Episode 4; Long Way to Seoul

“Seperti biasa, kau masih tetap cantik seperti saat terakhir aku melihatmu Zoey...”

“Zoey...” panggilan Ayah menyadarkanku, “apa yang kau lakukan? Cepat beri salam pada Hwang Joon, dia sudah jauh-jauh datang kemari...”

Aku tergagap dan membungkukkan badanku, salam khas Korea.

“Kau sudah bertahun-tahun tinggal di luar negeri kenapa masih begitu menyapa rekan lama?” Hwang Joon berdiri dari duduknya dan tiba-tiba menghampiriku. Tanpa seijinku ia memelukku.

“Joon-ssi”, aku mendorong tubuhnya pelan. Tanpa aku sadari, aku melangkah mundur dan melirik ke arah Ayah. Meminta penjelasan.

“Ayah berniat akan melanjutkan perjodohan kalian...” belum selesai Ayah berbicara aku segera memotongnya dengan tidak sopan.

“Ayah!” teriakku. Aku menatapnya tidak mengerti. Bukankan Hwang Joon sudah menikah? Walau adikku sangat menyebalkan, ia yang paling sering menghubungiku. Juna pernah memberitahuku tentang pernikahan Hwang Joon saat ia meneleponku beberapa tahun yang lalu.

“Aku bahkan bersedia bercerai dengan istriku kalau kau benar-benar menginginkannya Zoey...” aku menatap tajam laki-laki itu. Lantas setelah bercerai kau bisa dengan gampangnya menikahiku?

“Ayah, aku ada meeting sebentar lagi. Silahkan lanjutkan beramah-tamahnya...” aku berbalik dan keluar dari ruanganku, sebelum aku menutup pintu aku berbalik, “dan aku tidak akan meninggalkan Paris!”

Begitu keluar dari ruangan aku langsung mencari Maurel. Aku harus pergi dari tempat ini secepat mungkin. Maurel mengikutiku dengan gelisah. Ia berulang kali memastikan keadaanku, kami punya pertemuan penting siang ini.

Aku meminjam tablet Maurel. Aku memiliki firasat buruk tentang kedatangan Ayah dan Hwang Joon ke Paris. Mereka tidak akan melepaskanku dengan mudah. Dengan bantuan Maurel aku membuka akun email baru dan mengirim pesan untuk Lucas. Ia harus berhenti menghubungiku dan hanya menggunakan alamat ini sebagai gantinya.

“Maurel, tolong rahasiakan email ini. Kalau terjadi apa-apa denganku, aku harap kau menghubungiku melalui email itu. Aku percaya padamu...” kataku sambil mengembalikan tabletnya.

“Sebenarnya ada apa Nona?” tanya Maurel khawatir.

“Tidak tahu, aku takut kalau tiba-tiba aku menghilang dari sini...” kataku sambil melihat ke luar jendela, “kalau itu terjadi kau pasti akan merindukanku Maurel...”

“Nona...” Maurel tidak mengerti dengan apa yang aku bicarakan.

“Aku akan berusaha agar kau tidak merindukanku nanti Maurel, tapi aku tak bisa menjaminnya...” aku tersenyum pada sekretarisku itu. Walau rasanya berat, tapi aku tahu aku akan meninggalkan kota ini, “terima kasih untuk semuanya...”

“Zoey!” Maurel memanggil namaku langsung, tidak dengan embel-embel Nona lagi, aku tersenyum senang. Maurel jauh lebih tua dariku, tapi ia tidak bisa tidak memanggilku Nona karena aku adalah atasannya saat di kantor.

“Aku akan merindukan omelanmu...” kataku untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun ini.

---

“Apa nona baik-baik saja, Tuan?” suara seorang wanita terdengar di telingaku.

“Tentu saja, dia akan baik-baik saja kalau dia tidur, jangan khawatirkan putriku...” suara Ayahku. Aku lalu mendengar suara langkah kaki meninggalkan kami.

Gelap dan sakit.

Aku merasakan sakit di sekujur tubuhku, tapi aku tak bisa mengatakan apapun. Bahkan menggerakkan bagian tubuhku pun tak bisa. Aku tidak tahu ada di mana dan apa yang akan aku hadapai nantinya.

Terakhir yang aku ingat.

Apartemenku.

Aku terpaku menatap apartemenku. Dua buah koper dan satu tas tangan berdiri manis di hadapan pintu. Beberapa orang berpakaian hitam rapi sudah ada di dalam apartemenku, Ayah juga ada di sana, menunggu di sofa ruang ramu. Aku mengela nafas, sudah menduganya.

