Pagi ini Julia akan bicara dengan Miss Maya untuk minta izin datang ke kajian di jam kerja.
"Hi Miss Maya, can I talk with you?" Julia menyapanya.
"Hi … sure, take a seat please …. " Miss Maya mempersilahkan Julia duduk.
Julia menarik kursi duduk berhadapan dengan Miss Maya.
"I want to talk about my schedule every Friday. As you know my productive class starts after 2 p.m, right?"
"And then .… ?" Miss Maya menaikkan alisnya.
"So, may I come late every Friday? I have to join Islamic study in the morning. For some reason I need to go there to increase my knowledge," jelas Julia.
"You know Miss, I'm not in the position to decide. But, I'll convey your request to the owner today," Miss Maya mencatat apa yang perlu disampaikan ke pemilik kursus.
"I got it, thank you so much Miss Maya."
"You're welcome Miss Julia."
***
Hari ini jadwal mengajar Julia tidak terlalu padat. Kelas terakhirnya sampai jam 5 sore. Setelahnya Julia bisa istirahat di ruang guru sambil menunggu jam pulang. Biasanya waktu istirahat ia gunakan untuk membaca atau menyusun lesson plan dan menyiapkan materi ajar untuk keesokan hari.
Tok tok tok!
Suara pintu diketuk dari luar. Julia melongok ke arah pintu kaca. Miss Maya rupanya, Julia memberi kode untuk mempersilahkan masuk.
"I've already delivered your request, and the owner agree with that …. " Miss Maya tampak ragu-ragu.
"Yeay, thanks God !" Julia berseru.
"But, there's a deal. Owner wants to cut your salary to compensate. Do you agree with that?"
"How much?" jawab Julia lemas.
"Owner said, maybe it will be as much as the working hour that you left."
"Ok deal. I agree ... thank you for telling me,"
sahut Julia hambar.
"Don't mind. Bye …. " Miss Maya meninggalkan ruangan.
"Bye …. "
Julia menyandarkan punggung ke kursi. Ia menarik nafas dalam dan berat. Ya, setiap perusahaan punya kebijakan sendiri yang pastinya harus menguntungkan kedua belah pihak. Dan sebagai pekerja, Julis patuh pada keputusan selama itu rasional.
Keputusannya, Julia diizinkan datang terlambat di hari Jumat untuk kajian. Sebagai konsekuensi gajinya akan dipotong sebanyak jam yang ia tinggalkan.
"It's okay lah. Aku hanya pergi selama 4 jam saja kok. Aku masih bisa menutupinya dengan pemasukan dari mengajar privat. Nothing to lose**."
Segera Julia mengirim pesan lewat WhatsApp ke Sarah.
"Aku diizinkan datang telat oleh Bos-ku. So, when we'll get started?"
Pesan terkirim, centang biru dua. Sarah sudah membacanya.
PING!
Pesan masuk. Balasan dari Sarah.
"Alhamdulillah, we'll start this week. Nanti kita pergi sama-sama. Aku jemput."
***
Hari yang Julia tunggu tiba, Sarah mengabari akan menjemputnya dari rumah pukul 7 pagi. Julia memakai pakaian paling sopan dan paling longgar yang ia punya. Kali ini untuk pertama kalinya Julia memakai jilbab lebar hingga menutupi perutnya.
Tidak lupa ia bawa Al-Qur'an saku, buku catatan dan alat tulis. Tak lama, Mobil jenis city car berwarna pink tiba di depan rumah. Sarah sudah tiba, Julia keluar untuk minta izin ke Ibu yang sedang bersiap membuka warung.
"Bu, Julia pergi dulu ya …. " Ia meraih tangan Ibu dan mencium tangannya.
"Kok pergi kerjanya pagi sekali, biasanya tidak jam segini?" Ibu kembali fokus memotong lontong untuk dijual.
"Julia mau pergi pengajian sama Sarah. Nanti pulang kajian langsung lanjut kerja," Julia menerangkan.
