Bab 2 gadis kecil itu dalam bahaya

"Serahkan semua yang kamu punya, juga anak itu. Aku akan dengan senang hati menjualnya ha ha ha" ucap pria bertopi itu sambil terus mengacungkan pisau di tangannya.

...Mendengar hal itu Reina tak gentar sedikit pun bahkan Reina terlihat santai menanggapi ke dua pria bertopi itu. Reina menarik gadis kecil itu untuk bersembunyi di belakangnya. Gadis itu sesekali mengintip ke depan melihat dua pria bertopi itu namun Reina menahannya dan terus memegang tangan gadis itu seakan berkata dengan bahasa isyarat tetep di belakangku....

"Jika kalian berani majulah tapi ingat di dekat sini ada kantor polisi, jika aku teriak mereka akan segera datang dan meringkus kalian."

...ucap Reina dengan tenang sambil tangan satunya merogoh tombol di dalam tas selempang nya....

"Halah banyak omong, sebelum polisi datang aku sudah melenyapkan mu."

...Belum selesai bicara terdengar bunyi sirine...

polisi yang cukup nyaring di telinga. Tak perlu menunggu lama dua orang pria bertopi itu lari tunggang langgang sambil sesekali mengumpat kesal karena buruan mereka lepas.

Jangan di tanya kenapa polisi bisa sampai, itu hanya akal akal an Reina saja untuk menipu penjahat itu. Reina memang mempunyai tombol yang di disain khusus yang langsung terhubung dengan smartphone miliknya sehingga ketika tombol itu dipencet akan terdengar bunyi sirine polisi.

...Melihat dua orang tadi sudah pergi Reina mengajak gadis kecil itu untuk duduk di tempat nya tadi. Gadis kecil yang semula hanya diam kini mulai berani menatap Reina dan perlahan mulai berbicara....

"Atu Saina kakak, bisa dipanggil Sain"

jawab gadis kecil itu dengan malu malu kemudian menunjukan deretan gigi putih kecil yang terawat.

Tentu untuk ukuran anak kecil seumuran Saina pakaian yang Saina kenakan luar biasa, bagaimana tidak dari atas sampai bawah merupakan pakaian dari merk ternama jelas hal itu menunjukan bahwa Saina dari keluarga yang berada. Pantas saja dia jadi target tadi, ternyata anak orang kaya gumam Reina dalam hati.

"Hai Sain, nama kakak Reina kamu bisa panggil kakak Rein" jawab Reina dengan tersenyum gemas melihat gadis kecil tembam di depannya.

...Yang terjadi selanjutnya tidak usah ditanya lagi pembawaan Reina yang ke ibu an serta penyayang membuat Saina nyaman dan menjadi ceria bahkan gadis itu sudah bisa berceloteh dengan bahagia bersamanya. Reina memang suka sekali dengan anak kecil bahkan setiap minggunya Reina selalu menyempatkan diri di sela kesibukan nya untuk mengunjungi panti asuhan dan bermain bersama anak panti....

...Entah mengapa Reina seperti merasa bahwa Saina mendamba kasih sayang seorang ibu, bukankah seharusnya Saina sudah mendapatkannya? lalu kenapa Saina seakan haus akan kasih sayang seorang ibu? pertanyaan itu terus berputar di kepala Reina berulang....

...................

Sementara itu di sekitaran pusat pertokoan di pinggir jalan tengah berdiri seorang pria dengan wajah geram.

"Apa kalian bodoh? atau dungu? menjaga satu anak kecil saja tidak bisa ha?" suara pria itu menggema ditelinga dua orang laki laki berjas hitam, sedang keduanya hanya bisa menunduk dan terus diam di tempat.

"Maafkan kami... tuan.."

belum sempat memberikan penjelasan detik berikutnya tamparan keras mendarat di pipi kanan laki laki berjas hitam itu, laki laki berjas itu hanya bisa diam menahan panas yang menjalar di area sekitar pipi kanan nya tanpa bisa mengusap atau mengobatinya.

