Chapter 04 : Boneka Kucing

Keesokan paginya saat aku keluar, Natalie sudah berada di depan pintu dengan penampilan yang berbeda. Ia mengenakan gaun putih terusan dengan tas yang digantung di bahunya.

"Anu, aku malu jika dilihat seperti itu."

"Ah, maafkan aku.. kau terlihat imut."

"Ter-terima kasih, mau pergi sekarang."

Aku mengangguk mengiyakan sebelum akhirnya mengunci pintu dan pergi bersama Natalie. Kami berdua saling diam bahkan ketika kami sampai di sebuah mall terkenal.

Hal ini jelas tidak boleh kubiarkan, cepat berfikir. Setelah cukup memikirkannya aku dapat kalimat yang bagus.

"Hari yang cerah yah."

"Um."

"Apa kita hanya membeli ponsel dan pulang lagi?"

"Mana mungkin, kita akan bersenang-senang bahkan aku sudah menulis jadwalnya."

Natalie mengeluarkan gulungan kertas dari dalam tasnya, dan itu benar-benar sangat panjang.

"Arta apa kau tidak menganggap ini kencan?"

"Eh, ini kencan?"

"Tentu saja... Aku cukup bosan selalu berada di rumah jadi ketika aku bosan kau harus menemaniku seperti ini."

Aku berdeham sekali.

"Arta wajahmu memerah."

"Bukan apa-apa."

Natalie hanya melihat ke arahku dengan pandangan berbinar selagi tersenyum jahil, yah kurasa aku terjebak dengannya seharian ini.

Setelah membeli ponsel aku dibawa berkeliling mall, terutama area game. Aku berdiri selagi mengawasi Natalie yang sedang berdansa di depanmu, setiap gerakannya memang sempurna.

Layar besar kini menampilkan tulisan "Finish" yang mana menjadi akhir tariannya.

"Aku sangat berkeringat, bagaimana tarianku barusan?" tanyanya demikian.

"Sangat bagus."

"Kenapa Arta tidak mencobanya juga?"

"Soal itu, aku tidak mungkin melakukannya, aku adalah tipe pasif," balasku selagi memberikan tas milik Natalie.

"Heh, aku pikir Arta terlihat atletik juga... Mau bagaimana lagi, mau coba game lain?"

Aku mengangguk sebagai jawaban, hal seperti ini membuatku gugup terlebih ini pertama kalinya aku pergi dengan seseorang, terlebih dia seorang gadis.

Kami bermain tembak-tembakan, game arcade bahkan semua game yang bisa dimainkan dua orang di ruangan ini telah kami coba, kendati demikian.

"Aku kalah."

Aku yang terduduk lemah hanya bisa meratapinya sementara Natalie tertawa lepas.

Aku benar-benar berhutang soal ponsel dan kekalahan ini padanya.

"Arta cuma beruntung karena lawannya adalah aku, bagaimana kalau Arta coba yang di sana juga?"

Di dekat pintu ada sebuah mesin capit di mana hadiahnya adalah boneka. Jika pun aku mencobanya aku tidak yakin akan memenangkannya, meski begitu Natalie malah menarikku.

"Apapun yang terjadi kau harus mencobanya, atau aku akan marah soal ini."

Aku hanya bisa mendesah pelan saat memasukan koin ke dalamnya, dengan gerakan asal-asalan aku memilih mengambil boneka yang ditunjuk oleh Natalie, itu hanya boneka kucing oranye.

"Uwaah... lihat itu."

Entah Kenapa aku malah berhasil melakukannya.

"Uwahh... aku menang."

"Kenapa Arta juga malah terkejut?"

Aku mengambil boneka dari dalam mesin lalu memberikannya pada Natalie.

"Terima kasih Arta, sepertinya aku haus sekarang... bagaimana kalau kita cari minuman?"

"Untuk itu biar aku yang membayarnya, aku tidak akan membiarkan seorang gadis terus mentraktirku. Aku masih punya harga diri," mendengar itu Natalie malah tertawa, dia mencondongkan tubuhnya sedikit ke arahku lalu berkata dengan imut selagi menyibak rambut di telinganya.

"Aku tidak keberatan."

Kami memutuskan mengunjungi cafe yang berada di lantai atas, saat pelayan datang aku memesan kopi hitam.

"Kopi hitam, Arta sangat dewasa. Kalau begitu aku juga."

Sebenarnya diam-diam aku memasukan gula ke dalamnya.

"Tidak, tidak, kau tidak akan sanggup meminumnya sebaiknya pesan jus atau hal lainnya."

"Aku sudah dewasa, aku akan tetap meminum kopi pahit, tolong pesan itu juga."

Aku mengangguk ke arah si pelayan sebelum dia pergi dan kembali dengan kopi kami.

