" Aldi berusaha menasehati Bianca supaya mau merubah sifatnya yang jelek itu
"Iya ya salahin aja terus, emang aku selalu salah" ujar bianca sinis.
Sementara itu di ruangan manager, pak toni selaku manager di cafe itu minta maaf sama Bima. "Saya minta maaf tuan bima atas keteledoran karyawan saya mohon jangan ditutup cafe ini"
Bima adalah anak dari pembisnis sukses dari keluarga sanjaya siapa yang gak kenal dengan Bima calon pewaris sanjaya, Toni takut kalau cafenya akan di tutup sama Bima.
"Iya saya sudah tidak mempermasalahkan kejadian tadi, dan saya juga tidak akan menutup cafe ini bapak tenang saja" jawab Bima untuk menenangkan Toni yang ketakuatan berhadapan dengannya.
"Terima kasih tuan Bima, oh ya dara mohon maaf saya terpaksa pecat kamu dan ini uang pesangonmu" Toni memecat Dara dengan memberi uang pesangon dari pada Toni harus bermasalah sama Bima begitu fikirnya jadi Toni terpaksa memecat Dara.
"Tolong pak jangan pecat saya, saya janji bakalan bekerja dengan baik" kata dara dengan memohon.
"Udah lah Ra gak usah di pikirkan masalah itu, kamu tenang aja" Bima sebenernya gak tega melihat Dara memohon begitu, tapi Dara lebih baik tidak usah bekerja di cafe itu lagi karena Bima punya Rencana akan memberikan pekrjaan yang lebih baik buat Dara nantinya.
"Maksutnya apa ya? kok mas Bima malah bilang gitu" gumam Dara dalam hati yang menyayangkan Bima tidak membelanya malah menyetujuinya.
"Maaf dara ini udah keputusan saya" kata Toni tak bisa di tawar.
"Ya udak pak kami anggap masalah ini udah selesai kalau gitu kami permisi" Bima segera menggandeng Dara keluar dari ruangan itu.
"Mas..... kok mas bima bilang gitu si ke pak Toni kan Dara jadi di pecat beneran" ujar Dara setelah keluar dari ruangannya Toni.
..."Ya malah bagus dong kalau kamu di pecat, jadi kamu gak perlu kerja di sini dan pulang sampai larut malam begini, gak baik buat gadis seperti kamu pulang malam malam begini"...
"Dara sudah biasa mas pulang malam malam begini, aku juga buktinya selama ini ga pa pa kan? dan pulangnya aku bisa naik ojeg"
"tetep aja bahaya, sekarang aku anterin pulang" ujar Bima yang ingin mengantar Dara pulang.
"Eh gak perlu mas aku bisa naik ojek aja" Tolak Dara yang merasa gak enak karena takut merepotkan Bima.
"Gak ada penolakan, lagian aku lihat mukamu pucat badanmu juga kaya gemeteran gitu, apa kamu sakit?" tanya Bima.
"nggak kok mas aku baik baik aja" jawab Dara dengan mengelak padahal memang dirinya kurang enak badan.
"Ya udah aku pamit dulu sama temanku"
Bima langsung jalan dengan menarik tangan Dara menuju mejanya tadi.
"Bro gue balik duluan ya, mau nganterin Dara pulang" ujar Bima setelah sampai di mejanya tadi.
"Kamu ngapain sih Bim nganterin dia segala dia kan bisa pulang sendiri, terus aku gimana kalau kamu nganterin dia? lagian dia itu siapa sih" Bianca semakin benci sama Dara karena Bima sudah membelanya dan sekarang pakai acara buat ngaterin pulang segala.
"Kamu kan bisa pulang sama Revan dan Aldi lagian kamu berangkatnya juga sama mereka" jawab bima yang sukses membuat Bianca jadi tambah jengkel.
"Ya udah Bim kamu anterin aja lagian juga udah malam, biar bianca sama kita" ujar aldi dan Revan hanya menganggukkan kepalanya pertanda setuju dengan ucapan Aldi.
"Okey gue duluan ya" tanpa basi basi Bima langsung melenggang pergi sambil menggandeng tangan Dara.
"Ck, ih ngeselin banget sih" ujar bianca Dengan berdecak sebel.
"lagian dia siapanya bima sih sampai gandengan tangan segala" gerutunya yang masih bisa di dengar oleh Revan dan Aldi.
