Setelah tiga purnama berlalu, luka yang diderita Nadia sudah mulai sembuh dan tidak ada lagi bekas diwajahnya, karena sudah melakukan operasi plastik pada goresan di pelipisnya. Nadia sangat senang karena kecantikannya masih utuh, wajah mulusnya makin cerah karena perawatan yang dilakukan oleh nyonya Laila pada menantunya kesayangannya ini.
Daffa sedang bersama asistennya Rio mendatangi pabrik otomotif yang sedang menerima banyak order. Daffa tampak bangga karena keberhasilannya melobi beberapa investor untuk mau bekerjasama dengan perusahaannya sehingga roda perusahaannya makin pesat kemajuannya.
Sejak ia menikahi Nadia, perusahaannya tidak pernah sepi dari pesanan pasar. Tapi asisten Rio, meminta Daffa berangkat ke Jepang, karena perusahaan Jepang ingin bekerja sama dengan perusahaannya. Daffa menyanggupi permintaan itu, ia meminta kepada asistennya untuk menyiapkan segala kebutuhannya untuk pertemuan dengan perusahaan asing tersebut.
Daffa lalu berkemas, ia ingin cepat pulang ke apartemennya padahal, hari masih menunjukkan pukul 13.00 WIB, tapi entah mengapa hari itu, ia ingin cepat balik ke apartemennya. Sedangkan Nadia baru bersiap-siap meninggalkan sekolahnya. Nadia meninggalkan sekolahnya, dengan menggunakan sepeda motornya. Ia ingin mampir dulu ke pasar basah, untuk belanja kebutuhan dapurnya, lagi pula kulkasnya juga sudah mulai kosong, ia ingin memenuhi lagi isi kulkasnya. Setelah kebutuhan belanjanya sudah lengkap Nadia kembali mengendarai sepeda motornya pulang ke apartemennya.
Ketika ia membuka pintu apartemennya, ia berdendang riang menuju ke arah dapur, ia tidak tahu kalau suaminya sudah sampai duluan dan sedang berada di kamarnya. Ia kemudian menanggalkan baju kebesarannya dan mengganti dengan baju rumah yang biasa ia kenakan saat ia berada di dalam kamarnya.
Dress berwarna biru panjang selutut tanpa lengan lengan, begitulah penampilannya hari ini. Ia keluar dari kamarnya, menuju dapur, ingin menyiangi sayuran dan mencuci buah untuk dimasukkan ke dalam kulkas. Sedangkan bahan makanan yang kering ia menaruhnya di atas kitchen set. Karena agak tinggi dan sulit memasukkan barang belanjaannya, ia kemudian menggunakan bangku lipat yang ia biasa gunakan untuk membantunya meletakkan bahan makanan diatas kitchen set tersebut.
Nadia, berparas cantik, dengan tinggi badan sekitar 165 cm dengan berat tubuh berkisar 55kg, bertubuh ramping, rambut yang panjang sepinggang, serta buah dada yang montok juga kulit yang putih bersih. Matanya yang menjadi daya tarik tersendiri bagi yang memandangnya ketika ia memakai cadarnya. Hidungnya yang mancung nan mungil, bibir sensual dengan dagu yang lancip, benar-benar mendekati kata sempurna.
Ketika ia sudah menyusun semua bahan makanannya di dalam kitchen set, kemudian pintu kitchen set itu ditutup kembali dengan rapat. Tanpa disadarinya, suaminya sedang memperhatikan tubuhnya yang begitu mempesona dari bawah sana. Daffa seakan tidak percaya bahwa di dalam apartemennya dihuni seorang bidadari yang selama ini sudah ia sia-siakan.
"Ya Tuhan, apakah aku sedang berhalusinasi," ucapnya dengan nafas memburu karena melihat lekukan tubuh istrinya yang selama ini tertutup dengan pakaian syar'i yang selalu dikenakannya.
Daffa hanya berdiri mematung, sambil menelan salivanya dengan kasar, ia memandang tubuh seksi Nadia dari ujung rambut hingga ujung kaki. Secara reflek Nadia sangat terkejut mendapati suaminya sudah berada di bawah, dimana tempatnya berdiri.
"Astagfirullahallazim!" ucap Nadia terkejut diikuti dengan bacaan ta'auz.
Karena ingin buru-buru turun tanpa perhitungan pada pijakannya berdiri, kakinya terasa licin kemudian terpeleset membuatnya terjantuh.
