Selepas mendapatkan kabar yang kurang enak dari Om dan Tantenya, Pelangi segera melesat ke bengkel Alex dengan menggunakan motor CBR kesayangannya. Dalam perjalanan, pikiran Pelangi masih terngiang-ngiang dengan apa yang baru saja Om nya sampaikan. Yaitu tentang perjodohan. Apa benar dirinya akan menikah dengan orang yang sama sekali belum pernah ia kenal. Bagaimana mungkin menjalani biduk rumah tangga dengan orang asing.
Dug
Ciiitttt
Pelangi mengerem motornya mendadak saat ada sebuah kaleng bekas softdrink mendarat sengaja mengenai punggungnya. Perasaan dia mengendarai motornya dengan kecepatan sedang dan tidak menabrak atau mengganggu seseorang. Pelangi menghentikan motornya dan menengok ke kanan dan ke kiri siapa orang yang telah melempar kaleng bekas softdrink itu.
“Hei ngapain lo? Udah salah bukannya minta maaaf malah celingak-celinguk kayak orang bodoh!” teriak seorang pria yang tak jauh dari keberadaan Pelangi.
Pelangi yang mendengar umpatan pria itu, apalagi mengatai bodoh. Dia sangat tidak terima. Dia segera menghampiri pria itu.
“Apa maksud lo ngatain gue bodoh?” Tanya Pelangi kesal sambil melepas helmnya.
“Ya memang kenyataannya seperti itu. Lo tuh naik motor ga lihat-lihat ada orang lagi kena musibah malah ditambah musibah lagi.” Gerutu pria itu.
“Lah perasaan gue bawa motornya juga nggak ngebut. Apa salahnya?” Tanya Pelangi heran.
Kemudian pria itu menjelaskan dengan enggan kalau tadi dirinya sedang berhenti di pinggir jalan karena tiba-tiba saja mobilnya mogok. Dan tiba-tiba saja ada motor lewat tepat di jalan berlubang dan ada genangan air sisa hujan yang mengenai baju pria itu.
Pelangi memang melihat kondisi baju si pria itu sangat kotor. Dia menahan tawanya. Lagian siapa juga suruh berdiri di pinggir jalanan yang becek. Lagian menurut aturan berkendara, Pelangi tidak salah. Mengendarai motor dengan kecepatan sedang dan memakai helm juga. kalau si pria itu merasa apes ya nggak usah melimpahkan kesalahannya dong dengan melempar kaleng bekas softdrink pula.
“Yah itu derita lo. Yang salah tuh lo! Nggak sopan pakai ngelempar orang pakai kaleng bekas lagi. Untung gue masih punya stok sabar” Ucap Pelangi sambil melenggang pergi meninggalkan pria apes itu.
“Tunggu!! Lo tetap harus bertanggung jawab!” teriak pria itu.
Pelangi sama sekali tidak mempedulikannya. Kemudian berbalik badan sebentar, dan membuat pria itu tersenyum puas karena dia kira Pelangi mau bertanggung jawab. Namun ternyata Pelangi justru mengacungkan jari tengahnya pada pria itu dan segera melesat menaiki motornya menuju bengkel Alex.
Beberapa saat kemudian Pelangi sudah sampai di bengkel. Suasana bengkel sangat ramai pelanggan karena memang seperti itu kalau hari minggu. Namun wajah Pelangi tidak seceria biasanya.
“Kenapa Neng wajahnya kok kusut begitu?” Tanya Diva salah satu karyawan Alex.
“Lagi pengen makan orang.” Jawab Pelangi asal.
“Widihhh serem banget sih neng. Makanya cari cowok dong biar jadi cewek ga garang-garang amat.” Ledek Diva, tapi Pelangi hanya mencebik.
“Eh Bre! Katanya lo hari ini ga ke bengkel. Kenapa kesini?” Tanya Alex.
“Iya cuma bentar doang gue pulang ke rumah Om. Jadi daripada nggak ngapa-ngapain mending kerja aja.” Jawab
Pelangi yang akrab dipanggil Aubre oleh teman-temannya.
Setelah melepas jaketnya, Pelangi segera mengganti pakaian khas bengkelnya. Dia akan bergelut dengan mesin-mesin dan oli. Itu lebih baik daripada memikirkan perjodohan konyol yang dilakukan Om nya.
“Bre, tuh ada mobil pelanggan baru yang sepertinya sedang mogok. Kebetulan anak-anak yang lain juga sedang sibuk.” Ucap Alex dan Pelangi mengangguk.
Pelangi segera menghampiri mobil yang baru saja diderek ke bengkel Alex. Dia menanyakan pada temannya yang telah menderek mobil itu untuk menanyakan siapa pemiliknya. Pelangi berjalan begitu saja menuju seorang pria yang sedang duduk membelakanginya dan terlihat sedang menelepon seseorang.
