Bab 4 tuan angkuh bermulut tajam

...Sinar mentari mulai menyapa bumi begitu cerah dan bersinar, sungguh sayang jika hanya berdiam diri di rumah itulah yang terlintas di pikiran Reina apalagi hari ini weekend sehingga membuat Reina bersemangat untuk olah raga pagi dan mampir ke tukang bubur langganannya....

"Udara segar di pagi hari, sangat sejuk dan asri cocok untuk menenangkan jiwa. Baiklah 2 kali putaran lagi baru aku akan mengisi perut dengan bubur Mang Odi, hmmm yummy."

Ucap Reina pada diri sendiri sambil mengelus perut ratanya yang sudah keroncongan padahal hanya satu putaran dengan langkah kecil tapi cacing di perut Reina sudah sepakat untuk terus berdemo.

...Ketika sedang asyik berlari kecil memutari bundaran taman Reina di kejutkan dengan suara nyaring anak kecil yang sedikit familiar terdengar memanggil Reina....

" Kakak tantik... Hore ketemu kakak tantik lagi." Ternyata suara itu berasal dari Saina yang kegirangan melihat Reina juga sedang olahraga pagi.

...Melihat Saina yang sedang berlari kearahnya dengan senyum yang lebar khas anak anak membuat Reina tanpa sadar jongkok dan membuka tangannya lebar kemudian tersenyum memandang Saina. Detik berikutnya Saina sudah berada dipelukan Reina dengan masih tersenyum dan terus memanggil Reina dengan sebutan kakak tantik....

" Kamu ya sudah bisa goda kakak, kakak Rein glitikin nih... Hayo hayo." Tawa menguwar dari Saina karena merasa kegelian akibat klitikan dari Reina.

...Karena saking asyiknya bercanda dengan Saina, Reina bahkan tidak menyadari bahwa Revan berada di belakang Saina sedari tadi dengan memasang wajah datar namun dengan dahi berkerut akan tingkah laku putrinya....

" Ehem.. apa taman adalah rumahmu? Kenapa ketika saya ke taman manapun kamu selalu saja ada. " Ucap Revan tiba tiba yang langsung membuat Reina menghentikan gerakannya dan mendongak keatas dengan tatapan terkejut.

..........

Revan

Pagi ini merupakan hari weekend saatnya bagi para pekerja kantor untuk mengistirahatkan sejenak beban pikirin yang ada tak terkecuali juga Revan, ia memilih berolahraga pagi keliling halaman depan untuk mengisi waktu weekend nya kali ini. Namun saat hendak keluar menuju halaman depan Revan dikejutkan dengan putrinya yang sudah menunggu di ruang tamu mengenakan baju olahraga khas anak anak. Hal ini membuat Revan sedikit bingung dan mengerutkan kening, sejak kapan putrinya suka olahraga pagi?

" Dady ayo kita ketaman olahlaga ya?"

Bujuk Saina kepada Revan agar mau menemaninya olahraga di taman.

" Apa ada yang kamu minta Sain? Kenapa pagi pagi sudah mengajak dady ke taman "

Tanya Revan dengan curiga karena ia hafal betul dengan sifat putrinya yang satu ini.

" No dady, Saina hanya ingin ke taman yang kemalin boleh ya." Pinta Saina dengan nada yang manja.

...Sebenarnya Saina hanya ingin bertemu Reina saja, namun karena Saina tidak tahu tempat tinggal Reina dan bingung harus kemana untuk menemui Reina jadi hanya taman yang menjadi harapan utamanya. Bukankah anak ini cukup cerdas untuk ukuran anak anak?...

" Sudahlah van pergi saja, biar cucuku ini menikmati suasana pagi hari di taman."

Bujuk Lila yang nampak keluar dari dapur dengan membawa segelas susu ditangan dan menyerahkannya kepada Saina untuk di minum. Tanpa banyak tanya Saina meminum susunya sampai habis tak tersisa kemudian memberikan gelas kosong itu kepada Lila.

" Ok, di taman dekat komplek sini, bukan yang kemaren. Pergi atau tidak sama sekali." Ucap Revan tegas tanpa ingin dibantah.

...Awalnya Saina menolak karena jelas itu bukan rencananya namun karena takut sang dady marah akhirnya Saina mengikuti langkah dedy nya itu dengan cemberut pergi ke taman dekat komplek. Melihat putrinya yang terus cemberut Revan lagi lagi hanya menghela nafas panjang tanpa mengatakan sepatah katapun, sebenarnya Revan tidak tega harus melihat putri kecilnya bersedih namun Revan harus membiasakan Saina untuk disiplin dan belajar bahwa segala keinginannya tidak semua harus terpenuhi....

