"Serahkan semua yang kamu punya, juga anak itu. Aku akan dengan senang hati menjualnya ha ha ha" ucap pria bertopi itu sambil terus mengacungkan pisau di tangannya.
...Mendengar hal itu Reina tak gentar sedikit pun bahkan Reina terlihat santai menanggapi ke dua pria bertopi itu. Reina menarik gadis kecil itu untuk bersembunyi di belakangnya. Gadis itu sesekali mengintip ke depan melihat dua pria bertopi itu namun Reina menahannya dan terus memegang tangan gadis itu seakan berkata dengan bahasa isyarat tetep di belakangku....
"Jika kalian berani majulah tapi ingat di dekat sini ada kantor polisi, jika aku teriak mereka akan segera datang dan meringkus kalian."
...ucap Reina dengan tenang sambil tangan satunya merogoh tombol di dalam tas selempang nya....
"Halah banyak omong, sebelum polisi datang aku sudah melenyapkan mu."
...Belum selesai bicara terdengar bunyi sirine...
polisi yang cukup nyaring di telinga. Tak perlu menunggu lama dua orang pria bertopi itu lari tunggang langgang sambil sesekali mengumpat kesal karena buruan mereka lepas.
Jangan di tanya kenapa polisi bisa sampai, itu hanya akal akal an Reina saja untuk menipu penjahat itu. Reina memang mempunyai tombol yang di disain khusus yang langsung terhubung dengan smartphone miliknya sehingga ketika tombol itu dipencet akan terdengar bunyi sirine polisi.
...Melihat dua orang tadi sudah pergi Reina mengajak gadis kecil itu untuk duduk di tempat nya tadi. Gadis kecil yang semula hanya diam kini mulai berani menatap Reina dan perlahan mulai berbicara....
"Atu Saina kakak, bisa dipanggil Sain"
jawab gadis kecil itu dengan malu malu kemudian menunjukan deretan gigi putih kecil yang terawat.
Tentu untuk ukuran anak kecil seumuran Saina pakaian yang Saina kenakan luar biasa, bagaimana tidak dari atas sampai bawah merupakan pakaian dari merk ternama jelas hal itu menunjukan bahwa Saina dari keluarga yang berada. Pantas saja dia jadi target tadi, ternyata anak orang kaya gumam Reina dalam hati.
"Hai Sain, nama kakak Reina kamu bisa panggil kakak Rein" jawab Reina dengan tersenyum gemas melihat gadis kecil tembam di depannya.
...Yang terjadi selanjutnya tidak usah ditanya lagi pembawaan Reina yang ke ibu an serta penyayang membuat Saina nyaman dan menjadi ceria bahkan gadis itu sudah bisa berceloteh dengan bahagia bersamanya. Reina memang suka sekali dengan anak kecil bahkan setiap minggunya Reina selalu menyempatkan diri di sela kesibukan nya untuk mengunjungi panti asuhan dan bermain bersama anak panti....
...Entah mengapa Reina seperti merasa bahwa Saina mendamba kasih sayang seorang ibu, bukankah seharusnya Saina sudah mendapatkannya? lalu kenapa Saina seakan haus akan kasih sayang seorang ibu? pertanyaan itu terus berputar di kepala Reina berulang....
...................
Sementara itu di sekitaran pusat pertokoan di pinggir jalan tengah berdiri seorang pria dengan wajah geram.
"Apa kalian bodoh? atau dungu? menjaga satu anak kecil saja tidak bisa ha?" suara pria itu menggema ditelinga dua orang laki laki berjas hitam, sedang keduanya hanya bisa menunduk dan terus diam di tempat.
"Maafkan kami... tuan.."
belum sempat memberikan penjelasan detik berikutnya tamparan keras mendarat di pipi kanan laki laki berjas hitam itu, laki laki berjas itu hanya bisa diam menahan panas yang menjalar di area sekitar pipi kanan nya tanpa bisa mengusap atau mengobatinya.
"Saya tidak butuh ocehan tidak bermutu mu.
Pergi cari sampai dapat jika tidak ku pastikan kau tidak akan bisa melihat matahari terbit besok." ucap pria itu dengan geram dan menampakkan wajah marah yang tidak bisa ditahan lagi.
Ketika kedua pria itu hendak pergi Wili asisten pribadi pria itu datang mendekat dengan menunjukkan sebuah smartphone di layar itu terlihat seorang gadis kecil tengah asik bercanda di sebuah bangku taman, pria itu lantas mengerutkan kening melihat adegan tersebut.
