"Mah, mamah gak pa pa?" tanya suaminya panik saat sudah sampai di rumah.
"Papah.....iya pah mamah gak apa apa kok cuma lecet lecet aja." jawab Wenda yang tak mau membuat suaminya khawatir.
"Beneran mah itu kok kakinya di balut perban?" tanya Rendy lagi yang masih mengkhawatirkan kondisi istrinya.
"Owh, ini cuma terkilir pah kata dokter nanti juga sembuh"
"Kok bisa kecelakaan gini? gimana ceritanya mah, kan mamah naik mobil gak mungkin mamah naik motor kan?" tanya Rendy yang ingin tau kronologinya.
"Iya pah, mamah naik mobil di antar sopir juga gak sendirian kok" jawabnya.
"Tapi tadi papah lihat mang dino di depan gak kenapa kenapa, mobilnya juga gak pa pa tuh" kata Rendy yang masih bingung.
Tiba tiba pandangan Rendi terjutu ke Dara, Rendy baru menyadari adanya wanita asing di kamarnya, dan Wenda menyadari pandangan suaminya seakan bertanya siapa gadis berseragam SMA yang ada di kamarnya.
"Owh ya pah, mamah sampai lupa kenalin ini namanya Dara pah yang nolongin mama pas insiden kecelakaan tadi" ujar Wenda memperkenalkan Dara ke suaminya.
Dara mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Rendy dan di sambut juga oleh beliau. "Saya dara om"
Rendy pun memyambut uluran tangan Dara, "ya saya rendi suaminya, terimakasih sudah menolong istri saya" ujarnya.
"Iya sama sama om" balas Dara.
"Jadi gini lho pah ceritanya! sesampainya mamah di supermarker mamah mau mampir ke apotik tapi mamah gak tau kalo ada mobil dengan kecepatan tinggi mau menabrak mamah pah, untungnya ada Dara ini yang menarik mama kalo enggak mungkin mamah udah ketabrak pah, dara juga lo pah yang bawa mamah kerumah sakit ." ucap wenda menjelaskan.
"Owh begitu pantesan mang Dinonya gak pa pa tapi kok aneh ya mah, apa mobil itu emang sengaja mau nabrak mamah ya" ujar Rendy dengan bertanya tanya.
"Ya mamah gak tau pah"
"Ya udah mamah tenang aja biar papah dan Bima nanti yang mengusutnya, papah gak mungkin tinggal diam mah" ujar Rendy yang sudah geram dengan pengendara mobil itu.
"Iya pah, mamah juga takut tadi pah, mamah udah laper nih kita makan siang sama sama yuk! mamah sengaja mengajak dara kesini buat makan siang bareng di rumah kita hitung hitung sebagai ucapan terima kasih mamah, habis tadi dara menolak pemberian mamah" ajak Wenda karena sudah waktunya makan siang.
"Ya udah mah yuk papah bantu jalan,
ayo nak dara kita makan dulu om sekali lagi terimakasih banyak ya atas pertolongannya" ujar Rendi kepada Dara.
"iya om sama sama saya ikhlas kok kita kan memang harus saling tolong menolong" Balas Dara.
Sesampainya di meja makan. "ayo dara kamu makan yang banyak gak usah sungkan sungkan ya" kata wenda yang melihat Dara masih sungkan.
"Iya tante" jawabnya. "wah makanannya banyak banget mana kelihatannya enak enak semua "batin dara.
"Bima mana bik? tolong panggil ya suruh makan siang sama sama" titah Wenda kepada pelayan.
"Iya nyah" jawab pelayan itu yang langsung memanggil tuan mudanya.
Tidak lama bima sudah turun dengan penampilan yang berbeda jika tadi pakai pakaian kantor sekarang sudah ganti baju pakai celanan jins panjang dan pakai kaos oblong berwarna putih, dengan pakaian kasual bima kelihatan semakin tampan seketika semua mata mengarah ke bima.
"Wah makin ganteng banget sih dia kalo penampilannya gitu" batin dara.
"Ayo sini sayang kita makan siang sama sama" ucap Wenda saat melihat Bima sudah berada di meja makan.
" Iya mah sini biar bima saja yang ambilin mamah mau makan pake apa?" tanya bima.