“Sudah cukup kau main-main, sekarang sudah waktunya kau pulang!” perintahnya.

“Aku tidak main-main di sini, Ayah tahu itu...” aku tak ingin pulang.

“Kau pikir Ayah tidak tahu apa yang kau kerjakan di sini? Kau pikir siapa yang membuatmu bisa sampai sejauh ini?” Ayah menatapku dengan tatapan meremehkan.

“Apa maksudnya itu?” tanyaku meminta penjelasan.

“Lucas...” begitu nama Lucas keluar dari mulut Ayah, hatiku ciut. Apa yang dilakukan ayah padanya?

Aku memilih diam, menunggu apa yang akan dia katakan.

“Kau tertarik dengan laki-laki itu kan?” tatapan Ayah terlihat menyelidik.

“Aku tak pernah tertarik dengannya! Dia bahkan sudah akan menikah!” aku mengatakan sejujurnya, “Lucas temanku, jangan ganggu dia...”

“Itu tergantung dengan sikapmu...” Ayah menatapku dan seringai kecil muncul di wajahnya, “teman? Huh...”

“Dia temanku...”

“Jangan naif, kau pikir kau bisa melangkah sejauh ini karena usahamu dan teman kecilmu itu? Bangun dari mimpimu Nak...” ucapan Ayah membuat mataku membulat. Tapi aku berusaha untuk tetap tenang. Itu tidaklah penting. Kalaupun Ayah adalah orang dibalik melejitnya brand milik kami itu bukan urusanku. Desain kami berbeda, kami baik-baik saja. Aku harus meyakinkan diriku sendiri akan hal ini.

“Ayah tahu? Mimpiku bahkan lebih indah dari kenyataanku, Ayah seharusnya paham akan hal itu...”

“Pulang, ini bukan permintaan tapi perintah!” kata Ayah tegas.

“Kenapa? Bukankah aku baik-baik saja di sini? Perusahaan juga berkembang di tanganku. Apa yang Ayah ragukan? Karena aku wanita? Apa aku harus pergi dan mengubah diriku menjadi pria agar Ayah menghargai pendapatku?!”

“Diam!” Ayah berdiri dan mendekatiku, “apa kau tak tahu betapa pentingnya pernikahanmu dengan keluarga Hwang? Kau tidak tahu apa yang Ayah lakukan untuk menyatukan kalian!”

“KENAPA! Kenapa Ayah tidak bertanya padaku dan seenaknya memutuskan siapa yang harus aku nikahi. Dia sudah menikah! Dia punya anak dan istri yang harus diurusnya! Apa yang kurang?” tanpa aku sadari aku meninggikan suaraku. Aku menatap Ayah dengan terluka. Sebenarnya apa yang ada di pikirannya?

“Apa Ayah tidak pernah memikirkan kebahagiaanku?” tanyaku putus asa. Aku benar-benar tidak tahu apa yang Ayah inginkan.

“Kau bilang kau tak masalah tak menikah sekalipun. Apa bedanya jika kalian menikah? Kau bisa kembali ke sini lagi setelahnya?” aku benci sekali dengan pemikiran itu.

“Apa Ayah tidak mencintai Ibu saat Ayah menikahinya?”

“Tentu saja awalnya tidak. Kami juga dijodohkan, dan kami baik-baik saja...” Ayah melihat jamnya dan memberi kode pada pengawalnya.

“Aku tak akan pulang!” aku siap-siap untuk berlari. Saat aku berbalik, dua orang bertubuh gempal sudah menghalangiku di depan pintu.

“Baiklah, kau boleh tinggal di sini, tapi aku akan membawa anak perempuanku pulang...” begitu Ayah mengatakannya, dua orang dari pengawalnya memegang tanganku. Aku mengelak dan memukul mereka berdua. Kaget dengan pergerakanku yang di luar pikiran mereka, dua orang lagi maju dan kembali mencoba menangkapku. Ruang tamuku berantakan. Empat lawan satu dan kegaduhan itu belum berhenti.

“Itulah mengapa aku butuh lebih banyak orang untuk membawanya pulang, dia wanita, tapi dia tidak lemah. Bereskan kekacauan ini, kita tak perlu menarik lebih banyak kegaduhan...” Ayah memberikan perintahnya. Seorang pemuda yang lebih muda mendekat. Mata kami bertatapan, dan dalam satu gerakan tangan aku tumbang. Laki-laki itu menangkap tubuhku sebelum menyentuh lantai. Walau kesadaranku masih untuh, aku tak bisa menggerakan tubuhku. Ia menotok titik sarafku.

