Bab 5 pria misterius

" Mang buburnya satu kayak biasa ya. "

Teriak Reina kepenjual bubur langganan nya itu, kemudian mengajak Saina untuk duduk sambil menunggu pesanan matang.

" Apa Sain ada alergi makanan? " Tanya Reina kepada Saina yang di balas dengan gelengan kepala. Tak berapa lama Mang Odi membawa pesanan Reina beserta teh hangat yang masih mengepul.

" Makasih mang, Saina mau coba bubur ini enak loh bagaimana kalau kakak yang suapin Saina?" Mendengar hal itu Saina seakan girang dan langsung membuka mulutnya lebar.

...Belum juga makanan itu masuk ke mulut Saina Revan yang berhasil menyusul Reina dan Saina kemudian duduk di depan mereka berdua sambil mengeluarkan komentar pedasnya lebih tepatnya larangan untuk Saina....

" Sain tidak boleh, ini tidak bersih kamu bisa sakit perut nanti. "

Reina yang mendengar komentar Revan menghentikan gerakan tangannya dan langsung menoleh kearah Revan sambil melotot.

" Jika anda tidak ingin makan, sebaiknya anda diam dan jangan menghina pedagang kecil. Saya sudah lama langganan disini dan buktinya sampai sekarang saya masih hidup sehat wal afiat." Ucap Reina ketus dengan penekan di kalimat akhirnya.

...Revan yang mendengar jawaban sarkasme dari Reina seketika menelan saliva nya dengan kasar dan langsung terdiam, Revan mencoba menahan keterkejutannya akan tanggapan kasar Reina namun detik selanjutnya Revan kembali ke tampang datarnya. Ternyata ngeri juga kalau melihat cewek ketika marah, batin Revan....

...Reina melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda menyuapi Saina. Perlahan bubur itu mulai masuk ke mulut Saina dan dikunyah secara perlahan....

" Bagaimana Sain? Enak kan?" Tanya Reina sambil mengelus puncak kepala Saina.

Saina yang mendapat perlakuan itu terlihat nyaman sambil sesekali tersenyum ceria dan berceloteh manja.

Deg

Lagi lagi jantung Revan berdenyut melihat interaksi Reina dan Saina yang begitu akrab. Saina yang bahkan kesahariannya mandiri dalam urusan makan sekarang malah dengan manja menerima suapan demi suapan bubur hingga habis tak tersisa. Apa Saina benar benar butuh sosok seorang ibu? Pertanyaan itu kembali terlintas di kepala Revan.

" Jika sudah selesai ayo kita pulang, glany pasti sudah menunggu." Ucap Revan sambil terus mengamati interaksi keduanya.

" Bolehkah kakak tantik ikut kelumah dady?" Pinta Saina dengan wajah memelasnya memohon untuk di izinkan.

" Kapan kapan saja ya kakak ikut, sekarang Sain ikut dady pulang saja ya."

Tolak Reina dengan halus, Reina bingung mau berkata apa lagi untuk menolaknya.

" Apa jadinya jika aku ikut kesana bisa alamat ini mah." Ucap Reina dalam hati dengan tetap menunjukan wajah bingung.

Melihat wajah Reina yang seperti itu membuat Revan tersenyum smirk muncul ide gila Reven untuk menjahili Reina.

" Jika kamu luang ikut saja pulang kerumah." Ucap Revan kemudian berbalik menuju parkiran mobil dengan sedikit tersenyum tanpa diketahui Reina.

...Mendapat persetujuan dari dady nya jelas itu membuat Saina gembira dan langsung menarik tangan Reina untuk segera mengikuti langkah dady nya menuju mobil. Reina yang ditarik hanya bisa pasrah dan mengikuti langkah kaki kecil Saina membawanya. Tanpa mereka sadari ada sosok seorang pria dari kejauhan yang tengah memandangi mereka masuk menuju mobil....

" Lama tidak berjumpa, dan kini kamu lebih memilih Revan. Dasar gadis tidak tahu diuntung, kamu hanya miliku.. hanya milikku." Ucap pria itu sambil tersenyum smirk seakan tengah merencanakan sesuatu.

........

...Sepanjang perjalanan baik Revan maupun Reina tidak ada yang membuka obrolan hanya terdengar celoteh Saina yang terus bertanya banyak hal kepada Reina. Revan sesekali tersenyum ketika melihat Reina yang terkadang tak bisa menjawab pertanyaan Saina yang cukup absurd menurutnya, namun dapat di tanggapi Reina dengan mengalihkan topik yang lebih seru untuk anak anak sehingga perhatian Saina teralih kepada topik baru yang dibicarakan Reina....

