Part 4

Zella yang sedang menali sepatunya terdorong dan tertimpa seorang laki-laki yang menurutnya adalah seorang dosen.

Sebab ia sempat melihat saat orang yang menabraknya sedang keliling melakukan pengecekan.

Sedangkan Levi, yang terjatuh di atas Zella jadi melupakan mamanya yang hendak tertabrak motor mahasiswa yang melaju kencang.

"Gadis ini cantik sekali. Rambutnya, matanya, hidungnya, dan bibirnya membuatku sangat terpesona. Baru kali ini aku melihat bidadari ada di dunia." Batin Levi yang semakin mendekatkan kepalanya ke wajah Zella.

"Au," suara Zella yang merintih kesakitan menyadarkan lamunan Levi dan sedikit menarik kepalanya.

"Kamu sengaja ya?" tanya Levi ketus.

Zella pun mengernyitkan dahinya tak paham dengan maksud pertanyaan Levi.

"Maksudnya?" tanya Zella balik. "Bukannya bapak yang tabrak saya sampe saya jatuh?"

Levi pun kembali mendekatkan wajahnya dan menatap Zella lekat-lekat hingga membuat Zella gugup.

"Lupakan!" Levi berbisik di telinga Zella dan membuat Zella meremang.

Levi pun bangkit dari tubuh Zella dan tidak langsung membantu Zella berdiri.

"Aku bantu berdiri, Zella." ucap Leon mengulurkan tangannya membantu Zella berdiri.

Levi pun merasa gusar karena kehadiran Leon. Terlebih melihatnya membantu Zella berdiri.

"Makasih banyak ya Kak." ucapan terima kasih Zella membuat Levi makin meradang dan pergi meninggalkan Zella.

Saat Levi melihat mamanya sudah bersama Silla, ia pun menepuk jidatnya, "Ya Ampun, bagaimana bisa aku melupakan mama." batin Levi.

"Mama gak papa kan?" tanya Levi mengecek kondisi mamanya.

"Harusnya mama yang nanya sama kamu. Kamu gak papa kan?" tanya bu Karen.

"Maksud mama apa sih? Levi gak paham deh." ucap Levi yang membuat Silla terkekeh.

"Dia namanya Zella, sahabat aku kak." Silla menunjuk ke arah Zella yang berjalan dengan Leon ke arah parkiran.

"Gak tanya!" balas Levi ketus.

"Ini juga sahabat aku, Nay. Dia yang nolongin mama tadi." ucap Silla memperkenalkan Nay.

"Makasih, Nay." ucap Levi singkat dan Nay hanya mengangguk.

"Mama hati-hati ya," ucap Levi meninggalkan mamanya dan kembali ke mobilnya.

"Zella, nama yang cantik secantik orangnya." Batin Levi yang melihat Zella menaiki motornya. Ia pun mengikuti Zella dari belakang sampai Zella belok masuk ke dalam gerbang kosnya.

"Hemm, deket juga kosnya sama kampus." gumam Levi dan langsung pergi meninggalkan kos Zella.

Setelah menguntit Zella, Levi segera kembali ke rumahnya. Dilihatnya mobil Silla sudah terparkir rapi.

Levi pun segera memarkirkan mobilnya dan masuk ke dalam rumahnya.

"Darimana aja kak, kok baru nyampe?" tanya Silla penuh selidik.

"Isi bensin." jawab Levi sekenanya dan langsung naik ke kamarnya.

***

Zella yang sudah membersihkan dirinya langsung keluar berjalan-jalan untuk mengecek ruko kosong di depan kampusnya.

Sesampainya di depan ruko kosong tersebut, Zella langsung memencet nomor ponsel yang tertera di tulisan SEWA RUKO.

Setelah panggilan tersambung, Zella pun menyampaikan maksudnya yang ingin menyewa ruko dan membuat perjanjian untuk bertemu besok malam. Tepat saat panggilan berakhir, bahu Zella ditepuk hingga membuat Zella terkejut.

Zella pun menoleh, dan tampak Nay sudah dibelakangnya sambil nyengir kuda.

"Kaget tau, Nay." Zella mencubit pinggang Nay.

"Sorry Zell, sorry." ucap Nay. "Cari makan yuk." ajak Nay kemudian.

"Masak aja di kos, di kulkas banyak sayuran." Zella pun mengajak Nay ke kosnya.

"Asyik banget kalo gitu Zella, kos kamu tuh ya mirip apartemen." ucap Nay sambil berjalan ke kos Zella.

"Kos kamu sebelah mana Nay?" tanya Zella.

"Dua gang setelah kos kamu. Main dong," ajak Nay.

"Okey deh. Nanti aku anterin kamu sekalian main." ucap Zella dan mereka pun telah sampai di kos Zella.

***

Sedangkan Levi masih terbayang-bayang paras cantik Zella di kamarnya. Setelah sekian lama acuh terhadap perempuan, baru sekarang ia merasa tertarik dan mulai mengganggu fikirannya.

