Kenzo kini sudah masuk ke kamarnya. Dia benar-benar sangat pusing memikirkan keinginan Papanya. Dan saat mendengar saran dari mamanya yang sepertinya tidak terlalu buruk. Kenzo akan memikirkannya lagi. Dan sementara ini dia tidak akan memberitahukannya dulu pada Eva. Kenzo tidak ingin melukai hati Eva dengan kabar perjodohannya.
Kenzo merebahkan tubuhnya di atas ranjang tepatnya di kamar yang sudah lama tidak ia singgahi. Karena sangat lelah, akhirnya Kenzo dengan cepat menutup matanya.
***
Keesokan paginya Pelangi sangat malas sekali pergi ke bengkel. Hari ini tepatnya nanti malam dia akan bertemu dengan calon suaminya. Pelangi ingin sekali menghidar dari perjodohan itu namun saat mengingat wasiat orang tuanya, dia tidak bisa lagi mengelaknya. Entah bagaimana wujud dari calon suaminya nanti. Pelangi bukan memikirkan wajah calon suaminya yang tampan atau mirip seperti om om. Tapi Pelangi sama sekali belum berniat untuk menjalani kehidupan berumah tangga. Menjalani hubungan sebagai kekasih saja dia enggan apalagi harus menjadi seorang istri dengan cara tiba-tiba seperti ini. sungguh dia belum siap. Karena masih ada luka yang masih belum sembuh dalam hatinya dengan masa lalunya.
Pelangi memutuskan untuk tidak pergi ke bengkel. Dia meraih ponselnya dan meminta ijin pada Alex. Untung saja Alex adalah sahabatnya sendiri. Yang pasti pria itu akan memberi iji pada Pelangi.
Pelangi hari ini akan berziarah ke makam mama dan papanya. Setelah itu dia akan berkunjung ke panti asuhan yang letaknya tidak jauh dengan makam kedua orang tuanya. Pelangi segera mandi dan bersiap diri. Setelah itu melenggang pergi.
Perjalanan dari apartemen ke makam cukup memakan waktu 30 menit. Sebelumnya Pelangi berhenti dulu untuk membeli bunga. Kemudian melajukan kembali motornya ke makam orang tuanya.
Pelangi sudah duduk diantara makam mama dan papanya. Dia sudah meletakkan bunga di atas makam yang sudah rata dengan tanah itu, namun kebersihannya sangat terjaga.
“Ma, Pa apa kabar?” sapa Pelangi.
“Ma, Pa Pelangi akan mengikuti wasiat yang telah mama berikan pada Pelangi untuk menikah dengan seseorang yang telah Mama dan Papa jodohkan. Namun sebelumnya Pelangi minta maaf. Pelangi tidak bisa berjanji untuk bisa mencintai suami Pelangi kelak. Yang terpenting Pelangi sudah mau mengikuti wasiat Mama dan Papa.” Ucap Pelangi sendu.
Pelangi termasuk salah satu gadis yang sangat kuat dan tangguh. Bahkan air matanya pun sangat mahal harganya. Tapi jika berurusan dengan mendiang Mama dan Papanya, dia tidak sanggup lagi membendung air matanya. dia sadar akan ucapannya tadi tidaklah benar. Tapi memang benar aadanya. Dia masih belum bisa membuka hatinya untuk mencintai seseorang. Terlalu sakit luka masa lalunya.
Puas mencurahkan isi hatinya dan berdoa, Pelangi segera meninggalkan makam dan akan bergegas pergi menuju panti asuhan. Pelangi tidak membawa barang untuk diberikan pada anak panti karena dia mengendarai motor dan akan kesulitan jika membawa banyak barang. Pelangi akan memberikan beberapa uang saja untuk kebutuhan anak panti.
Perjalanan hanya 10 menit untuk sampai ke panti asuhan. Dia segera menuntun motornya masuk ke gerbang paanti asuhan Muara Kasih. Kedatangan Pelangi sudah disambut gembira oleh beberapa anak panti yang terlihat sedang bermain.
Pelangi menyambut anak-anak kurang beruntung itu dengan tawa mengembang. Pelangi sangat tahu dan juga merasakan posisi seperti mereka. Hanya saja nasib Pelangi lebih beruntung dari mereka. Setelah menyapa satu per satu anak-anak, Pelangi segera masuk ke ruangan kepala yayasan panti.
“Selamat siang Bu Asih!” sapa Pelangi pada wanita paruh baya yang sedang mengerjakan sesuatu di balik meja kerjanya.
“Nak Pelangi!! Datang kok nggak bilang-bilang. Tahu gitu ibu bisa menyiapkan sesuatu.” Sambut Bu Asih.