"Pakai ini sama ini aja sayang" jawab Wenda sambil menunjuk makanan yang di sukainya. "lo dara kok malah bengong ayo di ambil makanannya apa kamu gak suka sama makanannya?" tanya Wenda yang melihat Dara belum mengambil makan.
"Eh enggak kok tante dara suka sama makanannya" jawab Dara jujur karena memang makanan yang berada di atas meja itu terlihat lezat semua.
"bima kamu ambilin ya buat dara mungkin dia masih sungkan" ujar wenda yang tau kalau Dara masih merasa sungkan.
"Gak usah tante biar dara ambil sendiri" tolak dara yang merasa tidak enak bila harus di ambilkan sama Bima.
"Gak pa pa sini biar aku ambilin" Bima langsung mengambilkan makan untuk Dara.
"Ambilin yang ini dan itu juga sayang sama ini juga buat dara" Suruh Wenda kepada Bima.
"Udah tante segitu aja cukup" ujar Dara yang merasa kebanyakan takutnya nanti malah gak habis.
"Gak papa dara ini enak lo kamu harus coba"
"ini buat kamu" Bima memberikan piring berisi makanan kepada Dara.
"makasih mas maaf jadi ngrepotin" kata Dara dengan malu malu.
"Gak repot kok nanti kalo kurang ambil aja lagi" balas Bima.
"Iya mas" jawabnya.
"Dara kamu masih sekolah ya kelas berapa?" tanya Rendy.
"Iya om ini kelas 3 bentar lagi kelulusan" jawab Dara.
"SMA nya di mana ?" tanya Rendy lagi.
"SMA BAKTI PRAJA om"
"Rencananya mau kuliah di mana?" tanya Wenda ikut menimpali.
"Hehe....belum tau tante belum kefikiran" jawab Dara bingung karena memikirkan biaya kuliah takut nanti kalau gak bisa bayar.
"lho kok belum kefikiran ujian akhir kan udah selesai tinggal nunggu kelulusan kan?" tanya Rendy karena biasanya anak yang udah melakukan ujian akhir pasti udah mikirin bakal lanjutin kuliah dimana dan jurusan apa.
"Iya om masih bingung soalnya mau lanjutin ke kampus mana" jawab Dara asal.
"Oh gitu, oh ya bim gimana apa kamu udah mengusutnya?" tanya Rendy ke bima.
"Udah pah tadi bima udah suruh orang buat mengusutnya, papah tenang aja" jawab Bima dengan menyuapkan makan ke mulutnya.
"Gimana ra enak gak makanannnya?" tanya Wenda ke Dara.
"Iya tante ini enak banget makanananya" jawab Dara yang memang jarang sekali makan enak.
"Kalo enak kamu bisa tambah lagi jangan malu malu ya"
"Iya tante" jawabnya.
Setelah semua selesai makan dara pamit ingin pulang. "Tante dara pamit pulang ya"
"lho kok buru buru sayang gak mau main di rumah tante dulu" ujar Wenda yang masih ingin menahan Dara di rumahnya.
"Maaf tante,bukannya gak mau tapi dara harus kerja" jawab Dara yang siang ini memang harus masuk kerja.
" Kerja?" tanya Wenda dengan mengerutkan keningnya.
"Iya tante sepulang sekolah dara emang biasanya langsung ke tempat kerja"
"lho dara kan masih pelajar kok udah kerja? memang kerja di mana sayang?" tanya Wenda penasaran akan kehidupan Dara.
"Dara bekerja di cafe tante" jawabnya jujur.
"Kok kamu masih sekolah sudah kerja nak orang tua masih ada kan?" tanya Wenda lagi yang mencoba mengorek kehidupan Dara
Mendengar pertanyaan Wenda seketika raut wajah dara berubah jadi sendu. "dara gak tau tante sejak kecil dara di asuh sama bibik kata bibik papah sama mamah udah gak ada karna kecelakaan pesawat dan sampai sekarang belum di temukan" Dara menjawab dengan mata berkaca kaca.
"Maaf sayang tante gak tau" ujar Wenda yang merasa bersalah.