"Aahk!" teriakannya membuat Daffa spontan menangkap tubuh indah itu. Harum rambut Nadia tercium oleh Daffa, saling menatap dan saling bergetar karena merasa sama-sama salah tingkah. Daffa yang merasa tersihir melihat bibir sensual bibir merah yang dipoles lembut dengan lipstik. Tanpa melewatkan kesempatan itu, ia nekat mencium bibir Nadia dan Nadia menutup matanya meresapi sentuhan lembut bibir suaminya.
Agak lama Daffa merasakan bibir istrinya yang menyimpan banyak madu itu, rasanya begitu manis, membuatnya tidak ingin berhenti melu**t bibir istrinya. Nadia yang merasa kehabisan nafas mendorong tubuh kekar Daffa.
Daffa akhirnya melepaskan bibir istrinya, dan Nadia langsung berlari ke kamarnya. Daffa ingin sekali mengejar istrinya karena tidak bisa mengendalikan syahwatnya. Tapi ia mengurungkan niatnya, membebaskan istrinya dari amukan jiwanya yang saat ini sedang meronta ingin mendapatkan tubuh indah itu. Daffa juga kembali ke kamarnya. Nafasnya bukan berhenti tersengal, tetapi malah makin menjadi.
"Ya Tuhan, ada apa denganku?" bukankah aku sudah membuat perjanjian dengannya, untuk tidak akan melakukan hubungan intim dengannya?" kenapa sekarang tubuhku yang malah menginginkannya?" tanyanya dengan mendengus nafasnya kasar.
"Aaaakkk!" sial, harusnya dari awal pernikahan, aku terlebih dahulu melihat wajahnya dan tidak perlu menghinanya tanpa tahu dibalik cadar itu tersimpan wajah bidadari yang begitu teduh, ohh bodohnya aku. Perkataan mamiku benar bahwa Nadia sangat cantik, kenapa aku tidak membuktikannya sendiri, kata-kata mamiku tentang istriku itu," ucap Daffa menyesali kebodohannya.
🌷🌷🌷
Nadia yang sudah kembali mengenakan pakaian syar'inya, memberanikan diri keluar dari kamarnya karena ia ingin sekali memasak makan malam untuk mereka berdua. Sama halnya dengan Daffa, tubuh gadis ini juga sangat gemetar sampai ia terus-menerus menjatuhkan apa saja yang dipegangnya.
🌷🌷🌷
Makan malam pun sudah siap, ia sengaja tidak memanggil Daffa karena masih merasa gugup. Ia duduk menunggu suaminya di meja makan dengan sesekali memainkan ponselnya. Daffa akhirnya keluar dari kamarnya karena sudah merasa lapar, ia menghampiri meja makan.
Langkahnya terhenti dengan raut wajah kecewa ketika melihat istrinya sudah membungkus lagi tubuhnya dengan baju syar'inya lengkap dengan cadarnya. Nadia mulai menyendok nasi untuk suaminya, seperti biasa ia melayani Daffa di atas meja makan, menyenangkan perut suaminya dengan makanan yang lezat, hasil masakannya. Keduanya tampak canggung dan memilih menikmati makanan mereka tanpa banyak bicara.
Sesekali manik mereka bertemu, dan lagi-lagi, keduanya saling memalingkan wajah karena masih merasa grogi.
Sikap grogi Nadia terlihat jelas saat gadis ini memegang sendok makannya yang beberapa kali terlepas. Daffa ingin tertawa ngakak melihat tingkah istrinya yang merasa serba salah dihadapannya. Ia berusaha mengulum senyumnya, kuatir Nadia makin malu dihadapannya. Sekarang gadis ini makin gemetar, terlebih lagi ketika Nadia menuangkan air ke dalam gelas minum Daffa, air itu hampir saja tumpah kalau tidak di tahan oleh Daffa. Dengan lembut Daffa meraih
teko air itu, meminta Nadia duduk kembali di tempatnya.
"Biar aku saja yang menuangkan airnya Nadia, duduklah di tempatmu." ucap Daffa lembut.
Daffa menuangkan air ke gelasnya dan juga milik Nadia. Walaupun dirinya sendiri juga grogi tapi ia mampu mengendalikannya. Baru kali ini, ia sangat grogi dengan seorang wanita, ia tidak pernah merasakan gugup seperti ini saat bersama wanita-wanitanya. Karena merasa terlalu lama mereka berdiam diri, Daffa akhirnya mulai. berbicara kepada istrinya.
"Nadia, besok aku mau berangkat ke Jepang karena ada pertemuan penting disana, ada tawaran kerja sama antara perusahaanku dengan perusahaan Jepang dalam dunia otomotif. Bisakah kamu menyiapkan koperku malam ini?" ucap Daffa meminta tolong kepada istrinya.