"Bagus itu pergi pengajian, kok kakakmu nggak diajak sekalian. Biar dia ikut belajar juga," saran Ibu.
"Kakak masih tidur, Julia nggak berani bangunin dia. Ibu tahu kan dia paling nggak suka diganggu kalau lagi tidur. Bisa murka dia." Julia mengingatkan Ibu betapa galak kakaknya itu
"Iya juga ya .… " Ibu menghela nafas, tahu betul sifat Lucy seperti apa.
"Ya sudah, Julia berangkat ya Bu," pamit Julia sekali lagi.
"Hati-hati ya Nak, habis pulang kerja kalau tidak ada urusan langsung pulang. Ibu risau kalau kamu belum sampai di rumah," pesannya.
"Iya Bu, hari ini langsung pulang kok. Nggak kemana-mana," Julia menuju mobil Sarah.
Tiiit tiiiit!
Klakson mobil berbunyi. Sarah menurunkan kaca mobilnya dan menyapa Ibu.
"Tanteeee, kami pergi dulu yaaa …. " Sarah melambaikan tangan dari dalam mobil.
"Iya hati-hati ya Nak," Ibu balas melambaikan tangan.
Julia memasuki mobil dan duduk di sebelah Sarah yang hari ini cantiknya jangan ditanya lagi. Julia sampai terpana. Sarah terlihat super duper cantik dengan gamis coklat tua-nya.
Sepanjang jalan mereka ngobrol ngalor-ngidul, sesekali melempar candaan, tertawa ngakak terbahak-bahak. Kalau Ibunya lihat, pasti Julia akan dimarahi.
Memasuki pekarangan Masjid Julia melihat banyak wanita dan gadis remaja. Kebanyakan dari mereka memakai gamis dan kerudung panjang lagi lebar yang didominasi warna gelap. Mereka santun dan ramah, tanpa ragu mereka menyambut Julia dan mengucapkan salam sembari mencium pipinya kanan dan kiri.
"MasyaAllah, aku suka berada disini." Gumam Julia tersenyum.
"Juliaaa, Alhamdulillah datang juga akhirnya. Yuk mari gabung. Masuk … masuk!" Dari jauh Tante Tati menyambut Julia dan Sarah.
"Eh Tanteee, iya Julia mau rutin ikut kajian mulai sekarang," Julia menyambut pelukan Tante Tati.
"Masya Allah, langsung cari posisi saja ya Jul sebelum penuh. Tante mau atur jamaah yang lain biar nggak berjubel," Tante Tati menunjuk posisi yang masih bisa mereka duduki.
Julia dan Sarah langsung mencapai tempat yang masih kosong, tak lupa mereka menyalami jamaah yang ada di kanan kiri. Kajian akhwat di sampaikan oleh Ustadz Arifin. Julia tidak bisa melihat sosoknya karena Ustadz menyampaikan kajian dari balik hijab. Dari suaranya beliau terdengar lembut tapi tegas.
Beliau menjelaskan tentang keutamaan wanita muslimah. Salah satu kemudahan yang di berikan Allah adalah wanita sangat mudah menggapai surga. Ustadz Arifin mengutip sebuah hadits yang segera Julia catat di notesnya.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Salam menyatakan: “Apabila seorang wanita shalat lima waktu, puasa sebulan (Ramadhan), menjaga kemalu*nnya dan taat kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya: Masuklah engkau ke dalam syurga dari pintu mana saja yang engkau sukai.” (HR Ahmad 1/191).
Kedengarannya sangat mudah, tapi prakteknya tentu saja sulit. Karena setiap orang yang beriman pasti diuji dengan godaan hawa nafsu. Hanya wanita yang kuat iman, dan teguh pendiriannya yang bisa menggapainya.
Pintu surga tidaklah didapat dengan badan yang malas. Perlu usaha keras dan ketekunan untuk bisa mengamalkan ibadah sebaik-baiknya.