...Setelah sampai di taman dekat komplek Saina masih saja cemberut, Revan yang tak ingin melihat putrinya sedih kemudian memutar otak untuk membuat putrinya ceria lagi. Niat hati ingin menghibur sang putri harus kandas karena tiba tiba putrinya berteriak gembira memanggil nama wanita yang semalaman di sebut oleh putrinya....

...Saina berlari sambil terus memanggil wanita itu dengan sebutan kakak tantik, agak aneh memang namun yang lebih aneh lagi yaitu sikap Saina kepada wanita itu kenapa terlihat sangat dekat? mereka berdua bahkan terlihat seperti pasangan anak dan ibu yang sekian lama tidak bertemu. Revan hanya berjalan mengekori Saina tanpa bersuara, wanita itu menunjukan wajah yang gembira melihat Saina berlarian memanggilnya. Adegan selanjutnya wanita tersebut merentangkan tangan menyambut Saina sambil sesekali bermain dan mengelus rambut Saina. Saina terlihat sangat menikmati momen itu seakan memang momen inilah yang telah ditunggu Saina sekian lama. ...

Deg

Pemandangan tersebut membuat hati Revan seketika berdenyut, apa Saina mendambakan sosok seorang ibu? Pertanyaan itu terus menerus berputar di kepala Revan tak kala menyaksikan pemandangan di depannya. Detik berikutnya Revan menepis pertanyaan itu jauh jauh untuk menyadarkannya bahwa pemikirannya barusan salah. Revan tersenyum dalam hati dan mengatakan bahwa semua perempuan sama saja, hanya manis di awal tidak ada yang tulus, mungkin dia juga sama.

" Ehem.. apa taman adalah rumahmu? Kenapa ketika saya ke taman manapun kamu selalu saja ada. " Ucap Revan tiba tiba yang langsung membuat Reina menghentikan gerakannya dan mendongak keatas dengan tatapan terkejut.

...Melihat tatapan terkejut dari Reina membuat Revan menyunggingkan senyum tipis, bahkan sangking tipisnya senyum itu tidak terlihat sekitar. ...

"Gadis bodoh bukankah dari tadi aku disini, kenapa dia terkejut sekali melihatku." ucap Revan dalam hati.

.............

Sadar dari keterkejutannya Reina berdiri dan memandang Revan dengan tatapan marah.

"Saya Reina tuan, dan permisi tuan rumah saya bukan di taman, apa anda paham?" Balas Reina dengan nada ketus seakan menabuh genderang perang untuk Revan.

" Itu bukan urusan saya, bisa tidak sedikit lebih sopan? Apa kamu tidak berpendidikan?" Balas Revan dengan nada datar tanpa ekspresi yang membuat Reina semakin tersulut emosi.

" Terserah bukan urusan anda. Sain apa kamu mau menemani kakak makan bubur?" ucap Reina yang mengalihkan pembicaraan dan mengacuhkan Revan. Sebenarnya Reina sedikit tersinggung dengan perkataan Revan hanya saja Reina mencoba menekan amarahnya seminim mungkin mengingat di sebelahnya masih ada Saina, tidak mungkin Reina dan Revan beradu mulut disaksikan anak kecil. Bukankah itu dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak anak.

" Ya kakak tantik."

Saina yang di ajak Reina tentu sangat bersemangat dan sangat senang.

...Reina pergi dengan menggandeng Saina di sebelahnya dan mengajak Saina mendekat kearah tukang bubur langganannya, pada akhirnya Revan ditinggalkan sendiri tanpa ada yang mengajaknya untuk bergabung. Sebenarnya Saina anakku atau anak dia sih? gumam Revan dalam hati dengan langkah kaki sedikit berlari menyusul keduanya menghampiri tukang bubur langganan Reina....

Terpopuler

Comments

Mariaangelina Yuliana

Mariaangelina Yuliana

kalau udah gak bisa kebuka gini bab nya pasti mau iklan itulah kadang malas' baca iklannya terlalu lebih dari cerita