" Dia lumayan juga untuk urusan anak kecil, keibuan dan cantik. Apa yang aku pikirkan tidak mungkin aku tertarik dengannya bukan?" Gumam Revan dalam hati sambil sesekali tersenyum namun detik berikutnya berubah jadi penyangkalan dan terus berulang hingga mobil berhenti tepat di halaman luas sebuah rumah dikawasan perumahan elit milik keluarga Mahendra.

...Reina dibuat terpanah dengan rumah keluarga Mahendra yang luas bahkan mungkin cukup untuk lapangan sepak bola pikir Reina sambil sesekali tertawa geli. Tidak hanya sampai di situ ruang tamu yang di desain sangat cantik dengan gaya arsitektur modern dimana di sudut bagian kanan ruangan di pasang guci besar yang mahal kelihatannya tentu, menambah kesan mewah di sana....

...Saina terus menarik Reina agar masuk ke ruang belakang rumah di mana terdapat taman kecil dengan kolam renang di sebelahnya nampak begitu tenang dan asri. Di sana tengah berdiri seorang wanita paruh baya yang masih cantik meski telah termakan usia tersenyum melihat Saina datang....

" Hai cucu glany sudah datang, apa kamu menikmatinya Sain? siapa kakak ini?" tanya Lila sambil menunjuk Reina dengan menampilkan senyumannya.

" ini kakak tantik glany, kakak tantik yang nolongin Sain kemalin." jawab Saina dengan tersenyum.

Lila yang mendengar cucunya berbicara kemudian memandang Reina, sepertinya dia cocok untuk ku jadikan menantu, batin Lila.

...Reina yang terus dipandangi Lila dengan tersenyum merasa kikuk, padahal hanya karena Saina ia datang kemari tapi kenapa Reina merasa ini lebih mirip bertemu dengan calon mertua. Big no masih banyak yang harus aku pertimbangkan jika calonku adalah si Revan muka datar itu ucap Reina dalam hati....

" Saya Reina tante biasa dipanggil Rein." ucap Reina memecah kecanggungan di antara keduanya.

" Oh nak Rein, bagaimana kalau kita sekarang sarapan bersama, kamu sudah makan?"

...Mendapat pertanyaan itu Reina bingung untuk menjawab, pasalnya Reina tadi memang memesan seporsi bubur tapi gagal untuk ia makan karena bubur itu malah masuk ke dalam perut kecil Saina....

" Tadi kakak tantik suapin Sain bubul glany, enak banget Sain suka jadi Sain habisin semua deh." jawab Saina dengan polosnya membuat Reina dan Lila tertawa kecil.

...Kemudian Lila mengajak Reina pergi ke meja makan untuk sarapan bersama, di ruang makan Mahendra sudah duduk di kursi paling ujung disusul dengan Revan yang duduk di kursi ketiga sebelah kanan Mahendra. Lila menuntun Reina untuk mengikutinya mendekat ke arah meja makan. ...

" Ada tamu rupanya ya?" tanya Mahendra yang penasaran dengan gadis yang di bawa istrinya itu.

" Dia Rain pa, dia yang nolongin cucu kita tempo hari." ucap Lila menanggapi pertanyaan suaminya dengan sedikit memberi kode kerlingan mata yang langsung dibalas senyuman oleh Mahendra.

"Pagi om.." sapa Reina dengan canggung.

Revan yang melihat interaksi ke dua orang tuanya itu merasakan firasat aneh. Sepertinya niat untuk menjahili Reina berbalik menjadi boomerang untuk Revan.

" Harusnya aku tidak mengajaknya kesini, dasar bodoh kau Revan." maki Revan dalam hati.

hayo apa firasat bang Revan benar adanya? yuk ikuti terus kisahnya..