"Saya tidak butuh ocehan tidak bermutu mu.

Pergi cari sampai dapat jika tidak ku pastikan kau tidak akan bisa melihat matahari terbit besok." ucap pria itu dengan geram dan menampakkan wajah marah yang tidak bisa ditahan lagi.

Ketika kedua pria itu hendak pergi Wili asisten pribadi pria itu datang mendekat dengan menunjukkan sebuah smartphone di layar itu terlihat seorang gadis kecil tengah asik bercanda di sebuah bangku taman, pria itu lantas mengerutkan kening melihat adegan tersebut.

"Pergi ke sana sekarang wil"

ucap pria itu sambil berjalan yang diikuti asistennya Wili dan pergi meninggalkan pria berjas itu, pria berjas itu hanya bisa melihat dengan kebingungan dan tanda tanya.

"Mati kita, pasti kita di pecat." ucap salah satu pria berjas hitam itu.

"Kalau di pecat mah masih mending, tapi kalau di lempar ke kandang harimau itu apes namanya aku masih pingin hidup dan menikah." ucap pria berjas satunya sehingga membuat pria berjas sebelahnya menoyor kepala pria itu agar segera tersadar.

............

...Derap langkah kaki cepat terdengar di sekitar taman perlahan semakin dekat dengan tujuan namun ketika jarak hanya tersisa beberapa meter langkah kaki itu tiba tiba berhenti dan mematung melihat pemandangan di depannya....

..." Tuan... " ...

...Wili yang kaget karena bosnya tiba tiba berhenti mengikuti arah pandang bosnya itu, sedetik kemudian Wili terperangah dengan pemandangan di depan nya nona Saina tertawa bahkan tak sungkan untuk bermanja dengan perempuan itu. Bukankah nona Saina selalu menjaga jarak dengan orang asing? dengan ku saja nona Saina hanya menjawab seperlunya saja meski terkadang tersenyum namun tidak selepas itu. Apa daya tarik perempuan itu, kenapa nona Saina nyaman sekali bersamanya....

" Sain... bukankah dedy pernah bilang jangan berbicara dengan orang asing."

suara itu terdengar lantang dan membuyarkan lamunan Wili tentang perempuan itu.

...Reina yang mendengar suara itu terkejut dan langsung menoleh kearah sumber suara itu. Ketika menoleh Reina terpaku pada sosok laki laki yang begitu berwibawa dengan wajah tampan hanya saja wajah itu nampak terlalu datar dan angkuh, detik berikutnya Reina tersadar dari lamunannya....

..." Maaf tuan yang terhormat, seharusnya anda lebih memperhatikan anak anda bukan membiarkan nya sendirian di taman itu sangat berbahaya tuan." celoteh Reina yang mendapat tatapan tajam dari pria itu. Reina yang ditatap tajam semakin tersulut emosi melihatnya namun Reina mencoba sebisa mungkin menahan dirinya....

...Saina yang melihat sang dady sudah mengeluarkan taringnya hanya bisa pasrah dan mendekat ke arah dady nya....

" Dady kakak tantik itu sudah menolong Sain dari penjahat." ucap Saina hati hati karena takut dady nya semakin marah.

...Mendengar hal itu, pria tersebut hanya mengisyaratkan Wili untuk mendekat. Tanpa banyak tanya Wili mengerti maksud tuannya itu dan mendekat kearah perempuan tersebut. Pria itu berlalu pergi menggandeng Saina, Saina yang digandeng hanya bisa pasrah mengikuti sang dady pergi meski Saina masih ingin bersama Reina. Reina yang melihat pemandangan itu hanya melongo tak mengerti apa yang sudah terjadi, lelaki angkuh umpat Reina dalam hati....