2024-12-21

0

Haya Alex

Haya Alex

kayaknya Roman romannya benci jadi cinta

2022-01-03

0

Haya Alex

Haya Alex

kayaknya Roman romannya benci jadi cinta

2022-01-03

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Reina mentari
2 Bab 2 gadis kecil itu dalam bahaya
3 Bab 3 Revan Alexi Mahendra
4 Bab 4 tuan angkuh bermulut tajam
5 Bab 5 pria misterius
6 Bab 6 calon menantu idaman
7 Bab 7 bolehkah aku mencium mu?
8 Bab 8 Dia datang kembali
9 Bab 9 Iblis tetaplah iblis
10 Bab 10 Mami ?
11 Bab 11 Kenapa hatiku berdesir melihatnya?
12 Bab 12 Orang tua jaman sekarang
13 Bab 13 Paket misterius
14 Bab 14 Menikahlah dengan ku
15 Bab 15 Persyaratan yang gila
16 Bab 16 Terlalu berharap
17 Bab 17 Aku hancur kamu juga harus hancur
18 Bab 18 Rahasia?
19 Bab 19 Hari pernikahan
20 Bab 20 Aku dan dia sama?
21 Bab 21 Satu kamar?
22 Bab 22 Tendangan pagi hari
23 Bab 23 Kamar rahasia
24 Bab 24 Rumah tangga Revan
25 Bab 25 Memang kalau aku kenapa?
26 Bab 26 Cemburu ?
27 Bab 27 Iriana kembali ?
28 Bab 28 Rahasia yang disimpan lama
29 Bab 29 Iriana ?
30 Bab 30 Mabuk
31 Bab 31 Apa bedanya aku dengan j*l**g?
32 Bab 32 Dia darah dagingmu
33 Bab 33 Baju tidur Hello Kitty
34 Bab 34 Hari ibu
35 Bab 35 Wajahnya dan Saina mirip?
36 Bab 36 Ibu kandung Saina
37 Bab 37 Rencana ke dua
38 Bab 38 Sikap manis Revan
39 Bab 39 Ngadon?
40 Bab 40 Cinta memang membutakan mata
41 Bab 41 Memutar balikkan fakta
42 Bab 42 Gagal
43 Bab 43 Tua dan keriput
44 Bab 44 Makan siang
45 Bab 45 Tidak bisakah kamu membukannya
46 Bab 46 Parfum musim semi
47 Bab 47 Sebuah barang
48 Bab 48 Tanpa sadar
49 Bab 49 Jangan mencintainya
50 Bab 50 Puzzle
51 Bab 51 Aku kecewa
52 Bab 52 Khawatir
53 Bab 53 Memujanya adalah sebuah kesalahan
54 Bab 54 Tikus masuk perangkap
55 Bab 55 Aku tidak akan menceraikanmu
56 Bab 56 Siluet
57 Bab 57 Kepergok
58 Bab 58 Manja
59 Bab 59 Manusia serakah
60 Bab 60 Apa aku mainan mu?
61 Bab 61 Bukan pelakor
62 Bab 62 Move on
63 Bab 63 Cowok apa cewek?
64 Bab 64 Sultan
65 Bab 65 Pancaran cinta
66 Bab 66 Biji kacangku
67 Bab 67 Berbuat mesum
68 Bab 68 Anda keren di mata saya
69 Bab 69 Bodoh
70 Bab 70 Iblis dalam dirimu
71 Bab 71 Asisten pribadi
72 Bab 72 Pelakor
73 Bab 73 Apa hubungan keempatnya?
74 Bab 74 Egois
75 Bab 75 Khawatir
76 Bab 76 Terima kasih
77 Bab 77 Pria itu ....
78 Bab 78 Ibu yang hebat
79 Bab 79 Buat dia terjatuh
80 Bab 80 Hilang tak berbekas
81 Bab 81 Aku lepaskan semua
82 Bab 82 Putri om dan tante
83 Bab 83 Putra
84 Bab 84 Rencana tuan besar
85 Bab 85 Pendosa
86 Bab 86 Dasar cewek
87 Bab 87 Kecewa
88 Bab 88 Gelisah
89 Bab 89 Hotel Kenanga
90 Bab 90 Percaya padaku
91 Bab 91 Reina
92 Bab 92 Hamil di luar nikah
93 Bab 93 Aku kotor
94 Bab 94 Menghapus tanda
95 Bab 95 Selembar surat
96 Bab 96 Menuai hasil
97 Bab 97 P&R ?
98 Bab 98 Mama juga membencinya
99 Bab 99 Erika
100 Bab 100 Semua orang pernah terpuruk pada masanya
101 Bab 101 Berhati iblis
102 Bab 102 Kabar burung
103 Bab 103 Mengulang masa lalu
104 Bab 104 Bukan dia pelakunya
105 Bab 105 Beban yang kau tanggung pasti berat kan?
106 Bab 106 Kenapa aku tidak bisa lepas dari anak itu?