"gak pa pa kok tante"
"Rumah kamu di mana biar Bima aja yang anterin kamu ya?" Wenda sengaja menyuruh Bima mengantar Dara pulang supaya tau di mana rumahnya Dara.
"Gak usah tante dara bisa pulang sendiri kok" tolak Dara yang takut merepotkan.
"gak pa pa biar aku anterin" kali ini bima yang menjawab.
"tapi mas nanti malah ngrepotin" ujar Dara yang merasa tidak enak.
"Gak kok tunggu bentar yah aku ambil kunci mobil di kamar dulu" Bima langsung ke kamar untuk mengambil kunci mobil sekalian jaketnya.
"Kalau ada waktu kamu main ya kerumah tante" ujar Wenda kepada Dara.
"Iya tante nanti kapan kapan dara main ke sini" jawab Dara.
"Boleh tante minta nomer hp kamu" kata Wenda yang ingin punya nomer telfonnya Dara supaya bisa menghubunginya nanti.
"Maaf tante bukannya gak boleh tapi hp dara rusak dara gak punya hp tante" jawab dara yang hpnya memang sedang rusak.
"Tunggu bentar ya.....bik...bik inah.... "teriak wenda memanggil seorang pelayan.
"iya nyah...." jawab inah yang berlari tergopoh gopoh.
"Tolong kamu ambilin hp yang udah gak kepakai ya di laci kamar" titah Wenda kepada Inah.
"Iya nyah" dengan cekatan Inah langsung melaksanakan perintah dari nyonya nya.
"Ini nyah hpnya" ujar Inah dengan memberikan sebuah Hp kepada Wenda.
"Iya makasih bik" ucap Wenda.
"Iya nya, apa ada lagi nyah?" tanya Inah.
"Gak bik kamu bisa lanjut kerja lagi" jawab Wenda
"Kalo gitu saya permisi nyah" lalu Inah pergi kebelakang untuk melanjutkan pekerjaannya.
"Dara ini buat kamu" Wenda memberikan hp itu kepada Dara dengan tujuan supaya wenda bisa menghubunginya nanti.
"Gak usah tante" tolak Dara.
"Ayo dong di terima please!!!! tante sedih lo kalo kamu gak mau nerima ini nanti biar tante bisa hubungin kamu, kamu gak keberatan kan kalo kita jadi deket?" ujar Wenda dengan memasang wajah sedih supaya Dara menerima pemberianya.
"Aduh gimana ya tante dara jadi gak enak"
"udah gk pa pa kamu ambil ini yah maaf ini bekas tante gak baru tapi masih bagus kok" ujar Wenda.
"Bukan gitu tante ini bagus, masih bagus banget malah pasti mahal ya tante"
"Harganya gak seberapa kok sayang kamu ambil ya biar tante bisa hubungi kamu"
"terima kasih ya tante" ucap Dara yang terpaksa menerima hp itu.
Bima udah turun sekarang tambah makai jaket makin terlihat keren dan tampan. "duh ganteng banget si mas Bima tambah keren aja dengan jaket itu aku mah apa atuh" batin dara yang merasa minder.
"Dara udah siap ayo aku antar" ujar Bima setelah mengambil kunci mobilnya.
"Eh iya mas" lalu Dara segera pamit sama Rendi dan Wenda.
"om, tante dara pulang dulu ya" pamitnya.
"iya sayang kamu hati hati ya" ujar Wenda
"om sekali lagi terima kasih banget ya dara udah nolongin istri om" ucap Rendy sebelum Dara pulang.
"iya om malah dara yang seharusnya berterima kasih udah di ajak makan siang di kasih hp pula"
"Itu gak serapa sayang "ucap wenda yang merasa beruntung telah di selamatkan oleh Dara.
"Bim hati hati ya jangan ngebut ngebut bawa mobil nya" peringat wenda pada anaknya.
"iya mah" jawab Bima.
Akhirnya Dara pulang di antar oleh Bima.
BERSAMBUNG
LIKE
KOMEN
VOTE
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Chello Putra
kerennn
2025-01-17
0
Moh Yasin
lanjut
2024-11-03
0
Qaisaa Nazarudin
Ternyata Mama Wenda dan mamanya dara sahabatan kan..
2024-02-03
0