" Permisi nona untuk kompensasi saya akan mengurus dan memberikan langsung kepada anda, apa ada yang anda inginkan?

ucapan Wili membuyarkan lamunan Reina antara salah mendengar atau memang ada yang salah Reina seakan terus dibuat terperangah dengan tingkah laku keluarga ini.

" Maaf saya bisa mengurus apa yang saya inginkan, jika anda ingin memberikan kompensasi berikan saja pada yang lebih membutuhkan." jawab Reina dengan datar dan pergi meninggalkan Wili.

...Kini ganti Wili yang dibuat terperangah dengan kelakuan perempuan itu. Ternyata masih ada perempuan di dunia ini yang berjiwa sosialisasi tinggi dan tidak tergiur dengan uang....

...Gadis yang menarik dan juga cantik batin Wili yang kemudian pergi menyusul tuannya yang sudah menunggu di mobil....

Siapakah pria itu? kenapa dia begitu angkuh? ikuti terus kelanjutannya..

jangan lupa untuk vote ya, bantu author agar terus semangat dalam berkarya.

Terpopuler

Comments

avfgh nnnnm bcxxc

avfgh nnnnm bcxxc

penulisannya knapa ga kepinggir bak Thor

2023-01-08

0

Riana

Riana

masi nyimak

2022-11-22

0

char_metha

char_metha

awal baca sepertinya ceritanya bagus, semangat thor

2021-12-23

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Reina mentari
2 Bab 2 gadis kecil itu dalam bahaya
3 Bab 3 Revan Alexi Mahendra
4 Bab 4 tuan angkuh bermulut tajam
5 Bab 5 pria misterius
6 Bab 6 calon menantu idaman
7 Bab 7 bolehkah aku mencium mu?
8 Bab 8 Dia datang kembali
9 Bab 9 Iblis tetaplah iblis
10 Bab 10 Mami ?
11 Bab 11 Kenapa hatiku berdesir melihatnya?
12 Bab 12 Orang tua jaman sekarang
13 Bab 13 Paket misterius
14 Bab 14 Menikahlah dengan ku
15 Bab 15 Persyaratan yang gila
16 Bab 16 Terlalu berharap
17 Bab 17 Aku hancur kamu juga harus hancur
18 Bab 18 Rahasia?
19 Bab 19 Hari pernikahan
20 Bab 20 Aku dan dia sama?
21 Bab 21 Satu kamar?
22 Bab 22 Tendangan pagi hari
23 Bab 23 Kamar rahasia
24 Bab 24 Rumah tangga Revan
25 Bab 25 Memang kalau aku kenapa?
26 Bab 26 Cemburu ?
27 Bab 27 Iriana kembali ?
28 Bab 28 Rahasia yang disimpan lama
29 Bab 29 Iriana ?
30 Bab 30 Mabuk
31 Bab 31 Apa bedanya aku dengan j*l**g?
32 Bab 32 Dia darah dagingmu
33 Bab 33 Baju tidur Hello Kitty
34 Bab 34 Hari ibu
35 Bab 35 Wajahnya dan Saina mirip?
36 Bab 36 Ibu kandung Saina
37 Bab 37 Rencana ke dua
38 Bab 38 Sikap manis Revan
39 Bab 39 Ngadon?
40 Bab 40 Cinta memang membutakan mata
41 Bab 41 Memutar balikkan fakta
42 Bab 42 Gagal
43 Bab 43 Tua dan keriput
44 Bab 44 Makan siang
45 Bab 45 Tidak bisakah kamu membukannya
46 Bab 46 Parfum musim semi
47 Bab 47 Sebuah barang