107 Bab 107 Tidak berguna?
108 Bab 108 Mencari bukti
109 Bab 109 Penyelamatan Revan
110 Bab 110 Bukankah aku selalu di sini bersamamu?
111 Bab 111 Hadiah dariku
112 Bab 112 Kemana Revan yang dulu?
113 Bab 113 Kecewa
114 Bab 114 Tidak akan kehilangan ibu untuk yang kedua kalinya
115 Bab 115 Bayi besar
116 Bab 116 Memberi tahu Erika
117 Bab 117 Bagai di tusuk berpuluh puluh pisau tajam
118 Bab 118 Perkara siomay
119 Bab 119 Perkara siomay 2
120 Bab 120 Kejutan dinner mewah
121 Bab 121 Siomay berkelas
122 Bab 122 Aku akan mendapatkan mu kembali
123 Bab123 Apa kamu masih sanggup menggendongku?
124 Bab 124 Reina sudah tahu segalanya?
125 Bab 125 Usaha yang sia sia
126 Bab 126 Ini tidak mungkin
127 Bab 127 Kenapa harus dia?
128 Bab 128 Kenapa hatiku merasa tidak tenang?
129 Bab 129 Aku anak yang tidak di inginkan
130 Bab 130 Bukankah hanya serpihan kaca?
131 Bab 131 Menunggu sampai pagi? apa kau sudah gila?
132 Bab 132 Bukti apa yang Revan miliki?
133 Bab 133 Bahkan hewan pun lebih mempunyai hati ketimbang dirimu
134 Bab 134 Mereka pasti sedang menungguku di sana
135 Bab 135 Apa kamu baik baik saja nak?
136 Bab 136 Aku akan menantikan karma yang datang padaku
137 Bab 137 Kau bilang memperbaiki segalanya?
138 Bab 138 Kenapa harus sekarang?
139 Bab 139 Apa aku boleh menjadi tidak tahu diri?
140 Bab 140 Maria?
141 Bab 141 Berbeda pendapat
142 Bab 142 Paket?
143 Bab 143 Apa kau pikir kau Tuhan?
144 Bab 144 Reina...
145 Bab 145 Aku menemukannya
146 Bab 146 Aku tidak sama dengannya
147 Bab 147 Tenanglah, dia baik baik saja
148 Bab 148 Memaafkan juga membutuhkan sebuah proses
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Bab 1 Reina mentari
2
Bab 2 gadis kecil itu dalam bahaya
3
Bab 3 Revan Alexi Mahendra
4
Bab 4 tuan angkuh bermulut tajam
5
Bab 5 pria misterius
6
Bab 6 calon menantu idaman
7
Bab 7 bolehkah aku mencium mu?
8
Bab 8 Dia datang kembali
9
Bab 9 Iblis tetaplah iblis
10
Bab 10 Mami ?
11
Bab 11 Kenapa hatiku berdesir melihatnya?
12
Bab 12 Orang tua jaman sekarang
13
Bab 13 Paket misterius
14
Bab 14 Menikahlah dengan ku
15
Bab 15 Persyaratan yang gila
16
Bab 16 Terlalu berharap
17
Bab 17 Aku hancur kamu juga harus hancur
18
Bab 18 Rahasia?
19
Bab 19 Hari pernikahan
20
Bab 20 Aku dan dia sama?
21
Bab 21 Satu kamar?
22
Bab 22 Tendangan pagi hari
23
Bab 23 Kamar rahasia
24
Bab 24 Rumah tangga Revan
25
Bab 25 Memang kalau aku kenapa?
26
Bab 26 Cemburu ?
27
Bab 27 Iriana kembali ?
28
Bab 28 Rahasia yang disimpan lama
29
Bab 29 Iriana ?
30
Bab 30 Mabuk
31
Bab 31 Apa bedanya aku dengan j*l**g?
32
Bab 32 Dia darah dagingmu
33
Bab 33 Baju tidur Hello Kitty
34
Bab 34 Hari ibu
35
Bab 35 Wajahnya dan Saina mirip?
36
Bab 36 Ibu kandung Saina
37
Bab 37 Rencana ke dua
38
Bab 38 Sikap manis Revan
39
Bab 39 Ngadon?
40
Bab 40 Cinta memang membutakan mata
41
Bab 41 Memutar balikkan fakta
42
Bab 42 Gagal
43
Bab 43 Tua dan keriput
44
Bab 44 Makan siang
45
Bab 45 Tidak bisakah kamu membukannya
46
Bab 46 Parfum musim semi
47
Bab 47 Sebuah barang
48
Bab 48 Tanpa sadar
49
Bab 49 Jangan mencintainya
50
Bab 50 Puzzle
51
Bab 51 Aku kecewa
52
