Chapter 2: Akibat dari Penolakkan Bren

..."Aku baik-baik saja," merupakan kalimat kebohongan yang banyak digunakan oleh manusia....

...—––...

“Aku akan membunuh Hudson!” geram Jackson saat ia sudah berhasil menenangkan Elle.

Elle menggelengkan kepalanya. “Bren tidak salah, Jackson. Aku hanya sedih karena coklat-coklatku terbuang. Padahal aku bisa saja menghabiskannya jika mereka tidak hancur.”

“Kau masih membelanya?!” Jackson tidak habis fikir dengan Elle. Setelah ditolak dan dipermalukan oleh Bren Hudson di depan banyak orang, masih saja Elle membela cowok brengsek itu.

Elle mengangkat kedua bahunya. “Memang begitu kenyataannya. Aku tidak berbohong. Aku baik-baik saja.”

“Ayolah Elle, kita semua  tahu—”

“Aku akan marah padamu jika kau berani macam-macam dengan Bren karena apa yang baru saja terjadi,” pungkas Elle tanpa bisa ditolak.

Jackson mengusap wajahnya kasar. Ia kehabisan kata-kata. Napas kasar berhembus dari hidung dan mulutnya secara bersamaan. “Baiklah. Dengan satu syarat. Jangan pernah lagi mengejarnya bahkan dekat-dekat dengannya dan kawanannya.”

Elle menganggukkan kepalanya dan tersenyum untuk menenangkan Jackson. “Sepakat.”

Elle berhasil pulang sendiri dengan mobilnya setelah sukses melewati perdebatan panjang dengan Jackson. Ia akhirnya berhasil lepas dari paksaan Jackson yang bersikeras untuk mengantarnya pulang.

Setalah sampai di rumah Elle segera berlari masuk ke kamarnya dan menutup kamarnya rapat-rapat. Lalu bersembunyi di bawah selimut.

Siapa bilang Elle baik-baik saja? Elle tidak baik-baik saja. memri kejadian yang baru saja ia alami masih terus terputar jelas di kepalanya. Elle menangis lagi dengan gamblang. Kali lebih kencang. Lagi pula, ibu dan kakaknya belum pulang. Jadi, ia bisa lebih leluasa menangis di kamar.

Hati Elle terasa sakit. Apa salahnya  ia menyatakan perasaan? Elle tidak menganggu siapapun. Ia juga tidak pernah mengusik kehidupan Bren sedikitpun. Kenapa Bren harus sekejam itu pada dirinya? Apakah mencinta seseorang yang tidak menyukainya adalah sebuah dosa?

Elle menangis hingga napasnya menjadi putus-putus dan ia akhirnya jatuh tertidur.

Hari sudah gelap ketika Elle keluar dari kamarnya. Walaupun sedih, Elle tetap dapat merasakan kelaparan. Apalagi setelah ia menuruni tangga, aroma masakan dari arah ruang makan menguar memasuki hidungnya.

“Kau seperti zombie yang baru bangkit dari kubur,” komentar Yellena saat Elle memasuki ruang makan.

Yellena Clark adalah kakak perempuan Elle. Berusia 24 tahun dan berkerja di labolatorium yang sama dengan ibunya-Cathrine Clark. Cathrine dan Yellena berprofesi sebagai Arkeolog. Yellena benar-benar mirip dengan ibunya. Mulai dari wajah hingga warna rambut. Sedangkan Elle, tidak mendapatkan gen ibunya sama sekali. Elle jauh lebih mirip dengan mediang ayahnya.

Elle mengabaikan komentar Yellena. Ia sedang tidak dalam mood ingin bertengkar.

“Apa ada yang menganggumu di sekolah? Jika ada yang menganggumu kau seharusnya melawan.” Yellena meletakan panci berisi mac and cheese di atas meja.

Wajah Elle semakin kusut mendengar ocehan kakaknya yang menurutnya terdengar sangat berisik.

“Oh, Dear. Kau baik-baik saja?” tanya Cathrine saat mendapati wajah Elle yang kacau.

Cathrine menghampiri kedua putrinya dengan membawa mangkuk-mangkuk di tangan. Ia lalu menuangkan mac and cheese buatannya dan meletakkannya di hadapan Elle yang sedang bertopang dagu dengan kedua tangan.

“Aku baik-baik saja, Mom.” Elle menyendok malas makan malamnya dan memasukkanya ke dalam mulut dengan gerakkan lambat. Ia mengunyah dengan tak bersemangat sambil menatap kosong ke arah mangkuk makanannya.

“Elle jelas berbohong, Mom. Tidak ada orang baik-baik saja yang menatap makanan kesukaannya dengan tatapan kosong.”

Elle mengangkat pandangannya dan melotot ke arah Yellena. Kakaknya benar-benar berisik dan menganggu.

“Yellena, berhenti mengangggu adikmu!” tegur Cathrine.

Yellena hanya mengangkat bahunya dan kembali meneruskan makan malamnya.

