Chapter 5: Peringatan dari Jackson

Hari ini Yellena memaksa untuk mengantarkan Elle pergi ke sekolah. Jadi, Elle tidak membawa mobilnya hari ini. Sehingga acara menemani Jackson menonton film dilakukan dengan membawa mobil milik Jackson.

Elle menatap jalanan di balik jendela mobil. Pikirannya tidak bisa bebas dari Bren. Sekeras apapun Elle berusaha mengenyahkan Bren dari otaknya, cowok itu akan tetap selalu berada di ingatannya.

Elle memikirkan Bren yang meminta maaf padanya. Memikirkan Bren yang tiba-tiba mengajaknya berteman. Memikirkan Bren yang menolongnya hari ini. Dan segalanya tentang Bren menjadi komponen yang paling mendominasi isi kepalanya.

Apa Bren tulus saat meminta maaf kepadanya? Haruskah ia menerima tawaran pertemanan dengan Bren. Sesungguhnya Elle sangat ingin berteman dengan Bren. Ia ingin memulai pertemanan dengan Bren seperti dahulu. 

Elle sudah lama mengenal Bren. Mereka dulunya berteman saat Elle masih tinggal di Carolina Selatan. Saat itu Elle masih berusia 8 tahun. Sebelum Elle akhirnya harus pergi ke Afrika bersama ibu dan kakaknya. Tujuh tahun kemudian ibunya memutuskan untuk kembali ke Amerika Serikat, dan menetap di New York menyusul kakaknya yang sudah lebih dahulu kembali ke Amerika sejak masuk kuliah.

Sekembalinya ia ke Amerika. Di kota yang jauh dari Carolina Selatan, tanpa di duga ia bertemu kembali dengan Bren. Sayangnya, saat Elle menyapa Bren di tahun pertama SMA-nya, Bren sama sekali tidak mengenali Elle.

Sejujurnya Elle kecewa karena Bren melupakannya. Tapi, itu bukan masalah bagi Elle. Menurut Elle, dirinya saja yang mengingat Bren dan kenangan di antara mereka itu sudah cukup baginya.

Elle sudah jatuh cinta dari dulu kepada Bren. Bagi Elle, Bren adalah penyelamat hidupnya. Dan Elle tidak bisa berhenti memikirkan Bren sejak awal pertemuan mereka.

“Elle.” Panggilan Jackson menyadarkan Elle dari lamunannya.

“Ya?”

“Kau dari tadi melamun. Apa yang kau pikirkan?”

“Oh… tidak ada,” jawab Elle berbohong.

Jackson terus menyetir tanpa menoleh ke arah Elle. “Tentang Bren. Kenapa dia tadi menemuimu?”

Elle mengangkat bahunya seolah-olah itu bukanlah apa-apa. “Dia hanya meminta maaf.”

“Kau memaafkannya?” Jackson melirik ke arah Elle sebelum kembali mengalihkan pandangannya ke depan. Ke jalanan kota New York yang tidak pernah sepi.

Elle menganggukkan kepalanya yakin. ‘Tentu saja.”

“Kau seharusnya tidak perlu memberinya maaf,” geram Jackson kesal. Jika saja Elle kemarin tidak melarangnya menghabisi Bren. Mungkin hari ini dia sudah memberi pelajaran pada cowok brengsek itu.

“Kenapa? Aku hanya tidak ingin memperumit segalanya,” sahut Elle jujur. Ia memang tidak suka segalanya menjadi rumit. Ia menyukai sesuatu berjalan dengan sederhana.

“Apa kau masih menyukainya setelah apa yang ia lakukan padamu kemarin?” tanya Jackson sangsi.

Elle terdiam untuk sementara waktu. Jackson dapat menyimpulkan jawaban dari diamnya Elle. Gadis yang duduk di sebelahnya ini pasti masih menyukai Jackson.

“Tentu saja tidak,” elak Elle berbohong.

“Dia brengsek, Elle. Lupakan saja dia.” Jackson memperingatkan.

“Kurasa dia tidak seburuk itu. Setelah dia meminta maaf padaku tadi, ia mengajakku berteman.”

Jackson menepikan mobilnya tiba-tiba. Membuat tubuh Elle terlepar ke depan. Untung saja ada sabuk pengaman yang menahannya.

“Dan kau menerimanya?” Jackson menatap ke arah Elle. Wajahnya terlihat gusar.

“Aku belum menjawabnya.”

“Jangan berteman dengannya, Elle. Kau tidak tahu apa yang ia rencanakan. Dia brengsek sombong yang suka seenaknya sendiri. Jangan pernah memepercayainya!” Jackson memperingatkan.

Elle ingin setuju. Tapi, hati kecilnya masih berharap bahwa Bren yang sekarang masihlah sama seperti Bren yang ia kenal saat masih kecil. Ia masih berharap bahwa Bren tidak seburuk itu.

Bren sedang asik mengobrol dengan teman-temannya saat seorang cowok menghampirinya dan menarik kerah bajunya. Cowok ini seingat Bren adalah Jackson. Orang yang ia lihat bersama Ellena Clark kemarin.  

