Leon pun segera menyuruh Zella kembali ke tempatnya dan mengendalikan suasana agar mahasiswa kembali melihat ke arahnya.
Selesai ice breaking, saatnya Reza wakil ketua BEM menjadi narasumber orientasi pengenalan kampus yang selanjutnya.
"Aku ke toilet bentar ya," pamit Zella pada teman-temannya. Silla dan Nay hanya mengangguk.
Leon yang dari awal memperhatikan Zella, langsung mengikuti arah kemana Zella pergi.
Tak lama, Zella pun keluar dari pintu toilet. Ia melihat Leon dan melewatinya begitu saja. Leon langsung menarik tangan Zella.
"Tunggu," cegah Leon.
Menyentuh pergelangan tangan Zella saja membuat jantung Leon berdegub kencang.
Zella yang terkejut langsung menarik tangannya kembali.
"Ada apa sih Kak, jangan pake narik dong." ucap Zella.
"Ups, sorry yah. Emm, saya cuma mau tanya temen kamu yang tadi nabrak saya siapa namanya?" tanya Leon yang bingung harus bilang apa.
"Nay," Zella menjawab singkat.
"Suruh dia kemari sebentar!" perintah Leon. Dan Zella hanya mengangguk dan meninggalkan Leon.
"Cewek ini beda banget sama yang lain. Bener bener menantang," batin Leon.
Tak lama kemudian tampak Nay mendekat ke arahnya.
"Ada apa kak? Tadi kan aku udah minta maaf." ucap Nay mendekat ke arah Leon.
"Kamu kesini disuruh siapa emangnya?" tanya Leon balik ke Nay.
"Lah kata Zella, kakak panggil aku." jawab Nay.
"Yaudah deh balik lagi sana." Leon menyuruh Nay kembali masuk ke audit.
"Diiih, dasar gak jelas banget." gerutu Nay melenggang pergi.
"Oooh, jadi namanya Zella." batin Leon bersorak ria telah mengetahui nama Zella.
Ia pun kembali bergabung bersama anggota BEM yang lain.
***
Hari pertama OSPEK telah usai. Zella, Silla, dan Nay berencana merayakan hari perkenalan mereka bertiga.
"Disini tuh Zell, yang asyik buat nongkrong itu di Cafe Tri-A." Celoteh Silla yang memang sering nongkrong bareng temen SMAnya. "Tenang aja, malem ini, I'll treat you. Tuh tempatnya tepat di belakang kampus kita", Silla menunjuk ke arah Cafe yag dimaksud.
"Oke, asal jangan sering-sering deh." jawab Zella yang memang tidak suka boros.
Nay pun mengangguk, dan langsung kembali ke kostnya.
"Jangan lupa jam 7 malem aku tunggu di sana." Silla berteriak sambil melambaikan tangannya.
Zella pun segera membersihkan dirinya. "Masih dua jam lagi," pikirnya dan ia pun kembali mengecek jadwal OSPEKnya untuk besok.
"Duuuh, paling males nieh kalo OSPEK lapangan." gerutu Zella menutup kembali jadwal OSPEKnya.
Zella merebahkan tubuhnya sebentar dan memasang alarm agar tidak sampai terlambat berkencan dengan sahabat barunya.
***
Di sisi lain, Leon dan seluruh anggota BEM masih harus mempersiapkan untuk OSPEK lapangan besok.
"Reza, kayaknya yang cewek biar pada balik dulu," ucap Leon. "Biar yang cowok-cowok aja yang lembur. Toh ini juga tinggal dikit."
"Oke lah. Aku komando biar pada istirahat." jawab Reza.
Reza pun menyuruh anggota BEM yang cewek untuk beristirahat dan pulang. Anggota cewek pun setuju dan segera pulang mengikuti arahan Reza.
"Leon, aku pulang dulu ya. Jangan capek-capek." ucap Carina berpamitan dengan Leon.
"Hemm," jawab Leon singkat dan tetap fokus dengan apa yang sedang dikerjakannya.
Satu jam setelah kepulangan anggota BEM putri, Leon dan teman-temannya telah selesai menyiapkan OSPEK Lapangan.
"Pada laper gak guys?" Tanya Leon pada teman-temannya.
"Laper dong Pak bos," jawab teman Leon serentak.
"Oke, sebelum pulang aku traktir di Cafe Tri-A belakang kampus ya. Langsung pesen aja apa yang kalian mau." ucap Leon dan teman-temannya langsung cabut ke Cafetaria.
"Reza, aku nebeng mandi di kosmu ya. Gatel banget rasanya." pinta Leon pada Reza yang kosnya di samping cafe Tri-A.
"Oke bos." Reza pun langsung mengendarai motornya dan diikuti mobil Leon dari belakang.
Tepat saat mobil Leon di depan kampus, ia melihat Zella menaiki motor PCXnya.
"Zella, mau kemana dia?" gumam Leon yang terus mengikuti Zella.
