...Di dalam mobil mewah Cadillac Escalade ESV warna hitam metalik yang sedang melaju membelah jalanan ibu kota suasana hening tercipta antara Saina dan juga dady nya. Tidak ada yang berbicara antara kedua nya Saina terlanjur marah pada dedy nya itu karena selalu bersikap semena-mena dan mudah marah....
...Dia adalah Revan Alexi Mahendra seorang pengusaha muda sukses dalam berbagai bidang. Kepiawaiannya dalam bekerja dan sifat perfeksionis membuatnya slalu dipercaya rekan bisnisnya dalam menangani setiap proyek. Tidak hanya dalam bidang properti bahkan hotel, pusat perbelanjaan, taman wisata dan masih banyak lagi bidang lain tidak luput dari perhatian Revan....
...Revan sukses mengantarkan perusahaan MD enterprise menuju kesuksesan tidak hanya dalam negeri perusahaan ini bahkan sudah melalang buana ke mancanegara, bukan kah itu hebat? diumur yang masih terbilang muda yaitu 28 tahun Revan sudah mampu mencapai kesuksesannya....
...Namun sayang sifat Revan yang mudah marah dan arogan membuatnya ditakuti orang orang tidak hanya rekan bisnis bahkan tidak pernah ada wanita yang berani mendekatinya, sekalipun ada itu hanya berjarak kurang lebih 1 meter tidak ada yang berani menyentuhnya sedikitpun tanpa persetujuan Revan sendiri....
"Bukankah dedy sudah bilang, jangan bicara dengan orang asing Sain" ucap Revan yang memecah keheningan yang terjadi di dalam mobil.
" Dedy jahat, kakak tantik itu sudah menolong Saina, kakak tantik baik pada Saina. "
rengek Saina yang tidak mau kalah dengan dedy nya.
Mendengar itu Revan hanya menampilkan mimik muka datar tanpa melanjutkan percakapan lagi.
" Kita pulang Wil "
...ucapan Revan di balas anggukan oleh Wili. Mobil berjalan menyusuri jalan sampai tibalah di sebuah perumahan di kawasan elit dengan gerbang tinggi menjulang. Gerbang itu perlahan terbuka setelah satpam mengenali si empunya mobil sehingga mobil bisa langsung memasuki kawasan rumah itu....
...Sampai dihalaman rumah terpapar halaman luas yang indah dengan air mancur ditengah dikelilingi bunga yang indah nan cantik menambah kesan elegan rumah itu yang siap menyambut siapa saja tamu yang datang berkunjung....
...Setelah pintu mobil terbuka Saina berlari masuk kedalam rumah mencari glany nya untuk mengadu segala hal yang terjadi hari ini....
" Glany.... glany.." terdengar suara Saina sangat nyaring memekakkan telinga.
...Dari atas turun wanita paruh baya dengan pakaian elegan dan berwajah cantik meski terdapat beberapa keriput di wajahnya namun tidak menutupi kecantikan wanita itu. Dia adalah nyonya Lila Mahendra ibu dari Revan. Nyonya Lila perlahan turun dan menghampiri cucunya yang terus memangilnya....
" Ada apa sayang, glany disini."
ucap nyonya Lila sambil melambaikan tangan ke Saina.
" Glany dady jahat tadi kakak tantik nyelamatin Sain tapi dady malah malah dan pelgi." mendengar hal itu membuat nyonya Lila langsung menatap Revan dengan penuh tanda tanya. Revan yang mendapat tatapan itu hanya mengangkat bahu dan berlalu naik ke atas ke ruang kerjanya dengan Wili yang terus mengekor dibelakangnya . Anak itu tidak pernah berubah batin nyonya Lila menanggapi sifat anaknya yang acuh itu.
.........
Di ruang kerja suasana hening kembali terjadi dengan Revan yang duduk di kursi singgasananya sedang Wili dengan serius menatap tablet pintar ditangannya.
" Sudah kau temukan siapa penjahat yang membawa Saina?" tanya Revan dengan to the poin tanpa basa basi.
" Sudah tuan, bisa dipastikan bahwa dua pria yang akan menculik nona Saina hanya penjahat kelas teri yang kebetulan melihat mangsa yang empuk. " jawab Wili dengan nada yakin.
" Lalu apa gadis itu komplotannya? "
" Setelah saya cek CCTV di tempat, nona itu hanya kebetulan ada di sana dan menolong nona Saina tuan." jawab Wili dengan lugas sambil menyerahkan tablet pintar nya dan menunjukkan rekaman CCTV tersebut.
" Untuk dua pengawal yang teledor itu saya sudah memecatnya dan mengganti dengan yang lebih berpengalaman serta profesional di bidangnya tuan. " Sambung Wili yang mendapat anggukan dari Revan.
" Bagus Wil aku suka dengan cara kerjamu "
...Ya jangan diragukan lagi Wili memang sangat cekatan dan profesional dalam pekerjaannya, itu lah yang membuat Revan mempertahankan Wili disampingnya cukup lama dengan gaji yang fantastis tentunya, dibanding dengan asisten sebelumnya....
...........