Bren melepaskan cengkraman tangan Jackson dengan kasar. Kemudian Tyler dan Adam segera menarik Jackson menjauh dari dirinya.

“Woah… ada apa ini, Dude?” tanya Bren sambil menepuk baju bagian depannya, yang tadi dicengkram Jackson dengan sangat kuat.

“Aku tidak tahu apa niatmu mendekati, Elle. Tapi, jangan coba-coba mempermainkannya!” geram Jackson.

“Oh… jadi ini tentang Si Rambut Merah,” komentar Sara.

“Kau pacarnya?” tanya Tyler sambil terkekeh.

“Atau juru bicaranya?” sahut Sara dengan nada mengejek.

Bren mendekat ke arah Jackson. “Namamu Jackson, bukan? Aku mendengar Clark kemarin mamanggilmu,” Bren berbicara dengan nada rendah. “Kuberitahu padamu, Jackson. Kalau kau bukan pacarnya, berhentilah bersikap seperti kau pacarnya. Kau tidak berhak melarangku mendekati Elle. Karena kuyakin kau bukan pacarnya.”

Jackson berhasil membuat Bren kesal. Ia tidak suka diatur. Semakin Jackson melarang Bren untuk mendekati Elle. Semakin Bren ingin mendekati gadis tersebut. Bagi Bren larangan dari Jackson adalah sebuah perintah.

Jackson tidak dapat membantah perkataan Bren karena memang ia bukanlah pacar Elle. Jadi, untuk menegaskan dirinya kepada Bren, Jackson kembali berkata, “Aku memang bukan pacarnya. Tapi, aku adalah orang spesial untuknya. Dan kurasa sebentar lagi kita akan berkencan. Jadi, berhentilah menganggu gadis yang kusuka.”

Mendengar pernyataan Jackson, Bren bukannya mundur namun ia malah tertawa nyaring. “Sayang sekali, Jackson. Cewek yang kau suka nyatanya menyukaiku. Dan aku yakin seratus persn bahwasannya dia belum melupakanku. Jadi, kataka padaku, jika kita berdua sama-sama mendekati Clark, menurutmu siapa yang akan Clark pilih?” tanya Bren dengan sangat percaya diri.

Jackson mengepalkan tangannya menahan amarah. Ia tidak dapat memukul Bren karena jika keributan terjadi dan Elle tahu dirinya menghajar Bren, Elle pasti akan marah padanya.

Bren bersiul penuh kemenangan saat melihat Jackson yang kehabisan kata-kata. Ia kemudian berjalan melewati Jackson dan menepuk pundak cowok itu dua kali. “Cari saja cewek lain yang menyukaimu. Jangan berharap pada Clark terlalu lama. Karena kurasa dia akan menjadi milikku tidak lama lagi.”

Jackson nyaris saja memukul Bren jika Adam dan Joe tidak menahannya. Tanpa  menoleh ke belakang, Bren melambaikan tangannya di atas kepala.

“Sebenarnya, apa sih bagusnya Si Rambut Merah?” tanya Sara kepada Jackson sebelum ia pergi menyusul teman-temannya yang sudah jauh meninggalkannya di depan.

Bren sebenarnya tidak tahu keberadaan Elle sekarang. Namun saat ia melihat Elle sedang duduk di bangku pinggir lintasan lari, senyum Bren mengenmbang. Ia segera berjalan menghampiri Elle dengan kedua tangannya yang masih berada di dalam saku celana.

Elle terlihat fokus dengan roti lapis di tangannya sehingga terlihat tidak peduli dengan sekitarnya. Daerah ini memanglah tempat yang paling sepi pada saat jam istirahat. Sangat cocok untuk Elle yang suka menyendiri menurut pengamatan Bren.

“Hai,” sapa Bren.

Tidak ada tanggapan dari Elle. Jadi Bren menyentuh pundaknya dan gadis itu terlihat terkejut.

“Uhuk… uhuk….” Elle terbatuk karena tesedak. Ia buru-buru menegak air mineral.

Bren menepuk-nepuk pelan punggung Elle. “Kau baik-baik saja? Maaf. Aku tidak bermaksud mengejutkanmu.”

“Ada urusan apa kau menemuiku?” tanya Elle begitu ia pulih.

“Aku hanya menginginkan jawaban,” ujar Bren berterus terang.

“Jawaban?”

“Ya. Kau belum menjawab pertanyaanku kemarin. Tentang apakah kau mau berteman denganku atau tidak,” kata Bren sambil tersenyum lebar. Ia sangat percaya diri bahwasannya Elle akan dengan senang hati langsung mau berteman dengannya. Mengingat kemarin Elle bisa dengan mudah memaafkannya. Bren sangat yakin Elle masih menyimpan perasaan untuknya.

“Aku tidak tahu,” gumam Elle.

Terpopuler

Comments

Desi Dwi Sabdarini

Desi Dwi Sabdarini

Rambut merah d masa lalunya Bren apakah Elle...
pasti seru,, semoga yg ini sampai tamat y thor... 🥰

2021-12-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!