Elle sedang mencuci peralatan bekas makan malamnya. Ibunya dan Yellena sudah pergi ke ruangan mereka karena nampaknya ada penelitian yang sedang mereka kerjakan bersama. Elle sedang tidak dalam suasana hati ingin peduli dengan apapun yang Yellena dan ibunya kerjakan.

Hatinya masih terasa sakit, dan bayangan kejadian tadi siang masih belum mau hilang dari ingatannya.

Terdengar suara pintu kulkas dibuka saat Elle sedang mengeringkan sendok-sendok yang baru saja selesai ia cuci. Tiba-tiba Yellena sudah berdiri di samping Elle dengan mangkuk penuh berisi es batu. Ia menyalakan keran wastafel untuk mengisi air ke dalam mangkuk es batunya. Kemudian dia memasukkan sapu tangan ke dalam mangkuk tersebut, dan menyodorkannya kepada Elle.

“Kau tentu tidak ingin pergi ke sekolah besok dengan keadaan mata yang masih membengkak. Orang yang menganggumu akan sangat senang jika melihat keadaanmu yang seperi ini.”

Elle mengambil mangompres matanya dengan sapu tangan yang sekarang sudah terasa dingin dan basah akibat direndam dengan air dingin. “Terima kasih,” katanya pelan.

“Haruskah aku menghabisi anak yang menganggumu?”

“Tidak. Yang perlu kau lakukan sekarang hanya pergi saja dari hadapanku,” ucap Elle tanpa menoleh ke arah Yellena.

Yellena terkekeh. “Baiklah. Sepertinya kau sudah mulai baik-baik saja sekarang.” Yellena segera pergi meninggalkan Elle. Karena jika Elle sudah membalasnya dan tidak hanya diam saja seperti tadi, itu artinya perasaan adiknya tersebut sudah mulai membaik.

Elle merasa jengah menjadi pusat perhatian. Semua orang seperti sedang menilai apa saja yang ia lakukan walau ia hanya diam sekalipun. Ia yang sebelumnya tidak terlihat menjadi terkenal seketika hanya dalam waktu sehari. Semua orang yang ia lewati berbisik tentangnya. Elle benar-benar malu.

Haruskah ia membolos saja hari ini? Tidak. Elle tidak pernah membolos satu kali pun dalam hidupnya.

Saat Elle memasuki kelas, semua orang melirik ke arahnya. Dengan wajah masih menunduk, Elle segera berjalan ke kursi favoritnya. Kursi di sudut kelas. Ia berusaha mengabaikan orang-orang yang mulai ramai membicarakannya.

“Dia yang kemarin nembak Bren, kan?”

“Gosh… berani banget dia.”

“Dia sadar tidak, sih, kalau dia sudah pasti ditolak?”

“Mungkin dia penggemar cinderella story. Jadi dia pikir cowok populer kayak Bren bakalan mau sama dia.”

Suara nyaring mereka tidak dapat dikatagorikan sebagai berbisik karena Elle bisa dengan sangat jelas mendengarnya.

Elle memejamkan mata lelah. Ia menenggelamkan wajahnya di antara kedua tangannya yang terlipat di atas meja. Berusaha keras mengabaikan keributan di sekitarnya. Hanya satu hal yang sekarang Elle inginkan. Kelas segera dimulai.

Tanpa Elle sadari kelas sudah menjadi hening. Apa gurunya sudah datang? Elle mengangkat kepalanya. Matanya membulat saat melihat Bren yang masuk ke kelas dan berjalan mendekat ke arahnya.

Bisa-bisanya Elle lupa jika ia mengambil kalas yang sama dengan Bren untuk kelas biologi hari ini. Elle kembali menenggelamkan wajahnya di antara kedua tangannya. Ia benar-benar malu hanya dengan melihat Bren. Sekarang bukanlah saat yang tepat untuk bertemu dengan Bren. Ia harusnya membolos saja hari ini.

Seseorang menyentuh pundak Elle.

“Siapa pun yang menyentuh pundakku. Pergilah!” rutuk Elle dalam hati. Ia sangat membeci segala bentuk perhatian dari semua orang hari ini.

Saat Elle tidak juga bergeming, tangan tersebut kembali menyentuh pundaknya. “Clark….” Suara yang tidak asing membuat Elle mengangkat wajahnya. Bren sudah berdiri menjulang di sampingnya. Membuat Elle yang sedang duduk perlu mendongak untuk menatap ke arah wajah Bren.

Namun tatapan Elle terhadap Bren tidak bertahan lama. Karena Elle segera membuang wajahnya. Ia menghindari tatapan Bren padanya.

Apa yang Bren inginkan? Apa cowok ini berniat mempermalukan Elle lagi? Apa Bren belum puas mempermalukannya kemarin?

“Maafkan aku….”

Elle mengerutkan dahinya tak mengerti mendengar ucapan permintaan maaf Bren. “Hah?” Apa Elle tidak salah dengar?

 

Terpopuler

Comments

Evitha Junaedy

Evitha Junaedy

aku suka ni bacaanyan kereen...

2021-12-04

3

Evitha Junaedy

Evitha Junaedy

aku suka ni bacaanyan kereen...

2021-12-04

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!