...Sinar mentari mulai menyapa bumi begitu cerah dan bersinar, sungguh sayang jika hanya berdiam diri di rumah itulah yang terlintas di pikiran Reina apalagi hari ini weekend sehingga membuat Reina bersemangat untuk olah raga pagi dan mampir ke tukang bubur langganannya....
"Udara segar di pagi hari, sangat sejuk dan asri cocok untuk menenangkan jiwa. Baiklah 2 kali putaran lagi baru aku akan mengisi perut dengan bubur Mang Odi, hmmm yummy."
Ucap Reina pada diri sendiri sambil mengelus perut ratanya yang sudah keroncongan padahal hanya satu putaran dengan langkah kecil tapi cacing di perut Reina sudah sepakat untuk terus berdemo.
...Ketika sedang asyik berlari kecil memutari bundaran taman Reina di kejutkan dengan suara nyaring anak kecil yang sedikit familiar terdengar memanggil Reina....
" Kakak tantik... Hore ketemu kakak tantik lagi." Ternyata suara itu berasal dari Saina yang kegirangan melihat Reina juga sedang olahraga pagi.
...Melihat Saina yang sedang berlari kearahnya dengan senyum yang lebar khas anak anak membuat Reina tanpa sadar jongkok dan membuka tangannya lebar kemudian tersenyum memandang Saina. Detik berikutnya Saina sudah berada dipelukan Reina dengan masih tersenyum dan terus memanggil Reina dengan sebutan kakak tantik....
" Kamu ya sudah bisa goda kakak, kakak Rein glitikin nih... Hayo hayo." Tawa menguwar dari Saina karena merasa kegelian akibat klitikan dari Reina.
...Karena saking asyiknya bercanda dengan Saina, Reina bahkan tidak menyadari bahwa Revan berada di belakang Saina sedari tadi dengan memasang wajah datar namun dengan dahi berkerut akan tingkah laku putrinya....
" Ehem.. apa taman adalah rumahmu? Kenapa ketika saya ke taman manapun kamu selalu saja ada. " Ucap Revan tiba tiba yang langsung membuat Reina menghentikan gerakannya dan mendongak keatas dengan tatapan terkejut.
..........
Revan
Pagi ini merupakan hari weekend saatnya bagi para pekerja kantor untuk mengistirahatkan sejenak beban pikirin yang ada tak terkecuali juga Revan, ia memilih berolahraga pagi keliling halaman depan untuk mengisi waktu weekend nya kali ini. Namun saat hendak keluar menuju halaman depan Revan dikejutkan dengan putrinya yang sudah menunggu di ruang tamu mengenakan baju olahraga khas anak anak. Hal ini membuat Revan sedikit bingung dan mengerutkan kening, sejak kapan putrinya suka olahraga pagi?
" Dady ayo kita ketaman olahlaga ya?"
Bujuk Saina kepada Revan agar mau menemaninya olahraga di taman.
" Apa ada yang kamu minta Sain? Kenapa pagi pagi sudah mengajak dady ke taman "
Tanya Revan dengan curiga karena ia hafal betul dengan sifat putrinya yang satu ini.
" No dady, Saina hanya ingin ke taman yang kemalin boleh ya." Pinta Saina dengan nada yang manja.
...Sebenarnya Saina hanya ingin bertemu Reina saja, namun karena Saina tidak tahu tempat tinggal Reina dan bingung harus kemana untuk menemui Reina jadi hanya taman yang menjadi harapan utamanya. Bukankah anak ini cukup cerdas untuk ukuran anak anak?...
" Sudahlah van pergi saja, biar cucuku ini menikmati suasana pagi hari di taman."
Bujuk Lila yang nampak keluar dari dapur dengan membawa segelas susu ditangan dan menyerahkannya kepada Saina untuk di minum. Tanpa banyak tanya Saina meminum susunya sampai habis tak tersisa kemudian memberikan gelas kosong itu kepada Lila.
" Ok, di taman dekat komplek sini, bukan yang kemaren. Pergi atau tidak sama sekali." Ucap Revan tegas tanpa ingin dibantah.
...Awalnya Saina menolak karena jelas itu bukan rencananya namun karena takut sang dady marah akhirnya Saina mengikuti langkah dedy nya itu dengan cemberut pergi ke taman dekat komplek. Melihat putrinya yang terus cemberut Revan lagi lagi hanya menghela nafas panjang tanpa mengatakan sepatah katapun, sebenarnya Revan tidak tega harus melihat putri kecilnya bersedih namun Revan harus membiasakan Saina untuk disiplin dan belajar bahwa segala keinginannya tidak semua harus terpenuhi....
