JANGAN LUPA DUKUNG AUTHOR BIAR SEMANGAT NULISNYA TINGGALKAN JEJAK KALIAN DENGAN CARA LIKE KOMEN VOTE
Satu minggu kemudian.
Di sebuah gedung dengan dekorasi yang megah dan mewah, Bima sudah siap dengan texedonya yang bewarna putih, hari ini Bima kelihatan lebih tampan,gagah, tegas dan berwibawa, Bima sudah siap dengan duduk di hadapan penghulu.
"Bagaimana tuan Bima apa anda sudah siap?" tanya pak penghulu kepada Bima.
"Siap pak" jawab Bima dengan tegas walaupun sejujurnya Bima merasa gugup dan tegang bahkan tangannya terasa dingin, sebelumnya Bima belum pernah merasa segugup itu berhadapan dengan klien aja gak pernah merasa gugup seperti itu, lah ini mau mengucap ijab qobul aja sampai segugup itu.
" bisa kita mulai sekarang ya, bismillahhirrohmanirrohim" ujar pak penghulu dengan menjabat tangan Bima.
"Saudara Bima sanjaya bin Rendy sanjaya saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan Dara almira binti jonathan avandi dengan mahar senilai 5 M serta perhiasan seberat 50 gram di bayar tunai"
"Saya terima nikah dan kawinnya Dara almira binti jonathan avandi dengan mas kawin tersebut di bayar tunai" ujar Bima dengan sekali tarikan nafas, Bima benar benar terlihat tegas dan berwibawa saat mengucapkan ijab qobul, Bima bisa menguasai semua rasa gugupnya sehingga tidak ada yang tau bila Bima sebenernya merasa sangat gugup hanya pak penghulu yang tau karena tangan Bima terasa dingin saat berjabatan dengannya.
" bagai mana para saksi?"
"sah....?"
"sah......."
" sah........"
Setelah Bima selesai mengucapkan janji suci Dara turun dari lantai atas dengan di dampingi Wenda dan Sena di sebelah kiri dan kanannya, Dara terlihat seperti putri kerajaan memakai kebaya putih serta siger di kepalanya Dara terlihat cantik dan anggun.
Bima menoleh ke arah tangga dan tatapannya langsung terpaku pada gadis cantik dan anggun seperti bidadari menurutnya, Bima melihatnya sampai tak berkedip bahkan sampai gak sadar bahwa Dara sudah sampai di hadapannya karena sangkin terpesonanya.
"mas Bima ganteng banget si makin tampan dan gagah" gumam Dara dalam hati mengagumi Bima yang terlihat lebih tampan dan berwibawa, ternyata mereka berdua saling mengagumi antara satu dan yang lainnya.
"Sayang " panggil Wenda membangunkan lamunan Bima yang sedari tadi mengagumi kecantikan seorang gadis yang beberapa menit lalu telah resmi menjadi istrinya.
"Eh iya mah " jawab Bima yang langsung tersadar dari lamunannnya.
"Kok malah bengong sih? gimana Dara cantik banget kan? sampai sampai kamu gak berkedip gitu lihatnya"
"Iya mah Dara sangat cantik dan terlihat anggun" puji Bima secara langsung.
Wajah Dara langsung memerah karena mendengar pujian dari Bima, baru kali ini Bima memujinya secara langsung.
"Kak Bima sangking terpesonanya sama Dara sampai gak berkedip" sahut Sena ikut menimpali.
"Biyarin" balas Bima cuek.
"Ayo sayang kamu cium gih tangan suami kamu" ujar wenda kepada Dara yang sekarang sudah menjadi menantunya, ah bahagianya Wenda akhirnya bisa melihat anak sulungnya menikah.
"Iya mah" Dara meraih tangan Bima dan menciumnya dengan takzim.
Jantung Bima rasanya berdegup sangat kencang saat Dara meraih tangannya dan menciumnya sebagai baktinya seorang istri kepada suaminya
"Sayang sekarang gantian kamu yang mencium kening Dara" titah wenda yang langsung di laksanakan oleh Bima.
Bima mencium kening Dara lama dan sama halnya dengan bima jantung Dara juga berdegup sangat kencang.