Episodes
1 Bab 1 Reina mentari
2 Bab 2 gadis kecil itu dalam bahaya
3 Bab 3 Revan Alexi Mahendra
4 Bab 4 tuan angkuh bermulut tajam
5 Bab 5 pria misterius
6 Bab 6 calon menantu idaman
7 Bab 7 bolehkah aku mencium mu?
8 Bab 8 Dia datang kembali
9 Bab 9 Iblis tetaplah iblis
10 Bab 10 Mami ?
11 Bab 11 Kenapa hatiku berdesir melihatnya?
12 Bab 12 Orang tua jaman sekarang
13 Bab 13 Paket misterius
14 Bab 14 Menikahlah dengan ku
15 Bab 15 Persyaratan yang gila
16 Bab 16 Terlalu berharap
17 Bab 17 Aku hancur kamu juga harus hancur
18 Bab 18 Rahasia?
19 Bab 19 Hari pernikahan
20 Bab 20 Aku dan dia sama?
21 Bab 21 Satu kamar?
22 Bab 22 Tendangan pagi hari
23 Bab 23 Kamar rahasia
24 Bab 24 Rumah tangga Revan
25 Bab 25 Memang kalau aku kenapa?
26 Bab 26 Cemburu ?
27 Bab 27 Iriana kembali ?
28 Bab 28 Rahasia yang disimpan lama
29 Bab 29 Iriana ?
30 Bab 30 Mabuk
31 Bab 31 Apa bedanya aku dengan j*l**g?
32 Bab 32 Dia darah dagingmu
33 Bab 33 Baju tidur Hello Kitty
34 Bab 34 Hari ibu
35 Bab 35 Wajahnya dan Saina mirip?
36 Bab 36 Ibu kandung Saina
37 Bab 37 Rencana ke dua
38 Bab 38 Sikap manis Revan
39 Bab 39 Ngadon?
40 Bab 40 Cinta memang membutakan mata
41 Bab 41 Memutar balikkan fakta
42 Bab 42 Gagal
43 Bab 43 Tua dan keriput
44 Bab 44 Makan siang
45 Bab 45 Tidak bisakah kamu membukannya
46 Bab 46 Parfum musim semi
47 Bab 47 Sebuah barang
48 Bab 48 Tanpa sadar
49 Bab 49 Jangan mencintainya
50 Bab 50 Puzzle
51 Bab 51 Aku kecewa
52 Bab 52 Khawatir
53 Bab 53 Memujanya adalah sebuah kesalahan
54 Bab 54 Tikus masuk perangkap
55 Bab 55 Aku tidak akan menceraikanmu
56 Bab 56 Siluet
57 Bab 57 Kepergok
58 Bab 58 Manja
59 Bab 59 Manusia serakah
60 Bab 60 Apa aku mainan mu?
61 Bab 61 Bukan pelakor
62 Bab 62 Move on
63 Bab 63 Cowok apa cewek?
64 Bab 64 Sultan
65 Bab 65 Pancaran cinta
66 Bab 66 Biji kacangku
67 Bab 67 Berbuat mesum
68 Bab 68 Anda keren di mata saya
69 Bab 69 Bodoh
70 Bab 70 Iblis dalam dirimu
71 Bab 71 Asisten pribadi
72 Bab 72 Pelakor
73 Bab 73 Apa hubungan keempatnya?
74 Bab 74 Egois
75 Bab 75 Khawatir
76 Bab 76 Terima kasih
77 Bab 77 Pria itu ....
78 Bab 78 Ibu yang hebat
79 Bab 79 Buat dia terjatuh
80 Bab 80 Hilang tak berbekas
81 Bab 81 Aku lepaskan semua
82 Bab 82 Putri om dan tante
83 Bab 83 Putra
84 Bab 84 Rencana tuan besar
85 Bab 85 Pendosa
86 Bab 86 Dasar cewek
87 Bab 87 Kecewa
88 Bab 88 Gelisah
89 Bab 89 Hotel Kenanga
90 Bab 90 Percaya padaku
91 Bab 91 Reina
92 Bab 92 Hamil di luar nikah
93 Bab 93 Aku kotor
94 Bab 94 Menghapus tanda
95 Bab 95 Selembar surat
96 Bab 96 Menuai hasil
97 Bab 97 P&R ?
98 Bab 98 Mama juga membencinya
99 Bab 99 Erika
100 Bab 100 Semua orang pernah terpuruk pada masanya
101 Bab 101 Berhati iblis
102 Bab 102 Kabar burung
103 Bab 103 Mengulang masa lalu
104 Bab 104 Bukan dia pelakunya
105 Bab 105 Beban yang kau tanggung pasti berat kan?
106 Bab 106 Kenapa aku tidak bisa lepas dari anak itu?
107 Bab 107 Tidak berguna?
108 Bab 108 Mencari bukti
109 Bab 109 Penyelamatan Revan
110 Bab 110 Bukankah aku selalu di sini bersamamu?