48 Bab 48 Tanpa sadar
49 Bab 49 Jangan mencintainya
50 Bab 50 Puzzle
51 Bab 51 Aku kecewa
52 Bab 52 Khawatir
53 Bab 53 Memujanya adalah sebuah kesalahan
54 Bab 54 Tikus masuk perangkap
55 Bab 55 Aku tidak akan menceraikanmu
56 Bab 56 Siluet
57 Bab 57 Kepergok
58 Bab 58 Manja
59 Bab 59 Manusia serakah
60 Bab 60 Apa aku mainan mu?
61 Bab 61 Bukan pelakor
62 Bab 62 Move on
63 Bab 63 Cowok apa cewek?
64 Bab 64 Sultan
65 Bab 65 Pancaran cinta
66 Bab 66 Biji kacangku
67 Bab 67 Berbuat mesum
68 Bab 68 Anda keren di mata saya
69 Bab 69 Bodoh
70 Bab 70 Iblis dalam dirimu
71 Bab 71 Asisten pribadi
72 Bab 72 Pelakor
73 Bab 73 Apa hubungan keempatnya?
74 Bab 74 Egois
75 Bab 75 Khawatir
76 Bab 76 Terima kasih
77 Bab 77 Pria itu ....
78 Bab 78 Ibu yang hebat
79 Bab 79 Buat dia terjatuh
80 Bab 80 Hilang tak berbekas
81 Bab 81 Aku lepaskan semua
82 Bab 82 Putri om dan tante
83 Bab 83 Putra
84 Bab 84 Rencana tuan besar
85 Bab 85 Pendosa
86 Bab 86 Dasar cewek
87 Bab 87 Kecewa
88 Bab 88 Gelisah
89 Bab 89 Hotel Kenanga
90 Bab 90 Percaya padaku
91 Bab 91 Reina
92 Bab 92 Hamil di luar nikah
93 Bab 93 Aku kotor
94 Bab 94 Menghapus tanda
95 Bab 95 Selembar surat
96 Bab 96 Menuai hasil
97 Bab 97 P&R ?
98 Bab 98 Mama juga membencinya
99 Bab 99 Erika
100 Bab 100 Semua orang pernah terpuruk pada masanya
101 Bab 101 Berhati iblis
102 Bab 102 Kabar burung
103 Bab 103 Mengulang masa lalu
104 Bab 104 Bukan dia pelakunya
105 Bab 105 Beban yang kau tanggung pasti berat kan?
106 Bab 106 Kenapa aku tidak bisa lepas dari anak itu?
107 Bab 107 Tidak berguna?
108 Bab 108 Mencari bukti
109 Bab 109 Penyelamatan Revan
110 Bab 110 Bukankah aku selalu di sini bersamamu?
111 Bab 111 Hadiah dariku
112 Bab 112 Kemana Revan yang dulu?
113 Bab 113 Kecewa
114 Bab 114 Tidak akan kehilangan ibu untuk yang kedua kalinya
115 Bab 115 Bayi besar
116 Bab 116 Memberi tahu Erika
117 Bab 117 Bagai di tusuk berpuluh puluh pisau tajam
118 Bab 118 Perkara siomay
119 Bab 119 Perkara siomay 2
120 Bab 120 Kejutan dinner mewah
121 Bab 121 Siomay berkelas
122 Bab 122 Aku akan mendapatkan mu kembali
123 Bab123 Apa kamu masih sanggup menggendongku?
124 Bab 124 Reina sudah tahu segalanya?
125 Bab 125 Usaha yang sia sia
126 Bab 126 Ini tidak mungkin
127 Bab 127 Kenapa harus dia?
128 Bab 128 Kenapa hatiku merasa tidak tenang?
129 Bab 129 Aku anak yang tidak di inginkan
130 Bab 130 Bukankah hanya serpihan kaca?
131 Bab 131 Menunggu sampai pagi? apa kau sudah gila?
132 Bab 132 Bukti apa yang Revan miliki?
133 Bab 133 Bahkan hewan pun lebih mempunyai hati ketimbang dirimu
