Sesampainya di rumah sakit,Mariam segera ditangani dokter kandungan untuk di cek secara menyeluruh.
"Pastikan tidak ada kesalahan lagi,aku ingin dokter yang menangani kita kemarin diganti!"Tegas Wira.
"Kakakku hanya boleh diperiksa oleh dokter wanita,dan Anda tidak boleh melihat nya apalagi menyentuh nya!kalian bukan mahram"Kata Fatimah kepada Wira yang tadinya akan ikut masuk melihat Mariam.
"Baik,tentu saja!"Kata Wira sambil mengurungkan niatnya untuk ikut masuk ke dalam, Akhirnya dia hanya duduk diruang tunggu.
Setelah beberapa saat akhirnya Dokter pun keluar dari ruang pemeriksaan.
"Bagaimana keadaan nya Dok?"Sofi segera menghampiri Dokter tersebut.
"Kondisi Ibu nya sangat lemah saat ini, sehingga janin nya pun sangat lemah, tapi untuk keseluruhan semua baik baik saja,hanya saja Pasien harus istirahat total dan tidak boleh stres."Jawab Dokter.
"Apa kami boleh melihat nya Dok?!"Tanya Fatimah.
"Silahkan tapi jangan dulu diajak banyak bicara,ya,dia masih lemah."
"Iya Dok!"
Mereka semua pun masuk ke ruangan tempat Mariam dirawat.
"Kakak!"
Seru Fatimah,ia melihat kakaknya terkulai lemah berbaring ditempat tidur rumah sakit.
Fatimah menggenggam tangan kakaknya.
Yang lain berdiri dibelakang.
"Kakak harus kuat ya,demi Umi dan adik adik!"Kata Fatimah memberi semangat.
"IYam,maafkan Mamang ya, sudah sempat meragukan mu,tapi tenang saja,nama baik kamu sekarang sudah bersih lagi,semua Mamang lakukan demi kebaikan mu!"
Mariam hanya mengangguk.
"Sebaiknya Nona Mariam tinggal dengan kami saja,agar kesehatan dan segala keperluan terjaga,rumah kami lebih dekat dengan rumah sakit."Kata Sofi
"Keponakan ku tidak akan pernah tinggal dengan pria yang bukan muhrimnya."Tegas Imran.
"Segeralah menikah dengan nya Mas!"Kata Sofi.Ia tak ingin kehilangan janin itu setelah susah payah mendapatkan nya.
"Kita bicarakan setelah kondisi Nona Mariam membaik."Jawab Wira.
Karena Imran dan Fatimah harus segera pulang ke kampung mereka karena banyak urusan yang terbengkalai, ditambah Fatimah harus mengganti kan posisi Mariam saat ini, Akhirnya mereka memutuskan untuk segera menikah kan Mariam dengan Wira.
Sebuah Dokumen perjanjian disiapkan Wira dan ia buat seadil mungkin tanpa merugikan kedua belah pihak.
Namun Imran sempat bersitegang ketika membaca poin jika anak itu lahir Mariam harus menyerahkan anak tersebut kepada Wira dan Sofi dan dia tidak berhak lagi atasnya.
Namun Mariam menenangkan Pamannya,ia tidak ingin berurusan lagi dengan Wira dan Sofi setelah anak itu lahir,Mariam berusaha mengikhlaskan semuanya,ia hanya ingin urusan cepat selesai,ke depannya biar Allah yang atur,
"manusia hanya bisa berencana bukan?"kata Mariam
"Baiklah kalau itu mau mu ,Mamang hanya berharap kamu akan menemukan kebahagiaan kamu,Yam! Pengorbanan mu untuk keluarga pasti akan Allah ganti dengan kebahagian mu dunia akhirat!"
Akhirnya Imran menikahkan keponakannya setelah Mariam membaik meski penuh dengan kepedihan
Semua Keluarga pun tak berhenti menangis saat ijab kabul Mariam yang dilaksanakan di rumah mereka secara sederhana,bukan ingin pesta yang mewah,tapi karena pernikahan Mariam yang terpaksa dilakukan dengan seorang Pria yang tak Mariam kenal.
Bahkan Usianya jauh diatas Mariam.
Mariam berusia 28 tahun sedangkan Wira 45 tahun,bahkan Mariam tak tahu seperti apa pria ini,tak ada cinta diantara mereka dan dia bahkan sudah beristri.