"Pergi ke sana sekarang wil"
ucap pria itu sambil berjalan yang diikuti asistennya Wili dan pergi meninggalkan pria berjas itu, pria berjas itu hanya bisa melihat dengan kebingungan dan tanda tanya.
"Mati kita, pasti kita di pecat." ucap salah satu pria berjas hitam itu.
"Kalau di pecat mah masih mending, tapi kalau di lempar ke kandang harimau itu apes namanya aku masih pingin hidup dan menikah." ucap pria berjas satunya sehingga membuat pria berjas sebelahnya menoyor kepala pria itu agar segera tersadar.
............
...Derap langkah kaki cepat terdengar di sekitar taman perlahan semakin dekat dengan tujuan namun ketika jarak hanya tersisa beberapa meter langkah kaki itu tiba tiba berhenti dan mematung melihat pemandangan di depannya....
..." Tuan... " ...
...Wili yang kaget karena bosnya tiba tiba berhenti mengikuti arah pandang bosnya itu, sedetik kemudian Wili terperangah dengan pemandangan di depan nya nona Saina tertawa bahkan tak sungkan untuk bermanja dengan perempuan itu. Bukankah nona Saina selalu menjaga jarak dengan orang asing? dengan ku saja nona Saina hanya menjawab seperlunya saja meski terkadang tersenyum namun tidak selepas itu. Apa daya tarik perempuan itu, kenapa nona Saina nyaman sekali bersamanya....
" Sain... bukankah dedy pernah bilang jangan berbicara dengan orang asing."
suara itu terdengar lantang dan membuyarkan lamunan Wili tentang perempuan itu.
...Reina yang mendengar suara itu terkejut dan langsung menoleh kearah sumber suara itu. Ketika menoleh Reina terpaku pada sosok laki laki yang begitu berwibawa dengan wajah tampan hanya saja wajah itu nampak terlalu datar dan angkuh, detik berikutnya Reina tersadar dari lamunannya....
..." Maaf tuan yang terhormat, seharusnya anda lebih memperhatikan anak anda bukan membiarkan nya sendirian di taman itu sangat berbahaya tuan." celoteh Reina yang mendapat tatapan tajam dari pria itu. Reina yang ditatap tajam semakin tersulut emosi melihatnya namun Reina mencoba sebisa mungkin menahan dirinya....
...Saina yang melihat sang dady sudah mengeluarkan taringnya hanya bisa pasrah dan mendekat ke arah dady nya....
" Dady kakak tantik itu sudah menolong Sain dari penjahat." ucap Saina hati hati karena takut dady nya semakin marah.
...Mendengar hal itu, pria tersebut hanya mengisyaratkan Wili untuk mendekat. Tanpa banyak tanya Wili mengerti maksud tuannya itu dan mendekat kearah perempuan tersebut. Pria itu berlalu pergi menggandeng Saina, Saina yang digandeng hanya bisa pasrah mengikuti sang dady pergi meski Saina masih ingin bersama Reina. Reina yang melihat pemandangan itu hanya melongo tak mengerti apa yang sudah terjadi, lelaki angkuh umpat Reina dalam hati....
" Permisi nona untuk kompensasi saya akan mengurus dan memberikan langsung kepada anda, apa ada yang anda inginkan?
ucapan Wili membuyarkan lamunan Reina antara salah mendengar atau memang ada yang salah Reina seakan terus dibuat terperangah dengan tingkah laku keluarga ini.
" Maaf saya bisa mengurus apa yang saya inginkan, jika anda ingin memberikan kompensasi berikan saja pada yang lebih membutuhkan." jawab Reina dengan datar dan pergi meninggalkan Wili.
...Kini ganti Wili yang dibuat terperangah dengan kelakuan perempuan itu. Ternyata masih ada perempuan di dunia ini yang berjiwa sosialisasi tinggi dan tidak tergiur dengan uang....
...Gadis yang menarik dan juga cantik batin Wili yang kemudian pergi menyusul tuannya yang sudah menunggu di mobil....
Siapakah pria itu? kenapa dia begitu angkuh? ikuti terus kelanjutannya..
jangan lupa untuk vote ya, bantu author agar terus semangat dalam berkarya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
avfgh nnnnm bcxxc
penulisannya knapa ga kepinggir bak Thor
2023-01-08
0
Riana
masi nyimak
2022-11-22
0
char_metha
awal baca sepertinya ceritanya bagus, semangat thor
2021-12-23
1