Kata Ustadz Arifin, sebaiknya kita beramal sedikit tapi konsisten. Daripada beribadah banyak tapi tidak rutin. See, pointnya adalah proses dan ketekunan. Allah tidak melihat kuantitas, tapi kualitas ibadah kita. Dan, orang yang beruntung adalah orang yang selalu berusaha menjadi lebih baik setiap harinya.
Kajian ditutup menjelang zhuhur. Sarah berkeras untuk mengantarkan Julia ke tempat kerja. Julia sih senang-senang saja, lumayan bisa menghemat ongkos.
"Jul, kamu teman pertama yang aku beri tahu kabar ini …. " celetuk Sarah, sesekali ia mengecek spion mobilnya.
"Kabar apa?" tubuh Julia condong ke arahnya, penasaran.
"Minggu depan aku di nadzor Jul, kyaaaaaa!" Jerit Sarah girang.
"Nadzor itu apa?" tanya Julia polos nggak paham.
"Sebelum jawab aku cerita dulu ya. Jadi Jul, minggu lalu aku ditawarkan untuk ta'aruf sama Bu Ratih, salah satu panitia kajian tadi. Ta'aruf itu perkenalan sebelum masuk ke hubungan serius. Intinya aku dijodohkan Jul …. " Pipi Sarah bersemu kemerahan.
"Kyaaaaaa!" Julia pun menjerit girang, ikut bahagia mendengar kabar baik darinya.
"Lalu aku setuju … lagian aku jomblo mau cari calon suami juga nggak tahu dimana. Terus aku dan si ikhwan saling tukar biodata dan foto lewat Bu Ratih. Masya Allah Jul kriteria ikhwannya tuh sesuai harapan aku banget. Aku sudah sholat Istikharah dan insya Allah hatiku mantap untuk memilih dia!" Sarah bercerita menggebu-gebu.
"Alhamdulillah aku turut bahagia Sar …. " Julia mencubit pipi Sarah gemas.
"Kemarin Bu Ratih WhatsApp aku, ngasih tahu kalau ikhwannya mau nadzor aku. Artinya kami akan ketemu langsung didampingi wali. Ikhwan itu mau kerumah aku, ketemu orang tuaku. Sekarang aku deg-degan parah!" Suara Sarah semakin excited.
"Jadi nadzor itu kayak dilamar ya?"
"Bukan Jul, nadzor ini aku dilihat dulu. Biar nggak kayak beli kucing dalam karung. Sehingga si Ikhwan tadi semakin mantap untuk ke langkah berikutnya, yaitu khitbah alias lamaran," jelas Sarah.
"Masya Allah, semoga lancar semuanya Sar …. " Julia berdoa setulus hati.
"Pokoknya hari aku dinadzor kamu harus nemenin. Aku nggak mau nervous sendirian. Aku booking kamu dari sekarang!" Sarah tergelak.
"Mau! aku mau banget nemenin kamu, sekalian pengen lihat kayak apa sih laki-laki yang bisa mengambil hatimu," Julia mencubit pipi Sarah yang semakin memerah untuk kedua kalinya.
"Ah Sarah, bahkan tanpa pulasan blush on wajah merona-mu pasti bakal bikin si Ikhwan langsung minta nikah hari itu juga."
Julia tergelak dengan imajinasi konyolnya. Kabar yang dibawa Sarah hari ini benar-benar membuatnya bahagia.
What a good news!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Baranzha_Putri
semangat kak aku udah bom like jangan lupa mampir dikaryaku 😉
2020-10-04
1
Radin Zakiyah Musbich
saya mampir,
sekalian ijin promo ya thor.... 😁
jangan lupa mampir di novelku dg judul "AMBIVALENSI LOVE"
kisah cinta beda agama....
tinggalkan jejak ya 🥰🥰🥰
2020-09-11
1
Rena Karisma
Aku suka..😘😘
2020-08-31
1