111 Bab 111 Hadiah dariku
112 Bab 112 Kemana Revan yang dulu?
113 Bab 113 Kecewa
114 Bab 114 Tidak akan kehilangan ibu untuk yang kedua kalinya
115 Bab 115 Bayi besar
116 Bab 116 Memberi tahu Erika
117 Bab 117 Bagai di tusuk berpuluh puluh pisau tajam
118 Bab 118 Perkara siomay
119 Bab 119 Perkara siomay 2
120 Bab 120 Kejutan dinner mewah
121 Bab 121 Siomay berkelas
122 Bab 122 Aku akan mendapatkan mu kembali
123 Bab123 Apa kamu masih sanggup menggendongku?
124 Bab 124 Reina sudah tahu segalanya?
125 Bab 125 Usaha yang sia sia
126 Bab 126 Ini tidak mungkin
127 Bab 127 Kenapa harus dia?
128 Bab 128 Kenapa hatiku merasa tidak tenang?
129 Bab 129 Aku anak yang tidak di inginkan
130 Bab 130 Bukankah hanya serpihan kaca?
131 Bab 131 Menunggu sampai pagi? apa kau sudah gila?
132 Bab 132 Bukti apa yang Revan miliki?
133 Bab 133 Bahkan hewan pun lebih mempunyai hati ketimbang dirimu
134 Bab 134 Mereka pasti sedang menungguku di sana
135 Bab 135 Apa kamu baik baik saja nak?
136 Bab 136 Aku akan menantikan karma yang datang padaku
137 Bab 137 Kau bilang memperbaiki segalanya?
138 Bab 138 Kenapa harus sekarang?
139 Bab 139 Apa aku boleh menjadi tidak tahu diri?
140 Bab 140 Maria?
141 Bab 141 Berbeda pendapat
142 Bab 142 Paket?
143 Bab 143 Apa kau pikir kau Tuhan?
144 Bab 144 Reina...
145 Bab 145 Aku menemukannya
146 Bab 146 Aku tidak sama dengannya
147 Bab 147 Tenanglah, dia baik baik saja
148 Bab 148 Memaafkan juga membutuhkan sebuah proses
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Bab 1 Reina mentari
2
Bab 2 gadis kecil itu dalam bahaya
3
Bab 3 Revan Alexi Mahendra
4
Bab 4 tuan angkuh bermulut tajam
5
Bab 5 pria misterius
6
Bab 6 calon menantu idaman
7
Bab 7 bolehkah aku mencium mu?
8
Bab 8 Dia datang kembali
9
Bab 9 Iblis tetaplah iblis
10
Bab 10 Mami ?
11
Bab 11 Kenapa hatiku berdesir melihatnya?
12
Bab 12 Orang tua jaman sekarang
13
Bab 13 Paket misterius
14
Bab 14 Menikahlah dengan ku
15
Bab 15 Persyaratan yang gila
16
Bab 16 Terlalu berharap
17
Bab 17 Aku hancur kamu juga harus hancur
18
Bab 18 Rahasia?
19
Bab 19 Hari pernikahan
20
Bab 20 Aku dan dia sama?
21
Bab 21 Satu kamar?
22
Bab 22 Tendangan pagi hari
23
Bab 23 Kamar rahasia
24
Bab 24 Rumah tangga Revan
25
Bab 25 Memang kalau aku kenapa?
26
Bab 26 Cemburu ?
27
Bab 27 Iriana kembali ?
28
Bab 28 Rahasia yang disimpan lama
29
Bab 29 Iriana ?
30
Bab 30 Mabuk
31
Bab 31 Apa bedanya aku dengan j*l**g?
32
Bab 32 Dia darah dagingmu
33
Bab 33 Baju tidur Hello Kitty
34
Bab 34 Hari ibu
35
Bab 35 Wajahnya dan Saina mirip?
36
Bab 36 Ibu kandung Saina
37
Bab 37 Rencana ke dua
38
Bab 38 Sikap manis Revan
39
Bab 39 Ngadon?
40
Bab 40 Cinta memang membutakan mata
41
Bab 41 Memutar balikkan fakta
42
Bab 42 Gagal
43
Bab 43 Tua dan keriput
44
Bab 44 Makan siang
45
Bab 45 Tidak bisakah kamu membukannya
46
Bab 46 Parfum musim semi
47
Bab 47 Sebuah barang
48
Bab 48 Tanpa sadar
49
Bab 49 Jangan mencintainya
50
Bab 50 Puzzle
51
Bab 51 Aku kecewa
52
Bab 52 Khawatir
53
Bab 53 Memujanya adalah sebuah kesalahan
54