“Pelangi nggak suka Ibu repot-repot. Jadi Pelangi datang tidak memberi tahu Ibu.” Jawab Pelangi.
“Dasar anak nakal!!” ucap Bu Asih sambil mencubit hidung Pelangi dengan gemas.
Bu Asih tahu kalau Pelangi adalah salah satu donatur tetap di panti asuhan ini. Bu Asih juga tahu dari mana Pelangi berasal. Karena mendiang kakak Bu Asih dulu adalah teman baik Mamanya Pelangi. Jadi Bu Asih sangat mengistimewakan Pelangi. Bu Asih sangat segan dengan sifat Pelangi yang sangat baik. Terlebih pada semua anak panti. Meskipun dari keluarga yang terpandang, Pelangi sama sekali tidak sombong dan tidak memamerkan kekayaan orang tua.
“Bu, ini ada sedikit rezeki buat anak panti.” Ucap Pelangi sambil menyodorkan amplop berwarna coklat pada Bu Asih.
“Nak Pelangi, uang yang bulan kemarin saja masih ada. Kenapa Nak Pelangi memberinya lagi?” ucap Bu Asih.
“Nggak apa-apa Bu. Ibu atur saja bagaimana baiknya. Sebentar lagi pasti anak-anak akan membutuhkan untuk keperluan sekolahnya.” Ucap Pelangi.
“Sekali lagi Ibu sangat berterima kasih banyak pada Nak Pelangi atas bantuannya selama ini.” ucap Bu Asih dan Pelangi mengangguk tersenyum.
Bu Asih dapat melihat raut wajah Pelangi yang tampak berbeda dari biasanya. Kemudian Pelangi menceritakan tentang masalah yang telah dihadapinya. Tentang perjodohan yang telah direncanakan oleh mendiang orang tuanya. Pelangi juga mengutarakan isi hatinya kalau sampai saat ini dia belum bisa membuka hatinya untuk seseorang.
“Nak, ingat! Pernikahan itu sangat sakral. Dan hanya satu kali seumur hidup. Jangan pernah memainkan sebuah pernikahan. Jika kamu belum bisa membuka hati, belajarlah untuk mencintai suami kamu nanti. Ibu yakin suatu saat pasti hati kamu akan terbuka.” Ucap Bu asih memberi nasehat.
Pelangi masih diam saat mendapat nasehat dari Bu Asih. Setelah itu dia memutuskan untuk keluar rumah dan bermain bersama anak-anak panti.
Tak terasa waktu sudah sore. Malam nanti Pelangi akan datang ke rumah om dan tantenya untuk memenuhi undangan pertemuannya dengan calon mertua sekaligus calon suaminya. Tapi tiba-tiba saja langit mendung sangat gelap dan turun hujan sangat lebat. Pelangi menunda kepulangannya sampai hujan reda.
***
Agatha sangat cemas karena Pelangi tak kunjung datang ke rumah. Calon besan dan calon menantunya itu sudah datang 15 menit yang lalu. Richard pun juga tampak cemas. Mungkinkah Pelangi sengaja tidak datang untuk menghindari perjodohan ini. begitu lah yang dipikirkan oleh Richard dan Agatha.
Damian, Papa Kenzo tidak mempermaslahkan ketidak hadiran Pelangi. Setelah makan malam, Damian dan istrinya berpamitan pulang. Termasuk Kenzo juga. Richard meminta maaf pada Damian karena merasa tidak enak.
“Tidak masalah. Atau begini saja, mungkin Pelangi malu untuk bertemu dengan calon mertuanya. Bagaimana kalau kita biarkan saja Pelangi dan Kenzo bertemu berdua di luar. Jadi mereka bisa ngobrol dengan leluasa.” Saran Damian sebelum pulang.
“Wah ide bagus itu.” Jawab Richard.
Sedangkan Kenzo hanya diam saja. Terlalu malas menanggapi omongan Papanya. Setelah itu Damian beserta istri dan ankanya masuk ke dalam mobil. Kenzo yang menyetir mobil. Sedangkan kedua orang tuanya duduk di belakang.
Saat mobil Kenzo baru keluar dari gerbang rumah Richard, Kenzo berpapasan dengan seseorang yang mengendarai motor CBR dan memakai helm tertutup. Entah kenapa saat melihat motor itu, Kenzo seperti teringat sesuatu. Tapi dia lupa dimana dan siapa yang mengendarai motor itu.
.
.
.
*TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Cahyani Sutopo
penasaran sama masalalu pelangi
2023-01-20
0
MommyAtha
itu pasti org nyasar ken... jgn khawatir
pilihan hati kiara mampir
2022-01-14
0
💋ShasaVinta💋
calon istri mu itu ken....
smangat berkarya kk
2022-01-07
0