...Reina kembali ke toko dengan wajah yang ditekuk bete atas apa yang dialaminya. Fina yang melihat itu langsung menyusul sahabatnya naik ke atas....
tok tok tok
...Suara decitan pintu terbuka terdengar, nampak Fina perlahan berjalan masuk menghampiri, Reina yang semula hanya senderan merebahkan diri di kursi membenarkan posisi duduknya....
" Apa yang terjadi? bukankah biasanya setelah pulang dari taman wajahmu akan fresh, lah ini kenapa malah mirip ikan ****** monyong aja."
sindir Fina yang disambut dengan lemparan bantal kursi yang melayang ke arah Fina.
" Lagi bete nih, masak aku udah nolongin anak kecil yang hampir diculik eh pas bapaknya dateng malah datar aja tuh muka. Malah mau ngasih gue kompensasi lagi, nanya gue apa ada yang gue inginkan? apaan coba dasar gila."
celoteh Reina yang ditanggapi dengan wajah serius Fina yang sedang berfikir.
"Berarti tajir dia woy, terus elu minta apa? "
tanya Fina yang semakin bersemangat mendengar cerita sahabat sekaligus atasannya itu.
" Ya kagak lah, gue aja bisa beli sendiri ngapain harus minta dia coba."
Mendengar jawaban sahabatnya itu Fina langsung menepuk jidatnya sendiri dan menggeleng geleng kan kepala melihat betapa bodoh bosnya satu ini.
" Reina.... bukannya aji mumpung elu malah menyianyiakan kesempatan emas, kalau gue jadi elu gue bakal minta tas, sepatu, baju, perhiasan pokoknya semuanya deh."
jawab Fina yang langsung membuat Reina terperangah tak percaya dengan sahabatnya ini.
" itu elu permintaan atau mau ngerampok, banyak amat udah kayak mau buka toko. "
...Seketika tawa kedua nya pecah menggema di ruangan Reina. Ya itu lah mereka bisa tertawa bahkan hanya dengan hal garing sekalipun, ini lah yang membuat Reina nyaman berada bahkan bercerita dengan Fina....
...Tak terasa waktu menunjukan pukul 7 malam, waktunya Reina untuk menutup toko. Toko milik Reina memang tidak buka sampai malam, Reina sengaja hanya buka sampai pukul 7 malam agar ia dan pegawainya memiliki waktu yang cukup untuk istirahat....
" Fin waktunya pulang, saatnya berkemas dan menutup toko yuk " ajak Reina yang mendapat anggukan dari Fina.
.........
...Di kediaman keluarga Mahendra sedang berlangsung makan malam dengan suasana hening hanya suara sendok dan garpu yang beradu suara terdengar di meja makan, tidak ada seorang pun yang bersuara meski ada si kecil Saina suasana tetaplah hening tak ada celoteh riang layaknya anak usia 5 tahun sebaya nya. Saina memang anak dengan pribadi pendiam dan sulit untuk bersosial dengan orang orang sekitar, itulah yang menyebabkan Saina tidak bersekolah di TK atau bahkan di play group. Revan secara khusus mendatangkan guru privat untuk Saina belajar di rumah....
...Namun pikiran Revan kembali terlintas pada kejadian tadi siang di taman, benarkah itu anaknya? kenapa Saina bisa tertawa begitu lepas? bukankah Saina baru bertemu dengan wanita itu? pertanyaan demi pertanyaan terus memutar di kepala Revan sampai kemudian nyonya Lila membuka obrolan dan membuyarkan lamunannya....
"Siapa gadis yang sudah menolong Saina van?"
tanya nyonya Lila penasaran memecah keheningan di meja makan.
" Tidak ada yang sepesial, hanya seseorang yang kebetulan ada di situ. "
Mendapat jawaban santai dari sang putra membuat nyonya Lila mengerutkan kening. Nyonya Lila benar benar menyerah dengan sikap acuh putranya itu.
" kakak itu tantik gleny, baik sekali dengan Sain."
celetuk Saina menimpali jawaban Revan yang berbanding terbalik itu.
" Sain kita sedang makan, jika sudah selesai sebaiknya kamu atas. "
...Saina yang mendapati dady nya lagi lagi marah hanya bisa cemberut dan melangkah naik ke kamarnya, Mahendra yang melihat anaknya seperti itu hanya bisa menghela nafasnya....
" Tidakkah kamu terlalu keras dengannya van, dia masih kecil santai saja biarkan Sain berkreasi. " tegur papa Revan dengan halus menasehati anaknya.
" Sudahlah pa, jangan terlalu memanjakan, Saina juga harus disiplin... Aku selesai, Revan keatas dulu ya pa ma." ucapan Revan di balas anggukan oleh keduanya.
Lagi lagi Mahendra dan Lila harus bisa lebih bersabar menghadapi putra mereka. Sebenarnya Revan yang dulu tidak seperti saat ini, Revan yang sekarang hanya ada Revan yang tidak berperasaan, datar, dan pendiam. Terkadang mereka merindukan sosok Revan yang hangat hadir kembali diantara mereka.
kira kira apa penyebab Revan seperti itu ya? ikuti terus kisahnya .. see you...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Riana
pasti gara" di tinggal sama momy nya Saina
2022-11-22
0