Bab 52 Khawatir
53
Bab 53 Memujanya adalah sebuah kesalahan
54
Bab 54 Tikus masuk perangkap
55
Bab 55 Aku tidak akan menceraikanmu
56
Bab 56 Siluet
57
Bab 57 Kepergok
58
Bab 58 Manja
59
Bab 59 Manusia serakah
60
Bab 60 Apa aku mainan mu?
61
Bab 61 Bukan pelakor
62
Bab 62 Move on
63
Bab 63 Cowok apa cewek?
64
Bab 64 Sultan
65
Bab 65 Pancaran cinta
66
Bab 66 Biji kacangku
67
Bab 67 Berbuat mesum
68
Bab 68 Anda keren di mata saya
69
Bab 69 Bodoh
70
Bab 70 Iblis dalam dirimu
71
Bab 71 Asisten pribadi
72
Bab 72 Pelakor
73
Bab 73 Apa hubungan keempatnya?
74
Bab 74 Egois
75
Bab 75 Khawatir
76
Bab 76 Terima kasih
77
Bab 77 Pria itu ....
78
Bab 78 Ibu yang hebat
79
Bab 79 Buat dia terjatuh
80
Bab 80 Hilang tak berbekas
81
Bab 81 Aku lepaskan semua
82
Bab 82 Putri om dan tante
83
Bab 83 Putra
84
Bab 84 Rencana tuan besar
85
Bab 85 Pendosa
86
Bab 86 Dasar cewek
87
Bab 87 Kecewa
88
Bab 88 Gelisah
89
Bab 89 Hotel Kenanga
90
Bab 90 Percaya padaku
91
Bab 91 Reina
92
Bab 92 Hamil di luar nikah
93
Bab 93 Aku kotor
94
Bab 94 Menghapus tanda
95
Bab 95 Selembar surat
96
Bab 96 Menuai hasil
97
Bab 97 P&R ?
98
Bab 98 Mama juga membencinya
99
Bab 99 Erika
100
Bab 100 Semua orang pernah terpuruk pada masanya
101
Bab 101 Berhati iblis
102
Bab 102 Kabar burung
103
Bab 103 Mengulang masa lalu
104
Bab 104 Bukan dia pelakunya
105
Bab 105 Beban yang kau tanggung pasti berat kan?
106
Bab 106 Kenapa aku tidak bisa lepas dari anak itu?
107
Bab 107 Tidak berguna?
108
Bab 108 Mencari bukti
109
Bab 109 Penyelamatan Revan
110
Bab 110 Bukankah aku selalu di sini bersamamu?
111
Bab 111 Hadiah dariku
112
Bab 112 Kemana Revan yang dulu?
113
Bab 113 Kecewa
114
Bab 114 Tidak akan kehilangan ibu untuk yang kedua kalinya
115
Bab 115 Bayi besar
116
Bab 116 Memberi tahu Erika
117
Bab 117 Bagai di tusuk berpuluh puluh pisau tajam
118
Bab 118 Perkara siomay
119
Bab 119 Perkara siomay 2
120
Bab 120 Kejutan dinner mewah
121
Bab 121 Siomay berkelas
122
Bab 122 Aku akan mendapatkan mu kembali
123
Bab123 Apa kamu masih sanggup menggendongku?
124
Bab 124 Reina sudah tahu segalanya?
125
Bab 125 Usaha yang sia sia
126
Bab 126 Ini tidak mungkin
127
Bab 127 Kenapa harus dia?
128
Bab 128 Kenapa hatiku merasa tidak tenang?
129
Bab 129 Aku anak yang tidak di inginkan
130
Bab 130 Bukankah hanya serpihan kaca?
131
Bab 131 Menunggu sampai pagi? apa kau sudah gila?
132
Bab 132 Bukti apa yang Revan miliki?
133
Bab 133 Bahkan hewan pun lebih mempunyai hati ketimbang dirimu
134
Bab 134 Mereka pasti sedang menungguku di sana
135
Bab 135 Apa kamu baik baik saja nak?
136
Bab 136 Aku akan menantikan karma yang datang padaku
137
Bab 137 Kau bilang memperbaiki segalanya?
138
Bab 138 Kenapa harus sekarang?
139
Bab 139 Apa aku boleh menjadi tidak tahu diri?
140
Bab 140 Maria?
141
Bab 141 Berbeda pendapat
142
Bab 142 Paket?
143
Bab 143 Apa kau pikir kau Tuhan?
144
Bab 144 Reina...
145
Bab 145 Aku menemukannya
146
Bab 146 Aku tidak sama dengannya
147
Bab 147 Tenanglah, dia baik baik saja
148
Bab 148 Memaafkan juga membutuhkan sebuah proses

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!