Tapi inilah Takdir.
Ketentuan sang Illahi memang tidak dapat ditebak sama sekali,dan ini barulah permulaan, entah bagaimana nasib Mariam ke depannya.
Pernikahan dilakukan secara resmi untuk melindungi masa depan anak yang dikandung Mariam.
Sofi tidak ikut hadir, Karena ia tak kuasa melihat Suaminya menikah lagi, meskipun itu terpaksa dan disetujui oleh dirinya sendiri.
"Saya ingin tinggal dulu beberapa hari disini,Bolehkan?!"Kata Mariam setelah akad selesai dilaksanakan.
Meskipun dirinya sudah menikah,tapi Mariam masih menjaga jarak dengan Suaminya dan mereka terlihat sangat canggung.
"Tentu,, kapan pun kamu siap ikut saya,katakan saja!"Jawab Wira.
Wira pun ikut tinggal beberapa hari di rumah Mariam.
Ia jadi tahu bagaimana kondisi keluarga Mariam dan mereka semua memperlakukan nya dengan baik kecuali Imran yang terlihat masih marah dan kesal.
Wira tau banyak tentang keluarga Mariam dari Rasyid,adik bungsu Mariam,Wira sangat menyukai Rasyid,dia pintar, tampan dan menggemaskan.
Rasyid yang cerewet banyak bercerita tentang Kakaknya, bagaimana keseharian dan bagaimana Rasyid sangat mengidolakan Kakak nya itu.
Wira jadi mengerti kenapa sampai saat ini Mariam belum menikah, hingga akhirnya harus terpaksa menikah dengan nya.
Wira semakin Iba dan merasa bersalah.
"Dia berhak bahagia,tapi aku sudah merenggut nya."Batin Wira.
Akhirnya setelah 3 hari Wira menginap di rumah Mariam,ia pun memutuskan untuk kembali karena pekerjaan nya menunggunya.
Mariam pun harus ikut karena Wira tak ingin meninggalkan nya disitu agar kesehatan Marian dan jabang bayi nya terus tepantau.
"Saya berjanji akan memperlakukan nya dengan baik ,Umi!"Kata Wira saat berpamitan dengan keluarga Mariam.
"Jangan bikin Teh iyam nangis ya A,Kalau Teh Iyam nangis terus disana,A Wira akan berhadapan dengan Rasyid!"Kata Rasyid mengancam kakak iparnya.
Semua orang menahan tawa mendengar celotehan
"Aa janji, insyaAllah Teteh mu itu akan selalu tersenyum disana,Nanti kalian boleh mengunjunginya ke sana,Teteh kamu pun akan sering pulang kok!"Jawab Wira sambil mengelus kepala Rasyid.
"Maaf aku sudah mengambil tulang punggung kalian!"Batin Wira.
Dia pun memberi uang dalam jumlah banyak kepada Umi Salamah, meski pun mereka sudah menolaknya,karena mas kawin di yang diberikan Wira untuk Mariam pun sudah cukup besar.
Tapi Wira memaksa dan ia bilang itu untuk kebutuhan adik Mariam yang dipesantren.
*****
Tak ada percakapan apapun selama dalam perjalanan, Mariam hanya pura pura tidur karena dia sebenarnya pusing dan mual.
"Kamu baik baik saja,mungkin ada sesuatu yang kamu inginkan? jangan sungkan, katakan saja!"Kata Wira melihat Mariam terlihat tidak nyaman.
Mariam hanya menggeleng dengan lesu.
"Kamu mual?ingin muntah?"
Mariam pun mengangguk.
Wira pun memasuki area SPBU, berniat mengisi bensin dan beristirahat sejenak agar Mariam bisa leluasa memakai toilet disana.
Wira pun mengantar kan Mariam ke toilet umum disana dan menunggu nya diluar,ia mendengar Mariam muntah muntah didalam,ingin rasanya ia masuk dan memijit tengkuknya, tapi pasti Mariam keberatan.
Mariam pun keluar dari toilet dengan mata yang kuyu,ia pasti kelelahan karena muntah terus.
Wira menyodorkan tisu dan minuman kepada nya dan mengajak nya duduk duku di depan sebuah mini market.