...Setelah sampai di taman dekat komplek Saina masih saja cemberut, Revan yang tak ingin melihat putrinya sedih kemudian memutar otak untuk membuat putrinya ceria lagi. Niat hati ingin menghibur sang putri harus kandas karena tiba tiba putrinya berteriak gembira memanggil nama wanita yang semalaman di sebut oleh putrinya....
...Saina berlari sambil terus memanggil wanita itu dengan sebutan kakak tantik, agak aneh memang namun yang lebih aneh lagi yaitu sikap Saina kepada wanita itu kenapa terlihat sangat dekat? mereka berdua bahkan terlihat seperti pasangan anak dan ibu yang sekian lama tidak bertemu. Revan hanya berjalan mengekori Saina tanpa bersuara, wanita itu menunjukan wajah yang gembira melihat Saina berlarian memanggilnya. Adegan selanjutnya wanita tersebut merentangkan tangan menyambut Saina sambil sesekali bermain dan mengelus rambut Saina. Saina terlihat sangat menikmati momen itu seakan memang momen inilah yang telah ditunggu Saina sekian lama. ...
Deg
Pemandangan tersebut membuat hati Revan seketika berdenyut, apa Saina mendambakan sosok seorang ibu? Pertanyaan itu terus menerus berputar di kepala Revan tak kala menyaksikan pemandangan di depannya. Detik berikutnya Revan menepis pertanyaan itu jauh jauh untuk menyadarkannya bahwa pemikirannya barusan salah. Revan tersenyum dalam hati dan mengatakan bahwa semua perempuan sama saja, hanya manis di awal tidak ada yang tulus, mungkin dia juga sama.
" Ehem.. apa taman adalah rumahmu? Kenapa ketika saya ke taman manapun kamu selalu saja ada. " Ucap Revan tiba tiba yang langsung membuat Reina menghentikan gerakannya dan mendongak keatas dengan tatapan terkejut.
...Melihat tatapan terkejut dari Reina membuat Revan menyunggingkan senyum tipis, bahkan sangking tipisnya senyum itu tidak terlihat sekitar. ...
"Gadis bodoh bukankah dari tadi aku disini, kenapa dia terkejut sekali melihatku." ucap Revan dalam hati.
.............
Sadar dari keterkejutannya Reina berdiri dan memandang Revan dengan tatapan marah.
"Saya Reina tuan, dan permisi tuan rumah saya bukan di taman, apa anda paham?" Balas Reina dengan nada ketus seakan menabuh genderang perang untuk Revan.
" Itu bukan urusan saya, bisa tidak sedikit lebih sopan? Apa kamu tidak berpendidikan?" Balas Revan dengan nada datar tanpa ekspresi yang membuat Reina semakin tersulut emosi.
" Terserah bukan urusan anda. Sain apa kamu mau menemani kakak makan bubur?" ucap Reina yang mengalihkan pembicaraan dan mengacuhkan Revan. Sebenarnya Reina sedikit tersinggung dengan perkataan Revan hanya saja Reina mencoba menekan amarahnya seminim mungkin mengingat di sebelahnya masih ada Saina, tidak mungkin Reina dan Revan beradu mulut disaksikan anak kecil. Bukankah itu dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak anak.
" Ya kakak tantik."
Saina yang di ajak Reina tentu sangat bersemangat dan sangat senang.
...Reina pergi dengan menggandeng Saina di sebelahnya dan mengajak Saina mendekat kearah tukang bubur langganannya, pada akhirnya Revan ditinggalkan sendiri tanpa ada yang mengajaknya untuk bergabung. Sebenarnya Saina anakku atau anak dia sih? gumam Revan dalam hati dengan langkah kaki sedikit berlari menyusul keduanya menghampiri tukang bubur langganan Reina....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Mariaangelina Yuliana
kalau udah gak bisa kebuka gini bab nya pasti mau iklan itulah kadang malas' baca iklannya terlalu lebih dari cerita
2024-12-21
0
Haya Alex
kayaknya Roman romannya benci jadi cinta
2022-01-03
0
Haya Alex
kayaknya Roman romannya benci jadi cinta
2022-01-03
1