"Aku ini sudah dewasa, kopi pahit bukan apa-apa bagiku."

Saat Natalie meneguknya dia menjatuhkan wajahnya di atas meja dengan mual.

"Pahit sekali, apa orang dewasa itu tidak memiliki selera bagus?" aku hanya memperhatikan selagi tersenyum masam ke arahnya.

Terpopuler

Comments

Creeper-Chan

Creeper-Chan

imut sih tapi jatuhin harga diri wkwkwk

2021-11-29

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01 : Siswa Pindahan
2 Chapter 02 : Kucing Yang Ini Terlalu Imut
3 Chapter 03 : Ajakan Pergi Bersama
4 Chapter 04 : Boneka Kucing
5 Chapter 05 : Gadis Berambut Merah
6 Chapter 06 : Rencana Pembentukan Klub
7 Chapter 07 : Si Jenius Dari Tempat Tak Dikenal
8 Chapter 08 : Kerja Paruh Waktu
9 Chapter 09 : Hadiah Dari Pengagum Rahasia
10 Chapter 10 : Tes Psikologis
11 Chapter 11 : Tugas pertama
12 Chapter 12 : Pembicaraan
13 Chapter 13 : Pengakuan Cinta
14 Chapter 14 : Di Ruangan Klub
15 Chapter 15 : Keluarga Natalie
16 Chapter 16 : Makan Malam
17 Chapter 17 : Pulang Ke Rumah
18 Chapter 18 : Video Game Dan Sapaan Selamat Malam
19 Chapter 19 : Sebuah Hadiah Dari Toko Kebahagiaan
20 Chapter 20 : Tulisan Di Atas Kertas
21 Chapter 21 : Hujan Selepas Pulang
22 Chapter 22 : Berbelanja
23 Chapter 23 : Liburan Akhir Pekan
24 Chapter 24 : Pesta Barbeque Dan Kekuatan Baru
25 Chapter 25 : Kegiatan Klub
26 Chapter 26 : Pulang Bersama
27 Chapter 27 : Olahraga Di Pagi Hari Memang Melelahkan
28 Chapter 28 : Perasaan Khawatir
29 Chapter 29 : Acara Sekolah
30 Chapter 30 : Guru, Murid Dan Pertemanan
31 Chapter 31 : Di Tempat Tujuan
32 Chapter 32 : Uang Bonus
33 Chapter 33 : Pertemuan Pertama
34 Chapter 34 : Pertemuan Di Pinggir Sungai
35 Chapter 35 : Pindahan Ibu Sania
36 Chapter 36 : Pulang Sekolah
37 Chapter 37 : Piknik Bersama
38 Chapter 38 : Cokelat
39 Chapter 39 : Event Di Cafe
40 Chapter 40 : Masa Depan Soal Pernikahan
41 Chapter 41 : Dunia Game
42 Chapter 42 : Ketua Osis
43 Chapter 43 : Hal Yang merepotkan
44 Chapter 44 : Yang Terjadi
45 Chapter 45 : Sebuah Rencana
46 Chapter 46 : Akhir Dari Permintaan
47 Chapter 47 : Permintaan Hari Libur
48 Chapter 48 : Hari Libur Kedua
49 Chapter 49 : Bermain Salju
50 Chapter 50 : Persiapan Pesta Ulang Tahun
51 Chapter 51 : Kejutan Dan Misteri Dari Sekolah
52 Chapter 52 : Ketua Osis Yang Baru
53 Chapter 53 : Sebuah Karnaval
54 Chapter 54 : Siswa Berandalan
55 Chapter 55 : Melarikan Diri
56 Chapter 56 : Rencana Dari Kepala Sekolah Ini
57 Chapter 57 : Cuaca Yang Panas
58 Chapter 58 : Pahlawan Saat Ini, Tukang Halu Setelahnya
59 Chapter 59 : Sebuah Keputusan
60 Chapter 60 : Persaingan Diantara Gadis Ternyata Menakutkan
61 Chapter 61 : Permintaan Dari Kantin Sekolah
62 Chapter 62 : Toko Buku
63 Chapter 63 : Kebiasaan Sejak Kecil
64 Chapter 64 : Damage
65 Chapter 65 : Masa Lalu Ibu Sania
66 Chapter 66 : Liburan
67 Chapter 67 : Hari Pertama
68 Chapter 68 : Di Taman Kota
69 Chapter 69 : Di Bawah Awan Hujan
70 Chapter 70 : Serangga Itu menakutkan
71 Chapter 71 : Permintaan Erin
72 Chapter 72 : Menyiram Taman Sekolah
73 Chapter 73 : Permintaan Nurman
74 Chapter 74 : Tahun Ajaran Baru