"Ayo selanjutnya kalian pakaikan cicin ini ya" ujar Wenda dengan menyerahkan sepasang cicin yang sangat cantik kepada Bima.
Bima mengambil cincin putih itu dari tangan mamahnya lalu Bima meraih jari jemari Dara dan selanjutnya Bima memakaikannya di jari manis Dara, begitupun sebaliknya Dara juga memakaikan cicin putih itu ke jari manis Bima.
"Selamat ya Bim semoga langgeng sampai maut memisahkan dan jadilah suami yang bertanggung jawab" ujar papahnya Dengan memeluk Bima ala anak laki laki.
"Terimakasih pah" balas Bima.
"Selamat ya sayang semoga kalian berdua selalu bahagia, buat kamu Dara jadilah istri yang patuh dan nurut terhadap suami, dan kamu Bim semoga kamu lebih bijak lagi dalam bertindak dan lebih bijaksana" ujar Wenda dengan memeluk Bima.
"Terimakasih ya mah" balas Bima dan Dara bersamaan.
"Selamat ya kakak ku tersayang semoga langgeng sampai kakek nenek" Sena juga memberi selamat ke kakaknya lalu memeluknya dengan erat.
"Iya adekku tersayang makasih ya" balas Bima dengan mengacak rambut adiknya.
Setelah itu sepasang lengantin itu naik ke atas pelaminan yang sudah di hias sedemikian cantiknya, sepasang pengantin itu berfoto toto terlebih Dahulu, sang fotografer siap mengambil gambar Bima dan Dara dengan berbagai gaya yang untuk mengabadikan momen sakral itu.
"Gila cantik banget ya istrinya Bima udah kaya bidadari turun dari kayangan aja" ujar Revan mengagumi kecantikan Dara saat sepasang pengantin itu sudah berada di atas pelaminan.
Ya selain Bima mengundang rekan bisnisnya Bima juga mengundang teman temannya,
memang tidak banyak yang di undang hanya kerabat dekat dan rekan bisnis saja.
"Lo bener Van kalo yang modelnya kaya gini gue juga mau kali di jodohin, bodynya mantap banget" sahut Aldi ikut menimpali
"Huhuuuu" ujar Kenzo dengan menonyor kepala Aldi, memang ya teman temannya itu pada somplak gak bisa lihat cewek cakep aja udah ngiler. "Kalo yang begituan aja nomer 1 lo Al"
"Auhhhh, sialan lo Ken" keluh Aldi dengan mengusap kepalanya.
"Iyalah ken secara itu cewek udah cantik mulus bodynya montok banget, kalo di banding Bella mah aku pilih yang ini lebih natural cantiknya kalo Bella biarpun model cantiknya buatan" Seloroh Aldi.
"Sok tau lo" balas Kenzo.
"Ya taulah, Eh tuh cewek kan kaya pelayan cafe waktu itu Van, ya gak sih?" tanya Aldi.
"Iya Al bener banget lo, garcep banget tu si Bima" jawab Revan membenarkan ucapan Aldi.
Sementara Bima dan Dara di pelaminan menyalami tamu undangan yang naik turun silih berganti.
"Selamat ya tuan Bima semoga langgeng, suatu kehormatan bagi saya bisa di undang di acara pernikahan tuan Bima" ujar pak heru yang merupakan rekan bisnis dari Bima.
"Iya terima kasih tuan Heru atas kehadirannya" balas Bima.
"Kamu kenapa Ra?" tanya Bima yang melihat Dara seperti menahan sakit.
"Eh aku gak pa pa kok mas" elaknya padahal kakinya terasa pegal karena efek sepatu hak tinggi yang di gunakannya.
"Benarkah? coba sini aku lihat" tiba tiba Bima berjongkok di hadapan Dara.
"Eh mas Bima mau ngapain?" tanya Dara yang sedikit terkejut karena Bima tiba tiba berjongkok di hadapannya.
"Udah siniin kaki kamu" ujar Bima dengan meraih kaki Dara, dengan terpaksa Dara mengangkat sebelah kakinya.
