Adzan magrib berkumandang, hari sudah mulai gelap. Aliyah masih syok dan takut dengan kejadian yang baru saja menimpanya itu. Namun, seruan adzan menenangkan hatinya.
"Maaf bang, boleh saya minta tolong" Tanya Aliyah.
"Iya mbak, apa yang bisa saya bantu"? Jawab Jack menatap wajah cantik Aliyah yang lebam karena habis menangis. Seketika jantung Jack berdebar debar melihat raut wajah Aliyah. Sungguh aneh perasaan Jack sekarang.
"Tolong antar saya ke Madjid terdekat bang. Saya mau sholat Magrib dulu" pinta Aliyah.
"Oke mbak, ayok saya antar" Jawab Jack dengan semangat.
Setelah berjalan 5 menit Jack dan Aliyah sampai di depan Masjid. Aliyah pun hendak memasuki masjid, namun ia bingung menatap ke arah Jack, bagaimana dengan barang belanjaannya yang kini sedang di jinjing oleh Jack? Sulit rasanya bagi Aliyah untuk membawa semua belanjaan itu ke dalam Madjid sendiri. Namun ia juga segan meminta Jack.
Jack sadar akan tatapan bingung Aliyah.
"Mbak silahkan sholat saja dulu, barang-barang ini akan saya jagain kok, tenang aja gak akan saya curi" ujar Jack sambil tersenyum manis.
"hah.. oh iya bang, maaf merepotkan" jawab Aliyah lega.
15 menit berlalu, Aliyah pun keluar dari masjid dan menghampiri Jack yang sudah menunggu di luar pagar masjid. Wajah Aliyah tampak sudah segar setelah menunaikan sholat. Hatinya pun kini sudah sedikit tenang dan lega. Memang sholat adalah obat terbaik di saat sedih, takut, dan gelisah.
" Sudah siap Mbak sholatnya? Sekarang mbak mau kemana lagi? ayo mbak saya antar pulang" ucap Jack dengan senyuman.
" Iya bang, saya minta tolong antar saya ke ujung jalan sana ya, di persimpangan pasar raya itu" pinta Aliyah.
" Oke mbak. ayok" jawab Jack menuntun langkah.
Sesampainya di persimpangan, Aliyah terlihat celingak-celinguk seperti mencari sesuatu. Kemudian sinar matanya terpancar melihat mobil putih di seberang jalan. Ya itu adalah mobil milik Ayahnya. Aliyah hapal sekali plat mobil ayahnya itu. BA 54XXX
Aliyah melambaikan tangannya dan teriak " Ayahhh... Lia disini...!!!" Mobil itu pun langsung melaju ke arah Aliyah.
Flashback on...
Saat berwudhu di mesjid, Aliyah meminjam ponsel milik salah satu jamaah masjid itu untuk menelepon orang tuanya. Aliyah gadis yang pintar, jadi dia hapal nomor orang tua dan kerabat terdekatnya, karena menurutnya hapal nomor orang tua atau kerabat itu penting. Jaga-jaga jika terjadi sesuatu padanya dia bisa menghubungi orang tuanya.
" Assalamualaikum Umi.. ini Lia mi.." Ucap Aliyah
"Waalaikumsalam..Ya Allah nak..kenapa jam segini belum pulang, ayah dan umi khawatir mana ponsel kamu gak bisa di hubungi lagi. Kamu kemana si sayang..? ini ponsel siapa?" cerocos umi Aliyah yang sudah sangat khawatir anaknya yang dari siang pamit ke pasar sampai malam belum juga pulang"
" Umi..nanti saja Aliyah ceritakan yaa.. Aliyah sekarang minta tolong ayah jemput Aliyah di jalan ke pasar raya. Aliyah tunggu di persimpangan taman Imam Bonjol ya mi.." pinta Aliyah tergesa-gesa kerena tidak enak menelpon lama lama dengan ponsel orang lain.
" iya iya nak.. umi suruh ayah jemput sekarang ke sana..tunggu ya cantik" jawab umi Aliyah.
flashback off...
Aliyah langsung membuka pintu mobil ayahnya itu dan memasukkan semua barang belanjaannya. Lalu duduk di kursi depan di samping ayahnya. Aliyah langsung masuk mobil tanpa melihat ke arah Jack. Aliyah bahkan seperti lupa bahwa ada Jack di belakangnya.
" Ayo yah kita langsung pulang Aliyah capek banget yah.." tutur Aliyah dengan nada pelan seperti kehabisan tenaga.
Tampa basi basi ayah Aliyah langsung mengemudikan mobilnya pulang. Diperjalanan Aliyah masih diam dan termenung..
" Anak ayah ada apa? kenapa wajahnya kusut begitu?" tanya Ayah.
" Yah..maaf yah..nanti Aliyah cerita di rumah. ceritanya panjang sekali" jawab Aliyah sayu.
Tidak lama kemudian mereka sampai di rumah. Rumah dua lantai yang sangat mewah tampak dari luar. Di samping rumah terdapat garasi mobil yang dipenuhi oleh mobil-mobil mewah. Ya..Aliyah adalah anak orang kaya raya di kota Padang. Ayahnya seorang pengusaha sekaligus ustadz yang memiliki pondok pesantren elit. Memasuki rumah mewah itu, ternyata tidak hanya dari luar namun juga mewah di dalam. Di ruang makan ada umi yang dari tadi cemas menunggu Aliyah dan ayahnya pulang.
(rumah Aliyah)
" Ya Allah...ini ada apa nak?" tanya umi sambil mengusap wajah Aliyah yang lebam. Jelas terlihat Aliyah habis menangis karena mata dan hidungnya merah.
Sambil duduk dan makan makan malam Aliyah menceritakan semua hal yang terjadi pada dirinya hari ini.
" Jadi begitu umi..ayah.." ucap Aliyah selesai bercerita.
" Tapi tadi ayah Seperi tidak melihat ada orang di dekat kamu" jawab ayah Aliyah.
" Astagfirullah...Aliyah lupa sama dia yah..bahkan Aliyah belum bilang terimakasih sama cowok itu yah..mi..." balas Aliyah kaget.
Aliyah sadar saat ayahnya datang dia langsung masuk ke mobil tanpa mengucap sepatah katapun pada orang yang telah menolongnya.
" Aduh..Aliyah jadi merasa bersalah Seperi tidak tahu terimakasih..seharusnya Aliyah bilang makasih ke cowok itu" tambah Aliyah lagi.
" Lain kali saja nak bilang terimakasihnya. Sekarang umi benar-benar gak bolehin Aliyah pergi ke pasar raya lagi. Kalau ada yang mau di beli udah beli di tempat lain saja, jangan pasar raya. Di pasar raya banyak preman dari dulu sudah terkenal seperti itu" nyinyir umi Aliyah.
" Gak bisa mi..besok aliyah harus temui orang itu. Aliyah gak mau hutang budi sama dia, apalagi dia udah sangat menolong Aliyah hari ini" jawab Aliyah sedikit keras kepala.
"Iya boleh boleh, tapi harus di temani supir ya. gak ada cerita pergi sendiri" kata ayah Aliyah._
🍃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Risma Risma
lanjuuuut
2021-12-31
1