"Iya tu-tuan, saya akan menyiapkannya." ucap Nadia yang masih saja gugup.
Daffa semakin gemas dengan tingkah Nadia yang dari tadi salah tingkah dihadapannya. Ia kemudian bangkit menghampiri Nadia dan tanpa Nadia tahu kalau Daffa membuka cadarnya dan juga jilbab panjangnya.
"Tuan, apa yang anda lakukan, bukankah anda tidak menyukainya kalau aku memperlihatkan wajahku dihadapanmu," tanya Nadia hati-hati takut membuat suaminya akan memarahinya lagi.
"Mulai hari ini, jangan lagi menutup wajahmu dengan cadar saat bersamaku, aku ingin melihat bidadariku yang selama ini sudah aku abaikan karena keangkuhanku.
Maafkan aku Nadia terlambat menyadari kebodohanku." ucap Daffa sedih.
"Ya Allah, apakah ini pertanda baik kalau aku bisa menyelamatkan pernikahanku?" bagaimana kalau ini hanya permainan suamiku saja, Ya Allah tolong aku, maafkan aku, jika aku berprasangka buruk pada suamiku sendiri." ucapnya dalam diam.
"Nadia, aku senang melihatmu seperti ini, mataku terasa sejuk memandang wajahmu, jangan risih Nadia, karena aku suamimu, bersikaplah sewajarnya dihadapan ku, dan aku berhak atas dirimu Nadia." ucap Daffa lalu tersenyum manis melihat istrinya.
"Degg!" ya Allah, dia tersenyum padaku, bukannya senyumnya begitu mahal?" mengapa sekarang ia jadi mengumbar senyumnya?" apa nggak salah?" apakah dia sedang sakit atau salah minum obat gitu?" tanya Nadia membatin.
"Tapi, tuan perjanjian itu, bagaimana dengan perjanjian yang anda buat diawal pernikahan kita?" tanya Nadia yang ingin menegaskan kembali isi perjanjian diawal pernikahan mereka.
"Aku akan merobeknya Nadia, aku tidak mau lagi membuat perjanjian konyol denganmu lagi. Apakah kamu mengerti sayang? tanya Daffa tanpa beban.
"Degg!"
"Dia memanggilku sayang?" bagaimana kalau sikapnya berubah lagi, dia itukan seperti bunglon, nggak jelas hormonnya, nanti kalau salah lagi, aku juga yang akan kena dampratnya, Ya Allah tolong aku, jika ini merupakan ungkapan dari hatinya yang tulus, aku akan sangat bersyukur padamu, jangan biarkan ini hanya sebagai kebahagiaan semu untukku." ucap nya dalam hati.
"Ayo ke kamarku Nadia, tolong siapkan koperku!" pinta Daffa pada Nadia.
Nadia hanya mengangguk dan berjalan menuju kamar suaminya. Daffa yang melihat istrinya masih ketakutan dan berjalan terlalu pelan, iapun langsung meraih pergelangan tangan Nadia menariknya lembut untuk mengikutinya ke kamarnya.
Nadia hanya menurut tanpa ada perlawanan. Ia juga mulai suka dengan perubahan sikap suaminya terhadapnya. Tak henti-hentinya, ia mengucapkan syukur kepada Allah atas rahmat yang telah Allah limpahkan untuknya hari ini.
"Ya Allah, apakah ini jawabanmu atas doa-doaku?" tanyanya membatin.
Nadia masuk ke ruang ganti milik suaminya, di mana tempat penyimpanan baju suaminya berada. Ia kemudian mengambil koper, dan memasukkan beberapa lembar baju dan celana serta perlengkapan lainnya ke dalam koper, setelah semuanya sudah rapi Nadia keluar dari ruang ganti dan menemui suaminya yang sedang berbaring di pembaringannya.
"Permisi tuan, saya sudah mengemas koper anda semuanya sudah rapi, saya mohon izin ke kamar saya dulu." ucap Nadia sambil melangkah keluar dari kamar Daffa.
"Nadia, sini temani aku nonton, duduklah disisiku." pinta Daffa kepada istrinya.
"Tapi tuan saya...?"
"Apakah kamu mau aku yang menggendongmu dan membawamu ke tempat tidurku?" tanya Daffa menggertak istrinya.
"Baik tuan!" ucap Nadia lagi lalu mengigit ujung bibir bawahnya berjalan menuju tempat tidur suaminya.