"ni lecet kaki kamu Ra"
"Apa iya mas pantesan terasa perih"
"Mending kamu lepas aja hilsnya ganti pakai sandal aja"
Bima segera menyuruh pelayan untuk mengambil sendal tak lama pelayan itu datang membawa sandal.
"Nah sekarang kamu pakai ini aja Ra" Bima mengganti hils yang di kenakan Dara dengan Sendal
"Terimakasih mas" ujarnya.
"Kaki kamu pegel banget ya dari tadi berdiri pakai high hils" ujar Bima yang di angguki oleh Dara, itu baru kerabat dekat dan beberapa teman dekat Bima serta rekan Bisnis aja udah pegel bagaimana kalau Bima mengundang semuanya apakabarnya Dara ya.
"Iya mas tapi sekarang udah mendingan kok"
Kini tibalah giliran Revan,Aldi dan Kenzo yang naik ke atas pelaminan untuk mengucapkan selamat untuk sepasang pengantin.
"Cieee mesra banget nih pengantin baru, bikin iri saja" celetuk Aldi.
"Iya lah makannya lo juga cepetan nyusul" jawab Bima.
"Ntar lah belum nemu yang pas, selamat ya buat kalian berdua semoga langgeng " Ujar Aldi dengan menjabat tangan Bima, tapi sewaktu Aldi menjabat tangan Dara Bima lansung memukul tangan Aldi supaya tidak terlalu lama menjabat tangan istrinya.
"Udah salamannya jangan lama lama"
"Ya elah Bim pelit banget si baru salaman juga, ya udah nih ada kado buat kalian jangan lupa di pakai" ujar Aldi dengan memberikan sebuah kado kepada sepasang pengantin.
"Wah makasih ya" ujar Dara sedangkan Bima mengernyitkan alisnya merasa ada yang aneh ketika Aldi bilang harus memakainya.
"Emang isinya apaan kok pakai di pakai segala?" tanya Bima curiga.
"Ada deh lo buka aja sendiri" jawab Aldi yang langsung ngacir turun dari pelaminan.
Selanjutnya giliran Revan yang mengucapkan selamat kepada pengantin baru. "selamat ya Bim semoga selalu bahagia, jangan lupa bikinin ponakan yang lucu" ujar Revan sambil menjabat tangan Bima dan Dara.
Wajah Dara langsung bersemu merah kala Revan berkata begitu, Dara jadi malu dan membayangkan bagaimana nanti malam pertamanya, jujur Dara takut karena kata sahabatnya kalau baru pertama itu sakit.
"Kalau itu sih pasti Van gak usah lo suruh" ujar Bima kepada sahabat somplaknya itu.
"hati hati aja ya Dek ntar malam kayaknya si Bima ganas banget" ujar Revan yang membuat
wajah Dara semakin memerah karena malu.
"Dek dek emang dia adek kamu" protes Bima yang tidak suka istrinya di panggil adek oleh Revan.
"Ya abis gue bingung Bim mau panggil apa kan belum tau namanya"
"Ya ampun van tulisan segede gitu emang lo gak lihat" ujar Bima sambil menunjuk foto praweddingnya dengan Dara.
"Owh jadi namanya Dara ya, nama yang cantik seperti orangnya" ujar Revan yang seketika dapat tatapan tajam dari Bima.
"Ya elah Bim gitu aja marah, ya udah nih kado dari gue semoga kalian suka"
"Makasih ya van" Bima menerima bingkisan kado dari Revan lalu setelah itu Revan turun dari atas pelaminan.
"Gak usah di dengerin ya Ra temanku itu memang agak agak orangnya" ujar Bima dengan menaruh jari telunjuknya di atas keningnya.
"Iya gak pa pa kok mas, mereka itu lucu ya" jawab Dara yang ingin ketawa melihat tingkah teman temanya Bima.
Setelah Revan kini giliran kenzo yang mengucapkan selamat kepada sepasang pengantin baru itu yang terlihat sangat bahagia di atas pelaminan.
"Selamat ya bro semoga bahagia" ujar Kenzo dengan menjabat tangan Bima dan Dara.
"Pesan gue nih ya ntar malam mainya jangan ganas ganas pelan pelan aja"
"Sialan lo ken" umpat Bima.