"Ish, bisa-bisanya sih kepikiran Zella terus!" gerutu Levi yang kesal pada dirinya sendiri.

Tak lama kemudian, pintu kamarnya digedor dan terdengar teriakan Silla di balik pintu.

"Kak Levi, dipanggil mama suruh makan!" teriak Silla.

"Iyaaa!" balas Levi.

"Buruan kaaaak, aku keburu lapeer." Silla terus menggedor pintu kamar kakaknya.

"Iya bawel," Levi membuka pintu kamarnya dan menyuruh Silla turun ke bawah duluan.

Levi pun menyusul adiknya turun, dan tampak mamanya sudah duduk disana.

"Dek, jangan kebiasaan teriak teriak. Malu ntar kalo ada tamu juga masih begitu." Mama Karen menasehati putrinya.

"Dengerin tuh! Jadi cewek jangan urakan napa dek." ucap Levi mengambil nasi.

"Iya ma. Maaf." balas Silla sambil mendelik ke arah kakaknya.

"Oh iya, gimana ospeknya sayang?" tanya mama Karen sambil menyendokkan makanannya ke mulut.

"Asik asik aja sih sejauh ini, tapi yang lebih senengnya adek udah punga gank looooh. Semalem udah nongki bareng lagi." ucap Silla.

"Mama kira nongkrong sama temen SMA, dek."

"Kagak maaaa. Ya itu nongki bareng Zella sama Nay." jelas Silla.

"Cepet amat cocoknya dek?" tanya Mama Karen.

"Iya ma, nyambung aja sih kalo lagi cerita, kalo Nay tuh emang gayanya tomboy, nah kalo Zella nih simple tapi auranya wow banget ma." ucap Silla. "Kak Leon ketua BEM aja naksir berat ama Zella."

"Uhuk uhuk uhuk!" Mendengar Leon naksir Zella membuat Levi langsung tersedak hingga mama dan Silla memandang ke arahnya.

"Makan pelan-pelan kak," mama menyodorkan minum ke Levi.

"Makasih ma," ucap Levi lalu meneruskan makannya.

"Nah, Zella itu yang ditindih ama Kak Levi di lapangan kampus ma." ucap Silla antusias.

"Jangan ngaco deh, itu gak sengaja karena kakak kesandung batu!" sanggah Levi tidak terima. "Ngadi-ngadi aja."

"Mama sih liatnya yaaa seperti yg disampaikan adik kamu kak. Kalo yang tersandung mama malah gak liat kak." ucap mama sedikit meledek.

"Diiiih, mama apaan sih." ucap Levi menghabiskan suapan terakhirnya.

"Menurut Kak Levi, Zella cantik gak?" tanya Silla. "Umurnya masih 17 tahun loooh."

"Kalo mama lihat lihat sih cantik juga loh dek." jawab Mama Karen.

"Namanya perempuan tuh cantik, kalo laki baru tampan," jawab Levi mengelap mulutnya.

"Kak Levi gak mau kenal lebih deket sama temen adek? Siapa tahu bisa mengubah status kakak biar gak jomblo lagi." ucap Silla.

"Kamu tuh anak baru gede kemarin sore. Gak usah ikut campur urusan pribadi kakak!" ucap Levi marah.

"Udah ah, Levi duluan. Daaaah semua."

Mama dan Silla tersenyum melihat Levi meninggalkan meja makan.

"Kak Levi kok malah marah sih." ucap Silla setelah kakaknya masuk kamar.

"Biarin aja dek, jangan sering diledekin." Mama Karen menyudahi makannya.

"Menurut mama, Kak Levi bakal suka gak sama Zella?" tanya Silla pada mamanya.

"Emmmmh, May be yes may be no. Yaaaah kamu tau sendiri kan kakak kamu gak pernah mikirin cewek. Udah buruan dek makannya. Dari tadi gak habis-habis," ucap Mama sambil membereskan meja makan.

Silla pun akhirnya menghabiskan makanannya dan membantu mamanya membereskan meja makan dan dapur. Setelah itu mereka kembali ke kamar mereka masing-masing.

Pembaca tercinta, mohon dukungannya ya untuk novel ini.

Jangan lupa untuk tinggalkan jejak dengan Like, Coment (Kritik dan Saran yang membangun), Favorit, dan Vote ya.

Terima kasih.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Gengsi ama Ego aja dipelihara, Padahal Lebi bisa mengguna kan Silla utk dekatin Zella, Sok jual mahal, Saat tau didekatin ama Leon malah kebakaran jenggot 🤣🤣🤣😜😜

2023-10-10

1

Sandisalbiah

Sandisalbiah

suka dgn keluarga Levi, walau gak lengkap tp tetap bahagia...

2023-06-11

0

ythksrh

ythksrh

aku mampir lagi🥰🥰🥰🥰

2022-05-11

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!