“Bang mana kunci mobilnya!” ucap Pelangi dan si pria itu menoleh.
“elo!”
“elo!”
Ucap Pelangi dan pria itu bersamaan. Mereka berdua sama-sama terkejutnya bisa bertemu lagi disini. Pria itu tidak menyangka kalau perempuan bar-bar yang telah membuat harinya apes ternyata bekerja di bengkel.
Sedangkan Pelangi merasa sebal bisa bertemu dengan pria yang telah melempar kaleng bekas tadi. tapi dia harus tetap professional dalam bekerja.
“Mana kunci mobil lo?” pinta Pelangi.
“Nggak ah. Gue nggak mau lo yang benerin mobil gue. Yang ada malah jadi tambah rusak.” Tolak Pria itu.
Pelangi juga enggan menanggapi si pria gila itu. Kalau nggak mau ya sudah. Masih banyak customer yang menantinya. Dan saat Pelangi berbalik badan, bertepatan dengan Diva yang berjalan berpapasan dengan Pelangi.
“Bang Ken? Kenapa disini?” Tanya Diva yang sepertinya kenal dengan pria apes itu.
“Iya Div, mobilku mogok.” Jawab pria apes yang dipanggil Diva Bang Ken.
“Bre, itu kenapa mobilnya nggak buruan diperbaiki? Itu mobil punya sepupu gue loh” ucap Diva menghentikan langkah Pelangi.
Alex yang mendengar sedikit keributan akhirnya mendatangi Pelangi. Setelah mendapatkan sedikit siraman rohani dari si pemilik bengkel, akhirnya dengan berat hati Pelangi mau memperbaiki mobil pria apes itu.
Ken juga tampak memperhatikan Pelangi memperbaiki mobilnya. Dia khawatir kalau Pelangi masih marah dan akan berujung merusak mobilnya.
“Ngapain sih lo dari tadi disitu? Duduk disana kan bisa.” Ucap Pelangi karena merasa sangat risih diperhatikan oleh Ken.
“Lo jangan ge er ya. Gue takut aja lo malah ngerusakin mobil gue.” Ucap Ken.
“Ok, kalau lo minta mobil ini gue rusakin.” Ucap Pelangi sambil membawa peralatan yang siap ia gunakan untuk merusak mobil Ken.
“Eh jangan jangan! Iya-iya gue akan duduk.” Ucap Ken dan segera duduk menjauhi Pelangi.
Ken berjalan gontai menuju kursi tunggu yang jauh dari tempat Pelangi memperbaiki mobilnya tapi masih dalam jangkauan mata Ken.
“Gila, ko’ ada ya cewek bar-bar seperti itu.” Batin Ken.
Beberapa saat kemudian Pelangi sudah selesai memperbaiki mobil Ken. Dia segera menyerahkan kunci mobilnya pada Diva untuk diberikan pada Ken. Tapi sebelum pergi, Pelangi membisikkan sesuatu pada Diva dan hanya diangguki oleh Diva.
“Bang Ken!!” teriak Diva pada Ken untuk mengambil kuncinya.
Ken bejalan mendekati Diva sambil mengeluarkan dompetnya untuk membayar biaya perbaikan mobilnya.
“Nih Bang kuncinya.” Ucap Diva.
“Ok, habis berapa Div?” Tanya Ken.
“Oh gratis Bang. Ga usah bayar.” Jawab Diva.
“Gratis gimana sih Div? gue ga mau ya kalau lo yang bayarin. Ongkos dereknya juga kan harus dibayar.” Tanya Ken.
“Eh, bukan gue Bang yang bayarin. Memang kata Aubre tadi nggak usah bayar. Lagian kerusakannya juga tidak terlalu parah. Udah sana pergi Bang. Lumayan kan dapat gratisan.” Ucap Diva.
Ken hanya diam dan segera pergi meninggalkan bengkel. Dia masih berpikir tentang cewek bar-bar yang tadi sempat mengacungkan jari tengahnya. Kenapa cewek itu menggratiskan biaya servis mobilnya. Itu kan bukan bengkel miliknya. Apakah itu bentuk tanggung jawabnya tadi karena telah mengotori bajunya dengan genangan air di pinggir jalan.
Ken tidak terlalu memikirkannya. Dia segera melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh karena kekasihnya sejak tadi sudah menunggu.
.
.
.
*TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Kenzi Kenzi
kenzo vs bre.
..
2023-01-22
0
Memyr 67
laaa, yg mau dijodohin aja, dah punya kekasih hati.
2022-07-08
1
Andayani Ahmat
yeaye, seru..
2022-01-27
0