75 Chapter 75 : Pemintaan Dari Murid Asing
76 Chapter 76 : Ena Itsuki
77 Chapter 77 : Pengakuan
78 Chapter 78 : Penelepon Misterius
79 Chapter 79 : Pernikahan (Tamat)
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Chapter 01 : Siswa Pindahan
2
Chapter 02 : Kucing Yang Ini Terlalu Imut
3
Chapter 03 : Ajakan Pergi Bersama
4
Chapter 04 : Boneka Kucing
5
Chapter 05 : Gadis Berambut Merah
6
Chapter 06 : Rencana Pembentukan Klub
7
Chapter 07 : Si Jenius Dari Tempat Tak Dikenal
8
Chapter 08 : Kerja Paruh Waktu
9
Chapter 09 : Hadiah Dari Pengagum Rahasia
10
Chapter 10 : Tes Psikologis
11
Chapter 11 : Tugas pertama
12
Chapter 12 : Pembicaraan
13
Chapter 13 : Pengakuan Cinta
14
Chapter 14 : Di Ruangan Klub
15
Chapter 15 : Keluarga Natalie
16
Chapter 16 : Makan Malam
17
Chapter 17 : Pulang Ke Rumah
18
Chapter 18 : Video Game Dan Sapaan Selamat Malam
19
Chapter 19 : Sebuah Hadiah Dari Toko Kebahagiaan
20
Chapter 20 : Tulisan Di Atas Kertas
21
Chapter 21 : Hujan Selepas Pulang
22
Chapter 22 : Berbelanja
23
Chapter 23 : Liburan Akhir Pekan
24
Chapter 24 : Pesta Barbeque Dan Kekuatan Baru
25
Chapter 25 : Kegiatan Klub
26
Chapter 26 : Pulang Bersama
27
Chapter 27 : Olahraga Di Pagi Hari Memang Melelahkan
28
Chapter 28 : Perasaan Khawatir
29
Chapter 29 : Acara Sekolah
30
Chapter 30 : Guru, Murid Dan Pertemanan
31
Chapter 31 : Di Tempat Tujuan
32
Chapter 32 : Uang Bonus
33
Chapter 33 : Pertemuan Pertama
34
Chapter 34 : Pertemuan Di Pinggir Sungai
35
Chapter 35 : Pindahan Ibu Sania
36
Chapter 36 : Pulang Sekolah
37
Chapter 37 : Piknik Bersama
38
Chapter 38 : Cokelat
39
Chapter 39 : Event Di Cafe
40
Chapter 40 : Masa Depan Soal Pernikahan
41
Chapter 41 : Dunia Game
42
Chapter 42 : Ketua Osis
43
Chapter 43 : Hal Yang merepotkan
44
Chapter 44 : Yang Terjadi
45
Chapter 45 : Sebuah Rencana
46
Chapter 46 : Akhir Dari Permintaan
47
Chapter 47 : Permintaan Hari Libur
48
Chapter 48 : Hari Libur Kedua
49
Chapter 49 : Bermain Salju
50
Chapter 50 : Persiapan Pesta Ulang Tahun
51
Chapter 51 : Kejutan Dan Misteri Dari Sekolah
52
Chapter 52 : Ketua Osis Yang Baru
53
Chapter 53 : Sebuah Karnaval
54
Chapter 54 : Siswa Berandalan
55
Chapter 55 : Melarikan Diri
56
Chapter 56 : Rencana Dari Kepala Sekolah Ini
57
Chapter 57 : Cuaca Yang Panas
58
Chapter 58 : Pahlawan Saat Ini, Tukang Halu Setelahnya
59
Chapter 59 : Sebuah Keputusan
60
Chapter 60 : Persaingan Diantara Gadis Ternyata Menakutkan
61
Chapter 61 : Permintaan Dari Kantin Sekolah
62
Chapter 62 : Toko Buku
63
Chapter 63 : Kebiasaan Sejak Kecil
64
Chapter 64 : Damage
65
Chapter 65 : Masa Lalu Ibu Sania
66
Chapter 66 : Liburan
67
Chapter 67 : Hari Pertama
68
Chapter 68 : Di Taman Kota
69
Chapter 69 : Di Bawah Awan Hujan
70
Chapter 70 : Serangga Itu menakutkan
71
Chapter 71 : Permintaan Erin
72
Chapter 72 : Menyiram Taman Sekolah
73
Chapter 73 : Permintaan Nurman
74
Chapter 74 : Tahun Ajaran Baru
75
Chapter 75 : Pemintaan Dari Murid Asing
76
Chapter 76 : Ena Itsuki
77
Chapter 77 : Pengakuan
78
Chapter 78 : Penelepon Misterius
79
Chapter 79 : Pernikahan (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!