Bab 54 Tikus masuk perangkap
55
Bab 55 Aku tidak akan menceraikanmu
56
Bab 56 Siluet
57
Bab 57 Kepergok
58
Bab 58 Manja
59
Bab 59 Manusia serakah
60
Bab 60 Apa aku mainan mu?
61
Bab 61 Bukan pelakor
62
Bab 62 Move on
63
Bab 63 Cowok apa cewek?
64
Bab 64 Sultan
65
Bab 65 Pancaran cinta
66
Bab 66 Biji kacangku
67
Bab 67 Berbuat mesum
68
Bab 68 Anda keren di mata saya
69
Bab 69 Bodoh
70
Bab 70 Iblis dalam dirimu
71
Bab 71 Asisten pribadi
72
Bab 72 Pelakor
73
Bab 73 Apa hubungan keempatnya?
74
Bab 74 Egois
75
Bab 75 Khawatir
76
Bab 76 Terima kasih
77
Bab 77 Pria itu ....
78
Bab 78 Ibu yang hebat
79
Bab 79 Buat dia terjatuh
80
Bab 80 Hilang tak berbekas
81
Bab 81 Aku lepaskan semua
82
Bab 82 Putri om dan tante
83
Bab 83 Putra
84
Bab 84 Rencana tuan besar
85
Bab 85 Pendosa
86
Bab 86 Dasar cewek
87
Bab 87 Kecewa
88
Bab 88 Gelisah
89
Bab 89 Hotel Kenanga
90
Bab 90 Percaya padaku
91
Bab 91 Reina
92
Bab 92 Hamil di luar nikah
93
Bab 93 Aku kotor
94
Bab 94 Menghapus tanda
95
Bab 95 Selembar surat
96
Bab 96 Menuai hasil
97
Bab 97 P&R ?
98
Bab 98 Mama juga membencinya
99
Bab 99 Erika
100
Bab 100 Semua orang pernah terpuruk pada masanya
101
Bab 101 Berhati iblis
102
Bab 102 Kabar burung
103
Bab 103 Mengulang masa lalu
104
Bab 104 Bukan dia pelakunya
105
Bab 105 Beban yang kau tanggung pasti berat kan?
106
Bab 106 Kenapa aku tidak bisa lepas dari anak itu?
107
Bab 107 Tidak berguna?
108
Bab 108 Mencari bukti
109
Bab 109 Penyelamatan Revan
110
Bab 110 Bukankah aku selalu di sini bersamamu?
111
Bab 111 Hadiah dariku
112
Bab 112 Kemana Revan yang dulu?
113
Bab 113 Kecewa
114
Bab 114 Tidak akan kehilangan ibu untuk yang kedua kalinya
115
Bab 115 Bayi besar
116
Bab 116 Memberi tahu Erika
117
Bab 117 Bagai di tusuk berpuluh puluh pisau tajam
118
Bab 118 Perkara siomay
119
Bab 119 Perkara siomay 2
120
Bab 120 Kejutan dinner mewah
121
Bab 121 Siomay berkelas
122
Bab 122 Aku akan mendapatkan mu kembali
123
Bab123 Apa kamu masih sanggup menggendongku?
124
Bab 124 Reina sudah tahu segalanya?
125
Bab 125 Usaha yang sia sia
126
Bab 126 Ini tidak mungkin
127
Bab 127 Kenapa harus dia?
128
Bab 128 Kenapa hatiku merasa tidak tenang?
129
Bab 129 Aku anak yang tidak di inginkan
130
Bab 130 Bukankah hanya serpihan kaca?
131
Bab 131 Menunggu sampai pagi? apa kau sudah gila?
132
Bab 132 Bukti apa yang Revan miliki?
133
Bab 133 Bahkan hewan pun lebih mempunyai hati ketimbang dirimu
134
Bab 134 Mereka pasti sedang menungguku di sana
135
Bab 135 Apa kamu baik baik saja nak?
136
Bab 136 Aku akan menantikan karma yang datang padaku
137
Bab 137 Kau bilang memperbaiki segalanya?
138
Bab 138 Kenapa harus sekarang?
139
Bab 139 Apa aku boleh menjadi tidak tahu diri?
140
Bab 140 Maria?
141
Bab 141 Berbeda pendapat
142
Bab 142 Paket?
143
Bab 143 Apa kau pikir kau Tuhan?
144
Bab 144 Reina...
145
Bab 145 Aku menemukannya
146
Bab 146 Aku tidak sama dengannya
147
Bab 147 Tenanglah, dia baik baik saja
148
Bab 148 Memaafkan juga membutuhkan sebuah proses

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!