Aku mendengar suara dari dalam kabin pesawat.

Oh aku tiba ke Korea, dalam kondisi tidak sadarkan diri.

Benar-benar hebat keluarga Park, untuk membuat dokumen perjalanan kami ini legal.  Aku tahu aku pasti akan dibawa pulang bagaimanapun caranya. Tapi cara ini benar-benar di luar dugaanku.

Ayah membawaku masuk ke kehidupan laknat itu dengan penuh paksaan.

Sekali lagi...

Ayah kembali merenggut mimpiku.

--

Note :

-ssi - imbuhan akhir untuk memanggil nama orang Korea secara formal. Jin-ssi, Eunhyuk-ssi, dst

Bagaimana perasaan kalian jika yang menjadi penghalang mimpi kalian adalah seseorang yang seharusnya mendukung kalian?

 

 

Terpopuler

Comments

Yourlukey

Yourlukey

nggak semua orang bisa dijodohkan bapake 😭

2023-10-14

0

ayyona

ayyona

papah kejam

eh tapi napa maksa bgt mo besanan ma klrga wang?

2020-10-30

1

Priska Anita

Priska Anita

Nice story 💜

2020-08-26

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1; Aku Zoey Park
2 Episode 2; Perintah Kabur di Masa Lalu
3 Episode 3; 14 Years Daydream
4 Episode 4; Long Way to Seoul
5 Episode 5; Yang Aku Sebut Sebagai Keluarga
6 Episode 6; Juna Park yang Tidak Aku Kenal
7 Episode 7; Kali Pertama Berbicara dengan Hwang Joon
8 Episode 8; Help Me!
9 Episode 9; Meet You
10 Episode 10; Dia Berkata aku Kesepian
11 Episode 11; Bukan Bangun dari Mimpi Buruk
12 Episode 12; How Desperate I am
13 Episode 13; Perasaan Apa Ini?
14 Episode 14; Icheon
15 Episode 15; Restlessness
16 Episode 16; Bertemu Lucas
17 Episode 17; Kesalahpahaman?
18 Episode 18; Antara Karir dan Passion
19 Episode 19; Sudden Proposal
20 Episode 20; Apakah ini Akhir Segalanya?
21 Episode 21; Dia yang Selalu Datang
22 Episode 22; Aku Tak Mengerti
23 Episode 23; Kunjungan Han Seo Jin
24 Episode 24; Rendezvous
25 Episode 25; Tentang Kutukan di Masa Kecil
26 Episode 26; Berdamai
27 Episode 27; Perubahan Sikap Sang Ayah
28 Episode 28; RISE Entertaiment
29 Episode 29; Menjadi Akrab
30 Wait a Moment Please, I Need a Cup of Coffe...
31 Episode 30; Mirae Foundation
32 Episode 31; PR Pertama Juna
33 Episode 32; SG Idol Comeback Stage
34 Episode 33; Runtuhnya Tembok Harta dan Tahta
35 Episode 34; Awal Dari Semuanya
36 Episode 35; Menghilang
37 Episode 36; Pertemuan yang Gagal
38 Episode 37; Apa Dany Oppa tidak Menyayangiku?
39 Episode 38; Autumn Breeze
40 Episode 39; Pertanyaan Han Seo Jin
41 Episode 40; Pernyataan Han Seo Jin
42 Episode 41; La Red de Alice
43 Episode 42; Keluarga Kim
44 Episode 43; Sosok Hoon
45 Episode 44; Aku Hilang Arah
46 Episode 45; Ekspektasi vs Realita
47 Episode 46; Skandal
48 Episode 47; Press Conference dan Gyeonggi Retirement Home
49 Episode 48; Jalan Lain
50 Episode 49; Kediaman Mo Tae Dong
51 Episode 50; Nobody Fool, But I am
52 Episode 51; Alibi
53 Episode 52; Ciuman Pertama
54 Episode 53; Be My Home
55 Episode 54; Pembohong
56 Episode 55; Luka Lain
57 Episode 56; Tentang Park Juna
58 Episode 57; Next to You
59 Episode 58; Namoo*
60 Episode 59; Rencana Tae Dong
61 Episode 60; Darah Keluarga Cohen
62 Hi Readers!
63 Episode 61; Melepaskan La Red de Alice
64 Episode 62; Zirah Merah
65 Episode 63; Tamu yang Tidak di Harapkan
66 Episode 64; Uncle Suthley Decision
67 Episode 65; My Story
68 Episode 66; Our Story
69 Episode 67; Meninggalkan Mirae Foundation