"Ya ampun, apakah kamu sedang menggodaku Nadia, dengan mengigit bibir bagian bawahnya seperti itu?" tanya Daffa dalam hatinya.
Nadia sudah berada di atas pembaringan suaminya, tubuhnya kembali gemetar, suasana hatinya semakin kacau seakan ia sedang menghadapi binatang buas yang ingin melahap tubuhnya. Ia bersandar ke kepala tempat tidur Daffa seperti yang Daffa lakukan. Ujung bajunya sedikit tersingkap saat ia mengatur posisi tubuhnya sehingga memperlihatkan betisnya yang putih. Daffa memperhatikan semua itu. Lagi-lagi ia hampir mati karena tersihir oleh setiap jengkal tubuh istrinya walaupun itu hanya sebatas betis. Padahal buat Daffa hampir semua wanita yang ditidurinya, memiliki tubuh yang putih mulus sama dengan Nadia, namun melihat betis istrinya saja liurnya hampir jatuh karena saking ngilernya, sama dengan wanita lain tapi beda rasa di pandangan matanya.
"Ya Tuhan, mana mungkin aku diam saja, melihatnya begitu menggiurkan, baru wajah dan betisnya saja sudah membuat si juniorku mulai membengkak di bawah sana, apa lagi melihat isi di dalam bajunya ini.
Aduh kepalaku makin pusing kalau sudah seperti ini." ucapnya membatin.
"Nadia, maukah kamu memijit kepalaku sayang?" ini sangat pusing." pinta Daffa lalu meraih tangan Nadia meletakkan di atas kepalanya.
Ia dengan seenaknya merebahkan kepalanya dipangkuan Nadia. Sesaat gadis ini memejamkan matanya, rasanya kini nyawanya ingin keluar dari raganya, bersama hembusan nafasnya. Dengan hati-hati ia memijit kepala suaminya. Daffa menatap wajah istrinya dari bawah, senyumnya makin mengembang melihat tingkah Nadia yang makin salah tingkah kepadanya.
"Sayang, aku tidak tahu wajahmu secantik ini. Kamu begitu hebat menyembunyikan anugerah Allah yang terindah yang Dia ukir dalam bentuk wajah bidadari dunia secantik ini, dan aku belum pernah melihat kesempurnaan ciptaan Allah dalam dirimu." ucap Daffa memuji Nadia tanpa mengada-ada.
Ia meraih tengkuk Nadia mel***t kembali bibir sensual itu dengan penuh kelembutan, Nadia pun mulai berani membalas ciuman itu karena ia sudah terbawa oleh perasaannya, ketika mendapatkan lampu hijau dari suaminya yang menginginkan dirinya saat ini.
Lama keduanya saling berpagutan seakan sedang balas dendam menumpahkan kerinduan mereka yang selama ini telah saling menjaga jarak, karena keangkuhan suami arogannya.
"Oh cinta, akhirnya kau hadir juga dalam rumah tanggaku yang hampir punah oleh keegoisan suamiku tercinta, engkau disaat aku hampir menyerah karena lambannya engkau bergerak memberiku kesejukan kasih sayang dari kekasih yang selalu mengabaikan nilai kepasrahan ku, di saat aku lelah untuk menunggu. Terimakasih ya Allah, kini hadir cinta ini begitu nyata yang kurasakan. Jangan biarkan cinta yang Engkau letakkan dalam genggaman tanganku dan tangannya seperti pasir pantai yang buyar tak pernah tersisa karena materinya yang licin." ucap Nadia tanpa henti yang tersimpan rapi selama ini dalam saduran kitab cintanya.
Keduanya mengakhiri ciuman hangat nan lembut karena posisi tubuh keduanya yang kurang nyaman, apa lagi tubuh Nadia yang sedikit condong ke bawah yang hampir jatuh ke lantai walaupun ditahan oleh lengan tangan suaminya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Nur Lizza
lanjut.
akhirny Dafa menyadari bahwa istri ny sngt cantik
2023-10-12
1
meE😊😊
cihhh,,enak bgd ya jd si dava. klo udh tau kcntikan istri y bru muji2 gitu..ktauan bgd kn ga tulus cinta y krn dia cma cinta ma paras y doang.. kmren2 msih nikmati tuh jala*g2 y.. aga ga rela klo nadia jtuh gtu aja k plukan y dava.. kcuali klo dva emg bner2 udh cinta n tobat.. tp ya nm y nadia wanita solehah mna mngk mw ngbaikan suami durhakim y mski udh sring d sakiti jga
2022-07-21
2
🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠
baru sadar si Daffa..
2022-02-11
1