"Ya udah nih kado dari gue jangan lupa di pakai nanti malam" ujar Kenzo yang lagi lagi membuat Bima penasaran akan isinya, kenapa pula nanti malam harus di pakai.
"Okey makasih ya ken udah nyempetin buat dateng"
"Iya sama sama Bim"
" itu tadi temen temennya mas bima ya?" tanya Dara setelah Kenzo turun dari pelaminan.
"Iya Ra temenku dari sejak kuliah dulu, kita ber 4 bersahabat kamu jangan kaget ya sama kelakuan mereka bertiga"
"Iya kelihatannya mereka kocak banget ya mas"
"Iya itu si Aldi sama Revan emang rada gila orangnya, kamu kelihatannya capek banget ra?"
"Iya mas tapi gak pa pa kok"
"Kalau kamu capek kita istirahat aja yuk lagian tamunya juga udah pada pulang" ujar Bima, karena memang keluarga sanjaya gak mengudang banyak tamu.
"Sayang kelihatannya kalian udah capek banget ya?" tanya Wenda yang tiba tiba datang menghampiri sepasang pengantin baru yang hendak turun dari pelaminan.
"Iya mah capek berdiri terus dari tadi kaki dara aja sampe lecet itu" jawab Bima
"Ya ampun sayang bener itu"
"Iya tapi gak pa pa kok tante"
"Lo panggilnya kok masih tante, mamah dong sayang kan sekarang udah jadi menantu mamah"
"Eh iya mah" ralat Dara.
"Nah gitu dong, ya udah mending kalian berdua langsung istirahat aja lagian tamunya sudah pada pulang"
"Yaa udah mah kalo gitu Bima sama Dara mau istirahat dulu ya" ujar Bima kepada mamahnya.
"Iya sayang jangan lupa ya buatin mamah cucu" celetuk Wenda yang membuat wajah Dara langsung memerah karena sedari tadi di singgung dengan hal hal yang berbau intim, sedangkan Bima hanya membalasnya dengan sebuah deheman.
"Nanti kamu pelan pelan aja ya Bim kasihan daranya" ujar Wenda lagi yang membuat wajah Dara semakin merah karena ucapan vulgar dari Wenda.
"Iya ....ya mah " jawab Bima dengan kesel karena mamahnya godain mulu.
"Jangan lupa kakinya menantu kesayangan mamah yang lecet ini di obatin dulu Bim jangan lansung tancap gas"
"Iya iya mamahku sayang, udah puaskan mamah, godain aja terus "
"Siapa yang godain sayang, oh ya kalian baru bisa pulang lusa ya sayang karena mamah udah boking kamar itu sampai lusa, jadi gunakan kesempatan itu dengan baik, ya udah kalau begitu mamah, papah dan sena mau langsung pulang saja lagian acaranya juga udah selesai kan"
"Iya mamahku yang bawel" jawab Bima, setelah itu Wenda langsung pulang meninggalkan Bima dan Dara yang berduaan di hotel.
"Kenapa Ra kok jalannya gitu?" tanya Bima yang melihat Dara berjalan agak aneh.
"Eh gak apa kok mas cuma agak perih aja kakinya nanti juga sembuh sendiri" jawab Dara, ya maklum lah ya Dara gak biasa pakai sepatu hak tinggi jadi baru pakai sebentar aja udah capek.
Tanpa aba aba Bima langsung menggendong Dara ala bridal style
"Aaaa, mas Bima turunin Dara masih bisa jalan sendiri" teriak Dara terkejut karena tiba tiba saja Bima menggendongnya.
"Diamlah nanti kita bisa jatuh" ujar Bima yang langsung membuat Dara mengalungkan kedua tangannya di leher Bima karena takut akan terjatuh.
BERSAMBUNG
JANGAN LUPA
LIKE
KOMEN
VOTE
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Ramdani Saputra
duh Bikin Salting
2023-12-30
0
Dina Ato
mantap...akhirnya dara hidup bahagia, tdk trsiksa lagi👍
2023-01-12
0
Isti Qomah
so sweet banget bim jangan lp pesan mama pelan pelan aja heeeeee
2022-07-29
0