"Bisa jadi tuh cewek gebetannya Bima lagi, walaupun cuma pelayan cafe tapi cantik dan sexy tau" ujar Revan sengaja biar membuat Bianca bertambah kesal, pasalnya Aldi dan Revan tau kalau Bianca suka sama Bima sejak dulu tapi Bimanya selalu cuek karena gak suka sama Bianca.
"Ngaco kamu, mana mungkin lagian sexy dari mana bajunya aja ngak banget gitu"
Mendengar perkataan Bianca Revan dan Aldi hanya geleng geleng kepala karena Bianca masih aja ngarepin Bima.
"Udah mending lo ikhlasin aja Bima, orang Bima juga gak suka sama lo ngapain juga masih di harepin" celetuk Revan dan Bianca hanya Diam saja.
********
Sesampainya di parkiran tiba tiba Dara jatuh pingsan, untung tidak sampai jatuh ke tanah karna Bima dengan sigap langsung menahannya.
"Ra .....Dara kamu kenapa? bangun Ra" ujar Bima dengan menepuk pipi Dara dengan pelan, karena tidak ada respon dari Dara dengan sigap Bima langsung menggendong dara ala bridal style dan memaksukkannya ke dalam mobil.
"aduh gimana nih pakai acara pingsan segala, gak mungkin kan aku anterin pulang dalam keadaan begini nanti malah aku yang di tuduh apa apain Dara" gumam Bima setelah masuk ke dalam mobil. " bodok ah aku bawa pulang aja" akhirnya bima mengemudikan mobilnya pulang ke rumah, sesampainya di rumah bima menggendong dara masuk ke dalam rumahnya.
Sena yang belum tidur karna habis mengerjakan tugas kampusnya tiba tiba melihat kakaknya pulang sambil menggendong seorang wanita. "kak siapa itu yang kakak gendong" kenapa gadis ini kak?" tanya Sena dengan beruntun.
"tanyanya nanti aja cepat kamu bukain pintu kamar tamu" titah Bima dengan panik.
"iya kak" Sena langsung menuruti perintah dari kakaknya. "Kak ini siapa? kakak apa in kok bisa gini?" tanya Sena lagi setelah Dara di baringkan di atas ranjang oleh Bima.
"Hust ngaco kamu, kakak gak apa apa in kok jangan sembarangan kalau ngomong, tadi dia pingsan dan kakak bingung mau bawa kemana ya udah kakak bawa pulang aja, kamu telfon dokter gih biar di periksa takutnya dia kenapa kenapa" titah Bima yang langsung di iyakan oleh Sena, Sena langsung menelfon sepupunya supaya langsung datang kerumahnya.
"Kak kalau di perhatiin walaupun wajahnya pucat dia cantik lo kak, imut lagi kakak gak naksir nih" celetuk Sena tiba tiba setelah selesai menelfon sepupunya.
"Ngaco kamu dek" jawabnya.
Setelah beberapa saat dokter yang merupakan sepupunya sendiri itu datang. "Eh lama banget si lo datangnya darurat nih" ujar Bima dengan panik.
"Iya sorry Bim, lagian lo telfon malam malam gini emang siapa yang sakit?" tanya Eza.
Bukanya menjawab tapi Bima langsung menarik Eza untuk masuk ke dalam kamar tamu. "ayo buruan masuk"
"Gadis ini siapa bim? dan lo apain ?" tanya Eza dengan menyelidik karena gak biasanya Bima membawa seorang wanita ke rumah.
"Sembarangan kalo ngomong, udah cepetan priksa" jawab Bima dengan kesal karena sepupunya itu gak langsung periksa aja tapi malah banyak tanya.
"okey.......santai donk" Eza segera memeriksanya.
"Gimana za?" tanya Bima setelah Eza selesai memeriksa.
"Dia gak pa pa, dia hanya pingsan mungkin karena kecapen aja dan seharian ini belum ada asupan makanan yang yang masuk ke dalam perutnya" jelas Eza.
"Syukurlah kalau gitu, tapi kok bisa seharian belum makan ya?" ujar Sena dengan bertanya.
"Iya tau tuh parah lo Bim, lo kaya tapi pelit banget masak lo gak kasih makan dia seharian" ejek Eza.
"Ngaco kamu mana aku tau kalo dia belum makan orang dia tiba tiba pingsan" jawab Bima dengan kesal karena Eza malah mengejeknya.