"Makan lah sesuatu agar kamu merasa lebih baik!pilih lah makanan apapun yang kamu ingin kan,ayolah!"
Kata Wira sambil menarik tangan Wira untuk masuk ke mini market.
Disana Mereka memilih aneka makanan ringan dan minuman segar yang dingin.
Wira jadi tahu, Mariam menyukai makanan yang gurih dan pedas,tak satupun ia mengambil makanan yang manis.
Lewat kaca mini market,Mariam melihat tiga anak jalanan yang sedang memulung.
"Apa boleh saya memberi mereka sedikit makanan?!"Tanya Mariam kepada Wira yang masih memilih banyak makanan.
"Tentu saja , lakukan sesuka mu, untuk seterusnya kamu tidak perlu meminta izin lagi untuk hal seperti itu!"Jawab Wira.
Mariam terlihat senang,matanya memancarkan binar yang indah,iamengambil beberapa Mi instan, makanan ringan,es krim dan minuman laku diberikan kepada anak anak yang nampak kelelahan itu.
"Terimakasih Kak, semoga Allah membalas kebaikan Kakak dengan kebahagian yang melimpah!"Ucap anak anak itu mendoakan Mariam yang sudah berbaik hati membagi makanan pada mereka.
Mereka terlihat begitu senang,Wira sangat terkesan dengan istri mudanya itu,
'benar benar seperti malaikat'
batin Wira.
Segera ia menepis perasaan simpati nya kepada Mariam,ia sadar hubungan nya dengan Mariam hanya terjalin sekedar Karena janin yang Mariam kandung.
*****
Wira tiba dirumah nya sekitar pukul 21.00.
Rumah nya terlihat sepi,hanya 2 orang pembantu yang menyambut nya di pintu.
Tak terlihat Istrinya Sofi di rumah,dan Wira terlihat biasa saja , dia pun tidak terdengar menanyakan keberadaan istrinya kepada pembantu nya itu.
"Bi ini adalah Mariam,mulai sekarang aku ingin Bibi merawat dia ,dia sedang hamil dan perlakuan dia dengan baik!"
"Baik Tuan!"
"Dia adalah Bi Inah,jika butuh sesuatu minta sama dia ,jangan sungkan!"Kata Wira kepada Mariam.
Mariam hanya manggut ke arah Bu Inah.
"Ayo aku antar ke kamar mu, segera lah istirahat dan kamu belum minum obat kab?!"Tanya Wira lagi.
Tak ada suara yang keluar dari mulut Mariam,iya hanya mengangguk atau menggeleng saja jika menjawab pertanyaan Wira.
"Bi, Antar kan sedikit makanan dan air putih ke kamar tamu ya!dia harus minum obat!"Perintah Wira.
"Baik Tuan!"Jawab bi Inah.
Wira pun membawa Mariam ke kamar tamu yang jaraknya agak jauh dari kamar utama.
"Ini adalah kamar mu, buatlah dirimu senyaman mungkin,kamarku ada di sebelah sana,jadi kamu gak perlu khawatir,kita tidak akan terlalu sering berpapasan!"Kata Wira,ia mulai Faham jika Mariam masih canggung kepada nya meski pun mereka sudah menikah.
"Makan lah sedikit sebelum minum obat, lalu istirahatlah!"Kata Wira lagi,lu ia pun keluar dari kamar Mariam.
"Tunggu!"
Kata Mariam.
Wira menghentikan langkah nya lalu berbalik menghadap Mariam lagi.
"Istri Pa Wira kemana?!Saya tidak melihat nya,apa dia marah?!"Tanya Mariam dengan sedikit ragu.
"Istriku memang jarang ada dirumah,dia syuting tiap hari, terkadang pulang larut malam,dia tidak marah,malah dia yang menyuruh mu tinggal disini!"Jawab Wira.
Mariam tak bicara lagi,dia hanya melengos dan masuk ke kamar mandi,
Kaku dan dingin, itulah sikap yang ditunjukkan Mariam,Wira sangat mengerti, Bahkan jika dia membencinya,itu sungguh sangat wajar.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Yani
Bagus Mariam biar Wira yang jatuh cinta duluan
2022-12-03
0
Sweet Girl
Alhamdulillah pak Wira baik.
2022-02-06
0
Erni Johan
artis ya istri wira pantas tdk mau hamil tkt melar
2022-02-02
0