134 Bab 134 Mereka pasti sedang menungguku di sana
135 Bab 135 Apa kamu baik baik saja nak?
136 Bab 136 Aku akan menantikan karma yang datang padaku
137 Bab 137 Kau bilang memperbaiki segalanya?
138 Bab 138 Kenapa harus sekarang?
139 Bab 139 Apa aku boleh menjadi tidak tahu diri?
140 Bab 140 Maria?
141 Bab 141 Berbeda pendapat
142 Bab 142 Paket?
143 Bab 143 Apa kau pikir kau Tuhan?
144 Bab 144 Reina...
145 Bab 145 Aku menemukannya
146 Bab 146 Aku tidak sama dengannya
147 Bab 147 Tenanglah, dia baik baik saja
148 Bab 148 Memaafkan juga membutuhkan sebuah proses
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Bab 1 Reina mentari
2
Bab 2 gadis kecil itu dalam bahaya
3
Bab 3 Revan Alexi Mahendra
4
Bab 4 tuan angkuh bermulut tajam
5
Bab 5 pria misterius
6
Bab 6 calon menantu idaman
7
Bab 7 bolehkah aku mencium mu?
8
Bab 8 Dia datang kembali
9
Bab 9 Iblis tetaplah iblis
10
Bab 10 Mami ?
11
Bab 11 Kenapa hatiku berdesir melihatnya?
12
Bab 12 Orang tua jaman sekarang
13
Bab 13 Paket misterius
14
Bab 14 Menikahlah dengan ku
15
Bab 15 Persyaratan yang gila
16
Bab 16 Terlalu berharap
17
Bab 17 Aku hancur kamu juga harus hancur
18
Bab 18 Rahasia?
19
Bab 19 Hari pernikahan
20
Bab 20 Aku dan dia sama?
21
Bab 21 Satu kamar?
22
Bab 22 Tendangan pagi hari
23
Bab 23 Kamar rahasia
24
Bab 24 Rumah tangga Revan
25
Bab 25 Memang kalau aku kenapa?
26
Bab 26 Cemburu ?
27
Bab 27 Iriana kembali ?
28
Bab 28 Rahasia yang disimpan lama
29
Bab 29 Iriana ?
30
Bab 30 Mabuk
31
Bab 31 Apa bedanya aku dengan j*l**g?
32
Bab 32 Dia darah dagingmu
33
Bab 33 Baju tidur Hello Kitty
34
Bab 34 Hari ibu
35
Bab 35 Wajahnya dan Saina mirip?
36
Bab 36 Ibu kandung Saina
37
Bab 37 Rencana ke dua
38
Bab 38 Sikap manis Revan
39
Bab 39 Ngadon?
40
Bab 40 Cinta memang membutakan mata
41
Bab 41 Memutar balikkan fakta
42
Bab 42 Gagal
43
Bab 43 Tua dan keriput
44
Bab 44 Makan siang
45
Bab 45 Tidak bisakah kamu membukannya
46
Bab 46 Parfum musim semi
47
Bab 47 Sebuah barang
48
Bab 48 Tanpa sadar
49
Bab 49 Jangan mencintainya
50
Bab 50 Puzzle
51
Bab 51 Aku kecewa
52
Bab 52 Khawatir
53
Bab 53 Memujanya adalah sebuah kesalahan
54
Bab 54 Tikus masuk perangkap
55
Bab 55 Aku tidak akan menceraikanmu
56
Bab 56 Siluet
57
Bab 57 Kepergok
58
Bab 58 Manja
59
Bab 59 Manusia serakah
60
Bab 60 Apa aku mainan mu?
61
Bab 61 Bukan pelakor
62
Bab 62 Move on
63
Bab 63 Cowok apa cewek?
64
Bab 64 Sultan
65
Bab 65 Pancaran cinta
66
Bab 66 Biji kacangku
67
Bab 67 Berbuat mesum
68
Bab 68 Anda keren di mata saya
69
Bab 69 Bodoh
70
Bab 70 Iblis dalam dirimu
71
Bab 71 Asisten pribadi
72
Bab 72 Pelakor