"Waaah, pas banget ternyata. Zella juga nongkrong di Cafe Tri-A." batin Leon gembira. Ia langsung masuk dan mandi kilat di kos Reza.
"Cepet amat Bro mandinya." serang Reza.
"Udah sana gih, buruan. Aku tunggu disana." Leon buru-buru pergi ke Cafe.
Sesampainya di Cafe, ia langsung mengedarkan pandangan mencari sosok Zella. Dan benar, Zella dan temannya duduk dekat meja kasir.
"Bill pembayaranya mana?" Tanya Leon dan langsung disodorkan bill pembayaran oleh salah satu temannya.
Ia pun segera ke meja kasir untuk membayar.
"Kak Leon nongkrong juga ya?" sapa Nay.
Leon pun berbalik ke meja Nay dan matanya langsung beradu pandang dengan Zella.
"Iya Nay, mau sekalian kakak traktir gak?" tanya Leon yang masih menatap Zella.
Zella yang merasa risih langsung membuang mukanya ke arah lain.
"Emang boleh kak?" tanya Silla pada Leon.
"Santai aja, siniin billnya." Leon pun menerima bill pembayaran dari Silla.
"Wah, sering-sering kayak gini ya kak," canda Nay dan Leon hanya tersenyum dan duduk di kursi kosong samping Zella setelah membayar tagihan.
"Zella kok diem aja? Padahal tadi waktu di audit aja Pede banget loo." tanya Leon.
"Hehe, emang harus ngomong apaan kak?" jawab Zella.
Jawaban Zella membuat jantung Leon berdegub kencang. "Zella, kakak boleh tanya?"
Zella pun mengangguk sambil menikmati pastanya.
Pertanyaan Leon membuat Silla dan Nay yakin kalo ia pasti jatuh hati dengan Zella.
"Kamu udah punya pacar?" pertanyaan Leon dijawab dengan gelengan kepala Zella.
"Lagi gak pingin pacaran," jawab Zella santai.
"Aku ke toilet dulu ya." ucap Nay tiba-tiba yang tahu arah pembicaraan Leon.
"Aku ikut, Nay." Silla pun mengekor di belakang Nay.
Leon paham, kedua teman Zella memberi waktu untuknya agar lebih leluasa.
"Kalo gitu, Zella mau gak jadi pacar kakak?" pertanyaan Leon sontak membuat Zella tersedak. Leon langsung buru-buru mengambilkan minum untuk Zella.
"Pelan-pelan dong makannya, aku juga gak akan minta." ucap Leon.
Sedangkan Nay dan Silla yang mengintip dari jauh hanya cekikikan melihat Leon dan Zella.
"Abis kak Leon juga asal ngomong aja." Balas Zella.
"Aku serius Zella, ini bukan asal-asalan." Leon berusaha meyakinkan Zella.
"Masa iya baru kenal nama udah pacaran. Ogah ah kak. Lagipula aku juga males ribet." Zella kembali menikmati pastanya.
"Okey, kalo gitu aku boleh kan mengenal kamu lebih dekat lagi?" Leon terus mencari celah agar bisa dekat dengan Zella.
"Ntar gebetan kakak marah lagi." ucap Zella mengingat Leon dekat dengan seorang wanita yang juga anggota BEM.
"Diiih, Zella udah mulai cemburu ya?" gurau Leon.
"Ya Ampun kaaak, mana ada aku cemburu. Ada-ada aja." Zella menghabiskan pastanya dan mengelap mulutnya dengan tisue.
"Aku duluan ya kak, makananku juga udah habis. Makasih traktirannya." Zella pergi meninggalkan Leon yang makin kagum dengan sosok Zella.
"Yah, Kak Leon. Kok dibiarin pergi sih Zellanya." tanya Silla.
"Udah jadian apa belum nie?" goda Nay.
"Kalian ini, bantuin dong biar bisa deket sama Zella." pinta Leon.
"Usaha sendiri dong kak, Masa iya ketua BEM kalah gitu aja," jawab Silla meneruskan makan spagettinya.
"Yaudah deh, kakak duluan ya." Leon meninggalkan Silla dan Nay dan bergabung bersama Reza dan yang lain.
Pembaca tercinta, mohon dukungannya ya untuk novel ini.
Jangan lupa untuk tinggalkan jejak dengan Like, Coment (Kritik dan Saran yang membangun), Favorit, dan Vote ya.
Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Aku gak pernah kepikiran cara mengetahui nama seseorg yg gak perlu nanya ke orgnya langsung, kayak Leon wkwkwkwk..
2023-10-10
1
Sandisalbiah
hai thor... aku suka tipe cewek mandiri dan tangguh.. semoga Zella sifatnya seperti itu ya... semangat thor... walau telat banget aku baca nya tp ga papa ya thor... 😊😊
2023-06-11
1
Itarohmawati Rohmawati
gercep amat singa jantan
2022-09-17
2