70 Episode 68; Kantor Mo Tae Dong
71 Episode 69; Yang Datang
72 Episode 70; Suksesi
73 Episode 71; a 'Good' Bye
74 Episode 72; Two Weeks Before Inaguration
75 Episode 73; Cemburu
76 Episode 74; Pengakuan
77 Episode 75; Kejutan di Hari Inagurasi
78 Episode 76; Devastated
79 Episode 77; Konser SG Idol
80 Episode 78; Azaela
81 Episode 79; FIN
82 FINAL: Hi Readers!
83 Episode SP 1; Visual of main character
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Episode 1; Aku Zoey Park
2
Episode 2; Perintah Kabur di Masa Lalu
3
Episode 3; 14 Years Daydream
4
Episode 4; Long Way to Seoul
5
Episode 5; Yang Aku Sebut Sebagai Keluarga
6
Episode 6; Juna Park yang Tidak Aku Kenal
7
Episode 7; Kali Pertama Berbicara dengan Hwang Joon
8
Episode 8; Help Me!
9
Episode 9; Meet You
10
Episode 10; Dia Berkata aku Kesepian
11
Episode 11; Bukan Bangun dari Mimpi Buruk
12
Episode 12; How Desperate I am
13
Episode 13; Perasaan Apa Ini?
14
Episode 14; Icheon
15
Episode 15; Restlessness
16
Episode 16; Bertemu Lucas
17
Episode 17; Kesalahpahaman?
18
Episode 18; Antara Karir dan Passion
19
Episode 19; Sudden Proposal
20
Episode 20; Apakah ini Akhir Segalanya?
21
Episode 21; Dia yang Selalu Datang
22
Episode 22; Aku Tak Mengerti
23
Episode 23; Kunjungan Han Seo Jin
24
Episode 24; Rendezvous
25
Episode 25; Tentang Kutukan di Masa Kecil
26
Episode 26; Berdamai
27
Episode 27; Perubahan Sikap Sang Ayah
28
Episode 28; RISE Entertaiment
29
Episode 29; Menjadi Akrab
30
Wait a Moment Please, I Need a Cup of Coffe...
31
Episode 30; Mirae Foundation
32
Episode 31; PR Pertama Juna
33
Episode 32; SG Idol Comeback Stage
34
Episode 33; Runtuhnya Tembok Harta dan Tahta
35
Episode 34; Awal Dari Semuanya
36
Episode 35; Menghilang
37
Episode 36; Pertemuan yang Gagal
38
Episode 37; Apa Dany Oppa tidak Menyayangiku?
39
Episode 38; Autumn Breeze
40
Episode 39; Pertanyaan Han Seo Jin
41
Episode 40; Pernyataan Han Seo Jin
42
Episode 41; La Red de Alice
43
Episode 42; Keluarga Kim
44
Episode 43; Sosok Hoon
45
Episode 44; Aku Hilang Arah
46
Episode 45; Ekspektasi vs Realita
47
Episode 46; Skandal
48
Episode 47; Press Conference dan Gyeonggi Retirement Home
49
Episode 48; Jalan Lain
50
Episode 49; Kediaman Mo Tae Dong
51
Episode 50; Nobody Fool, But I am
52
Episode 51; Alibi
53
Episode 52; Ciuman Pertama
54
Episode 53; Be My Home
55
Episode 54; Pembohong
56
Episode 55; Luka Lain
57
Episode 56; Tentang Park Juna
58
Episode 57; Next to You
59
Episode 58; Namoo*
60
Episode 59; Rencana Tae Dong
61
Episode 60; Darah Keluarga Cohen
62
Hi Readers!
63
Episode 61; Melepaskan La Red de Alice
64
Episode 62; Zirah Merah
65
Episode 63; Tamu yang Tidak di Harapkan
66
Episode 64; Uncle Suthley Decision
67
Episode 65; My Story
68
Episode 66; Our Story
69
Episode 67; Meninggalkan Mirae Foundation
70
Episode 68; Kantor Mo Tae Dong
71
Episode 69; Yang Datang
72
Episode 70; Suksesi
73
Episode 71; a 'Good' Bye
74
Episode 72; Two Weeks Before Inaguration
75
Episode 73; Cemburu
76
Episode 74; Pengakuan
77
Episode 75; Kejutan di Hari Inagurasi
78
Episode 76; Devastated
79
Episode 77; Konser SG Idol
80
Episode 78; Azaela
81
Episode 79; FIN
82
FINAL: Hi Readers!
83
Episode SP 1; Visual of main character

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!