73
Bab 73 Apa hubungan keempatnya?
74
Bab 74 Egois
75
Bab 75 Khawatir
76
Bab 76 Terima kasih
77
Bab 77 Pria itu ....
78
Bab 78 Ibu yang hebat
79
Bab 79 Buat dia terjatuh
80
Bab 80 Hilang tak berbekas
81
Bab 81 Aku lepaskan semua
82
Bab 82 Putri om dan tante
83
Bab 83 Putra
84
Bab 84 Rencana tuan besar
85
Bab 85 Pendosa
86
Bab 86 Dasar cewek
87
Bab 87 Kecewa
88
Bab 88 Gelisah
89
Bab 89 Hotel Kenanga
90
Bab 90 Percaya padaku
91
Bab 91 Reina
92
Bab 92 Hamil di luar nikah
93
Bab 93 Aku kotor
94
Bab 94 Menghapus tanda
95
Bab 95 Selembar surat
96
Bab 96 Menuai hasil
97
Bab 97 P&R ?
98
Bab 98 Mama juga membencinya
99
Bab 99 Erika
100
Bab 100 Semua orang pernah terpuruk pada masanya
101
Bab 101 Berhati iblis
102
Bab 102 Kabar burung
103
Bab 103 Mengulang masa lalu
104
Bab 104 Bukan dia pelakunya
105
Bab 105 Beban yang kau tanggung pasti berat kan?
106
Bab 106 Kenapa aku tidak bisa lepas dari anak itu?
107
Bab 107 Tidak berguna?
108
Bab 108 Mencari bukti
109
Bab 109 Penyelamatan Revan
110
Bab 110 Bukankah aku selalu di sini bersamamu?
111
Bab 111 Hadiah dariku
112
Bab 112 Kemana Revan yang dulu?
113
Bab 113 Kecewa
114
Bab 114 Tidak akan kehilangan ibu untuk yang kedua kalinya
115
Bab 115 Bayi besar
116
Bab 116 Memberi tahu Erika
117
Bab 117 Bagai di tusuk berpuluh puluh pisau tajam
118
Bab 118 Perkara siomay
119
Bab 119 Perkara siomay 2
120
Bab 120 Kejutan dinner mewah
121
Bab 121 Siomay berkelas
122
Bab 122 Aku akan mendapatkan mu kembali
123
Bab123 Apa kamu masih sanggup menggendongku?
124
Bab 124 Reina sudah tahu segalanya?
125
Bab 125 Usaha yang sia sia
126
Bab 126 Ini tidak mungkin
127
Bab 127 Kenapa harus dia?
128
Bab 128 Kenapa hatiku merasa tidak tenang?
129
Bab 129 Aku anak yang tidak di inginkan
130
Bab 130 Bukankah hanya serpihan kaca?
131
Bab 131 Menunggu sampai pagi? apa kau sudah gila?
132
Bab 132 Bukti apa yang Revan miliki?
133
Bab 133 Bahkan hewan pun lebih mempunyai hati ketimbang dirimu
134
Bab 134 Mereka pasti sedang menungguku di sana
135
Bab 135 Apa kamu baik baik saja nak?
136
Bab 136 Aku akan menantikan karma yang datang padaku
137
Bab 137 Kau bilang memperbaiki segalanya?
138
Bab 138 Kenapa harus sekarang?
139
Bab 139 Apa aku boleh menjadi tidak tahu diri?
140
Bab 140 Maria?
141
Bab 141 Berbeda pendapat
142
Bab 142 Paket?
143
Bab 143 Apa kau pikir kau Tuhan?
144
Bab 144 Reina...
145
Bab 145 Aku menemukannya
146
Bab 146 Aku tidak sama dengannya
147
Bab 147 Tenanglah, dia baik baik saja
148
Bab 148 Memaafkan juga membutuhkan sebuah proses

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!