"Emang dia siapa Bim?"
"Iya dia siapa sih kak?" tanya sena dan Eza bersamaan.
"Namanya Dara orang yang udah nolongin mamah dari insiden kecelakaan waktu itu" jawab Bima.
"Owh jadi gadis ini kak yang udah nolong mamah?" tanya Sena yang baru tau orang yang sudah menyelamatkan mamahnya.
"Iye dek"
"Owh cantik baget gadis ini" puji Eza dengan mengamati wajah Dara.
"Jangan macem macem kamu dasar dokter mesum" ujar Bima gak suka kalau Eza memuji Dara.
"Enak aja udah di bela bela in malam malam kesini masih di katain" balas Eza tak terima di katain mesum.
"Kalau udah selesai kamu bisa pulang" ucap Bima yang secara tidak langsung mengusir sepupunya itu.
"Di usir lagi, ya udah nih obatnya kalau nanti dia bangun kasih makan terus suruh minum obatnya" Eza memberi obat kepada Bima supaya nanti bisa langsung di minum oleh Dara sewaktu sudah sadar dan Bima pun langsung menerimanya.
"Okey"
"Ya udah deh gua ngantuk mau tidur numpang kamar lo ya Bim"
"Eh enak aja lo pulang sana, lo tidurnya gak ada akhlak nendang nendang orang, bisa bisa gue tidur di lantai"
"Dasar sodara laknut, ya udah deh ge cabut pulang aja"
"ya udah makasih ya kak Eza" ujar sena yang melihat sepupunya mau pulang.
"Okey adik ku yang manis jangan kaya kakakmu itu ya kejam" jawab Eza.
Setelah Eza pulang gak lama Dara sadar. "aduh kepalaku pusing banget, aku dimana ini?" gumam dara yang masih bisa di dengar oleh Sena dan Bima.
Melihat Dara yang sudah mulai sadar Sena dan Bima langsung menghampirinya. "kamu di rumahku Ra, tadi tiba tiba kamu pingsan dan aku bingung mau bawa kamu kemana jadi aku bawa pulang aja, maaf ya" ujar bima ngasih tau.
"Duh maaf ya mas Dara jadi ngrepotin, kalo gitu Dara langsung pulang aja sekarang" Dara ingin bangun tapi langsung ditahan sama Sena.
"Eh jangan dulu badanmu masih lemes lebih baik nginep disini aja dulu" ujar sena Saat Dara mau bangun.
"Iya bener kata adikku Ra lebih baik kamu di sini aja dulu, bilang aja sama orang rumah kalo kamu nginap di rumah teman kamu biar gak pada khawatir"
"mana mungkin orang rumah khawatirin aku yang ada juga seneng kalo aku pergi" batin dara dalam hati.
"sen kamu ambilin makan dulu gih" titah Bima pada adiknya.
" Iya kak"
Sena langsung pergi untuk mengambil makan untuk Dara dan gak lama sena datang dengan membawa banyak makanan. "dek kamu makan dulu ya biar cepet sehat" ujar sena sambil memberikan nampan berisi makanan kepada Dara.
"Gak usah repot repot kak" jawab Dara yang merasa sungkan.
"Gak papa ra, kamu harus makan kata dokter kamu seharian belum makan dan kamu juga kecapean makannya kamu jadi drop"
"ya dek gak usah sungkan biar aku suapin ya dek" Sena ingin menyuapi Dara tapi dengan cepat Dara menolaknya, menurutnya terlalu berlebihan bila harus di suapin juga.
"Eh gak usah kak biar aku makan sendiri aja"
"ya udah di makan ya"
Akhirnya Dara langsung memakan makanan yang di bawa Sena untuknya karena dia sudah merasa lapar banget badannya juga terasa lemes, Dara sebenernya merasa Malu sama Bima Dan Sena karena ketahuan kelaparan karena seharian gak makan.
BERSAMBUNG
#JANGAN LUPA KOMEN LIKE VOTE YA BIAR AUTHOR MAKIN SEMANGAT NULISNYA #
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Wiwik Murniati
bisa nya ya ngak makan satu harian ,,,,,,,aku ngak makan setengah hari aja dah tekapar ,,,
2022-10-03
0
nikena andriani
kasian banget dara 🥺🥺
2022-09-05
0
Isti Qomah
aduh ternyata babang Bima baik hati g sombonh
2022-07-27
0